2 Sumber data sekunder Merupakan sumber data yang tidak secara langsung memberikan
keterangan yang sifatnya mendukung sumber data primer. Sumber data sekunder meliputi a dokumen, yaitu arsip yang berkaitan
dengan efektivitas Pasal 20 UUJN-P dan Persekutuan Perdata Notaris di dalam UUJN-P, b buku, yaitu buku-buku yang
berkaitan dengan masalah yang diteliti dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.
F. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data, yaitu : Wawancara
Wawancara dimaksudkan melakukan tanya jawab secara langsung antara peneliti dengan responden atau narasumber atau informan untuk
mendapatkan informasi.
212
Informan adalah orang atau individu yang memberikan informasi data yang dibutuhkan oleh peneliti sebatas yang diketahuinya dan peneliti tidak
dapat mengarahkan jawaban sesuai dengan yang diinginkannya. Informan diperlukan di dalam penelitian empiris untuk mendapatkan data secara
kualitatif. Kebenaran informasi yang diberikan oleh informan adalah kebenaran menurut informan tersebut, bukan dari peneliti. Kita harus
memberi ruang kebebasan bagi informan untuk berpendapat.
213
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam atau in depth interviewing . Wawancara ini bersifat
lentur dan terbuka, serta tidak terstruktur ketat dalam suasana formal dan bisa dilakukan berulang pada informan yang sama
214
.
212
Mukti Fajar Nur Dewata Dan Yulianto Achmad, op.cit., hlm. 161
213
Ibid., hlm. 175
214
HB. Sutopo, Metode Penelitian Kualitatif, Dasar Teori dan Terapannya Dalam Penelitian, UNS Press, Surakarta, 2002, hlm. 58
Di dalam penerapannya, wawancara mendalam memerlukan suatu keahlian dan keterampilan tertentu dari pihak pewawancara
215
. Data dikumpulkan peneliti dimulai dari informan yang ditentukan
untuk diwawancarai yang darinya akan bergulir menggelinding seperti bola salju snowball sampling. Snowball sampling merupakan
penggunaan sampling tanpa persiapan tetapi mengambil orang pertama yang dijumpai selanjutnya dengan mengikuti petunjuknya untuk
mendapatkan sampling berikutnya sehingga mendapatkan data lengkap dan mendalam, ibaratnya seperti bola salju yang menggelinding, semakin
jauh semakin besar
216
Analisis data
merupakan proses
mengatur urutan
data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola dan suatu uraian dasar. Proses
analisis data merupakan usaha untuk menemukan jawaban atas pertanyaan perihal rumusan dan hal-hal yang diperoleh dalam penelitian.
217
Analisis data kualitatif menurut Bogdan Biklen sebagaimana dikutip oleh Lexy J. Moleong adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja
dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola,
menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain
218
. Analisis data ini disebut sebagai kegiatan memberikan telaah, yang
dapat berarti menentang, mengkritik, mendukung, menambah atau memberi komentar dan kemudian membuat suatu kesimpulan terhadap
hasil penelitian dengan pikiran sendiri dan bantuan teori yang telah dikuasainya. Sifat-sifat analisis ini akan diuraikan sebagai berikut :
a. Deskriptif
215
Soerjono Soekanto, op.cit, hlm. 232
216
Ibid., hlm. 57
217
Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif, UI Press,Jakarta, 2007, hlm. 15
218
Lexy J. Moleong, op.cit., hlm. 248
Sifat analisis deskriptif maksudnya adalah, bahwa peneliti dalam menganalisis berkeinginan untuk memberikan gambaran atau
pemaparan atas subjek dan objek penelitian sebagaimana hasil penelitian yang dilakukannya. Di sini peneliti tidak melakukan
justifikasi terhadap hasil penelitiannya tersebut. b. Evaluatif
Dalam analisis yang bersifat evaluatif ini peneliti memberikan justifikasi atas hasil penelitian. Peneliti akan memberikan penilaian
dari hasil penelitian, apakah hipotesis dari teori hukum yang diajukan diterima atau ditolak.
c. Preskriptif Sifat analisis ini dimaksudkan untuk memberikan argumentasi atas
hasil penelitian yang telah dilakukannya. Argumentasi di sini dilakukan oleh peneliti untuk memberikan preskripsi atau penilaian
mengenai benar atau salah atau apa yang seyogianya menurut hukum terhadap fakta atau peristiwa hukum dari hasil penelitian.
219
Untuk lebih jelasnya tahap-tahap analisis kualitatif menurut Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman meliputi
220
: 1. Reduksi data, merupakan suatu proses pemilihan, pemusatan perhatian,
pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar. Reduksi data dalam hal ini merupakan suatu bentuk analisis yang
menajamkan penggolongan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan data dengan cara sedemikian rupa
sehingga kesimpulan finalnya dapat ditarik. 2. Penyajian data merupakan informasi tersusun yang memberi
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dengan melihat penyajian-penyajian data itu dapat dipahami
apa yang terjadi dan apa yang dapat dilakukan, lebih jauh menganalisis
219
Mukti Fajar Nur Dewata dan Yulianto Achmad, op.cit., hlm. 183-184
220
Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman, op.cit., hlm. 15
ataukah mengambil tindakan berdasarkan atas pemahaman yang diperoleh dari penyajian data.
3. Penarikan kesimpulan verifikasi Kegiatan analisis yang penting adalah menarik kesimpulan dan
verifikasi. Dimana dari yang semula kesimpulan yang belum jelas kemudian meningkat menjadi lebih rinci dan mengakar dengan kokoh.
Kesimpulan perlu diverifikasi agar cukup mantap dan dapat dipertanggungjawabkan.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada Bab IV akan diberikan penjelasan yang mengupas pokok permasalahan yang terbagi menjadi 2 dua pokok pembahasan, sebagai
berikut a Bentuk Perserikatan Perdata Notaris di dalam UUJN dan Persekutuan Perdata Notaris di dalam UUJN-P, dan b Faktor-faktor apa
saja yang menjadi mempengaruhi pelaksanaan Pasal 20 UUJN dan UUJN-P dinilai dalam hal efektivitasnya.
A. Tinjauan Pasal 20 Mengenai Perserikatan Perdata Notaris dalam