Teknik Pengambilan Data Primer

berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip data dokumenter yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan. Pada penelitian ini, berikut ini adalah sumber informasi yang dapat digali dan diperoleh peneliti dalam proses pengumpulan data:

1. Teknik Pengambilan Data Primer

a In-depth Interview Data primer dalam penelitian ini akan diperoleh melalui proses in-depth interview terhadap korban kekerasan dalam pacaran dan observasi terhadap perilaku dan pernyataan korban baik verbal maupun tidak verbal. Menurut Taylor dan Bogdan 1984, wawancara mendalam ialah temu muka berulang antara peneliti dan subyek penelitian, dalam rangka memahami pandangan subyek penelitian mengenai hidupnya, pengalamannya, ataupun situasi sosial sebagaimana diungkapkan dalam bahasanya sendiri. Wawancara mendalam bersifat luwes, terbuka, tidak terstruktur, dan tidak baku. Berdasarkan substansinya, ada tiga jenis wawancara mendalam, yakni: Tabel 3.1 Jenis In-depth Interview Jenis in-depth interview Wawancara untuk menggali riwayat hidup sosiologis. Riwayat hidup menyajikan pandangan orang mengenai kehidupannya dalam bahasanya sendiri. Peneliti berupaya menangkap pengalaman penting dalam kehidupan seseorang menurut definisi orang tersebut. Wawancara untuk mempelajari kejadian dan kegiatan, yang tidak dapat diamati secara langsung. Orang yang diwawancarai ialah subyek yang hidup di lingkungan sosial yang diteliti. Mereka bertindak sebagai “pengamat” bagi peneliti Wawancara untuk menghasilkan gambaran luas mengenai sejumlah ajang, situasi atau orang. Wawancara lebih tepat untuk mempelajari sejumlah besar orang dalam waktu relatif singkat dibandingkan pengamatan berpartisipasi. Pada penelitian ini, in-depth interview dilakukan untuk menggali riwayat hidup yang menyajikan pandangan seseorang mengenai kehidupan yang dijalani dalam bahasanya sendiri. Untuk mengambil data lapangan, peneliti menyusun daftar pertanyaan sebagai berikut: No TUJUAN KOMPONEN KELEKATAN AITEM PERTANYAAN 1 Mengetahui pola kelekatan korban dengan orangtua di masa lampau a Proximity Maintenance 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. Apakah Anda dapat menceritakan apapun dengan terbuka kepada ayah? Hal-hal apa saja yang biasa Anda ceritakan kepada ayah? Apakah Anda pernah merasa marah atau kecewa dengan ayah Anda? Dalam situasi seperti apa Anda bisa marah atau kecewa terhadap ayah Anda? Bagaimana Anda mengung- kapkan kemarahan dan kekecewaan tersebut? Apa Anda juga menceritakan tentang kebahagiaan yang sedang Anda rasakan? Bagaimana Anda mengung- kapkan kebahagiaan tersebut? Apakah Anda melibatkan ayah dalam memecahkan persoalan- persoalan Anda? Apakah Anda menceritakan tentang rencana-rencana jangka pendek maupun panjang Anda kepada ayah? Apakah Anda dapat menceritakan apapun dengan terbuka kepada ibu? Hal-hal apa saja yang biasa Anda ceritakan kepada ibu? Apakah Anda pernah merasa marah atau kecewa dengan ibu Anda? Dalam situasi seperti apa Anda bisa marah atau kecewa terhadap ibu Anda? Bagaimana Anda mengun- 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. kapkan kemarahan dan kekecewaan tersebut? Apa Anda juga menceritakan tentang kebahagiaan yang sedang Anda rasakan? Bagaimana Anda mengung- kapkan kebahagiaan tersebut? Apa Anda melibatkan ibu dalam memecahkan masalah Anda? Apakah Anda menceritakan tentang rencana-rencana jangka pendek maupun panjang Anda kepada ibu? Bagaimana Anda mendes- kripsikan sosok ayah Anda? Bagaimana Anda mendes- kripsikan sosok ibu Anda? Dari keduanya, mana yang memiliki kedekatan dengan Anda? Apa kenangan yang paling Anda ingat tentang ayah Anda? Adakah kenangan yang paling membekas tentang ibu Anda? Apa yang Anda rasakan ketika Anda berada dalam keadaan yang berjauhan dengan ayah atau ibumu? Apakah Anda sering merindukan ayah atau ibu? Apakah Anda pernah merasa ditinggal atau ditelantarkan oleh ayah atau ibu? b Safe