4. Peran pengelola dalam pelestarian budaya di daerah tujuan wisata de
Lingga kabupaten Karo
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan kertas karya ini adalah: 1.
Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Program Studi Diploma III Pariwisata Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.
2. Untuk meningkatkan ilmu pengetahuan mengenai hubungan budaya dan
industry pariwisata. 3.
Untuk melengkapi kajian ilmiah terhadap peran industry pariwisata dalam pelestarian budaya lokal.
4. Untuk bahan bandingan bagi para peneliti kebudayaan khususnya yang
menyangkut tentang budaya daerah di Sumatera Utara.
1.4 Metode Penelitian
Untuk memudahakan penulisan, metode penelitian yang digunakan antara lain:
1. Penelitian Kepustakaan Library Research
Pengumpulan data dan informasi dengan membaca buku-buku perkuliahan dan bahan yang ada berkaitan dengan kepariwisataan, serta
yang berhungan dengan masalah yang dibahas. 2.
Penelitian Lapangan Pengumpulan data dengan cara melakukan observasi dan interview di
lapangan.
Universitas Sumatera Utara
1.5 Sistematika Penulisan
Seitematika penulisan dan penyusunan kertas karya ini adalah:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan judul, pembatasan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, dan sistematika
penulisan.
BAB II: UTAIAN TEORITIS
Bab ini menguraikan sejarah pariwisata, definisi pariwisata, wisatawan, sumber daya pariwisata, objek wisata dan daya tarik
wisata, pengelolaan pariwisata. Serta mengenai kebudayaan dan pariwisata.
BAB III: PARIWISATA DESA LINGGA
Bab ini menguraikan tendang desa Lingga dan pariwisata desa Lingga.
BAB IV:
PERAN PENGELOLA DALAM PELESTARIAN BUDAYA DI DAERAH TUJUAN WISATA DESA LINGGA
KABUPATEN KARO
Bab ini menjelaskan peranan serta upaya pengelola objek wisata desa Lingga dalam pelestarian budaya di desa Lingga
BAB V: PENUTUP
Dalam bab ini penulis menguraikan kesimpulan dan saran
DAFTAR PUSTAKA
Universitas Sumatera Utara
BAB II URAIAN TEORITIS
2.1 Kepariwisataan 2.1.1 Sejarah Pariwisata
Pariwisata sebagai suatu aktifitas perjalanan sesungguhnya sudah dilakukan sejak dimulainya peradaban manusia itu sendiri, yang ditandai dengan adanya
pergerakan manusia yang melakukan ziarah atau perjalanan agama lainya. Pada zaman prasejarah, manusia dalam melangsungkan kehidupanya sering melakukan
perjalanan berpindah-pindah guna mendapatkan makanan, minuman, pakaian serta tempat dan iklim yang mendukung untuk kehidupanya sehingga perjalanan yang jauh
merupakan cara dan gaya untuk bertahan hidup. Sejarah panjang dari gaya hidup nomaden ini mempengaruhi pikiran manusia sehingga secara tidak sadar membuat
aktivitas perjalanan secara insting menjadi perilaku yang alamiah. Namun demikian, tonggak-tonggak sejarah pariwisata sebagai fenomena
modern ditelusuri dari perjalanan Marcopolo 1254 1324 M yang menjelajahi Eropa, sampai ke Tiongkok, untuk kemudian kembali ke Venesia, dan kemudian disusul
oleh perjalanan Pangran Henry 1394 – 1460 M, dan juga Christopher Colombus 1451 – 1506 M, serta Vasco Da Gama pada akhir abad ke 15 M.
Selanjutnya, pada abak ke 17 – 20 M merupakan era perpindahan dan perjalanan manusia melintasi Negarainternasional dan bunua interkontinental. Ini
adalah periode migrasi dimana manusia meninggalkan suatu Negara ataupun benua
Universitas Sumatera Utara
untuk bermukim di suatu Negara ataupun benua lain. Mereka mulai membangun tempat tinggal yang baru dan bermukim serta beradaptasi dengan tempat baru seolah-
olah sebagaimana tempat aslinya. Beberapa orang yang telah mencapai tingkat kesejahteraan dan mempunyai waktu luang mulai melakukan pejalanan bukan untuk
memcari tempat bermukim yang baru melainkan untuk mencari kesenangan dan mengisi waktu luang atau untuk alasan budaya dan agama. Fenomena inilah yang
menjadi potret awal lahirnya pejalanan pariwisata. Tahun 1840 an perjalanan pariwisata secara terorganisir mulai dilakukan.
