60 skala yang digunakan adalah skala Guttman, skala ini menggunakan dua
jawaban yang tegas yaitu “yatidak” Sugiyono 2007: 96.
H. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahpahaman dalam menggunakan istilah, maka peneliti menetapkan batasan istilah atau definisi operasionalnya sebagai
berikut: 1.
Senam Otak Brain gym Senam otak adalah sekumpulan gerakan-gerakan sederhana pada
tubuh yang dilakukan dengan cara menyenangkan yang berguna untuk meningkatkan fungsi otak, mengaktifkan fungsi otak dan menyegarkan
kembali otak untuk mengurangi tingkat kejenuhan belajar. 2.
Kejenuhan Burnout Belajar Kejenuhan belajar burnout adalah suatu kondisi keletihan fisik,
kelelahan emosi, kelelahan kognitif, dan menurunnya motivasi belajar, yang dialami oleh para siswa yang menyebabkan siswa bosan dalam
belajar.
I. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat bantu untuk mengungkap suatu data. Suharsimi Arikunto 2005: 101 mendefinisikan instrumen penelitian
adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah
olehnya. Instrumen diperlukan supaya pekerjaan yang dilakukan lebih mudah
61 dan sistematis sehingga datanya akan mudah untuk diolah adapun insrumen
penelitian yang digunakan peneliti yaitu: 1.
Skala
Peneliti menggunakan skala kejenuhan belajar yang berasal dari pengembangan dan modifikasi dari Maslach Burnout Inventory MBI
yang disesuaikan dengan subjek penelitian untuk mengungkap tingkat kejenuhan belajar siswa. Dengan adanya skala tersebut maka peneliti dapat
menemukan tingkat kejenuhan pada siswa yang disusun berdasarkan variabel dalam rumusan judul penelitian, kemudian mencari aspek setiap
variabel, mencari indikator dan deskriptor, kemudian menjadikan indikator dan deskriptor menjadi butir instrumen, Suharsimi Arikunto
2005: 104. Adapun langkah-langkah dalam penyusunan instrumen adalah
sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi variabel-variabel dalam rumusan judul penelitian
Variabel dari penelitian ini adalah senam otak dan kejenuhan belajar. Dalam penelitian ini hanya kejenuhan belajar yang dijadikan
pembuatan skala untuk mengetahui tingkat kejenuhan belajar. Adapun variabel bebas dalam penelitian ini adalah senam otak. Setelah
mengidentifikasi variabel maka dibuatlah definisi operasional tentang kejenuhan yaitu suatu kondisi keletihan fisik, kelelahan emosi,
kelelahan kognitif, dan kehilangan motivasi belajar, yang dialami oleh para siswa yang menyebabkan siswa bosan dalam belajar.
62 b.
Mencari aspek setiap variabel Berdasarkan definisi operasional maka dapat diambil indikator
kejenuhan belajar yakni keletihan fisik, kelelahan emosi, kelelahan kognitif, dan kehilangan motivasi belajar.
c. Mencari indikator dan deskriptor berdasarkan aspek
1 Kelelahan emosi: merasa gagal dalam belajar, merasa bersalah dan
menyalahkan, merasa dikejar-kejar waktu, mudah marah dan benci, mudah cemas, mudah kehilangan kendali diri dalam belajar dan
mengalami ketakutan berlebih. 2
Kelelahan fisik: merasa lelah dan letih setiap hari, mudah sakit, sulit tidur, mengalami gangguan makan, menggunakan obat-
obatan, dan jantung sering berdebar dengan keras. 3
Kelelahan kognitif: enggan membantu kegiatan belajar, kehilangan makna dan harapan dalam belajar, kehilangan gairah dan kekuatan
untuk belajar, merasa terjebak dalam belajar, kesulitan berkonsentrasi dan mudah lupa dalam belajar, terbebani dengan
banyak tugas belajar, dan merasa rendah diri. 4
Kehilangan motivasi: kehilangan idealisme dalam belajar, kehilangan semangat belajar, mudah menyerah, mengalami
ketidakpuasan dalam belajar, dan kehilangan minat belajar. d.
Merumuskan setiap indikator dan deskriptor menjadi butir-butir pernyataan. Setelah membuat indikator dan deskriptor maka dibuatlah
63 menjadi butir-butir pernyataan yang dibuat menjadi dua bentuk
alternatif jawaban YA atau TIDAK Tabel 3. Kisi- Kisi Instrumen Kejenuhan Burnout Belajar
Variabel Aspek
Indikator Jumlah
Pernyataan No Item
Kejenuhan belajar
siswa Kelelahan
Emosi 1.
Merasa gagal dalam belajar 2.
Merasa bersalah dan menyalahkan 3.
Merasa dikejar- kejar waktu 4.
Mudah marah dan benci 5.
Mudah cemas 6.
Mudah kehilangan kendali diri dalam belajar 7.
Mengalami ketakutan berlebih 5
5 5
5 5
5 5
1-5 6-10
11-15 16-20
21-25 26-30
31-35
Kelelahan Fisik
1. Merasa lelah dan letih setiap hari
2. Mudah sakit
3. Sulit tidur
4. Mengalami gangguan makan
5. Jantung sering berdebar- debar dengan keras
4 1
2 2
2 36-39
40 41, 42
43, 44 45, 46
Kelelahan Kognitif
1. Enggan membantu dalam kegiatan belajar
2. Kehilangan makna dan harapan dalam
belajar 3.
Kehilangan gairah dan kekuatan untuk belajar
4. Merasa terjebak dalam belajar
5. Kesulitan berkonsentrasi dan mudah lupa
dalam belajar 6.
Terbebani dengan banyak tugas- tugas 7.
Merasa rendah diri 3
3 3
4 3
3 3
47-49 50-52
53-55 56-59
60-62 63-65
66-68
Kehilangan Motivasi
1. Kehilangan idealisme dalam belajar
2. Kehilangan semangat belajar
3. Mudah menyerah
4. Mengalami ketidakpuasan dalam belajar
5. Kehilangan minat belajar
3 4
3 3
5 69-71
72-75 76-78
79-81 82-86
Jumlah 86
2.
Observasi dan Self Report
Observasi digunakan untuk mengungkap data yang tidak dapat diungkap oleh skala kejenuhan saat proses treatment, adapun pengertian
observasi menurut Sugiyono 2011: 166 observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia dan digunakan bila
64 responden yang diamati tidak terlalu besar. Observer pada penelitian ini
dilakukan oleh teman sejawat berjumlah 3 orang. Hasil observasi dapat digunakan sebagai penguat hasil penelitian dari skala kejenuhan. Peneliti
juga memberikan lembar self report pelaksanaan senam otak pada siswa untuk mengungkap pelaksanaan senam otak secara mandiri. Adapun
lampiran observasi dan self report pada lampiran halaman 112 dan 114 Tabel 4. Pedoman Observasi Kegiatan Senam Otak
No Aspek yang di observasi
Hal yang diungkap
1
Proses pelaksanaan senam otak
Ketepatan dalam melaksanakan gerakan- gerakan senam otak
Antusiasme siswa dalam mrngikuti senam otak
Tabel 5. Pedoman Self Report Senam Otak
No Aspek yang diobservasi
Hal yang diungkap 1
Proses pelaksanaan senam otak secara mandiri
Jumlah Pelaksanaan Waktu Pelaksanaan
Gerakan yang dilaksanakan
2 Pengaruh Pelaksanaan senam otak secara
mandiri Manfaat yang dirasakan
siswa setelah melakukan senam otak
J. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen