DAFTAR REFERENSI

DAFTAR REFERENSI

Aiman, S., L. Hakim, dan M. Simamora. 2004, National Innovation System of Indonesia: A Journey and Challenges , The first Asialic International Conference on ‘ Innovation Systems and Cluster : Challenges and Regional Integration’, Bangkok, Thailand, 1-2 April 2004.

Etzkowitz, H. and Leydesdorff, L., 2000. The Dynamic of Innovation: from National System and “Mode 2” to a Triple Helix of University-Industry-Government Relations, Research Policy

29: 109-123. Etzkowitz, H. 2007. University-Industry-Government : The Triple Helix Model of Innovation.

Theme Paper for Triple Helix VI Conference, Singapore, 16 – 18 May, 2007. Intarakumnerd, P., P. Chairatna, . and T. Tangchitpiboon, 2002, National Innovation System in

Less Succesful Developing Countries: The Case of Thailand , Research Policy 31: 1445-1457.

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BALAI TEKNIK KESEHATAN LINGKUNGAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR (BTKL-PPM) KELAS I MEDAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Raya Panjaitan Dosen Fakultas Ekonomi Universitas HKBP Nommensen Abdi Sugiarto Dosen Pascasarjana Universitas HKBP Nommensen

Abstract

Intention of research this is the to assess and analysis how far influence between Leadership styles, Motivation and Job Discipline to employee performance in BTKL-PPM Kelas I Medan Office. Population in research this is the all employees at BTKL-PPM Kelas I Medan of 59 one who all populations are referred made as sampel. Method of data intake that used in research this is the method of survey. Whereas method Analisis Data is conducted with testing pass by double linear equation that

consist of four variables that is Leadership styles(X 1 ), Motivation(X 2 ), Job Discipline(X 3 ) that become free variable whereas Employee Perfomance(Y) is variable is bound, until linear equation in research this is the Y = ß0 + ß 1 X 1 +ß 2 X 2 +ß 3 X 3 + €. This Research bent on to express existing research problems that is: ”How far Leadership styles influence, Motivation, and Job Discipline to employee performance in Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular (BTKL-PPM) Kelas I Medan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia ”.

Research Result that conducted at employee BTKL-PPM Kelas I Medan indicates that Leadership styles, Motivation, and Job Discipline jointly influences Kinerja. Level of influence between Leadership styles, Motivation and Job Discipline to employee performance as high as 0.789 or 78,09% that show Leadership styles ability, Motivation, and employee performance in explaining variation that happened at employee performance as high as 78,9%. Whereas Leadership styles, Motivation, and Job Discipline in partial to employee performance at BTKL-PPM office Kelas I Medan shows only Job Disciplin that have significant influence.

Keyword : Leadership styles, Motivation, Job Discipline and Employee Performance

1. PENDAHULUAN

Pelayanan publik dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan tuntutan kepada pemerintah dalam hal ini adalah pegawai negeri, untuk dapat memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat. Sebagai abdi negara dan abdi masyarakat, pegawai negeri sipil dituntut tanggung jawab yang tinggi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Pelayanan publik biasanya diselenggarakan oleh pemerintah, baik pemerintah pusat maupun daerah. Kuatnya tuntutan masyarakat akan pelayanan yang lebih baik, maka memaksa berbagai instansi pemerintah untuk mendorong peningkatan kinerja yang prima. Ketika sorotan masyarakat madani terhadap tugas-tugas pelayanan managemen pemerintahan kepada masyarakat semakin meningkat, aparatur harus siap memberikan pelayanan yang lebih baik, artinya tidak memperlambat atau mempersulit pelayanan kepada masyarakat.

Aparatur pemerintah di tuntut untuk lebih menyadari fungsinya sebagai abdi Negara dan masyarakat, punggawa yang baik, sehingga mereka semakin mampu melaksanakan tugas- tugas pemerintahan dan tugas pembangunan secara optimal, serta tugas-tugas pelayanan pemerintahan dan tugas pembangunan secara optimal serta tugas-tugas pelayanan masyarakat Aparatur pemerintah di tuntut untuk lebih menyadari fungsinya sebagai abdi Negara dan masyarakat, punggawa yang baik, sehingga mereka semakin mampu melaksanakan tugas- tugas pemerintahan dan tugas pembangunan secara optimal, serta tugas-tugas pelayanan pemerintahan dan tugas pembangunan secara optimal serta tugas-tugas pelayanan masyarakat

Sesuai Undang-undang no. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah atau Otomi Daerah membawa konsekuensi logis bagi pemerintah daerah yaitu adanya pemberdayaan aparatur supaya lebih professional, responsive, dan transfaran. Dalam hal ini peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting, karena pada dasarnya perilaku manusia dapat mempengaruhi setiap tindakan dalam menapai tujuan yang akan di capai.

