Peranan Bagian Humas Dan Protokol Melalui SMS Center Dalam Menyampaikan Kegiatan Kepada Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S1) Pada Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas

Oleh:

OCTAVIANI FAUZIAH RENZY NIM. 41807055

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI HUMAS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA B A N D U N G


(2)

iv ABSTRAK

PERANAN BAGIAN HUMAS DAN PROTOKOL MELALUI SMS CENTER DALAM MENYAMPAIKAN KEGIATAN KEPADA

ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH (DPRD) PROVINSI JAWA BARAT

Oleh

OCTAVIANI FAUZIAH RENZY NIM.41807055

Skripsi ini dibawah bimbingan Drs. Oji Kurniadi, M.Si

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Peranan Bagian Humas dan Protokol Melalui SMS Center Dalam Menyampaikan Kegiatan Kepada Anggota Dewan. Penelitian ini membahas 3 buah pertanyaan penelitian antara lain mengenai fasilitator komunikasi, teknisi komunikasi dan peranan Humas.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif, teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi, studi pustaka, ditunjang oleh internet searching serta dokumentasi dengan jumlah informan 5 orang yang terdiri dari 3 orang bagian Humas dan Protokol dan 2 orang Anggota Dewan yang dianggap dapat mewakili Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat yang lainnya.

Hasil penelitian melalui wawancara dapat diketahui bahwa Humas dan Protokol bertindak sebagai komunikator atau mediator melalui SMS Center dalam menyampaikan kegiatan kepada Dewan untuk mempermudah dan mempercepat informasi atau menyampaikan pesan kegiatan kepada Dewan sebelum surat undangan secara resmi sampai kepada Dewan sehingga Dewan dapat hadir dalam setiap kegiatan meskipun kegiatan bersifat mendadak. Humas dan Protokol Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat menyediakan layanan teknis komunikasi. SMS Center merupakan media komunikasi antara Humas dengan Dewan dalam menyampaikan kegiatan Dewan.

Kesimpulannya bahwa Peranan Humas dalam program SMS Center yaitu sebagai Fasilitator Komunikasi dan Teknisi Komunikasi. Karena dengan SMS

Center Humas menjadi fasilitator atau perantara dalam menyampaikan kegiatan kepada Dewan. Humas pun menjadi teknisi komunikasi dengan melakukan komunikasi kepada Dewan meskipun hanya satu arah melalui SMS.

Saran yang dapat diberikan bagi Humas sebaiknya mengikuti bimbingan teknis agar dapat menggunakan SMS Center sehingga tidak harus menunggu staf Humas lainnya yang dapat menggunakan SMS Center agar tidak terjadi keterlambatan penyampaian kegiatan atau informasi kepada Dewan.


(3)

v

ABSTRACT

THE ROLE OF PUBLIC RELATIONS AND PROTOCOL VIA SMS CENTER TO COMMUNICATE IN ACTIVITIES MEMBER OF THE REGIONAL

HOUSE OF REPRESENTATIVES PROVINCE OF WEST JAVA By

OCTAVIANI FAUZIAH RENZY NIM.41807055

This research under the guidance of Drs. Oji Kurniadi, M.Si

This aim of the research to determine the role of Public Relations and Protocol Via SMS Center In Delivering Activities To House of Representatives Members. This observation needed three discuss of research questions, among others, the facilitator of communication, communication technician and the role of Public Relations.

This research used a qualitative approach with descriptive methods, data collection techniques used in this study were interviews, observation, book study, supported by internet searching and documenting the number of informants 5 people consisting of 3 parts of the Public Relations and Protocol and 2 House of Representatives Members which is considered to represent the West Java Provincial Parliament Member others.

The results of the study through interviews can be seen that the Public Relations and Protocol act as communicator or mediator via SMS Center in presenting a program of activities to the House of Representatives to simplify and accelerate information or convey a message to the House of Representatives activities before formally to the invitation letter to the House of Representatives so that House of Representatives may be present in every activity although an emergent activity. Public Relations and Protocol of West Java Province DPRD Secretariat provides technical communication services. SMS Center is a medium of communication between the Council of Public Relations in delivering the House of Representatives activities.

The conclusion that the role of PR in the SMS Center program that is as Facilitator of Communications and Communications Technician. Due to the SMS Center Public Relations as facilitators or intermediaries in delivering activities to the House of Representatives. PR became a communications technician with the communication to the House of Representatives even though only one direction via SMS.

The advice can be given to the PR should follow technical guidance in order to use SMS Center so it does not have to wait for other Public Relations staff that can use SMS Center in order to avoid delay in delivery of activities or information to the House of Representatives.


(4)

vi

KATA PENGANTAR

Assalamua’laikum Wr.Wb

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan ridho-Nya yang telah memberikan kekuatan dan petunjuk serta ketabahan bagi penulis dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul “Peranan Bagian Humas Dan Protokol Melalui SMS Center Dalam Menyampaikan Kegiatan Kepada Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat ”.

Dalam penyusunan skripsi ini, tidak sedikit hambatan dan kesulitan yang dialami peneliti, terbatasnya kemampuan, pengetahuan dan wawasan menjadi hambatan terbesar dalam penyusunan skripsi ini. Tetapi berkat kerja keras, optimis dan dukungan dari semua pihak, akhirnya peneliti bisa menyelesaikannya dengan semaksimal mungkin. Saran dan kritik yang membangun peneliti harapkan agar dapat memberikan manfaat dan kemajuan bagi peningkatan peneliti dimasa yang akan datang.

Peneliti juga pada kesempatan ini ingin mengucapkan terima kasih kepada seseorang yang terdekat dengan peneliti yaitu kedua orang tua yang tersayang,

Mama dan Papa yang telah memberikan dukungan, biaya, pengorbanan, kesabaran dan do’anya selama ini,


(5)

vii

Tak lupa penulispun ingin megucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Yang Terhormat :

1. Bapak Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo, Drs., M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia, yang telah membantu peneliti khususnya dalam mengeluarkan surat permohonan penelitian untuk melakukan penelitian di Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat dan pengesahaan pada skripsi ini.

2. Bapak Drs. Manap Solihat, M.Si. selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi yang telah memberikan pengesahan pada skripsi ini juga memberikan banyak arahan, nasihat, saran serta ilmu pelajaran hidup yang berharga bagi peneliti untuk di masa depan.

3. Ibu Melly Maulin, S.Sos., M.Si., selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Komunikasi, yang telah memberikan pengarahan sebelum penelitian dilaksanakan.

4. Ibu Desayu Eka Surya, S.Sos, M.Si., selaku Dosen Wali yang telah memberikan banyak bimbingan, arahan, nasihat, saran serta ilmu pelajaran hidup yang berharga bagi penulis untuk di masa depan.

5. Bapak Drs. Oji Kurniadi, M.Si., selaku Dosen Pembimbing peneliti yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan, masukan, serta nasehat


(6)

viii

dalam penyusunan skripsi yang telah banyak membantu peneliti pada saat bimbingan skripsi.

6. Staf Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi yang telah memberikan ilmu dan pengetahuannya kepada penulis dari awal sampai akhir perkuliahan. 7. Sekretariat Program Studi Ilmu Komunikasi, Ibu Astri Ikawati A.md.,

Kom, dan Ibu Rr. Sri Intan F., S. I. Kom, selaku sekretariat Ilmu Komunikasi yang telah memperlancar kegiatan akademik di Universitas Komputer Indonesia

8. Bapak Dedi Dharmawan, SH. selaku Kepala Bagian Umum dan Administrasi yang telah memberikan ijin penelitian di Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat dan Ibu Dra. Sinta Kurijani Suwarja selaku Kasubbag Tata Usaha dan Kepegawaian yang telah banyak membantu dalam pencarian data dan proses perijinan.