Adalah Thomas Cook, seorang berkebangsaan inggris mulai memberangkatkan sekelompok orang dalam suatu paket wisata modern. Pada abad ke 20, sekitar tahun
1960 – 1980, tampak adanya peningkatan pesat pada jumlah orang yang melakukan perjalanan wisata. Lebih dari 300 juta wisatawan internasional tercatat tiap tahunya di
beberapa Negara tujuan wisata. Di Indonesia sendiri, jejak pariwisata modern ditandai dengan dibentuknya
VTV Vereeneging Toeristen Verkeer, pada tahun 1910 an yang merupakan suatu badan pariwisata Belanda di Batavia. Badan pariwisata ini juga bertindak tour
operator dan travel agent, yang secara gencar mempromosikan Indonesia sebagai daerah tujuan wisata khususnya Jawa dan Bali. Pada tahun 1926 dengan
berkedudukan di Jakarta berdiri pula sebuah cabang dari Lislind Lissonne Lindeman yang pada tahun 1928 berubah menjadi Nitour Nederlandsche Indische
Touriten Bureau, sebagai anak perusahaan pelayaran Belanda KPM yang
Universitas Sumatera Utara
mengankut wisatawan melayani pelayaran yang menghubungkan Batavia, Surabaya, Bali, dan Makasar Pinata dan Diarta : 2009.
2.1.2 Defenisi Pariwisata
Untuk memudahkan kita dalam memahami definisi pariwisata sebagai suatu objek pembahasan ilmiah ada baiknya terlebih dahulu kita pahami mengenai istilah
pariwisata itu sendiri. Bila ditinjau dari segi etimologi, istilah pariwisata berasal dari dua suku kata sansekerta yaitu Pari yang berarti berkali-kali atau berkeliling dan
Wisata yang berarti perjalanan. Jadi, secara etimologi pariwisata dapat dipahami sebagai suatu aktifitas perjalanan berkeliling.
Lebih jelas lagi, guna menyatukan konsep mengenai defenisi pariwisata penulis akan memaparkan beberapa pendapat para ahli mengenai defenisi pariwisata,
yaitu sebagai berikut. 1.
Prof. Hunzieker dan Prof. K. Krapt dalam Yoeti, 1996 : 115 “Tourism is the totally of the relationship and phenomena arising from the travel
and stay of strangers Ortsfremde, provide the stay does not imply theestablishment of a permanent resident.”
2. Prof. Hands Buchli dalam Yoeti, 1996 : 117
Kepariwisataan adalah setiap peralihan tempat yang bersifat sementara dari seseorang atau beberapa orang, dengan maksud memperoleh pelayanan yang
diperuntukkan bagi kepariwisataan itu oleh lembaga-lembaga yang digunakan untuk maksud tersebut.
Universitas Sumatera Utara
3. Dr. Hubbert Gulden dalam Yoeti, 1996 : 117
“Pariwisata merupakan suatu seni dari lalu lintas dimana manusia berdiam di suatu tempat asing untuk maksud tertentu, tetapi dengan kediamannya itu tidak
boleh tinggal atau menetap untuk melakukan pekerjaan selama-lamanya atau meskipun sementara waktu, yang sifatnya masih berhubungan dengan
pekerjaan”. 4.
Ketetapan MPRS No 1 II Tahun 1960 Kepariwisataan dala dunia modern pada hakikatnya adalah suatu cara untuk
memenuhi kebutuhan manusia dalam memberi hiburan rohani dan jasmani setelah beberapa waktu bekerja serta mempunyai modal untuk melihat-lihat
daerah lain pariwisata dalam negri atau negara-negara lain pariwisata luar negri.
Defenisi pariwisata memang tidak dapat persis sama diantara para ahli, hal ini sering terjadi dalam dunia akademis, sebagaimana juga bisa ditemui pada berbagai
disiplin ilmu lain. Namun berdasarkan defenisi-defenisi yang telah dipaparkan diatas ada beberapa unsur pokok yang menjadi patokan utama yaitu :
a. Adanya unsur travel perjalanan merupakan pergerakan dari suatu tempat ke
tempat lain b.
Adanya unsur “tinggal sementara” di tempat tujuan c.
