piutang perusahaan. Karena apabila prosentase realisasi penagihan meningkat maka akan menurunkan saldo piutang dagang perusahaan. Sedangkan untuk
frekuensi kesalahan pemberian kredit ulang juga berhubungan dengan saldo piutang perusahaan dimana apabila frekuensi kesalahan pemberian kredit ulang
dilakukan terus menerus akan menyebabkan kenaikan saldo piutang dagang perusahaan. Oleh karena itu, dalam pengendalian saldo piutang dagang
perusahaan harus mampu meningkatkan prosentase realisasi penagihan dan memperkecil frekuensi kesalahan pemberian kredit ulang.
4.4.5 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini telah dilakukan secara optimal, namun demikian dalam hasil penelitian ini masih terdapat keterbatasan, yaitu antara lain:
1. Keterbatasan data yang tersedia, hal ini mungkin berbeda jika peneliti ikut
terjun langsung dalam kegiatan perhitungan pada bagian akuntansi. Karena selama ini penelitian hanya berdasarkan data yang telah tersedia dan data yang
telah jadi, yang dibuat oleh perusahaan. 2.
Dari hasil penelitian juga dapat dilihat adanya hubungan dari variabel-variabel lain selain variabel yang diteliti, sehingga dalam penelitian yang akan datang
hendaknya diperhitungkan variabel-variabel lain yang dimungkinkan juga berhubungan dengan saldo piutang dagang perusahaan.
3. Dalam penelitian ini juga hendaknya memperpanjang periode penelitian agar
data yang didapatkan lebih banyak dan hasil yang diperoleh lebih baik dan akurat.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil analisis dengan menggunakan Korelasi Rank Spearman maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
Berdasarkan hasil perhitungan Korelasi Rank-Spearman dapat dijelaskan bahwa besarnya hubungan antara variabel prosentase realisasi penagihan X
1
dengan saldo piutang dagang sebesar –0.744 berarti bahwa variabel prosentase realisasi penagihan memiliki hubungan negatif yang kuat dengan saldo piutang
dagang Y. Hubungan antara variabel frekuensi kesalahan pemberian kredit ulang X
2
dengan saldo piutang dagang sebesar 0.760 berarti bahwa variabel frekuensi kesalahan pemberian kredit ulang memiliki hubungan positif yang kuat dengan
saldo piutang dagang Y. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara kedua variabel tersebut kuat atau erat. Meskipun demikian, penelitian ini berhasil
membuktikan bahwa adanya hubungan korelasi antara prosentase realisasi penagihan dan frekuensi kesalahan pemberian kredit ulang dengan saldo piutang
dagang di PT. Srikandi Plastik Sidoarjo.
56