Haven 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. Bagaimana ayah memandang dirimu? Apa pernah ada pelabelan yang diberikan ayah terhadapmu? Apa ayah meluangkan banyak waktunya untuk menghabiskan waktu denganmu? Bagaimana ibu memandang dirimu? Apa pernah ada pelabelan yang diberikan ibu terhadapmu? Apa ibu meluangkan banyak waktunya untuk menghabiskan waktu denganmu? Apakah ayah dapat diakses 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. setiap kali Anda memerlukan bantuan? Bagaimana respons ayah jika mendengar Anda berada dalam kesulitan? Apa ayah terbiasa memberikan kontak fisik seperti pelukan atau ciuman? Apakah Anda merasa nyaman dengan kontak fisik yang diberikan oleh ayah? Apakah Anda merasa bahwa ayah akan selalu menerima Anda dalam kondisi terburuk? Apakah Anda merasa membutuhkan ayah dalam hidup Anda? Apakah ibu dapat diakses setiap kali Anda memerlukan bantuan? Bagaimana respons ibu jika mendengar Anda berada dalam kesulitan? Apa ibu terbiasa memberikan kontak fisik seperti pelukan atau ciuman? Apakah Anda merasa nyaman dengan kontak fisik yang diberikan oleh ibu? Apakah Anda merasa bahwa ibu akan selalu menerima Anda dalam kondisi terburuk? Apakah Anda merasa membutuhkan ibu dalam hidup Anda? c Secure Base 45. 46. 47. 48. 49. 50. Apa ayah membebaskanmu untuk menentukan pilihan untuk dirimu? Bagaimana tanggapan ayah jika ia tidak setuju dengan pilihanmu? Apa ayah mau mendengarkan pendapatmu? Apa ayah selalu mendukung keputusanmu? Bagaimanakah cara ayah menunjukkan dukungan terhadapmu? Apakah ayah membiarkanmu 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61. 62. mencoba hal-hal atau kegiatan baru? Apakah ibu membebaskanmu untuk menentukan pilihan untuk dirimu? Bagaimana tanggapan ibu jika ia tidak setuju dengan pilihanmu? Apa ibu mau mendengarkan pendapatmu? Apa ibu selalu mendukung keputusanmu? Bagaimanakah cara ibu menunjukkan dukungan terhadapmu? Apakah ibu membiarkanmu mencoba hal-hal atau kegiatan baru? Apakah Anda merasa aman ketika berada di dekat ayah? Apakah Anda merasa nyaman berada di dekat ayah? Apakah Anda mencari ayah ketika Anda berada dalam situasi sulit? Apakah Anda merasa aman ketika berada di dekat ibu? Apakah Anda merasa nyaman berada di dekat ibu? Apakah Anda mencari ibu ketika Anda berada dalam situasi sulit? 2. Mengetahui gambaran kekerasan yang dialami oleh korban 63. 64. 65. 66. 67. 68. 69. Sejak kapan Anda berpacaran dengan pasangan Anda? Dimana atau bagaimana Anda bisa mengenalnya? Apa yang awalnya membuat Anda tertarik dengannya? Pernahkah Anda mengalami konflik atau bertengkar dengan pasangan? Jika ya, biasanya apa yang menjadi pemicu konflik diantara kalian berdua? Selama sekian lama Anda berpacaran, cerita atau kenangan manis apa yang Anda ingat sampai sekarang? Kira-kira, sejauh apa hubungan Anda dan pacar? 70. 71. 72. 73. 74. 75. 76. 77. 78. 79. 80. 81. 82. 83. 84. 85. 86. Apakah keluarga sudah merestui hubungan kalian berdua? Apakah pasangan pernah memulai pembicaraan untuk melanjutkan ke tahap yang lebih serius dengan Anda? Sejak kapan pasangan Anda mulai melakukan tindak kekerasan terhadap Anda? Dalam bentuk apa biasanya tindakan dia yang Anda anggap sebagai kekerasan? Saat pasangan Anda melakukan tindak kekerasan, apakah Anda mencium aroma alkohol pada mulut atau tubuhnya? Apakah menurutmu, pasangan Anda mencintaimu? Bagaimana perasaan Anda terhadap pasangan Anda saat ini? Bagaimana perasaan Anda terhadap pasangan Anda setiap kali ia menyakiti Anda? Apa yang sebenarnya Anda harapkan dari pasangan Anda? Apakah Anda merasa berkorban dalam hubungan ini? Jika ya, apa saja yang telah Anda korbankan? Apakah kerelaan Anda menerima tindak kekerasan tersebut merupakan ungkapan dari rasa ingin berkorban? Jika dihitung, sudah berapa kali Anda menerima kekerasan dari pasangan Anda? Adakah benda yang digunakan pasangan saat melakukan tindak kekerasan terhadap Anda? Dalam situasi atau keadaan seperti apa biasanya pasangan mulai melakukan tindak kekerasan? Biasanya dimana pasangan berani untuk melakukan kekerasan terhadap Anda? Apa yang biasanya dikatakan pasangan terhadap Anda saat ia 87. 