Tujuan utama dari pergerakan manusia tersebut adalah untuk kesenangan dan bukan untuk mencari penghidupanpekerjaan di tempat yang dituju.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pariwisata adalah suatu perjalanan berkeliling yang dilakukan oleh perorangan atau individu
maupun kelompok dari tempat asal ke satu atau beberapa tempat yang berbeda dari rutinitas sehari-hari dan menetap sementara dengan maksud untuk bersenang-senang
dan bukan untuk mencari nafkah di tempat yang dikunjungi dan juga termasuk didalamnya keseluruhan dari elemen-elemen yang terkait dalam penyelenggaraan
perjalanan wisata.
2.1.3 Defenisi Wisatawan
Kata wisatawan atau dalam bahasa ingris disebut dengan istilah tourist merujuk pada subjek. Subjek yang dimaksud disini adalah orang yang tengah
melakukan perjalanan wisata. Secara umum wisatawan menjadi bagian dari traveller atau visitor. Untuk dapat dapat disebut sebagai wisatawan, seseorang haruslah
seorang traveller atau visitor. Secara etimologi, istilah wisatawan berasal dari kata wisata yang berarti
perjalanan dan mendapat imbuhan wan yang dalam bahasa Indonesia merupakan suatu imbuhan untuk menyebutkan orang atau pelaku. Sama halnya dengan istilah
Tourist dalam bahasa inggris, yang berasal dari kata tour dan mendapat akhiran ist untuk menyebutkan orang atau pelaku.
Jadi secara luas dapat dipahami bahwa wisatawan tourist adalah seorang atau kelompok yang melakukan perjalan dan aktivitas wisata. Sesorang atau
kelompok orang yang melakukan perjalanan wisata diesebut dengan wisatawan tourist, jika lama tinggalnya sekurang –kurangnya 24 jam di daerah atau Negara
Universitas Sumatera Utara
yang dikunjungi. Apabila mereka tinggal didaerah atau Negara yang dikunjungi dengan waktu kurang dari 24 jam maka mereka disebut pelancong excursionist.
IUOTO The International Union of Official Organization menggunakan batasan mengenai wisatawan secara umum yaitu :
Pengunjung visitor yaitu, setiap orang yang datang ke suatu Negara atau tempat tinggal lain dan biasanya dengan maksud apapun kecuali untuk melakukan
pekerjaan yang menerima upah. Ada dua kategori mengenai sebuta pengujung, yakni: 1.
Wisatawan Tourist Adalah pengunjung yang tinggal sementara sekurang-kurangnya 24 jam di suatu
daerah yang dikunjungi. Wisatawan dengan maksud perjalanan wisata dapat digolongkan menjadi:
a. Pesiar Leasure, untuk keperluan rekreasi, liburan, kesehatan, studi,
keagamaan dan olah raga. b.
Hubungan dagang, seperti mengunjungi sanak saudara, handai taulan, konferensi, misi, dan sebagainya.
2. Pelancong excursionist
Pengunjung sementara yang tinggal di daerah yang di kunjungi dalam waktu kurang dari 24 jam.
Theobald dalam Pinata : 43 mengemukakan beberapa elemen yang dipakai sebagai patokan untuk menentukan seseorang dapat dikatakan wisatawan atau tidak
menurut standar internasional, yaitu sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Tujuan perjalanan purpose of trip
Wisatawan adalah orang yang melakukan perjalanan selain untuk tujuan bisnis leisure traveling, walau ada kalanya perjalanan bisnis diikuti kegiatan wisata
non bisnis. 2.
Jarak perjalanan dari tempat asal distance traveled. Untuk tujuan statistik untuk memperhitungkan jarak perjalanan wisata, beberapa
Negara memakai jarak total ulang alik rond trip antara tempat tinggal dan tujuan wisata. Umumnya jarak yang dipakai berfariasi antara 0-160 km 0-100
mil tergantung ketentuan masing-masing Negara. Oleh karenanya, perjalanan yang dilakukan seseorang, walaupun bukan untuk bisnis, tetapi bila kurang dari
ketentuan yang ditetapkan maka orang tersebut tidak akan disebut sebagai wisatawan.
3. Lamanya perjalanan duration of trip
Umumnya definisi mengenai wisatawan mencakup perjalanan paling tidak satu malam over night di tempat yang menjadi tunjuan perjalanan. Namun ada
kalanya persyaratan ini dikesampingkan pada kasus perjalanan wisata yang memang di desain kurang dari 24 jam tetapi nyata-nyata berdampak pada
kegiatan bisnis pariwisata, seperti restoran, atraksi wisata, hotel dan sebagainya, didaerah tujuan wisata.
