Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap pangan: i Mitigasi gangguan terhadap kedaulatan pangan: benih adaptif

Sasaran 2014 baseline 2015 2016 2017 2019 Produksi DN untuk Kedaulatan Pangan Produksi Pangan Utama: - Padi Juta Ton 70,6 75,0 76,2 77,0 82,0 Produksi Pangan LainnyaDiversifikasi Pangan: - Jagung Juta Ton 19,1 19,8 21,4 22,4 24,1 - Kedelai Juta Ton 0,92 0,98 1,50 1,90 2,60 - Produksi Gula Juta Ton 2,6 2,6 2,8 3,0 3,8 Produksi Sumber Protein: - Daging Sapi Juta Ton 0,45 0,42 0,59 0,64 0,76 - Ikan Juta ton 10,6 13,6 14,8 16,0 18,8 Pembangunan, Peningkatan dan Rehabilitasi Irigasi: - Pembangunan Jaringan irigasi air permukaan , air tanah dan rawa Juta ha, kumulatif 8,90 9,08 9,17 9,52 9,89 - Rehabililtasi dan Peningkatan jaringan irigasi permukaan, air tanah dan rawa Juta ha 2,71 2010-2014 0,48 0,30 0,64 3,01 2015-2019 - Pembangunan irigasi tambak Ribu ha, kumulatif 189,75 195,58 203,48 229,45 304,75 - Pembangunan waduk groundbreaking 16 on going 13 8 9 49 2015-2019 Untuk 3 tahun pertama: fokus pada swasembada padi Untuk kedelai fokus pada konsumsi DN utamanya untuk tahu dan tempe; Gula, daging sapi dan garam fokus pada pemenuhan konsumsi rumah tangga Angka Sementara; Angka Tahunan Arah Kebijakan: 1. Peningkatan ketersediaan pangan melalui penguatan kapasitas produksi DN: Padi: i penyelesaian pengamanan lahan berkelanjutan menahan konversi sawah dan perluasan sawah baru 1 juta ha dan jaringan irigasi; ii revitalisasi penyuluhan dan sistem perbenihan-1.000 desa berdaulat benih dan 1.000 desa pertanian organik

2. Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap pangan: i

pembangunan gudang dengan fasilitas pasca panen; pengendalian pengaturan impor yang efektif; ii penguatan cadangan pangan dan stabilisasi harga pangan; iii pengembangan sistem logistik ikan 3. Meningkatkan perbaikan kualitas konsumsi pangan dan gizi masyarakat: i konsumsi protein: telur, ikan, dan daging, sayur dan buah; ii penggunaan pangan lokal non beras