9. Ibu Dra. Hj. Siti Nina Nurasidah, selaku Kepala Bagian Humas/Protokol yang telah membantu dalam memberikan data dan bersedia menjadi informan mengenai program SMS Center pada Bagian Humas Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat.

10. Bapak Nanang Syaefudin, S. Sos, selaku Kasubbag Publikasi yang telah bersedia menjadi informan peneliti dan mengarahkan peneliti dalam pencarian data mengenai program SMS Center.

11. Bapak Drs. Daddy Rohanady, selaku Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk menjadi informan dan diwawancarai oleh peneliti serta memberikan banyak informasi mengenai


(7)

ix

SMS yang sering didapatnya melalui program SMS Center oleh Bagian Humas dan Protokol.

12. Ibu Dra. Hj. Iemas Masithoh M. Noor, SH. MH., selaku Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk menjadi informan dan diwawancarai oleh peneliti serta memberikan banyak informasi mengenai SMS yang sering didapatnya melalui program SMS Center oleh Bagian Humas dan Protokol.

13. Bapak Drs. Sudiana selaku Kasubbag Layanan Aspirasi dan Humas dan Bapak Drs. Ari Haryadi Memed selaku Kasubbag Protokol beserta Ibu Utti, Ibu Anne, Ibu Ucu, Ibu Kamila, Ibu Yenni, Ibu Heni, Ibu Nungkeu, Bapak Aman, Bapak Taufik, Bapak Suherman, Bapak Haris, Bapak Jemmi, Bapak Edih, Bapak Engkus, Bapak Yayan, dan Bapak Atang, selaku staf bagian Humas/Protokol Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat yang telah membantu pengambilan data maupun dokumentasi dan membantu dalam berkomunikasi dengan Anggota Dewan kepada peneliti pada saat penelitian.

14. Adik-adikku, M. Ocky Reza Rizkardo dan M. Abdurahman Faisal Azmi yang tersayang atas insipirasi, pengertian, perhatian dan dukungan selama ini. 15. Sahabat yang tercinta Rachmawati Windyaningrum, Dewi Soraya, dan

Dwi Nurmalita Sari yang setia berjuang bersama hingga saat ini dan telah membantu serta menemani peneliti dalam mencari data serta terjun ke lapangan. Kalian sahabat terbaikku disaat susah maupun senang kita selalu berempat tanpa terpisahkan Genk Kuncir.


(8)

x

16. Teh Leni Wastika, yang telah dan sangat membantu peneliti dalam memberikan arahan awal dalam penelitian dan meminjamkan buku-buku yang sangat penting kepada peneliti. Makasih teteh…….

17. Rd. Fitri Priyatni Putri yang selalu bimbingan bersama-sama dengan peneliti dan menemani peneliti untuk terjun ke lapangan dan Wahyu Setiyadi

yang selalu bersama-sama menemui pembimbing beserta Itha meskipun berbeda pembimbing.

18. Catoer Nofrianto, terima kasih atas perhatian, semangat serta doa yang selalu kamu berikan meskipun terhalang oleh jarak. I really really thanks for you.

19. Teman-teman seperjuanganIK 2 angkatan 2007 (Agus, Opik, Bayu, Adin, Sendy, Adi, Asha, Kikin, Mute, Rifki, Helmy, Santy, Camelia, Mas Duen dan teman-teman lain yang tidak disebutkan satu-persatu) dan IK-Humas 2 angkatan 2007 (Gilang, Fadly, Mayang, Kemas, Tini, Wewet, Verlian, dan teman-teman lain yang tidak disebutkan satu-persatu) yang tetap semangat dan saling mendukung.

20. Teman-teman kosan kuning yang selalu menghibur disaat peneliti sudah mulai jenuh.

21. Teman-teman IK Humas 1, IK Humas 3 dan IK Jurnal lainnya yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu, semoga persahabatan dan persaudaraan kita tetap terjalin.

22. Sahabat-sahabatku yang lain Ghea dan Uzziel terima kasih atas doa dan semangat kalian.


(9)

xi

23. Semua pihak yang telah membantu sebelum dan selama pelaksanaan penelitian ini yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu.

Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih diperlukan penyempurnaan dari berbagai sudut, baik dari segi isi maupun pemakaian kalimat dan kata-kata yang tepat, oleh karena itu, peneliti mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan penulisan pada skripsi ini.

Akhir kata peneliti mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu peneliti dalam melakukan penulisan skripsi ini dan semoga penulisan skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi peneliti khususnya dan pembaca lainnya umumnya. Semoga semua bantuan, dorongan dan bimbingan yang telah diberikan itu akan mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT, Amin.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Bandung, Juli 2011


(10)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah

Manusia dalam kehidupannya sehari-hari melakukan aktivitas. Dengan melakukan aktivitas atau kegiatan yang cukup padat pastinya manusia tidak dapat menangani sendiri kegiatan tersebut dan mengingat kegiatan apa saja yang harus dilakukannya dalam waktu satu hari. Begitu juga dengan Anggota Dewan yang memiliki cukup padat berbagai macam kegiatan untuk menunjang hak dan kewajibannya sebagai Dewan yang dipilih langsung oleh rakyat untuk mewakili aspirasi rakyat. Selain itu sebagai pengabdian kepada rakyat dengan menjalankan seluruh tugas dan wewenang yang telah ditetapkan.

Dengan kegiatan yang cukup padat tidak mungkin Dewan dapat mengatasi sendiri jadwal kegiatan yang akan dilakukannya dalam kurun waktu satu hari. Maka dari itu Dewan membutuhkan peranan orang lain untuk membantu mengingatkan atau memberitahukan jadwal kegiatannya dan mengundang Dewan untuk menghadiri semua kegiatan yang terkait dengan Dewan dalam hal ini Sekretariat Dewan yang didalamnya terdapat bagian Humas dan Protokol memegang peranan untuk memfasilitasi kinerja Dewan sehingga Dewan dapat melaksanakan tugas dan wewenangnya dengan baik.

Peranan dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah, “sesuatu yang menjadi bagian atau yang memegang pimpinan terutama terjadinya suatu hal atau peristiwa” (Kamus Umum Bahasa Indonesia, 2003)


(11)

Peranan sangat dibutuhkan terutama peranan Public Relations (PR) karena

Public Relations (PR) memiliki peranan penting dalam perusahaan, organisasi maupun instansi atau lembaga pemerintahan. Public Relations (PR) memiliki fungsi membentuk citra positif maupun melayani aspirasi dari publik baik publik internal maupun publik eksternal.

Public Relations (PR) adalah bidang komunikasi yang mengalami perkembangan sangat cepat dalam berbagai aspek kehidupan, ekonomi, politik, dan sosial.

Menurut Dr. Rex Harlow dalam bukunya yang berjudul A Model for Public Relations Education for Proffesional Practices yang diterbitkan oleh

International Public RelationsAssociation (IPRA) 1978 yang dikutip oleh Rusady Ruslan menyatakan bahwa definisi Public Relations (PR) adalah:

Public Relations adalah fungsi manajemen yang khas dan mendukung pembinaan, pemeliharaan jalur bersama antara organisasi dengan publiknya, menyangkut aktivitas komunikasi, pengertian, penerimaan dan kerjasama, melibatkan manajemen dalam menghadapi persoalan atau permasalahan, membantu manajemen untuk mampu menanggapi opini publik, mendukung manajemen dalam mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif, bertindak sebagai sistem peringatan dini dalam mengantisipasi kecenderungan penggunaan penelitian serta teknik komunikasi yang sehat dan etis sebagai sarana utama” (Ruslan, 2008:16).

Namun menurut para ahli Public Relations (PR) menanggapi definisi yang dirumuskan Dr. Rex Harlow tersebut terlalu panjang. Sehingga munculah definisi

Public Relations (PR) menurut Cutlip, Center & Broom, yaitu:

Public Relations adalah fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan


(12)

publik memengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut”. (Kriyantono, 2008:5).