2.1.4 Sumber Daya Pariwisata
Sumber daya merupakan suatu modal utama pada setiap industry yang menghasilkan suatu produk . Sumber daya yang dimiliki akan sangat menentukan
Universitas Sumatera Utara
kualitas suatu produk yang akan dihasilkan. Menurut Depbudpar 2007, argumentasi tentang sumber daya pariwisata dapat diperluas, termasuk berbagai faktor yang tidak
tercakup dalam konseptualisasi secara tradisional yang selalu dihubungkan dengan sumber daya alam. Salah satu karakteristik dari sumber daya pariwisata adalah dapat
dirusak dan dihancurkan oleh pemakaian yang tidak terkendali dan kesalahan pengaturan.
Dalam dunia pariwisata sumber daya yang terkait diantaranya : 1.
Sumber Daya Alam Usur-unsur alam sebenarnya bersifat netral sampai manusia
mentransformasikanya menjadi sumber daya. Hal ini juga dipengaruhi oleh bagaimana sumber daya alam itu digunakan.
Menurut Damanik dan Weber dalam Pinata dan Diarta, 2009 : 70, sumber daya alam yang dapat dikembangkan menjadi atraksi wisata alam adalah :
a. Keajaiban dan keindahan alam topografi
b. Keragaman flora
c. Keragaman fauna
d. Kehidupan satwa liar
e. Vegetasi alam
f. Ekosistem yang belum terjamah manusia
g. Rekreasi perairan danau, sungai, air terjun, pantai
h. Lintas alam trekking, rafting, dan lain-lain
i. Objek megalitik
Universitas Sumatera Utara
j. Suhu dan kelembaban udara yang nyaman
k. Curah hujan yang normal.
Sedangkan Menurut Fennel dalam Pinata dan Diarta, 2009 : 71, sumber daya alam yang dapat dikembangkan menjadi sumber daya pariwisaya
diantaranya adalah sebagai berikut: a.
Lokasi geografis Menyangkut karakteristik ruang yang menentukan kondisi yang terkait
dengan beberapa variabrel lain, misalnya untuk wilayah eropa yang dingin dan bersalju seperti Swiss mungkin cocok untuk dikembangakan atraksi
wisata ski es. b.
Iklim dan cuaca Ditentukan oleh latitude dan elevation diukur dari permukaan air laut, daratan,
pegunungan, dan sebagainya. Bersama faktor geologis, iklim merupakan penentu utama dari lingkungan fisik yang mempengaruhi vegetasi, kehidupan
binatang, angin, dan sebagainya. c.
Topografi dan landforms. Bentuk umum dan struktur permukaan bumi membuat beberapa georafis
menjadi bentangan alam yang unik landform. Kedua aspek ini menjadai daya tarik tersendiri yang membedakan kondisi georafis suatu wilayahbenua
lainya sehingga sangat menarik untuk menjadi atraksi wisata.
Universitas Sumatera Utara
d. Surface materials.
Menyangkut sifat dan ragam material yang menyusun permukaan bumi, misalnya formasi buatan alam, pasir, mineral, minyak, dan sebagainya, yang
sangat unik dan menarik sehingga bisa dikembangkan menjadi atraksi wisata alam.
e. Air
Air memegang peran yang sangat penting dalam menentukan tipe dan level dari rekreasi outdoor, misalnya dalam mengembangkan jenis wisata
pantaibahari, danau, sungai, dan sebagainya sailing, cruisesw, fishing, snorkeling, dan sebagainya
f. Vegetasi
Vegetasi merujuk pada keseluruhan kehidupan tumbuhan yang menutupi suatu area tertentu. Kegiatan wisata sangat tergantung pada kehidupan dan
formasi tumbuhan seperti misalnya ekowisata pada kawasan konservasi alamhudan lindung.
g. Fauna
Beragam binatang berperan cukup signifikan terhadap aktifitas wisata baik dipandang dari sisi konsumsi misalnya wisata berburu dan mancing maupun
non konsumsi misalnya birdwatching. 2.
