Pekerjaan Pemasangan (Erection) Segment Box Girder

3.3.5 Pekerjaan Pemasangan (Erection) Segment Box Girder

Pekerjaan pemasangan segment box girder dilakukan setelah pekerjaan pier jembatan telah selesai dan mutu rencananya telah tercapai. Adapun pada proyek Pengembangan Simpang Susun Semanggi ini terdiri dari 2 metode kerja, yaitu pemasangan segment box girder dengan menggunakan sistem shoring dan pemasangan segment box girder dengan menggunakan sistem lifter . Pekerjaan pemasangan segment box girder dengan sistem lifter dilakukan pada bentang yang melintas di atas suatu area atau objek yang tidak diperkenankan terganggu operasionalnya.

Gambar 3-47 Metode Pelaksanaan Pemasangan (Erection) Segment Box Girder

a. Spesifikasi Teknis

Di dalam pelaksanaannya, pekerjaan pemasangan segment box girder memerlukan beberapa parameter seperti pengamatan secara pengamatan visual, posisi dan elevasi dari segment box girder, geometry control serta pelaksanaan stressing strand. Sedangkan untuk syarat mutu yang harus dipenuhi berupa mutu beton K-500 dan diameter strand sebesar 0,6”.

b. Metode Pelaksanaan

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, terdapat dua metode pelaksanaan dalam pekerjaan pemasangan (erection) segment box girder. Pelaksanaan erection dari segment box girder menggunakan sistem shoring dilaksanakan pada span-span yang tidak melintang di atas jalan raya yang sudah ada. Adapun tahapan-tahapan pelaksanaannya adalah sebagai berikut:

1. Tim survei melakukan stake out dan marking untuk set ground level dan posisi sistem shoring

2. Persiapan, perataan dan pemadatan ground level sampai didapatkan bearing capacity

sebesar 200 kPa (2 kg/cm 2 ) (Gambar 3-48).

Gambar 3-48 Land Preparation

3. Pengecoran slipper dengan dimensi sesuai perhitungan rencana sebagai landasan shoring tower dengan mutu beton sebesar 25 MPa.

4. Sistem shoring dipasang pada lokasi dan diatur ketinggiannya sesuai dengan rencana yang mengacu pada data geometry control sebagai referensi (Gambar 3-49).

Gambar 3-49 Install dan Setting Sistem Shoring

5. Pasang h-beam pada top shoring. Setelah itu hydraulic jack dipasang sebagai dudukan box di atas pier head dan screw jack sebagai dudukan box yang berada di tengah bentang. Pada saat instalasi hydraulic jack maupun screw jack harus sangat diperhatikan elevasi atas setiap jack oleh surveyor (Gambar 3-50; Gambar 3-51).

Gambar 3-50 Instalasi H-Beam dan Screw Jack

Gambar 3-51 Detail H-Beam dan Screw Jack

6. Setelah instalasi shoring selesai dilakukan erection box girder sesuai dengan arah rencana. Pemasangan segment box menggunakan crane 170 ton ke atas shoring dengan mengabaikan gradien segmen seharusnya. Beri ruang antar segmen dengan segmen selanjutnya. Space tersebut guna memberi ruang saat pelekatan epoxy antar segmen (erection tahap 1) (Gambar 3-52).

Gambar 3-52 Erection Segment Box Girder Tahap 1

7. Setelah semua segmen di-erection tahap 1 (tersisa satu segmen terakhir). Dilakukan tilting segmen dengan menggunakan spreader beam guna penyesuaian dengan geometri rencana selain itu dilakukan perekatan antar segmen menggunakan epoxy.

8. Setelah direkatkan dengan epoxy dilakukan temporary stressing guna menahan segmen sebelum dilakukan permanent stressing. Setelah semua segmen telah rapat, erection segmen terakhir dilakukan. Kemudian dilakukan pengecoran terhadap wet joint (Gambar 3-53).

Gambar 3-53 Erection Segment Box Girder Terakhir dan Pengecoran Wet Joint

9. Setelah segmen terakhir sudah masuk ke dalam span. Dilakukan permanent stressing kepada setiap segmen (Gambar 3-54).

Gambar 3-54 Permanent Stressing of Segment Box Girder

10. Setelah dilakukan stressing, dilakukan grouting. Lalu shoring dapat di- release dan digunakan di lokasi span selanjutnya (Gambar 3-55).