Public Relations (PR) sesungguhnya sebagai alat manajemen modern secara struktural merupakan bagian integral dari suatu kelembagaan atau organisasi. Artinya Public Relations (PR) atau Humas bukanlah merupakan fungsi terpisah dari fungsi kelembagaan atau organisasi tersebut atau bersifat melekat pada manajemen perusahaan. Hal tersebut menjadikan Humas atau Public Relations (PR) dapat menyelenggarakan komunikasi dua arah timbal balik antara organisasi atau lembaga diwakilinya dengan publiknya. Peranan ini turut menentukan sukses atau tidaknya misi, visi, dan tujuan bersama dari organisasi, perusahaan atau lembaga tersebut. (Ruslan, 2008:20)

Dewasa ini hampir seluruh organisasi ataupun instansi pemerintahan memiliki Public Relations atau Humas. Perbedaan pokok antara fungsi dan tugas Hubungan Masyarakat (Humas) yang terdapat di instansi pemerintah dengan non pemerintah (lembaga komersial) adalah tidak adanya unsur komersial walaupun Humas Pemerintah juga melakukan hal yang sama dalam kegiatan publikasi, promosi, dan periklanan. Humas Pemerintah lebih menekankan pada public services atau demi meningkatkan pelayanan umum.

Melalui unit atau program kerja Humas tersebut, pemerintah dapat menyampaikan informasinya atau menjelaskan mengenai kebijaksanaan dan tindakan-tindakan tertentu serta aktivitas dalam melaksanakan tugas-tugas atau kewajiban-kewajiban kepemerintahannya. Menurut John D. Millet dalam bukunya, Management in Public Service the Quest for Effective Performance,


(13)

sebagaimana dikutip oleh Rusady Ruslan artinya Humas/PR dalam dinas instansi/lembaga kepemerintahan terdapat beberapa hal untuk melaksanakan tugas utamanya, yaitu sebagai berikut:

1. Mengamati dan mempelajari tentang hasrat, keinginan-keinginan dan aspirasi yang terdapat dalam masyarakat (learning about public desires and aspiration).

2. Kegiatan memberikan nasihat atau sumbang saran untuk menanggapi apa sebaiknya dilakukan oleh instansi/lembaga pemerintah seperti yang dikehendaki oleh pihak publiknya (Advising the public about what is should desire).

3. Kemampuan untuk mengusahakan terjadinya hubungan memuaskan yang diperoleh antara hubungan publik dengan aparat-aparat pemerintahan (ensuring satisfactory contact between public and government official). 4. Memberikan penerangan dan informasi tentang apa yang telah diupayakan

oleh suatu lembaga/instansi pemerintahan yang bersangkutan (informing and about what an agency is doing). (Ruslan, 2008:341)

Keberadaan unit kehumasan (Hubungan Masyarakat) di sebuah Lembaga atau instansi milik pemerintah merupakan kaharusan secara fungsional dan operasional dalam upaya menyebarluaskan atau untuk mempublikasikan tentang sesuatu kegiatan atau aktivitas instansi bersangkutan yang ditujukan baik untuk hubungan masyarakat ke dalam, maupun kepada masyarakat luar pada umumnya. Humas dapat merupakan suatu alat atau saluran (The PR as tools or channels of government publication) untuk mempelancar jalannya interaksi dan penyebaran informasi mengenai publikasi pembangunan nasional melalui kerja sama dengan pihak pers, media cetak atau elektronik dan hingga menggunakan media tradisional lainnya.

Fungsi pokok Humas Pemerintah Indonesia pada dasarnya, antara lain sebagai berikut:


(14)

b. Memberikan pelayanan, dan menyebarluaskan pesan atau informasi mengenai kabijaksanaan dan hingga program-program kerja secara nasional kepada masyarakat.

c. Menjadi komunikator dan sekaligus sebagai mediator yang proaktif dalam menjembatani kepentingan instansi pemerintah di satu pihak, dan menampung aspirasi, serta memperhatikan keinginan-keinginan publiknya di lain pihak.

d. Berperan serta dalam menciptakan iklim yang kondusif dan dinamis demi mengamankan stabilitas dan keamanan politik pembangunan nasional, baik jangka pendek maupun jangka panjang.(Ruslan, 2008:343)

Begitu juga dengan Humas dan Protokol Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawab Barat. Bagian Humas/Protokol bermula pada Bagian Umum dan Administrasi dibawah naungan Sekretariat Dewan DPRD Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Pada mulanya Sekretariat Dewan DPRD Pemerintah Provinsi Jawa Barat memiliki empat Bagian yang mendukung tugas pokok dalam menyelenggarakan dan mendukung tugas dan fungsi DPRD Provinsi Jawa Barat. Empat Bagian tersebut antara lain, adalah Bagian Persidangan, Bagian Perundang-undangan, Bagian Keuangan dan Bagian Umum serta Administrasi.

Berangkat dari PP No. 84 Tahun 2000 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terjadi peralihan bagian, yang selanjutnya dijelaskan pada Perda (Peraturan Daerah) No. 14 Tahun 2001 tentang Struktur Organisasi Kesekretariatan (SOTK). Berdasarkan Keputusan Pimpinan DPRD Provinsi Jawa Barat No. 2 Tahun 2001 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat, Sekretariat Dewan DPRD Pemerintah Provinsi Jawa Barat memiliki Lima Bagian dengan adanya penambahan Bagian Humas dan Protokol yang terlepas dari Bagian Umum dan Administrasi.


(15)

Bagian Humas dan Protokol dibentuk berdasarkan kebutuhan kinerja Dewan. Humas dan Protokol Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat dipimpin satu kepala bagian, serta dalam melaksanankan tugas pokok dan fungsinya dibantu oleh tiga kepala sub bagian. Sub bagian tersebut diantarannya, Sub Bagian Humas dan Layanan Aspirasi, Sub Bagian Publikasi, dan Sub Bagian Protokol.

Humas dan Protokol merupakan corong dari DPRD Provinsi Jawa Barat, maka bagian Humas dan Protokol termasuk dalam bagian sekretariatan yang berfungsi sebagai fasilitator kegiatan para anggota dewan. Pada periode 2009-2014 anggota dewan berjumlah 100 orang sehingga diperlukan peran Humas dan Protokol sebagai penghubung antara publik internal, yaitu anggota dewan dan publik eksternal, yaitu masyarakat Jawa Barat.

Humas dan Protokol yang mempunyai tugas yang tercantum dalam Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 30 Tahun 2009 tentang Tugas Pokok, Fungsi, Rincian Tugas Unit dan Tata Kerja Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Barat, pada Bagian Kelima. Menerangkan Bagian Humas dan Protokol dalam Pasal 12, 13, 14, dan 15.

Pada Pasal 12 menjelaskan tugas Humas dan Protokol yaitu menyelenggarakan pengkajian program kerja bagian Humas dan Protokol, menyelenggarakan pengkajian bahan informasi DPRD, menyelenggarakan Kehumasan dan layanan aspirasi, menyelenggarakan publikasi, menyelenggarakan Keprotokol, menyelenggarakan fasilitas aspirasi masyarakat kepada DPRD, menyelenggarakan fasilitas kegiatan reses DPRD, menyelenggarakan pelaporan dan evaluasi kegiatan bagian Humas dan Protokol,


(16)

menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan, menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja terkait, menyelenggarakan tugas lain sesuai tugas pokok dan fungsinya.

Tugas Humas dan Protokol yang tercantum dalam pasal 12 tersebut menyebutkan menyelenggarakan publikasi salah satunya menyampaikan kegiatan anggota dewan melalui program Short Message Service (SMS) Center yang menggunakan kemajuan teknologi sebagai media komunikasi atau pun penyampaian pesan publikasi.

