Cara Pengumpulan Data

3.2 Cara Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner terstruktur.

3.2.1 Metode Kuesioner

Kuesioner (angket) adalah metode pengumpulan data dengan memberikan daftar pertanyaan kepada responden. Dalam penelitian ini digunakan sistem tertutup yaitu alternatif jawaban sudah disediakan bagi responden sehingga responden tinggal memilih jawaban yang telah disediakan. Alternatif jawaban tersebut merupakan suatu pertanyaan atau penilaian (Sekaran, 2006) dengan enam tingkat jawaban antara skor -3 sampai dengan +3 (-3, -2, -1, +1, +2, +3).

Namun pada penelitian ini untuk mempermudah sampel mengisi kuisioner, maka penulis meringkas jawaban hanya pada empat rentang nilai, yaitu :

· SS = Sangat Setuju

diberi bobot +2

·S = Setuju

diberi bobot +1

· TS = Tidak Setuju

diberi bobot -1

· STS = Sangat Tidak Setuju

diberi bobot -2

Adapun susunan kuesionernya terdiri dari empat bagian: Bagian I: Berisi pertanyaan tentang data pribadi responden beserta karakteristik konsumen

berupa gender yang keseluruhan sampel pada penelitian ini difokuskan pada wanita, usia, dan penghasilan.

Bagian II: Berisi pertanyaan tentang variabel sikap yang terdiri dari pertanyaan keyakinan

dan evaluasi responden terhadap atribut produk (harga beli, harga jasa, kualitas

55 produk, pelayanan jasa, bahan baku, desain kemasan, kemudahan, pelayanan, ketepatan dosis produk, kenyamanan, dan ketersediaan dokter).

Bagian III: Berisi pertanyaan tentang variabel norma subjektif yang terdiri dari pertanyaan

keyakinan normatif dan motivasi responden terhadap atribut produk harga beli, harga jasa, kualitas produk, pelayanan jasa, bahan baku, desain kemasan, kemudahan, pelayanan, ketepatan dosis produk, kenyamanan, dan ketersediaan dokter.

Bagian IV: Berisi pertanyaan tentang variabel minat berperilaku dalam pembelian produk

kecantikan dan jasa Naavagreen.

3.2.2 Karakteristik responden

Responden yang akan diteliti adalah masyarakat yang sudah pernah membeli dan menggunakan Produk kecantikan dan jasa Naavagreen.

3.2.3 Definisi Operasional Variabel

Dalam penelitian ini, variabel penelitian yang digunakan oleh penulis adalah sebagai berikut:

A. Keyakinan Atribut

Keyakinan (bi) merupakan pemikiran deskriptif yang dimiliki oleh seseorang mengenai sesuatu. Faktor keyakinan konsumen terhadap produk kecantikan dan jasa Naavagreen dipengaruhi oleh adanya atribut yang melekat

56 pada produk tersebut, yaitu :

1. Keyakinan terhadap harga beli yang terjangkau Produk kecantikan Navaagreen.

2. Keyakinan terhadap harga jasa yang terjangkau Produk kecantikan Navaagreen .

3. Keyakinan terhadap kualitas yang tinggi Produk kecantikan Navaagreen.

4. Keyakinan terhadap pelayanan yang memuaskan Produk kecantikan Navaagreen.

5. Keyakinan terhadap bahan baku yang berkualitas tinggi Produk kecantikan Navaagreen.

6. Keyakinan terhadap bahan baku yang alami Produk kecantikan Navaagreen.

7. Keyakinan terhadap kemasan yang sangat menarik Produk kecantikan Navaagreen.

8. Keyakinan terhadap kemudahan mendapatkan Produk kecantikan Navaagreen.

9. Keyakinan terhadap pelayanan yang baik Produk kecantikan Navaagreen.

10. Keyakinan terhadap dosis yang tepat untuk setiap permasalahan jenis kulit wajah Produk kecantikan Navaagreen.

11. Keyakinan terhadap ruang tunggu outlate yang luas dan nyaman.

12. Keyakinan terhadap ruang perawatan yang luas dan nyaman.

13. Keyakinan terhadap Dokter spesialis kulit yang berkompeten di setiap outlate Naavagreen.

B. Evaluasi Atribut

Evaluasi (ei) merupakan penilaian konsumen terhadap konsekuensi yang akan diterima atas atribut yang melekat pada Produk kecantikan Navaagreen.

