Kompleksitas Sistem Sosial Politik

16 Dasar-Dasar Kepemerintahan yang Baik merupakan tindakan campur tangan biasanya dari pihak pemerintah dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat, yang diarahkan untuk terciptanya suatu keadaan tertentu sesuai dengan ketentuan atau keinginan pemerintah; bahkan mungkin berdasarkan permintaan sebagian unsur masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu, interaksi dalam bentuk intervensi ini biasanya meskipun tidak selalu melibatkan banyak pelaku, baik dari lingkungan pemerintah sendiri maupun dari berbagai unsur masyarakat swasta, LSM, individual, dan sebagainya Ketiga jenis interaksi tersebut pada dasarnya memiliki ciri yang sama, yaitu adanya interaksi atau hubungan yang dinamis diantara dua atau lebih unsur pelaku. Sedangkan perbedaannya terutama terletak pada format kelembagaan atau organisasi dan tingkat pengarahannya level of directions. Dalam rangka kepemerintahan, sangat penting untuk mendapatkan gambaran teoritis maupun empiris mengenai berbagai bentuk interaksi sosio-politik, karena dengan begitu sistem pemerintahan yang dibangun akan mampu mengimbangi dinamika proses interaksi yang berkembang dalam masyarakat.

B. Kompleksitas Sistem Sosial Politik

Kompleksitas adalah sebuah konsep yang biasanya digunakan dengan mudah, tetapi lebih sering penggunaan tersebut tidak berarti apa-apa selain menggambarkan sebuah isu issue, situasi, atau permasalahan tertentu, yang biasanya sulit untuk dimengerti atau terlalu rumit untuk dipecahkan. Tetapi yang Modul Diklatpim Tingkat IV 17 lebih penting bukanlah kompleksitasnya sendiri, melainkan aspek-aspek mendasar dari setiap fenomena yang terjadi yang harus dipertimbangkan dalam memecahkan permasalahan kepemerintahan. Menurut Kooiman 1993:39 berdasarkan literatur yang ada, terdapat tiga cara yang bisa dilakukan dalam memanfaatkan kompleksitas bagi pengembangan teori dan konseptualisasi kepemerintahan dan kondisi memerintah governance and governability, yaitu: seleksi dan reduksi Luhmann, 1970, penstrukturan Simon, 1969, dan operasionalisasi La Porte, et.al, 1975. Menurut Luhmann 1970, permasalahan fundamental dari seluruh sistem sosial masyarakat adalah mengurangi kompleksitasnya. Dalam pandangannya, kompleksitas itu tidak harus berarti jumlah atau bervariasinya subsistem permasalahan, tetapi yang bersifat kompleks itu adalah interaksinya. Dengan demikian memilah-milah menyeleksi dan menyusun pola interaksi adalah pekerjaan yang mendasar dalam upaya memecahkan kompleksitas permasalahan. Metode inilah yang digunakan sebagai pendekatan dalam menganalisis pengembangan sistem-sistem, seperti sistem pendidikan, sistem hukum dan peradilan, baik pada skala makro maupun dalam perspektif kesejarahan. Jika dipandang sebagai struktur, maka konstruksi kompleksitas itu menurut Simon 1969 sebenarnya merupakan sebuah struktur di dalam struktur, dan di dalam struktur lainnya yang lebih besar a structure within a structure, within another 18 Dasar-Dasar Kepemerintahan yang Baik biggest structure. Oleh karena itu, ia merekomendasikan bahwa untuk mempelajari kompleksitas sesuatu permasalahan interaksi sosial sebaiknya digunakan prinsip “nearly-decomposability” yang berarti bahwa beberapa bagian dalam suatu sistem cenderung lebih memiliki keterkaitan yang erat dibandingkan dengan beberapa bagian lainnya dari sistem tersebut. Kompleksitas interaksi sosial masyarakat sebagaimana diungkapkan La Porte et.al 1975 dapat pula ditanggulangi dengan cara memandangnya sebagai problematika operasional. Apa yang dilakukannya dalam upaya memecahkan permasalahan kompleksitas adalah melalui kajian dengan konseptualisasi dan studi kasus berbagai tingkatan sosial. Hampir semua pendekatan studi mengenai kompleksitas sosial memiliki pandangan yang sama bahwa kompleksitas adalah sekumpulan interaksi dari berbagai unsur dalam suatu sistem tertentu. Karakteristik ini mendekati kondisi yang sebenarnya dari fenomena interaksi sosial-politik yang kita hadapi sehari- hari. Selanjutnya, kita dapat mengatakan bahwa kompleksitas selalu berkaitan dengan bagian-bagian atau unsur-unsur dan keseluruhannya parts and wholes. Oleh karena itu, kita tidak mungkin dapat memahami kompleksitas sosial, dengan mengabaikan berbagai interaksi yang terjadi diantara unsur- unsurnya dan berbicara hanya keseluruhannya saja; atau jika kita hanya mengkaji keseluruhan fenomena, tanpa Modul Diklatpim Tingkat IV 19 mempertimbangkan interaksi yang terjadi di antara unsur- unsurnya. Akhirnya, berdasarkan hal-hal tersebut di atas kita dapat mengatakan bahwa untuk menghadapi kompleksitas permasalahan sosial tidak mungkin hanya dengan mengandalkan satu jalan pemecahan. Untuk itu, cara yang terbaik adalah memilih cara terbaik dari beberapa alternatif penyelesaian, tergantung kepada apa dan bagaimana permasalahan yang dihadapi itu. Berbagai kriteria mungkin dapat dikemukakan untuk pemilihan alternatif tersebut, misalnya yang berkaitan dengan tingkat pemusatan, intensitas, ataupun cakupan atau ruang lingkup pemecahannya.

C. Keanekaragaman Sistem Sosial Politik