Sumber Daya Budaya Istilah “budaya” tidak hanya sekedar merujuk pada sastra dan seni, tetapi juga
pada keseluruhan cara hidup yang dipraktikan manusia dalam kehidupan sehari-
Universitas Sumatera Utara
hari yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya, serta mencakup pengertian yang lebih luas dari lifestyle dan folk heritage. Dalam pariwisata, jenis
pariwisata yang menggunakan sumber daya budaya sebagai modal utama dalam atraksi wisata sering dikenal sebagai pariwisata budaya.
Sumbr daya budaya yang dapat dikembangkan menjadi daya tarik wisata diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Bangunan bersejarah, situs, monument, museum, galeri seni, situs budaya
kuno dan sebagainya. b.
Seni patung kontemporer, arsitektur, tekstil, pusat kerajinan tangan dan seni, pusat desain, studio artis, industry film, penerbit, dan sebagainya.
c. Seni pertunjukan, drama, sendratari, lagu daerah, teater jalanan, eksibisi foto,
festival, dan even khusus lainya. d.
Peninggalan keagamaan, pura, candi, masjid, situs, dan jejak peninggalan agama lainya.
e. Kegiatan dan tata cara hidup masyarakat lokal, sestem pendidikan, sanggar,
teknologi tradisional, cara kerja dan tradisi yang berlaku pada masyarakat setempat.
f. Perjalanan trekking ke tempat bersejarah menggunakan alat transportasi
tradisional unik berkuda, delman, dan sebagainya. Mencoba kuliner setempat. Melihat persiapan, cara membuat,
menyajikan,dan menyantapnya merupakan salah satu atraksi budaya yang samgat menarik bagi wisatawan.
Universitas Sumatera Utara
3. Sumber Daya Manusia
Faktor sumber daya manusia sangat menentukan eksistensi pariwisata. Hampir setiap tahap dan elemen pariwisata memerlukan sumber daya manusia
untuk menggerakanya. Sebagai salah satu industry jasa, sikap dan kemampuan staff akan sangat berdampak terhadap pelayanan yang diberikan kepada
wisatawan yang secara lansung akan berdampak pada kenyamanan, kepuasan, dan kesan atas kegiatan wisata yang dilakukan.
Secara garis besar, karir yang dapat ditekuni dan memerlukan sumber daya manusia dalam dunia kepariwisataan adalah :
a. Bidan transportasi, darat, laut, dan udara
b. Bidang akomodasi, dari segala macam bentuk akomodasi
c. Biro perjalanan wisata
d. Instansi pengelola wisata, baik swasta maupun pemerintah
e. Dan lain sebagainya.
2.1.5 Objek dan Daya Tarik Wisata
Objek dan daya tarik wisata tourism resources merupakan satu kesatuan dari atraksi wisata yang ada dan ditawarkan disuatu daerah tujuan wisata guna menarik
minat wisatawan untuk bekunjung ke daerah tersebut. Objek merupakan daerah atau tempat dimana daya tarik wisata itu terdapat sedangkan daya tarik wisata merupakan
suatu potensi yang dimiliki suatu daerah dan dikemas dalam bentuk atraksi wisata yang di suguhkan kepada wisatawan yang datang berkunjung ke daerah tujuan wisata.
Universitas Sumatera Utara
Hal ini memposisikan objek dan daya tarik wisata salah satu pilar utama dalam pengembangan indusri pariwisata.
Pengertia objek wisata menurut para ahli. 1.
SK. MENPARPOSTEL NO.KM 98 PW. 102 MPPT-87 Menjelaskan bahwa objek wisata adalah tempat atau keadaaan alam yang
memiliki sumber daya wisata yang dibangun dan dikembangkan sehingga mempunyai daya tarik dan diusahakan sebagai tempat yang dikunjungi
wisatawan. 2.
Menurut Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990 yaitu yang menjadi sasaran perjalanan wisata yang meliputi :
a. Ciptaan Tuhan YME, yang mewujudkan keadaan alam serta flora dan fauna
seperti : pemandangan alam, panorama indah, hutan rimbah dengan tumbuhan hutan tropis, serta binatang-binatang langka.
b. Karya manusia yang berwujud museum, peninggalan purbakala, peninggalan
sejarah, seni budaya, wisata agro pertanian, wisata tirta air, wisata petualangan, taman rekreasi dan tempat hiburan.
c. Sasaran wisata minat khusus seperti : berburu, mendaki gunung, gua, industri
kerajinan, tempat perbelanjaan, sungai air deras, tempat-tempat ibadah, tempat-tempat ziarah dan lain-lain.