57 Keyakinan dan Evaluasi digunakan untuk mengukur sikap konsumen dalam membeli Produk kecantikan Navaagreen. Keyakinan dan evaluasi diukur dengan atribut-atribut yang melekat pada produk diantaranya adalah:

1. Harga beli : meliputi harga beli produk dan jasa kecantikan Naavagreen. Harga beli yang terjangkau mempengaruhi minat konsumen untuk menggunakan produk dan jasa kecantikan Naavagreen.

2. Kualitas : bahan baku yang berkualitas tinggi mempengaruhi kualitas produk kecantikan Naavagreen. Selain itu para terapis yang berpengalaman juga mempengaruhi banyaknya pasian yang memanfaatkan jasa Naavagreen.

3. Pelayanan : pelayanan yang memuaskan hati konsumen tidak hanya dari produk yang memiliki kualitas tinggi. Namun peran front office juga menentukan minat konsumen utuk datang kembali ke outlate Naavagreen, baik itu hanya untuk pembelian produk ataupun menggunakan jasa kecantikan Naavagreen.

4. Bahan baku : bahan baku yang terbuat dari bahan-bahan alami sekaligus berkualitas tinggi meningkatkan keyakinan konsumen untuk kembali menggunakan produk dan jasa kecantikan Naavagreen.

5. Kemasan : kemasan yang menarik menimbulkan rasa ketertarikan terhadap suatu produk.

6. Kemudahan : tersebarnya outlate Naavagreen yang hampir diseluruh wilayah Yogyakarta membuat konsumen ataupun pasien Naavagreen

58 enggan berpindah ke lain produk. Selain itu letak outlate yang strategis juga memungkinkan konsumen dan pasien Naavagreen tak perlu bejalan jauh untuk mendapatkan produk dan jasa kecantikan Naavagreen.

7. Dosis : berbeda jenis kulit berbeda pula penanganannya, begitu juga dosis produk yang diberikan. Dosis yang tepat untuk setiap permasalahan kulit di setiap jenis kulit membuat konsumen merasa diberikan perawatan dokter spesialis kulit di rumah sendiri.

8. Kenyamanan : ruang tunggu outlate dan ruang perawatan yang luas dan nyaman membuat konsumen betah mengantri untuk mendapatkan produk dan jasa Naavagreen.

9. Dokter : keberadaan dokter spesialis kulit di setiap outlate Naavagreen membuat konsumen yakin akan dosis produk yang akan digunakan nantinya.

C. Keyakinan Normatif

Keyakinan Normatif (NBj) merupakan pemikiran deskriptif yang dimiliki oleh orang terdekat. Faktor kepercayaan konsumen terhadap produk dan Jasa kecantikan Naavagreen dipengaruhi oleh adanya pengaruh dari orang terdekat konsumen, yaitu :

· Orang Tua · Keluarga · Teman

D. Motivasi

Motivasi (MCj) adalah sebuah proses yang dimulai dari adanya kekurangan baik secara fisiologis maupun psikologis yang memunculkan perilaku atau dorongan yang diarahkan untuk mencapai sebuah tujuan tertentu. Motivasi berhubungan dengan adanya dorongan internal atau eksternal yang memicu perilaku tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam hal ini faktor motivasi terbentuk dari faktor keyakinan serta evaluasi dari konsumen dan sugesti keluarga terhadap produk dan jasa kecantikan Naavagreen.