88. 89. melakukan kekerasan? Apakah pada saat itu, Anda berusaha melindungi diri atau melawan pasangan Anda? Bagaimana respons Anda saat kejadian itu terulang? Apa saja yang sudah Anda lakukan untuk mengurangi tindak kekerasan yang dilakukan pasangan terhadap Anda? 3. Menggambarkan dialektika pola kelekatan korban dengan orang tua dalam menentukan kebertahanan korban dalam relasi berpacaran 90. 91. Apakah Anda berpikir bahwa pacar Anda memiliki karakter yang mirip atau sama dengan ayah Anda? Apakah Anda berpikir bahwa pacar Anda memiliki karakter yang mirip atau sama dengan ibu Anda? 4. Menggali informasi tentang diri korban 92. 93. 94. 95. 96. 97. 98. 99. 100 Siapa nama lengkap Anda? Berapa usia Anda saat ini? Dimana Anda tinggal? Bersama siapa Anda tinggal? Apa pendidikan terakhir Anda? Anda adalah anak keberapa dan dari berapa bersaudara? Apakah Anda pernah tinggal berpindah-pindah? Siapakah orang yang Anda anggap paling dekat dengan Anda? Siapakah orang yang menurut Anda paling mengenal diri Anda? Siapa orang Anda percayai? Tabel 3.2 In-depth Interview Guide b Observasi Selain mengumpulkan data dengan in-depth interview, peneliti juga melakukan observasi dan membuat catatan lapangan. Menurut Moleong 2001, fokus dalam observasi atau pengamatan penelitian kualitatif pada dasarnya sudah dirumuskan sejak studi itu dirancangkan dan merupakan satu unsur studi yang penting. Setelah berada di lapangan, peneliti hendaknya mengatur agar kerumitan perilaku pada latar penelitian dapat direkam melalui pengamatan. Hal ini mengarahkan pengamatan pada seperangkat tanda yang membimbing k epekaan perasaannya untuk “hanya” mengamati peristiwa yang diperlukan bagi informasinya dan mencakup suatu lingkup situasi dan latar secara lengkap. Sehubungan dengan kepekaan perasaan tersebut, Schazman dan Strauss mengingatkan bahwa kepekaan itu akan memudarkan sesudah mengalami masa-masa permulaan pengamatan. Pengamatan senantiasa berjuang untuk memelihara kepekaan itu agar senantiasa tinggi dengan jalan belajar menyenangi peristiwa yang diamati. Pengamatan dapat dibagi atas pengamatan terbuka dan pengamatan tertutup. Pengamatan secara terbuka diketahui oleh subjek. Pada pengamatan ini subjek dengan sukarela memberikan kesempatan kepada pengamat untuk mengamati peristiwa yang terjadi dan mereka menyadari bahwa ada orang yang mengamati hal yang dilakukan oleh mereka, sedangkan, pada pengamatan tertutup, pengamatan beroperasi dan mengadakan pengamatan tanpa diketahui oleh pada subjek. Proses pengamatan juga harus dituliskan ke dalam bentuk catatan. Sehingga, apapun yang teramati oleh peneliti harus dicatat agar peneliti dapat menganalisis data-data pengamatan tersebut. Hasil pengamatan tersebut akan dibuat menjadi catatan pengamatan. Moleong 2001 menyatakan bahwa catatan pengamatan adalah pernyataan tentang semua yang dialami yaitu yang dilihat dan didengar dengan menceritakan siapa yang menyatakan atau melakukan apa dalam situasi tertentu. Catatan pengamatan dilakukan selama tindakan berlangsung Widyawati, 2008. Pernyataan tersebut tidak boleh berisi penafsiran, hanya merupakan catatan sebagaimana adanya dan pernyataan yang datanya sudah teruji kepercayaan dan keabsahannya. Setiap catatan pengamatan mewakili peristiwa yang penting sebagai bagian yang akan dimasukkan ke dalam proposisi yang akan disusun atau sebagai kawasan suatu konteks atau situasi. Moleong 2001 menambahkan bahwa catatan pengamatan merupakan catatan tentang siapa, apa, kapan, di mana, dan bagaimana. Setiap catatan pengamatan merupakan suatu kesatuan yang menunjukkan adanya satu datum atau sesuatu yang sangat berkaitan atau menjelaskan peristiwa atau situasi yang ada pada catatan pengamatan lainnya.

2. Teknik Pengambilan Data Sekunder