Dijaman globalisasi yang penuh dengan teknologi ini banyak sekali yang memanfaatkan teknologi dengan sebaik mungkin untuk mendapatkan informasi maupun berkomunikasi dengan siapa saja. Dimana saja dan kapan saja dengan kecanggihan teknologi tersebut. Teknologi komunikasi dan informasi sesungguhnya sudah mulai dikenal manusia sejak beratus-ratus, berabad-abad lalu. Sejak manusia diciptakan di muka bumi ini, manusia sudah mulai mencoba berkomunikasi dengan simbol-simbol dan isyarat. Hal ini merupakan titik awal perkembangan Teknologi komunikasi dan informasi. Manusia yang lebih maju dan modern mampu berkomunikasi secara lisan dan mulai mampu mendokumentasikan informasi dalam bentuk tulisan dan ukiran baik dalam bentuk simbol maupun gambar.

Pada jaman lalu, teknik pendokumentasian informasi pun masih sangat sederhana, tetapi akhirnya terus berkembang dengan sangat pesat hingga saat ini. Beberapa alat yang digunakan pada zaman dulu antara lain, tulang, batu, kulit kayu, tanah liat, dan kulit binatang. Adapun karakteristik dari cara penyampaian


(17)

informasi pada zaman dahulu adalah informasi menyebar dengan lambat dan kurang efektif.

Setelah masa revolusi industri, alat-alat mekanik bahkan elektronik mulai ditemukan, termasuk didalamnya alat-alat yang mampu membuat komunikasi menjadi lebih mudah dan efektif. Jika pada awalnya orang yang berjarak jauh hanya mampu berkomunikasi lewat surat atau melalui kurir, maka pada abad pertengahan ini sudah mulai digunakan telegraf. Beberapa tahun kemudian, Alexander Graham Bel menemukan telepon yang mampu dipakai untuk berkomunikasi oleh orang walaupun berjarak jauh.

Sejak ditemukannya teknologi selular, penggunaan telepon genggam (handphone) semakin marak di kalangan anggota masyarakat. Ini pertanda bahwa pemakaian telepon seluler tidak lagi dimaksudkan sebagai simbol prestise, melainkan lebih banyak digunakan untuk kepentingan bisnis, kantor, organisasi, dan urusan keluarga.

Selain memiliki kelebihan dalam kecepatan pengiriman dan penerimaan pesan, telepon juga semakin murah biayanya serta kemudahan mengakses. Karena saat ini telepon seluler merupakan alat komunikasi yang tak terpisahkan bagi hampir semua orang. Bahkan sebagian besar orang juga membiarkan telepon selularnya aktif 24 jam. Begitu pula ketika sistem pengiriman pesan pendek Short Message Services (SMS) diperkenalkan para penyedia jasa telekomunikasi, penggunaan telepon genggam meningkat secara tajam dikalangan masyarakat, selain karena biaya pengiriman SMS sangat murah, juga semakin interaktif mulai dari pesan yang lucu, mengharukan, ancaman, sampai pada pesan cinta, bisnis,


(18)

dan politik. Namun keterbatasan ruang, maka saluran komunikasi ini dimanfaatkan untuk informasi yang membutuhkan kecepatan serta pesan yang singkat. (Fariani, 2009:28)

Begitu juga dengan para anggota dewan yang tidak mungkin tidak memiliki telepon selular. Para anggota dewan pasti memiliki telepon selular untuk berkomunikasi dengan sesama anggota dewan atau dengan partner kerja lainnya atau dengan para staf sekretariat dewan termasuk humas dan protokol. Selain sebagai alat komunikasi telepon selular pun dapat digunakan untuk mendapatkan informasi melalui pesan pendek yaitu Short Message Services (SMS). Telepon selular bagi anggota dewan sangatlah penting sehingga tak jarang para anggota memiliki telepon selular lebih dari satu.

Maka dari itu, Humas dan Protokol Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat menggunakan Short Message Services

(SMS) untuk menyampaikan kegiatan-kegiatan kepada anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat tetapi berbeda dengan SMS lainnya Humas dan Protokol Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat membuat program Short Message Services (SMS)

Center ini menggunakan teknologi komputer dan modem sebagai alat untuk menyampaikan pesan.

Menurut Ari Harmedi Memed salah seorang staf bagian Humas dan Protokol Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat yang menjabat sebagai Kasubag Protokol menjelaskan Short Message Services (SMS) Center memiliki dua 2 tipe, ada yang sifat one way dan two way, yang digunakan oleh anggota dewan adalah


(19)

yang sifatnya one way karena sebagai pemberitahuan informasi yang informal dan membantu mempercepat undangan rapat bagi anggota dewan. Dalam mendapatkan informasi yang akan disampaikan kepada anggota dewan melalui

Short Message Services (SMS) Center, Humas mendapatkannya melalui hasil rapat yang dilaksanakan oleh anggota dewan itu sendiri kemudian Humas mengingatkan kembali melalui SMS tersebut. Short Message Services (SMS)

Center ini diselenggarakan mulai dari tahun 2009 melalui rapat Badan Musyawarah, karena anggota dewan merasa perlunya ada pemberitahuan ulang apabila rapat akan dilaksanakan kembali.

Program SMS Center ini menggunakan 2 jenis provider yaitu GSM

(Global System For Mobile Communication) dan CDMA (Code Division Multiple Access). Pada Short Message Services (SMS) tidak ada kerjasama antara Humas dengan provider tersebut dan pembiayaan pemakaian menggunakan sistem pulsa prabayar. Dan nomor yang digunakan pun nomor lokal seperti biasa yang menggunakan kode daerah Bandung dan memiliki delapan digit angka yaitu (022)xxxxxxxx untuk CDMA dan untuk GSM nomor yang digunakan untuk telepon selular seperti biasa yaitu dua belas digit angka dengan nomor terdepan 0821xxxxxxxx dan tidak menggunakan nomor yang dikhususkan yang hanya menggunakan beberapa digit angka. Berikut adalah gambar program SMS Center


(20)

Gambar 1.1

Tampilan Awal Aplikasi SMS Center dengan Provider GSM

Sumber: Dokumentasi Penulis, 2010

Gambar 1.2

Aplikasi SMS Center dengan Provider CDMA

Sumber: Dokumentasi Penulis, 2010

Mengingat anggota dewan memiliki kegiatan yang cukup padat dan apabila melalui surat undangan tidak jarang tidak sampai kepada anggota dewan


(21)

atau dengan kata lain tidak pernah terbaca secara langsung oleh anggota dewan maka diadakannya Short Message Services (SMS) Center yang dibuat dan dikelola oleh Humas, karena pada jaman modernisasi seperti sekarang ini hampir seluruh masyarakat memiliki telepon selular termasuk anggota dewan. Dengan telepon selular yang selalu dibawa kemana pun dan kapan pun pasti undangan rapat ataupun kegiatan-kegiatan lainnya untuk anggota dewan tersampaikan.

DPRD merupakan Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah yang

berkedudukan sebagai unsur penyelenggara Pemerintah Daerah. Sebagai representasi rakyat, DPRD mempunyai fungsi legislasi, anggaran dan pengawasan. DPRD juga mempunyai tugas dan wewenang yang harus dilakukan. Dengan tugas dan wewenang tersebut maka banyak sekali kegiatan anggota dewan sebagai perwakilan rakyat yang dipilih oleh rakyat untuk menyampaikan aspirasi kepada anggota dewan dan dilaksanakan oleh anggota dewan. Perlunya penyampaian kembali kegiatan kepada anggota dewan untuk mengingatkan dan undangan baik secara resmi maupun tidak resmi. Secara resmi melalui undangan yang dibuat oleh Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat yang disampaikan kepada anggota. Sedangkan secara tidak resmi disampaikan oleh Humas dan Protokol melalui SMS dengan pesan secara singkat dan padat.