Salah satu pelayanan publik yang saat ini memjadi sorotan masyarakat adalah pelayanan Kesehatan di Kantor Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular (BTKL-PPM) Kelas I Medan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Instansi pemerintah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah Kantor Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular (BTKL-PPM) Kelas I Medan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia..

Saat ini pelayanan di Kantor Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular (BTKL-PPM) Kelas I Medan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia sedang melakukan pembenahan dalam hal pelayanan kepada masyarakat. Pembenahan dibidang pendayagunaan pegawai termasuk didalamnya pengambil kebijakan. Bila pegawai dapat bekerja secara maksimal dan didukung oleh pengambil kebijakan (pimpinan organisasi) maka pelayanan publik akan dapat ditingkatkan.

Faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi kinerja pegawai antara lain kepemimpinan, motivasi dan disiplin Kerja pegawai dalam melaksanakan tugasnya. Kenyataan menunjukan bahwa tidak sedikit pegawai yang tidak disiplin pada saat jam kerja, akibat dari ketidak disiplinan tersebut berdampak negatif terhadap kinerja. Beberapa faktor yang diduga berpengaruh terhadap kedisiplinan pegawai adalah tingkat kondisi seseorang, motivasi dan kepemimpinan.

Bertolak dari latar belakang masalah tersebut maka secara operasional permasalahan yang akan diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut : ”Apakah ada pengaruh antara Gaya Kepemimpinan, Motivasi dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja pegawai di Kantor Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular (BTKL-PPM) Kelas I Medan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia? ”

Tujuan dari penelitian ini adalah : Untuk mengkaji dan menganalisis sejauh mana pengaruh antara Gaya Kepemimpinan, Motivasi dan Disiplin Kerja terhadap kinerja pegawai di Kantor Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular (BTKL- PPM) Kelas I Medan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Dengan tercapainya tujuan penelitian ini, maka diharapkan hasilnya akan bermanfaat sebagai berikut :

1. Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah, khususnya para pegawai di Kantor Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular (BTKL-PPM) Kelas I Medan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dalam upaya meningkatkan kualitas kinerja mereka.

2. Memberikan konstribusi pemikiran dalam rangka mengetahui pengaruh efektifitas kepemimpinan, motivaswi dan disiplin kerja pegawai terhadap kinerja pegawai di Lingkungan di Kantor Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular (BTKL-PPM) Kelas I Medan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, sekaligus menjadi masukan kepada pimpinan kantor Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular (BTKL-PPM) Kelas I Medan Kementerian Kesehatan

Republik Indonesia dan seluruh pegawai dalam rangka meningkatkan kinerja di unit kerjanya masing-masing.

Kerangka Teoritis

Gaya kepemimpinan pada dasarnya mengandung pengertian sebagai suatu perwujudan tingkah laku dari seorang pemimpin yang menyangkut kemampuannya dalam memimpin. Perwujudan tersebut biasanya membentuk suatu pola atau bentuk tertentu. Pengertian gaya kepemimpinan yang demikian ini sesuai dengan pendapat yang disampaikan oleh Davis dan Newstrom (1995) yang menyatakan bahwa pola tindakan pemimpin secara keseluruhan seperti yang dipersepsikan atau diacu oleh bawahan.

Robbins (2001:166) mengemukakan pendapatnya bahwa motivasi didefinisikan sebagai kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan -tujuan organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan upaya untuk memenuhi sesuatu kebutuhan individu. Dengan demikian indicator Motivasi dalam penel itian ini adalah :

1. Motivasi ekternal, yang

hubungan antar pribadi, (b) pengkajian/honorium, (c) supervise Kepala Kantor, (d) kondisi kerja.

meliputi

: (a)

2. Motivasi Internal, yang meliputi : (a) dorongan untuk bekerja, (b) kemajuan dalam karier, (c) pengakuan yang diperoleh, (d) rasa tanggung jawab dalam pekerjaan, (e) minat terhadap tugas, (f) dorongan untuk berprestasi.

