Persyaratan Fisik, Ketentuan dasar fisik lingkungan perumahan harus memenuhi faktor- Kebutuhan Sarana dan Prasarana, teknis data dan informasi yang perlu dipersiapkan

8

A. Daya Dukung Tanah

Daya dukung tanah berkaitan langsung dengan proses pembangunan pondasi rumah. Daya dukung tanah dilihat dari peta jenis tanah.

B. Ketersediaan Air

Faktor ketersedian air tanah dan pdam sangat berpengaruh terhadap pendirian suatu bangunan permukiman dan perumahan, karena air merupakan kebutuhan vital dalam kehidupan. Informasi ketersediaan air didapatkan dari Peta Air PDAM, Peta Kedalaman air tanah.

C. Kemiringan Lereng

Sesuai dengan kesesuain lahan kawasan permukiman serta standar teknisnya dimana pemukiman dapat didirikan pada topografi datar sampai bergelombang kelerengan 0- 15.

D. Aksesibiltas

Faktor aksesibilas sangat penting dalam penentuan lahan untuk permukiman. Kemudahan akses dalam mencapai lokasi permukiman menjadi daya tarik bagi seseorang dalam membangun tempat tinggal. Analisis Aksesbilitas dinilai dari jarak ke jalan utama.

E. Perubahan lahan

Dalam menentukan lokasi lahan yang dapat diubah menjadi lahan terbangun harus mengetahui jenis penggunaan lahan asalnya agar tidak terjadi eksploitasi lahan yang berlebihan. Pengubahan lahan pertanian menjadi lahan terbangun harus dikendalikan agar keseimbangan alam tetap terjaga.

F. Kerawanan Bencana

Sesuai dengan fungsi utama perumahan dan permukiman yaitu sebagai tempat tinggal mestinya harus menyediakan lingkungan yang sehat dan aman dari bencana alam berupa gunung meletus, banjir, tanah longsor, erosi dan lain lain.

G. Jarak terhadap pusat Perdagangan dan fasilitas Pelayanan Umum

Kawasan pemukiman yang secara fisik ditunjukkan oleh kumpulan rumah-rumah yang mendominasi tata ruangnya dan memiliki berbagai fasilitas untuk mendukung kehidupan perekonomian warganya secara mandiri. Analisis parameter ini dinilai dari jarak ke pasar, terminal dan rumah sakit. 9 BAB III PEMBAHASAN

3.1. REVIEW JURNAL

Penelitian yang berjudul “Pemanfaatan SIG Untuk Menentukan Lokasi Potensial Pengembangan Kawasan Perumahan Dan Permukiman” dengan mengambil studi Kasus di Kabupaten Boyolali menggunakan metode AHP Analytic Hierarchy Process. Dalam metode penilitian yang diterapkan pertama tama yaitu dengan menentukan parameter yang akan digunakan dalam penentuan lokasi perumahan dan permukiman di Kabupaten Boyolali dengan bantuan SIG. Adapun parameter yang diambil peneliti antara lain Daya dukung lahan, Ketersediaan Air, Kemiringan lereng, Aksesibilitas, Perubahan lahan, Kerawanan bencana, dan pelayanan umum. Secara garis besar metode penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada diagram berikut Gambar 3. Alur Penelitian Dari analisis dan perhitungan dengan metode AHP dan klasifikasi peta menggunakan SIG dapat diketahui bahwa proses perbandingan pasangan cukup konsisten dengan nilai Rasio konsistensi CR sebesar 0,089 pada BAPPEDA dan 0,018 pada DPU, atau dianggap sudah memenuhi syarat ≤ 0.1 Marimin, 2004 sehingga nilai bobot untuk ke tujuh parameter sudah dapat digunakan untuk menentukan tingkat potensi lahan untuk lokasi perumahan dan permukiman. Dari tahapan tersebut disajikan diagram persentase akan hasil pembobotan setiap parameter yang