Betapa pentingnya penyampaian kegiatan bagi anggota dewan untuk menunjang tugas dan wewenangnya dan sebagai pengabdian kepada masyarakat. Untuk itu dari uraian yang telah dikemukakan di atas, penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut Bagaimana Peranan Bagian Humas dan


(22)

Protokol Melalui Short Message Service (SMS) Center Dalam Menyampaikan Kegiatan Kepada Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat?

1.2

Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka peneliti mengidentifikasi yang menjadi pokok masalah yang akan diteliti yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana Bagian Humas dan Protokol Sebagai Fasilitator Komunikasi Melalui SMS Center Dalam Menyampaikan Kegiatan Kepada Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat?

2. Bagaimana Bagian Humas dan ProtokolSebagai Teknisi Komunikasi

Melalui SMS Center Dalam Menyampaikan Kegiatan Kepada Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat? 3. Bagaimana Peranan Bagian Humas dan Protokol Melalui SMS Center

Dalam Menyampaikan Kegiatan Kepada Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat?


(23)

1.3

Maksud dan Tujuan

1.3.1 Maksud

Maksud dari diadakannya penelitian adalah untuk

mendeskripsikan dan menganalisa mengenai Peranan Bagian Humas dan Protokol Melalui Short Message Service (SMS) Center Dalam Menyampaikan Kegiatan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat.

1.3.2 Tujuan

1. Untuk Mengetahui Bagian Humas dan Protokol Sebagai

Fasilitator Komunikasi Melalui Program SMS Center Dalam Menyampaikan Kegiatan Kepada Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat.

2. Untuk Mengetahui Bagian Humas dan Protokol Sebagai Teknisi Komunikasi Melalui Program SMS Center Dalam Menyampaikan Kegiatan Kepada Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat.

3. Untuk Mengetahui Peranan Bagian Humas dan Protokol Melalui SMS Center Dalam Menyampaikan Kegiatan Kepada Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat.


(24)

1.4

Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoritis

Secara teoritis penelitian ini dilakukan untuk pengembangan keilmuan yaitu Ilmu Komunikasi secara umum dan secara khusus untuk pengembangan Ilmu Humas yaitu pada kegiatan internal.

1.4.2 Kegunaan Praktis

a. Peneliti

Kegunaan penelitian ini bagi peneliti adalah sebagai suatu pembelajaran dan pengalaman mengenai masalah penelitian yaitu Peranan Bagian Humas dan Protokol Melalui Short Message Service (SMS) Center Dalam Menyampaikan Kegiatan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat. b. Universitas

Kegunaan penelitian ini berguna bagi mahasiswa Universitas Komputer Indonesia secara umum, mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi secara khusus. Dan sebagai literature bagi yang akan melaksanakan penelitian yang sama.

c. Humas dan Protokol Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat

Bagi instansi, hasil penelitian ini sebagai informasi atau evaluasi terhadap Short Message Service (SMS) Center dalam menyampaikan kegiatan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat.


(25)

1.5

Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran merupakan alur pikir penulis yang dijadikan sebagai skema pemikiran yang melatar belakangi penelitian ini. Dalam kerangka pikir ini peneliti akan mencoba menjelaskan masalah pokok penelitian. Penjelasan yang disusun akan menggabungkan antara teori dengan masalah yang diangkat dalam penelitian ini.

1.5.1 Kerangka Teoritis

Peranan Humas dalam sebuah perusahaan atau instansi pemerintah sangat dibutuhkan karena dapat menjamin kepentingan publik baik publik internal maupun publik eksternal. Peranan dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah, “sesuatu yang menjadi bagian atau yang memegang pimpinan terutama terjadinya suatu hal atau peristiwa” (Kamus Umum Bahasa Indonesia, 2003)

Perkembangan profesionalisme Public Relations atau sering dikenal dengan Humas yang berkaitan dengan perkembangan peranan Humas, baik sebagai praktisi maupun professional dalam suatu organisasi, perusahaan, ataupun instansi pemerintah, menurut Dozier D. M., (1992) merupakan salah satu kunci untuk memahami fungsi

Public Relations dan komunikasi organisasi. Selain itu, hal tersebut juga merupakan kunci untuk pengembangan peranan praktisi PRO

(pejabat Humas) dan pencapaian profesionalisme dalam Public Relations.


(26)

Peranan Public Relations dalam suatu organisasi dapat dibagi empat kategori menurut Dozier & Broom, 1995 yaitu:

“1. Penasehat Ahli

2. Fasilitator Komunikasi

3. Fasilitator Proses Pemecahan Masalah 4. Teknisi Komunikasi”. (Ruslan, 2008:20).

Dari uraian tersebut peneliti memfokuskan peranan Humas yaitu Fasilitator Komunikasi dan Teknisi Komunikasi. Karena pada penelitian ini yang sangat mendukung untuk peranan humas dalam identifikasi masalah penelitian atau yang sangat mendukung dalam program SMS Center ini adalah Fasilitator Komunikasi dan Teknisi Komunikasi.

Menurut Dozier & Broom, 1995 Fasilitator Komunikasi (communication fasilitator),

“Fasilitator Komunikasi (communication fasilitator), dalam hal ini

praktisi Public Relations bertindak sebagai komunikator atau mediator untuk membantu pihak manajemen dalam hal untuk mendengar apa yang diinginkan dan diharapkan oleh publiknya. Dipihak lain, Public Relations juga dituntut mampu menjelaskan kembali keinginan, kebijakan, dan harapan organisasi kepada pihak publiknya. Sehingga dengan komunikasi timbal balik tersebut dapat tercipta saling pengertian, mempercayai, menghargai, mendukung, dan toleransi yang baik dari kedua belah pihak”. (Ruslan, 2008:20)

Menurut Dozier & Broom, 1995 Peranan Teknisi Komunikasi (communication technician) :

“Peranan Teknisi Komunikasi (communication technician) ini

menjadikan praktisi Public Relations sebagai journalist in resident

yang hanya menyediakan layanan teknisi komunikasi atau dikenal dengan methode of communication in organization. Sistem komunikasi dalam organisasi tergantung dari masing-masing bagian atau tingkatan (level), yaitu secara teknis komunikasi, baik arus maupun media komunikasi yang dipergunakan dari tingkat pimpinan dengan


(27)

baawahan akan berbeda dari bawahan ke tingkat atasan. Hal yang sama juga berlaku pada arus dan media komunikasi antara satu level”. (Ruslan, 2008:21)

1.5.2 Kerangka Konseptual

Peranan Public Relations atau Humas sangat diperlukan atau sangat penting bagi perusahaan, organisasi maupun instansi pemerintahan. Begitu juga dengan Humas dan Protokol Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat yang membutuhkan peranan Humas sebagai fasilitator dalam menyampaikan kegiatan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawab Barat melalui Short Message Services (SMS)

Center. Karena fungsi pokok humas pemerintahan adalah memberikan pelayanan, dan meyebarluaskan pesan atau informasi mengenai kebijaksanaan dan hingga program-program kerja secara nasional kepada masyarakat atau kepada publik.

Melalui Short Message Services (SMS) Center ini Humas berperan secara aktif menyampaikan kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat. Semua kegiatan-kegiatan yang akan disampaikan kepada anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat didapat melalui hasil rapat anggota dewan sebelumnya. Humas dan Protokol Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat menyampaikan kembali dan mengingatkan


(28)

kegiatan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat melalui Short Message Services (SMS) Center.