David Mc. Clelland (dalam Owens 1987:129) mengemukakan adanya pemuasan kebutuhan personil yang menimbulkan motivasi mereka, yaitu: kebutuhan prestasi, kebutuhan kekuasaan, dan kebutuhan afiliasi. David Mc Cleand, melalui riset empiris, telah mengemukakan bahwa para usahawan, ilmuwan dan ahli mempunyai tingkat motivasi prestasi di atas rata-rata. Motivasi prestasi seorang usahawan tidak semata-mata ingin mencapai keuntungan , tetapi dia mempunyai keinginan yang kuat untuk berprestasi. Seseorang dianggap mempunyai motivasi prestasi yang tinggi apabila dia mempunyai keinginan untuk berprestasi lebih baik dari pada yang lain dalam banyak situasi.

Mc Clelland, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran Motivasi, yakni:

a. Tanggung jawab dalam menyelesaikan masalah yaitu kesediaan individu untuk menanggung segala sesuatu yang telah menjadi konsekuensinya.

b. Mempunyai tujuan yang sesuai kemampuan, yaitu kemampuan individu untuk mencapai tujuan pribadi secara realitik, aktif, efektif dan efisien.

c. Daya tahan terhadap tekanan yaitu kemampuan individu dalam mengatasi kesulitan- kesulitan yang dihadapi, agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya guna melangsungkan aktivitas/pekerjaan.

d. Ketidakpuasan yaitu sikap positif individu yang selalu berpandangan baik dalam menghadapi segala hal tentang diri, harapan, dan kemampuan.

e. Kepercayaan diri yaitu sikap positif individu tentang dirinya bahwa ia mengerti sungguh- sungguh akan apa yang dilakukan.

Davis (2002: 112) “Disiplin adalah tindakan manajemen untuk memberikan semangat kepada pelaksanaan standar organisasi, ini adalah pelatihan yang mengarah pada upaya membenarkan dan melibatkan pengetahuan-pengetahuan sikap dan perilaku pegawai sehingga ada kemauan pada diri pegawai untuk menuju pada kerjasama dan prestasi yang lebih baik”.

Maryoto, (2000:91), kinerja karyawan adalah hasil kerja selama periode tertentu dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, misal standar, target/sasaran atau kriteria yang telah disepakati bersama. Gibson (1996:70) menyatakan kinerja adalah hasil yang diinginkan Maryoto, (2000:91), kinerja karyawan adalah hasil kerja selama periode tertentu dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, misal standar, target/sasaran atau kriteria yang telah disepakati bersama. Gibson (1996:70) menyatakan kinerja adalah hasil yang diinginkan

Berikut ini dikemukakan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini untuk memahami fenomena gaya kepemimpinan, motivasi dan disiplin kerja di Kantor Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular (BTKL-PPM) Kelas I Medan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, khususnya tentang pengaruh gaya kepemimpinan, motivasi, dan disiplin terhadap kinerja pegawainya. Alur pemikiran tersebut dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah ini.

Gaya Kepemimpinan :

1. Structure initiating

Kinerja Pegawai (Y)

Motivasi Kerja :

(1) Kualitas pekerjaan (2) Kuantitas Pekerjaan

1. Intrinsik (3) Supervisi yang diperlukan

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Pengaruh Gaya kepemimpinan, Motivasi dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai di BTKL – PPM Kelas I Medan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Hipotesis Berdasarkan identifikasi, perumusan masalah, kajian pustaka, kerangka pemikiran dan paradigma penelitian di atas, maka hipotesis yang dapat diuraikan untuk penelitian ini adalah sebagai berikut : “Ada pengaruh yang signifikan antara Gaya kepemimpinan, Motivasi dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Pegawai di Kantor Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular (BTKL-PPM) Kelas I Medan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. ”

2. METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan pada Pegawai di Kantor Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular (BTKL-PPM) Kelas I Medan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Penelitian ini dilakukan menggunakan pendekatan survey dengan jenis penelitian Deskriptif Kuantitatif. Pendekatan survey adalah kegiatan mengumpulkan data sebanyak- banyaknya mengenai fakta-fakta yang merupakan pendukung terhadap penelitian, dengan maksud untuk mengetahui status, gejala menentukan kesamaan status dengan cara membandingkan dengan standard yang sudah dipilih dan atau ditentukan (Arikunto, 2005)

Jenis penelitian berupa deskriptif kuantitatif, yaitu untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi, dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja pegawai di kantor Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular (BTKL-PPM) Kelas I Medan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Menurut Sugyono (2006), penelitian deskriptif dilakukan untuk mengetahui nilai variabel independen. Adapun sifat penelitian adalah explanatory research yaitu menguraikan dan menjelaskan pengujian mengenai konsep baru atau pencarian sebab akibat antar variabel.