4. Mitigasi gangguan terhadap kedaulatan pangan: benih adaptif

perubahan iklim, sekolah iklim dan asuransi pertanian Sasaran dan Arah Kebijakan Kebijakan terkait Revolusi Mental: 1. Penurunan pemborosan air, pupuk, pestisida serta Food Waste di meja makan 2. Mendorong kreativitas dan inovasi 3. Mendorong diversifikasi produksikonsumsi pangan yang sehat 4. Penegakan hukum dan disiplin Slide - 66 Slide - 67 LEVEL 1 LEVEL 2 Slide - 68 Arah Kebijakan: 1. Meningkatkan produksi energi primer minyak, gas dan batubara: lapangan baru, IOREOR, pengembangan gas non konvensional shale gas dan CBM 2. Meningkatkan Cadangan Penyangga dan Operasional Energi: i cadangan energi pemerintah; ii pengadaan kontrak jangka menengah dan panjang untuk Sumber Daya energi 3. Meningkatkan peranan energi baru terbarukan dalam bauran energi: i insentif, pemberian subsidi, dan harga yang tepat; ii pemanfaatan bahan bakar nabati 4. Meningkatkan Aksesibilitas: i mendorong penggunaan Sumber Daya energi untuk penggunaan setempat; ii pemanfaatan gas kota; iii konversi BBM ke BBG 5. Peningkatan efisiensi dalam penggunaan energi: i pengembangan insentif dan mekanisme pendanaan untuk teknologi hematefisiensi energi; ii audit energi; iii peningkatan peran perusahaan layanan energi ESCO 6. Meningkatkan pengelolaan subsidi energi yang lebih transparan dan tepat sasaran 7. Pemanfaatan optimum Sumber Daya Energi Terbarukan Sasaran 2014 baseline 2015 2016 2017 2019 Rasio Elektrifikasi 84,1 88,5 90,2 91,1 96,6 Konsumsi Listrik Perkapita Kwh 843 914 985 1.058 1.200 Peningkatan Produksi Sumber Daya Energi:  Minyak Bumi ribu BMhari 789 788 830 780 700  Gas Bumi ribu SBMhari 1.455 1.194 1.155 1.175 1.295  Batubara juta Ton 458 393 419 413 400 Penggunaan Dalam Negeri DMO:  Gas bumi Dalam Negeri 57 59 61 62 64  Batubara Dalam Negeri 16,6 20,3 26,5 29,3 60,0 Pembangunan FSRU Regasifikasi unit 2 1 2 1 2 Jaringan pipa gas kumulatif, km 11.960 13.458 15.330 15.364 18.322 Pembangunan SPBG unit 13 18 30 25 15 Jaringan gas kota lokasiSR 516.949 28.000 33121.000 46271.500 48374.000 Porsi EBT dalam Bauran Energi 6 10 13 15 16 Merupakan target tahunan: 2014 dan 2015 angka realisasi. Peningkatan sambungan rumah termasuk kerjasama dengan badan usaha dan diharapkan pada tahun 2019 secara kumulatif mencapai lebih kurang 1,3 juta SR. Hanya mencakup jumlah SR yang dibangun melalui APBN. Kebijakan terkait Revolusi Mental: 1. Penguatan tata kelola good governance sumberdaya energi 2. Pemanfaatan energi secara efisien 3. Pelayanan BUMN energi yang memuaskan pelanggan 4. Penambangan yang ramah lingkungan 5. Penegakan hukum dan disiplin di sektor energi Slide - 69 LEVEL 1 Slide - 70 Perencanaan Terintegrasi Pembangunan EBT dan Konservasi Energi LEVEL 2 Slide - 71 Sasaran 2014 BASELINE 2015 2016 2017 2019 Memperkuat Jatidiri sebagai Negara Maritim  Penyelesaian pencatatandeposit pulau-pulau kecil ke PBB 13.466 750 500 target Deposit Pulau selesai 17.466 Selesai th 2017  Penyelesaian batas maritim antar negara 1 negara 1 negara 1 negara 1 negara 9 negara Pemberantasan Tindakan Perikanan Ilegal • Meningkatnya ketaatan pelaku perikanan 52 66 73 76 87 Membangun Konektivitas Nasional:  Pengembangan pelabuhan untuk menunjang tol laut 24 24 24 24 24  Pengembangan pelabuhan penyeberangan 210 15 23 20 270 kumulatif  Pembangunan penyelenggaraan kapal perintis 50 unit 30 30 104 kumulatif Pengembangan Ekonomi Maritim dan Kelautan  Produksi hasil kelautan juta ton  Ikan Tangkap Budidaya  Rumput Laut  Garam 28,3 10,6 10,1 2,5 33,1 13,6 10,6 3,3 35,4 14,8 11,1 3,6 39,4 16,0 13,4 3,8 40-50 18,8 19,5 4,5  Pengembangan pelabuhan perikanan 21 unit 22 unit 22 unit 22 unit 24 unit  Peningkatan luas kawasan konservasi laut 15,7 juta ha 16,5 juta ha 17,1 juta ha 17,9 juta ha 20 juta ha ARAH KEBIJAKAN: 1. Penyelesaian tata batas dan batas landas kontinen di luar 200 mil laut, serta penamaan pulau-pulau dan pendaftarannya 2. Pengaturan dan pengendalian ALKI 3. Penguatan lembaga pengawasan laut 4. Peningkatan Koordinasi dalam Penanganan Pelanggaran Tindak Pidana 5. Meningkatkan pembangunan sistem transportasi multimoda 6. Melakukan upaya keseimbangan antara transportasi yang berorientasi nasional dengan transportasi yang berorientasi lokal dan kewilayahan 7. Percepatan pengembangan ekonomi kelautan 8. Meningkatkan dan mempertahankan kualitas, daya dukung dan kelestarian fungsi lingkungan laut 9. Meningkatkan wawasan dan budaya bahari serta penguatan SDM dan Iptek kelautan 10. Meningkatkan harkat dan taraf hidup nelayan serta masyarakat pesisir Kebijakan terkait Revolusi Mental: 1. Perubahan mindset sebagai bangsa maritim 2. Perubahan kebijakan penyelenggaraan pelayaran Perintis 3. Penegakan hukum dan disiplin Keterangan: Mulai tahun 2016 pembangunan kapal perintis dialihkan menjadi penyelenggaraan layanan perintis, mengikuti model pelayanan udara perintis. Slide - 72 LEVEL 1 Slide - 73 LEVEL 2 Slide - 74 Sasaran 2014 Baseline 2015 2016 2017 2019  Wisatawan Mancanegara Orang 9,4 juta 9,7 juta 12,0 juta 13,0 juta 20,0 juta  Wisatawan Nusantara Kunjungan 250 juta 259 juta 260 juta 263 juta 275 juta  Devisa triliun rupiah kurs Rp12.000 133,9 150 172,8 185,9 260 ARAH KEBIJAKAN: 1. Pemasaran Pariwisata Nasional: mendatangkan sebanyak mungkin wisatawan manca negara dan mendorong peningkatan wisatawan nusantara 2. Pembangunan Destinasi Pariwisata: meningkatkan daya tarik daerah tujuan wisata sehingga berdaya saing di dalam negeri dan di luar negeri 3. Pembangunan Industri Pariwisata: meningkatkan partisipasi usaha lokal dalam industri pariwisata nasional serta meningkatkan keragaman dan daya saing produkjasa pariwisata nasional di setiap destinasi periwisata yang menjaDi fokus pemasaran 4. Pembangunan Kelembagaan Pariwisata: membangun sumber daya manusia pariwisata serta organisasi kepariwisataan nasional Kebijakan terkait Revolusi Mental:  Membentuk masyarakat yang ramah dan lingkungan yang nyaman bagi pelancong  Petugas yang ramah dan melayani  Penegakan hukum dan disiplin Slide - 75 LEVEL 1 Slide - 76 Perencanaan Terintegrasi Pengembangan 10 Destinasi LEVEL 2 Slide - 77 Sasaran 2014 Baseline 2015 2016 2017 2019

1. Sasaran Pertumbuhan Industri