Begitu juga Humas dan Protokol Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat pun memiliki peranan sebagai Fasilitator Komunikasi. Humas dituntut mampu menjelaskan kembali keinginan anggota dewan. Menyampaikan kebijakan anggota dewan kepada masyarakat atau membuat kebijakan untuk kemajuan instansi pemerintah dan menyampaikan harapan anggota dewan maupun harapan masyarakat. Dan juga membuat dan menjalankan

Short Message Services (SMS) Center untuk mempelancar penyampaian kegiatan kepada anggota dewan.

Selain sebagai Fasilitator Komunikasi Humas dan Protokol Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat pun memiliki peranan sebagai Teknisi Komunikasi. Teknisi komunikasi yang sistem komunikasi kepada anggota dewan akan berbeda kepada sesama karyawan dalam Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat. Komunikasi kepada anggota dewan bisa saja menggunakan Short Message Services

(SMS) Center yaitu untuk menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan oleh anggota dewan.

Maka dari itu peranan Humas sangat dibutuhkan oleh organisasi, perusahaan maupun instansi atau lembaga pemerintahan untuk membantu atau memfasilitasi kerja anggota dewan. Selain itu


(29)

menerima aspirasi dari masyarakat. Jadi peranan Humas pemerintah yaitu menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi aparat kehumasan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawab Barat.

1.6

Pertanyaan Penelitian

Dalam pertanyaan penelitian ini peneliti membuat pertanyaan untuk beberapa informan sesuai dengan yang dibutuhkan yaitu untuk Humas dan untuk Anggota Dewan.

Humas

Fasilitator Komunikasi

1. Bagaimana keinginan Bagian Humas dan Protokol melalui Short Message Service (SMS) Center dalam menyampaikan kegiatan kepada anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat?

2. Bagaimana kebijakan Bagian Humas dan Protokol melalui Short Message Service (SMS) Center ini?

3. Bagaimana harapan Bagian Humas dan Protokol melalui Short Message Service (SMS) Center dalam menyampaikan kegiatan kepada anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat?

4. Bagaimana sosialisasi Short Message Service (SMS) Center kepada anggota dewan?


(30)

5. Bagaimana sifat pesan yang disampaikan melalui Short Message Service (SMS) Center?

6. Apa saja pesan yang disampaikan dalam Short Message Service (SMS)

Center?

Teknisi Komunikasi

1. Bagaimana proses perolehan informasi dalam Short Message Service

(SMS) Center?

2. Bagaimana proses penyampaian pesan melalui Short Message Service

(SMS) Center?

3. Bagaimana cara penggunaan Short Message Service (SMS) Center? 4. Aplikasi apa saja yang terdapat pada Short Message Service (SMS)

Center?

5. Bagaimana arus komunikasi yang dilakukan Bagian Humas dan Protokol kepada anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat?

6. Adakah anggaran pembiayaan dalam Short Message Service (SMS)

Center ini?

Peranan Bagian Humas dan Protokol

1. Bagaimana latarbelakang dibuatnya Short Message Service (SMS)

Center?

2. Bagaimana tujuan Anda mengadakan Short Message Service (SMS)

Center?


(31)

4. Bagaimana mengevaluasi Short Message Service (SMS) Center?

5. Bagaimana hambatan dalam menjalankan Short Message Service

(SMS) Center?

6. Bagaimana solusi yang dijalankan dalam menghadapi hambatan dalam menjalankan Short Message Service (SMS) Center?

7. Apakah selama ini ada pengaduan atau keluhan dari anggota dewan mengenai ShortMessage Service (SMS) Center?

Anggota Dewan

Fasilitator Komunikasi

1. Adakah kebijakan pada Short Message Service (SMS) Center ini, bagaimana?

2. Apa yang diinginkan Anda sebagai anggota dewan dalam Short Message Service (SMS) Center ini?

3. Bagaimana harapan Anda sebagai anggota dewan dengan diadakannya

Short Message Service (SMS) Center?

Teknisi Komunikasi

1. Menurut Anda sudah tepatkah penyampaian pesan atau kegiatan melalui Short Message Service (SMS) Center ini?

2. Bagaimana menurut Anda mengenai penyampaian pesan atau kegiatan

Short Message Service (SMS) dibandingkan dengan surat undangan? 3. Bagaimana arus komunikasi yang dilakukan Bagian Humas dan


(32)

Peranan Bagian Humas dan Protokol

1. Bagaimana manfaat Short Message Service (SMS) Center bagi Anda sebagai anggota dewan?

2. Bagaimana hambatan dalam Short Message Service (SMS) Center

menurut anda sebagai anggota dewan?

3. Bagaimana solusi yang dijalankan dalam menghadapi hambatan dalam

Short Message Service (SMS) Center menurut anda sebagai anggota dewan?

1.7

Subjek Penelitian dan Informan

1.7.2 Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah sesuatu, baik orang, benda ataupun lembaga (organisasi), yang sifat-keadaannya (“attribut”-nya) akan diteliti. Dengan kata lain subjek penelitian adalah sesuatu yang di dalam dirinya melekat atau terkandung objek penelitian1.

Subjek penelitian dipilih karena erat kaitannya dengan penelitian. Penelitian ini dilakukan di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat memiliki Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat yang didalamnya terdapat bagian

1

http://tatangmanguny.wordpress.com/2009/04/21/subjek-responden-dan-informan-penelitian/, Subjek penelitian, responden penelitian, dan informan (narasumber) penelitian, Jumat/11-06-2010, 01.34


(33)

Humas dan Protokol. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah Humas dan Protokol Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat.

1.7.3 Informan

Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Jadi, ia harus mempunyai banyak pengalaman tentang latar penelitian (Moleong, 2007:132).

Pemilihan informan dilakukan dengan menggunakan teknik

purposive sampling. Menurut Rachmat Kriyantono, S.Sos., M. Si. dalam buku Teknik Praktis Riset Komunikasi, Teknik purposive sampling teknik ini mencakup orang-orang yang diseleksi atas dasar kriteria-kriteria tertentu yang dibuat peneliti berdasarkan tujuan penelitian. (Kriyantono, 2007:154)

Penelitian ini menggunakan purposive sampling karena informan menjadi sumber informasi yang mengetahui tentang penelitian yang sedang diteliti. Dengan pertimbangan bahwa merekalah yang paling mengetahui informasi penelitian.

Dalam penelitian ini peneliti memilih beberapa informan yang dapat memberikan banyak informasi dan yang paling mengetahui terkait dengan penelitian ini atau disebut juga narasumber kunci (key informan). Peneliti memilih 1 orang Kepala Bagian Humas dan Protokol dan 1 orang Kepala Sub Bagian Publikasi dengan


(34)

pertimbangan informan tersebut yang paling mengetahui Program SMS Center dan 1 orang staf bagian Humas dan Protokol yang melaksanakan SMS Center. Dapat dilihat seperti tabel dibawah ini:

Tabel 1.1

Informan Kunci Penelitian

No Nama Keterangan

1. Dra. Hj. Siti Nina N Kepala Bag Humas dan Protokol 2. Nanang Syaefudin, S.Sos Kepala Sub. Bag Publikasi 3. Anne Dwi Swining S., A.Md Staf Bag Humas dan Protokol

yang mengirimkan SMS Sumber : Analisis Peneliti, 2011

Peneliti juga menambahkan 2 orang anggota DPRD Provinsi Jawa Barat sebagai informan tambahan. Dapat dilihat seperti tabel dibawah ini:

Tabel 1.2

Informan Tambahan Penelitian

No Nama Keterangan

1. Dra. Hj. Iemas Masithoh M. Noor, SH., MH

Komisi C

2. Drs. Daddy Rohanady Komisi E Sumber : Analisis Peneliti, 2011

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan triangulasi data dengan maksud untuk menguji keabsahan data yang diperoleh oleh peneliti. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang


(35)

memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar itu data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. (Moleong, 2007:330)

Peneliti menggunakan teknik triangulasi yang memanfaatkan sumber. Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Hal ini dapat dicapai dengan jalan:

1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara,

2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi,

3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu,

4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang,

5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. (Moleong, 2007:330)

Peneliti membandingkan data yang didapatkan dari informan kunci yaitu Humas dan Protokol Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat dengan informan tambahan yaitu anggota DPRD Provinsi Jawa Barat


(36)

mengenai SMS Center untuk mendapatkan keabsahan data dari data-data yang diperoleh oleh peneliti selama penelitian berlangsung.