Populasi target penelitian ini adalah semua pegawai di Kantor Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular (BTKL-PPM) Kelas I Medan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yang berjumlah 59 orang. Sampel penelitian menggunakan teknik sampel jenuh dimana semua anggota populasi di angkat menjadi sampel penelitian.

Untuk memperoleh data yang sesuai dengan permasalahan penelitian digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut : (1). Studi dokumentasi, yaitu pengumpulan data dengan cara mempelajari, menelaah berbagai buku-buku, penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh orang lain, serta dokumentasi yang ada relevansinya dengan masalah yang diteliti. (2) Kuisioner, yaitu berupa daftar pertanyaan yang disusun untuk disebarkan kepada resfonden.

Alat pengumpul data dikembangkan dengan kuisioner yang berbentuk skala likert dengan alternatife jawaban untuk masing-masing variable dan diberi skor 1 – 5 sebagai berikut : Selalu/Sangat Setuju/sangat tinggi/sangat penting, Sering/Setuju/tinggi/penting, Kadang- kadang/Ragu-ragu/cukup

tidak pernah/tidak setuju/rendah/kurang penting, tidak pernah/sangat tidak setuju/rendah sekali/tidak penting. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey penjelasan (explanatory survey method) dengan pendekatan kuantitatif melalui korelasi dan analisis jalur. Analisis ini akan digunakan dalam menguji besarnya pengaruh yang ditunjukkan oleh

tinggi/cukup

penting,

hampir

koefisien Korelasi antara variable Gaya Kepemimpinan (X 1 ), motivasi kerja (X 2 ) dan displin kerja (X 3 ) terhadap kinerja pegawai (Y). Metode analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan ekonometrika atau regresi yang dimaksudkan untuk mengetahui Pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Model regresi yang dilakukan pada penelitian ini adalah regresi linier berganda. Berdasarkan rancangan penelitian sebelumnya, Pengaruh variabel terikat dan variabel bebas dinyatakan sebagai berikut :

Keterangan : Y

= Kinerja Pegawai X1 = Gaya Kepemimpinan X2 = Motivasi X3 = Disiplin Kerja

= Variabel Penganggu  0 = Konstanta

 1 ,  2 = Koefisien Estimasi Model

Persamaan tersebut akan diestimasi dengan menggunakan metode OLS dan akan digunakan program SPSS untuk mengestimasinya.

3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Uji Koefisien Determinasi ( Uji R ) Uji determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model, yaitu variasi variabel bebas dalam menerangkan variasi variabel terikatnya. Nilai koefisien deterninasi (R 2 ) yang diperoleh dalam penelitian ini sebesar 0.789 atau 78,09% yang menunjukkan kemampuan variabel Gaya Kepemimpinan, Motivasi, dan Disiplin Kerja dalam menjelaskan variasi yang terjadi pada Kinerja 78,9%, sedangkan sisanya sebesar 21,1% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam model.

Uji Serempak (Uji F) Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik F dengan kriteria pengambilan keputusan jika nilai F hitung lebih besar dari F tabel , maka H 0 ditolak dan H 1 diterima. Dari hasil penelitian ini didapat bahwa F hitung = 68,536 dan F tabel = 3,17, F hitung lebih besar dari F tabel dan nilai signifikan adalah 0.000 lebih kecil dari nilai alpha 0.05. Keputusan yang diambil adalah H 0 ditolak dan H 1 diterima. Diterimanya hipotesis alternatif menunjukkan variabel bebas X 1, X 2, dan X 3 mampu menjelaskan keragaman dari variabel terikat (Y) atau dengan kata lain Gaya Kepemimpinan, Motivasi dan Disiplin Kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Kinerja pegawai di kantor Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Menular (BTKL-PPM) Kelas I Medan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Uji Parsial (Uji t) Untuk menguji hipotesis pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi, dan Disiplin Kerja secara parsial dilakukan uji terhadap kinerja. Pengujian ini dilakukan dua arah, menggunakan tingkat signifikansi alpha 5% dan derajat bebas (n-k-1).