Gambar 3-55 Span yang Telah Terpasang Segmen Penuh

Sedangkan untuk metode erection dari segment box girder menggunakan lifter digunakan di span yang melintang Jalan Jenderal Sudirman serta Jalan Jenderal Gatot Subroto. Dalam pelaksanaan lifter dibantu trailer dan crane untuk melaksanakan erection. Pelaksanaan erection dengan lifter juga dilaksanakan secara bersamaan dari dua arah sehingga nanti bertemu di tengah bentang.

1. Lifter diposisikan ke posisi di ujung pier untuk melaksanakan erection

2. Support jack pada lifter didongkrak sehingga lifter didukung oleh jack bukan roda. Rear anchorage beam diangkurkan ke lubang tie down

3. Hoisting system diposisikan ke depan

4. Segment box girder datang dibawa oleh trailer, crane bersiap untuk mengangkat segment box girder.

5. Segment box girder diangkat oleh crane untuk kemudian diletakkan di posisi yang dapat dijangkau oleh lifter untuk dilakukan erection. (Gambar 3-56).

Gambar 3-56 Pengangkatan Segment of Box Girder oleh Crane

6. Segment box girder diposisikan sesuai dengan geometri rencana oleh lifter kemudian direkatkan menggunakan epoxy dengan segmen sebelumnya. (Gambar 3-57).

Gambar 3-57 Lifting Segment of Box Girder oleh Lifter

7. Setelah direkatkan dilakukan temporary stressing pada stress bar untuk menyatukan segmen dan sebagai perkuatan sementara.

8. Setelah itu dilakukan stressing balance cantilever.

9. Setelah tahapan erection dari segment box girder selesai dilakukan, hoisting system dipindahkan ke bagian tengah lifter dan angkur yang sudah dipasangkan sebelumnya dilepas.

10. Support jack di-release ke posisi semula, sehingga lifter didukung oleh roda bukan jack

11. Lifter di-launching ke depan untuk melakukan erection selanjutnya

12. Tahapan 2 sampai dengan 10 diulangi sampai mendapatkan dua segmen di setiap sisi span.

13. Setelah didapatkan dua segmen di setiap sisi, dilakukan erection menggunakan lifter dengan metode ground pick-up. (Gambar 3-58).

Gambar 3-58 Ilustrasi Erection dari Segment Box Girder dengan Metode Ground Pickup

14. Sebelum mengangkat segmen, lifter dipastikan sudah ditumpu oleh jack bukan roda dan rear anchorage beam sudah diangkurkan ke dalam tie beam.

15. Segment box girder diangkat dari atas truk trailer dengan menggunakan hoisting system pada lifter.

Figure 1 Rear Anchorage

Gambar 3-59 Erection dari Segment Box Girder

16. Segment box girder kemudian diposisikan sesuai dengan geometri rencana lalu direkatkan dengan epoxy.

17. Lakukan temporary stressing pada stress bar setelah itu lakukan stressing balanced cantilever pada box girder (Gambar 3-60).

Gambar 3-60 Stressing of Segment Box Girder

18. Setelah dilakukan stressing, hoisting system dipindahkan ke bagian tengah, angkur-angkur yang terpasang dilepaskan.

19. Angkat jack pada lifter sehingga lifter ditumpu oleh roda. Lifter siap di- launching ke depan untuk melakukan erection selanjutnya (Gambar 3- 61).

Gambar 3-61 Ilustrasi Launching Lifter

20. Setelah semua segmen telah terpasang dengan baik untuk menyatukan segmen dari satu sisi dengan sisi lainnya, dilakukan pengecoran closure pada tengah bentang (Gambar 3-62).

Gambar 3-62 Pengecoran Closure

c. Peralatan

1. Shoring system

2. Mobile crane

3. Concrete mixer

4. Concrete pump

5. Hydraulic dan Screw Jack

6. Spreader Beam

7. Lifter

d. Safety

1. Operator alat harus memiliki SIO (Surat Izin Operator) dan alat harus memiliki SIA (Surat Izin Alat),

2. Pengamanan area kerja dengan rambu-rambu lalu lintas dan K3,

3. Pekerja dilengkapi dengan APD standar (helm, rompi, sepatu bot), sarung tangan serta masker,

4. Pekerjaan di tempat tinggi dilakukan sesuai dengan ketentuan bekerja pada tempat tinggi yang memerlukan pengaman seperti terali pengaman jaring, jaring pengaman dan safety harness