1.8

Metode Penelitian

Penelitian ini melakukan metode deskriptif dengan data kualitatif, menurut Bodgan dan Taylor sebagaimana dikutip oleh Lexy Moleong dalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian Kualitatif mendefinisikan metodologi kualitatif,

“metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati”. (Moleong, 2007 : 4)

Sedangkan menurut Jane Richie penelitian kualitatif adalah upaya untuk menyajikan dunia social, dan prespektifnya di dalam dunia, dari segi konsep, perilaku, persepsi, dan persoalan tentang manusia yang diteliti.(Moleong, 2007:6)

Metode yang digunakan oleh peneliti adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah,

“Metode Deskriptif bertujuan melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu secara faktual dan cermat”. (Rakhmat, 2002:22)

Pada penelitian kualitatif data yang dikumpulkan oleh peneliti adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti. Selain itu peneliti mendeskripsikan data-data yang diperoleh dan dihubungkan dengan teori yang mendukung yang didapatkan oleh peneliti.


(37)

1.9

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interview) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. (Moleong, 2007: 186).

Wawancara secara garis besar dibagi dua, yakni wawancara tak terstruktur dan wawancara terstruktur. Wawancara tak terstruktur disebut juga wawancara mendalam. Wawancara tidak terstruktur mirip dengan percakapan informal.(Mulyana, 2008:180)

Peneliti melakukan wawancara mendalam dengan berbagai pertanyaan yang telah disiapkan peneliti untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan peneliti dalam penelitian. Teknik ini digunakan untuk mendapatkan fakta dan data yang akurat mengenai Short Message Service (SMS) Center. Teknik ini dilakukan dengan cara bertatap muka langsung dan tanya jawab langsung secara lisan . Yang menjadi narasumber adalah orang-orang yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Peneliti melakukan wawancara kepada Kepala Bagian Humas dan Protokol, Kepala Sub Bagian Humas dan


(38)

Protokol, Staf Humas dan Protokol dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat.

2. Observasi

Observasi menurut Sutrisno Hadi (1986) dalam Sugiono merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikhologis (Sugiono, 2011 :145).

Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi non partisipatif atau secara tidak langsung karena peneliti tidak mengalami masalah secara langsung. Peneliti hanya sewaktu-waktu meninjau lokasi penelitian tersebut. Dalam lokasi penelitian peneliti melakukan pengamatan dalam mendapatkan data yang akurat dalam melengkapi data-data yang sebelumnya telah didapat oleh peneliti mengenai SMS Center.

3. Studi Pustaka

Studi Pustaka yaitu suatu teknik yang menelaah teori-teori, pendapat-pendapat, khususnya yaitu dengan membaca buku-buku, melihat kembali catatan perkuliahan dan bahan referensi lain yang berhubungan dengan penelitian ini. Dalam studi pustaka peneliti membaca dan mencari data-data dari buku-buku yang dibutuhkan peneliti untuk melengkapi data dan mendukung teori dari penelitian.


(39)

4. Internet Searching

Internet searching merupakan suatu teknik pengumpulan data yang menggunakan sumber internet dengan menggunakan subjek yang akan dicari untuk melengkapi data dalam penelitian. Pada penelitian ini pengumpulan data dilakukan secara online dengan mencari dan mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan penelitian yang sedang diteliti. Peneliti sesekali menggunakan internet untuk mencari data yang benar-benar sulit untuk didapatkan dalam buku ataupun jurnal-jurnal.

5. Dokumentasi

Catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen dapat berupa tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber data karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data dapat dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan (Moleong, 2007: 216).

Dokumentasi adalah semua kegiatan yang berkaitan dengan photo, dan penyimpanan photo. Pengumpulan, pengolahan, dan penyimpanan informasi dalam bidang pengetahuan. Kumpulan bahan atau dokumen yang dapat digunakan sebagai asas bagi sesuatu kejadian, penghasilan sesuatu terbitan. Arsip kliping surat, photo-photo dan bahan referensinya yang dapat digunakan sewaktu-waktu


(40)

untuk melengkapi data atau karangan dalam penelitian. Penyimpanan bahan-bahan deskripsi tertulis dari program komputer2.

Peneliti mencari data dari dokumen-dokumen yang dibutuhkan. Peneliti juga melakukan dokumentasi seperti mencari foto-foto yang mendukung dengan penelitian.

1.10

Teknik Analisa Data

Analisis Data Kualitatif menurut Bogdan & Biklen, 1982 dalam Moleong adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceriterakan kepada orang lain.

Menurut Janice McDrury (Collaboraotive Group Analysis Data, 1999) tahapan analisis data kualitatif adalah sebagai berikut:

1. membaca atau mempelajari data,menandai kata-kata kunci dan gagasan yang ada dalam data

2. mempelajari kata-kata kunci itu, berupaya menemukan tema-tema yang berasal dari data

3. menuliskan “model” yang ditemukan

4. koding yang telah dilakukan. (Moleong, 2007:248)

2

http://dalamzero1.blogspot.com/2009/03/pengertian-dokumentasi-dan-dokumen.html, pengertian dokumentassi dan dokumen, jumat/11-06-2010, 02.53


(41)

Teknik analisa data dilakukan sepanjang proses penelitian sejak penelitian memasuki lapangan untuk mengumpulkan data. Tahapan-tahapan dalam analisis data di atas merupakan bagian yang tidak saling terpisahkan, sehingga saling berhubungan antara tahapan yang satu dengan yang lainnya.

1.11

Lokasi dan Waktu Penelitian

1.11.1 Lokasi Penelitian

Peneliti melakukan penelitian di Kantor Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat pada Bagian Humas dan Protokol yang terletak di Pusat Pemerintahan Provinsi Jawa Barat yang tepat berada pada kompleks Gedung Sate Jalan Dipenogoro Nomor 22 Bandung. Telepon (022) 4206270 – 4206293 Fax (022) 4239376. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) memiliki website www.dprd.jabarprov.go.id

1.11.2 Waktu Penelitian

Penelitian yang akan dilaksanakan peneliti dimulai dari bulan Februari sampai dengan Juli 2011 dimulai dengan persiapan, pelaksanaan dan pada penyelesaian dalam perincian sebagai berikut:


(42)

Tabel 1.3

Waktu Penelitian Tahun 2011

Sumber: Peneliti, 2011

No Kegiatan Februari 2011 Maret 2011 April 2011 Mei 2011 Juni 2011 Juli 2011 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengajuan judul

2 Penulisan Bab 1

Bimbingan

3 Seminar UP

4 Penulisan Bab II

Bimbingan

5 Penulisan Bab III

Bimbingan

6 Pengumpulan Data

Wawancara Bimbingan

7 Pengolahan Data

Penulisan Bab IV

Bimbingan

8 Penulisan Bab V

Bimbingan

9 Penyusunan Bab


(43)

1.12.