Pengujian hipotesis dilakukan dengan membandingkan antara nilai t hitung dengan nilai t tabel dengan kriteria keputusan adalah :

Jika t hitung <t tabel H 0 diterima atau H 1 ditolak Jika t hitung >t tabel H 0 ditolak atau H 1 diterima

Hasil pengujian dari data penelitian menunjukkan bahwa nilai konstanta adalah sebesar 4.070 dan nilai koefisien masing-masing variabel adalah sebesar -0.053 untuk X 1 , sebesar 0,028 untuk X 2, sebesar 0.726 untuk X 3 . Maka model regresi untuk penelitian ini adalah sebagai berikut :

Y = 4.070 - 0,053X 1 + 0.028X 2 + 0.726X 3

Dimana : Y

= Kinerja Pegawai ;

X 1 = Gaya Kepemimpinan

X 2 = Motivasi;

X 3 = Disiplin Kerja

Dari hasil pengujian data penelitian menunjukkan bahwa koefisien variabel Gaya Kepemimpinan sebesar -0,053 yang berarti bahwa nilai variabel Gaya Kepemimpinan naik 1% maka Kinerja akan turun sebesar 0,053 dengan menganggap nilai variabel lain konstan. Nilai t hitung Gaya Kepemimpinan sebesar -0,417 lebih kecil dari nilai t tabel sebesar 2,92 yang berarti H 0 diterima yaitu bahwa Gaya Kepemimpinan secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Pegawai di kantor Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Menular (BTKL-PPM) Kelas I Medan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Koefisien Variabel Motivasi sebesar 0,028 berarti bahwa jika Motivasi naik 1% maka Kinerja pegawai akan naik sebesar 0,028 dengan menganggap nilai variabel lain konstan. Nilai t hitung Motivasi sebesar 0,254 lebih kecil dari 2,92 yang berarti H 0 diterima yaitu bahwa Motivasi secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Pegawai di kantor Balai Teknik

Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Menular (BTKL-PPM) Kelas I Medan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Koefisien Variabel Disiplin Kerja sebesar 0,726 berarti bahwa jika Disiplin Kerja naik 1% maka Kinerja pegawai akan naik sebesar 0,726 dengan menganggap nilai variabel lain konstan. Nilai t hitung Disiplin Kerja sebesar 8,461 lebih besar dari 2,92 yang berarti H 0 diterima yaitu bahwa Disiplin Kerja secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Pegawai di kantor Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Menular (BTKL-PPM) Kelas I Medan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

4. KESIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil penelitian dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel independen (bebas) yaitu Gaya Kepemimpinan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Kinerja) di Kantor Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular (BTKL-PPM) Kelas I Medan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

2. Hasil pengujian menunjukkan variabel independen (bebas) yaitu Motivasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Kinerja) di Kantor Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular (BTKL-PPM) Kelas I Medan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

3. Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel Disiplin Kerja berpengaruh signifikan terhadap Kinerja pegawai di Kantor Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular (BTKL-PPM) Kelas I Medan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

4. Dari hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel Gaya Kepemimpinan, Motivasi, dan Disiplin Kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja pegawai pada Kantor Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular (BTKL-PPM) Kelas I Medan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Sebagai implikasi dari hasil penelitian ini, peneliti mengemukakan saran-saran sebagai berikut :

1. Bagi para pimpinan Kantor Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular (BTKL-PPM) Kelas I Medan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, sebaiknya berusaha selalu menjaga dan meningkatkan Gaya Kepemimpinan serta selalu berusaha meningkatkan pemberian Motivasi kepada para pegawainya.

2. Bagi Peneliti Berikutnya. Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi terhadap Disiplin Kerja Pegawai Kantor Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular (BTKL-PPM) Kelas I Medan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia sebesar 78,9% menunjukkan selain Gaya Kepemimpinan dan Motivasi masih banyak faktor-faktor lain yang mempengaruhi Disiplin Kerja Pegawai Kantor Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular (BTKL-PPM) Kelas I Medan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Sedangkan Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi terhadap Kinerja Pegawai Kantor Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular (BTKL-PPM) Kelas I Medan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia sebesar 21,2% menunjukkan selain Gaya Kepemimpinan dan Motivasi masih banyak faktor-faktor lain yang mempengaruhi Disiplin Kerja Pegawai Kantor Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular (BTKL-PPM) Kelas I Medan Kementerian Kesehatan

Republik Indonesia. Oleh karena itu bagi peneliti berikutnya sebaiknya meneliti faktor- faktor lain di luar model penelitian ini.