Suatu tempatdaerah agar dapat dikatakan sebagai objek wisata harus memenuhi hal pokok berikut:
1. Adanya something to see. Maksudnya adalah sesuatu yang menarik untuk dilihat.
Universitas Sumatera Utara
2. Adanya something to buy. Maksudnya adalah sesuatu yang menarik dan khas
untuk dibeli. 3.
Adanya something to do. Maksudnya adalah sesuatu aktivitas yang dapat dilakukan di tempat itu.
Setiap daerah tujuan wisata memiliki objek dan daya tarik berbeda-beda yang ditawarkan kepada wisatawan sesuai dengan potensi yang dimiliki. Secara garis besar
objek wisata terbagi dalam dua jenis diantaranya yaitu: 1.
Daya tarik wisata alam natural tourist attractions, segala bentuk daya tarik yang dimiliki oleh alam, misalnya: laut, pantai, gunung, danau, lembah, bukit, air
terjun, ngarai, sungai, hutan 2.
Daya tarik wisata buatan manusia man-made tourist attractions, meliputi: Daya tarik wisata budaya cultural tourist attractions, misalnya: tarian, wayang,
upacara adat, lagu, upacara ritual dan daya tarik wisata yang merupakan hasil karya cipta, misalnya: bangunan seni, seni pahat, ukir, lukis.
Objek dan daya tarik wisata Tourism resources oleh Prof. Marioti disebut dengan istilah “attractive spontanee”, yaitu segala sesuatu yang terdapat di daerah
tujuan wisata yang merupakan daya tarik agar orang-orang mau datang berkunjung ke suatu tempat daerah tujuan wisata, diantaranya ialah:
1. Benda-benda yang tersedia dan terdapat di alam semesta, yang dalam istilah
pariwisatadisebut dengan istilah Natural Amenities. Termasuk kelompok ini adalah:
Universitas Sumatera Utara
a. Iklim, misalny cuaca cerah clean air, banyak cahaya matahari sunny day,
sejuk mild, kering dry, panas hot, hujan wet, dan sebagainya. b.
Bentuk tanah dan pemandangan Land configuration and landscape, tanah yang datar plains, lembah pegunungan scenic mountain, danau lakes,
sungai river, pantai beaches, air terjun water-fall, gunung berapi volcanos, dan pemandangan yang menarik panoramic views.
c. Hutan belukar The Sylvan Elements, misalnya hutan yang luas large forest,
banyak poho-pohon trees. d.
Fauna dan flora, seperti tanaman-tanaman yang aneh uncommon vegetation, burung-burung birds, ikan fish, binatang buas wild life, cagar alam
national park, daerah perburuan hunting and photographic safari, dan sebagainya.
e. Pusat-pusat kesehatan Health Center dan yang termasuk kelompok ini,
misalnya sumber air mineral natural spring of mineral water, mandi lumpur mud baths, sumber air panas hot spring, dimana kesemuanya itu
diharapkan dapat menyembuhkan macam-macam penyakit. 2.
Hasil ciptaan manusia man-made supply. Kelompok ini dapat dibagi dalam empat bagian yang penting, yaitu:
a. Benda-benda yang bersejarah, kebudayaan dan keagamaan Historical,
cultural and religious, misalnya: • Monumen bersejarah dan sisa peradapan masa lampau.
Universitas Sumatera Utara
• Museum, art galerry, perpustakaan, kesenian rakyat, handicraft. • Acara tradisional, pameran, festival, upacara naik haji, upacara
perkawinan, upacara khitanan, dal lain-lain. • Rumah-rumah ibadah, seperti masjid, gereja, kuil atau candi maupun
pura. 3.
Tatacara hidup masyarakat The Way Life. Tata cara hidup tradisional dari suatu masyrakat merupakan salah satu sumber yang amat penting untuk ditawarkan
pada wisatawan. Bagai mana cara kehidupan dan adat istiadatnya, semua merupakan semua merupakan daya tarik bagi wisatawan. Hal semacam ini sudah
terbukti, betapa pengarhnya dan dapat dijadikan suatu events yang dapa dijual oleh tour operator. Contoh yang terkenal diantaranya adalah:
a. Upacara pembakaran mayat ngaben di Bali
b. Upacara pembakaran mayat di Toraja
c. Upacara Batagak panghulu di Minangkabau
d. Upacara khitanan di daeraqh parahyangan
e. Upacara sekaten di Yogyakarta
f. Tea ceremony di Jepang
g. Upacara Waysyak di candi Mendut dan Borobudur, dan lain-lain.
Menurut Prof. Mariotti, ketiga hal tersebut diatas yang dapat menarik wisatawan berkunjung ke suatu daerah. Jadi ketiga hal tersebut lah yang merupakan objek dan
atraksi wisata.
Universitas Sumatera Utara
Dalam bukunya Tourism: The International Business 1990: Attractions draw people to a destination. Robert Christie Mill. Mengatakan bahwa. Daya tarik
wisata memiliki kekuatan tersendiri sebagai komponen produk pariwisata karena dapat memunculkan motivasi bagi wisatawan dan menarik wisatawan untuk
melakukan perjalanan wisata, hal demikian terlebih terjadi di destinasi pariwisata yang memilki sangat beragam dan bervariasi daya tarik wisata.
2.1.6 Pengelolaan Objek Wisata
Suatu objek wisata, agar memiliki nilai jual dan dapat menarik wisatawan untuk berkunjung dan menikmati atraksi wisata yang ditawarkan haruslah dapat
dikemas semenarik mungkin. Tanggung jawab pengemasan potensi wisata yang ada hingga menjadi sebuah paket wisata yang siap jual tidak terlepas dari campur tangan
manusia dalam mengolah dan mengelola potensi yang ada. Secara etimologi pengelolaan berasal dari kata kelola yang mendapatkan
tambahan konfiks pe-an. Kamus Umum Bahasa Indonesia mengartikan pengelolaan secara umum sebagai penyelenggaraan. Dengan arti luasnya adalah suatu
penyelenggaraan rencana pengembangan yang dilakukan instansi pemerintah maupun swasta terhadap sesuatu hal atau suatu keadaan.
Dalam dunia pariwisata pengelolaan dihadapkan pada adanya perubahan selera pengunjung pada daya tarik suatu objek. Untuk menghadapi situasi yang
demikian pengelola maupun pemerintah harus cepat tanggap dan kreatif untuk dapat penyesuaian produk-produk dengan selera pengunjung. Misalnya saja mengadakan
Universitas Sumatera Utara
perubahan penyajian dalam pelaksanaan promosi, sehingga objek dan daya tarik wisata tersebut dapat dihidupkan lagi dengan produk yang baru.
Pembangunan suatu objek harus dirancang dengan bersumber pada potensi yang dimiliki objek tersebut. Dengan mengacu pada kriteria keberhasilan
pengembangan yang meliputi berbagai kelayakan. Dalam mengelola suatu DTW, harus memiliki strategi khusus yang bertujuan untuk mengembangkan produk dan
pelayanan berkualitas, seimbang dan bertahap. Di berbagai objek pariwisata ada berbagai unsur yang saling bergantungan,
yang mana unsur – unsur ini perlu dikembangkan agar dapat menarik minat wisatawan. Pada dasarnya seorang wisatawan berkunjung ke suatu daerah adalah
untuk memperoleh kepuasan. Adapun unsur – unsur yang perlu dikembangkan antara lain atraksi yakni hal-hal yang menarik perhatian wisatawan; fasilitas yaitu segala
sesuatu yang dibutuhkan wisatawan selama berada di objek wisata;infrastruktur seperti jalan raya dan fasilitas kesehatan; transportasi yaitu jasa – jasa pengangkutan
menuju objek wisata; hospitality atau keramahtamahan dan kesediaan untuk menerima pengunjung di objek tersebut.
Atraksi dan fasilitas tidak dapat dicapai dengan mudah kalau belum ada infrastruktur dasar seperti jalan raya, sistem pengairan, jaringan komunikasi, terminal
pengangkutan, sumber listrik maupun sistem keamanan. Infrastruktur harus dikelola sedemikian rupa agar dapat memberikan kepuasan dan kenyamanan kepada
pengunjung. Pengembangan infrastruktur akan dapat dinikmati oleh banyak pihak, bukan hanya wisatawan tetapi juga masyarakat yang berada di sekitar objek wisata.
Universitas Sumatera Utara
Pengelolaan infrastruktur merupakan satu hal yang paling penting untuk meningkatkan industri pariwisata di suatu daerah.
2.2 Kebudayaan 2.2.1 Defenisi Kebudayaan