Sistematika Penelitian

Untuk memberikan gambaran penelitian ini secara sistematis, peneliti membagi susunan skripsi ke dalam lima bab, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, identifikasi penelitian, maksud dan tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kerangka pemikiran, pertanyaan penelitian, subjek penelitian dan infoman , metode penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisa data, , serta lokasi dan waktu penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan tinjauan tentang Komunikasi, tinjauan tentang Public Relations, tinjauan tentang Teknologi Komunikasi, tinjauan tentang Short Massage Service (SMS), tinjauan tentang Peranan, tinjauan tentang Kegiatan, dan tinjauan tentang Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

BAB III OBYEK PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang objek penelitian atau gambaran umum Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah meliputi: sejarah singkat, visi dan missi, lambang, struktur organisasi, sarana dan prasarana. Serta gambaran umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat.


(44)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan tentang deskripsi analisis responden, deskripsi analisis hasil penelitian, deskripsi pembahasan hasil penelitian.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan bab terakhir yang berisikan tentang kesimpulan penelitian serta saran yang diberikan peneliti sehubungan dengan hasil penelitian


(45)

36

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Tinjauan Komunikasi

2.1.1 Pengertian Komunikasi

Istilah komunikasi atau communication berasal dari bahasa latin, yaitu

communicates yang berarti berbagi atau menjadi milik bersama. Kata sifatnya communis yang bermakna umum atau bersama-sama. Dengan demikian komunikasi menurut Lexicographer (ahli kamus bahasa), menunjuk pada suatu upaya yang bertujuan berbagi untuk mencapai kebersamaan.

Para ahli mendefinisikan komunikasi menurut sudut pandang mereka masing-masing:

1. Sarah Trenholm dan Arthur Jensen (1996) mendefinisikan

komunikasi demikian: “ A process by which a source transmits a

message to a receiver through some channel.” (Komunikasi adalah suatu proses di mana sumber mentransmisikan pesan kepada penerima melalui beragam saluran).

2. Hoveland (1948), Janis & Kelley (1953) mendefinisikan

komunikasi demikian: “ The process by which an individual (the

communicator) transmit stimult (ussualy verbal symbols) to modify, tha behavior of other individu.” (Komunikasi adalah suatu


(46)

stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang-orang lainnya).

3. Everett M. Rogers & Lawrence Kincaid (1981) menyatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi antara satu sama lain, yang pada gilirannya terjadi saling pengertian yang mendalam.

4. Menurut Harold D. Lasswell (1960), cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan berikut: Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect? (Siapa mengatakan apa dengan saluran apa kepada siapa dengan effek bagaimana?). (Fajar, 2009:31)

Dari definisi diatas telah kita ketahui Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari pembicara atau komunikator kepada komunikan yang menggunakan media sehingga menimbulkan efek dari penyampaian pesan tersebut baik perubahan atau pembentukan sikap atau perilaku dari komunikan. Sehingga dalam komunikasi terdapat komponen komunikasi, fungsi komunikasi, tujuan komunikasi hingga proses komunikasi.

2.1.2 Komponen Komunikasi

Komponen-komponen Komunikasi terdiri dari: a. Communicator (Komunikator, Source, Sender)

Yaitu komunikator yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah orang. Komunikator akan menyandi (encode) pesan


(47)

yang akan disampaikan kepada komunikan, ini berarti ia memformulasikan pikiran dan perasaannya ke dalam lambang (bahasa) yang diperkirakan akan dimengerti oleh komunikan. b. Message (Pesan)

Yaitu pesan merupakan seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator. Penyampaian pesan dapat dilakukan secara verbal yakni dengan menggunakan bahasa dan secara nonverbal yakni dengan menggunakan alat, isyarat, gambar atau warna untuk mendapatkan umpan balik (feed back) dari komunikan.

c. Channel (Media)

Yaitu saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator kepada komunikan. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat, gambar, warna dan lain sebagainya yang secara langsung mampu “menerjemahkan” pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan.

d. Communicant, Communicate, Receiver, Recipient (Komunikan) Yaitu orang yang menerima pesan dari komunikator. Komunikan akan memberikan umpan balik (feed back) terhadap pesan yang disampaikan oleh komunikator.


(48)

e. Effect, Impact, Influence (Efek)

Yaitu tanggapan, seperangkat reaksi pada komunikan setelah menerima pesan dari komunikator. Tanggapan komunikan apabila tersampaikan atau disampaikan kepada komunikator terhadap isi pesan, yang dapat menimbulkan reaksi dari kedua belah pihak. (Fajar, 2009:58)

Dari setiap komunikasi terdapat komponen-komponen yang membentuk terjadinya peristiwa komunikasi. Komponen komunikasi adalah komunikator, komunikator orang yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah orang sedangkan pesan adalah lambang atau simbol yang bermakna yang menggunakan media atau saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator kepada komunikan sebagai orang yang menerima pesan. Komunikan akan memberikan efek atau tanggapan atau reaksi setelah menerima pesan tersebut. Reaksi bisa berupa memahami pesan tersebut atau tidak memahami pesan bahkan bisa perubahan sikap terhadap komunikan.

2.1.3 Fungsi Komunikasi

Fungsi komunikasi berdasarkan kerangka yang dikemukakan William I. Gorden yaitu:

a. Fungsi Komunikasi Sosial

Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan bahwa komunikasi penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk


(49)

memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang menghibur, dan memupuk hubungan dengan orang lain. Melalui komunikasi kita bekerja sama dengan anggota masyarakat untuk mencapai tujuan bersama. b. Fungsi Komunikasi Ekspresif

Erat kaitannya dengan komunikasi sosial adalah komunikasi ekspresif yang dapat dilakukan baik sendirian ataupun dalam kelompok. Komunikasi ekspresif tidak otomatis bertujuan mempengaruhi orang lain, namun dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrument untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi) kita. Perasaan-perasaan tersebut dikomunikasikan terutama melalui pesan-pesan nonverbal.

c. Fungsi Komunikasi Ritual

Erat kaitannya dengan komunikasi ekspresif adalah komunikasi ritual, yang biasanya dilakukan secara kolektif. Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dan sepanjang hidup, yang disebut para antropolog sebagai rites of passage, mulai dari upacara kelahiran, sunatan, ulang tahun,

siraman, pernikahan, ulang tahun perkawinan, hingga upacara kematian. Dalam acara-acara itu orang mengucapkan kata-kata atau menampilkan perilaku-perilaku simbolik. Ritus-ritus lain seperti berdoa, membaca kitab suci, naik haji, upacara bendera, upacara wisuda, perayaan lebaran atau natal, juga adalah


(50)

komunikasi ritual. Mereka yang berpartisipasi dalam bentuk komunikasi ritual tersebut menegaskan kembali komitmen mereka kepada tradisi keluarga, komunitas, suku, bangsa, Negara, ideology, atau agama mereka.

d. Fungsi Komunikasi Instrumental

Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum: menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap dan keyakinan, dan mengubah perilaku atau menggerakkan tindakan, dan juga menghibur. Bila diringkas, maka kesemua tujuan tersebut dapat disebut membujuk (bersifat persuasif). Komunikasi yang berfungsi memberitahukan atau menerangkan (to inform) mengandung muatan persuasif dalam arti bahwa pembicara menginginkan pendengarnya mempercayai bahwa fakta atau informasi yang disampaikannya akurat dan layak diketahui. Bahkan komunikasi yang menghibur (to entertain) pun secara tidak langsung membujuk khalayak untuk melupakan persoalan hidup mereka. Sebagai instrument, komunikasi tidak saja kita gunakan untuk menciptakan dan membangun hubungan, namun juga untuk menghancurkan hubungan tersebut. Komunikasi berfungsi sebagai instrument untuk mencapai tujuan-tujuan pribadi dan pekerjaan, baik tujuan jangka pendek ataupun tujuan jangka panjang. (Deddy, 2007:5)


(51)

Komunikasi memiliki berbagai fungsi, fungsi komunikasi sosial, fungsi komunikasi ekspresif, fungsi komunikasi ritual, dan fungsi komunikasi instrumental. Fungsi komunikasi sosial membuat kita dapat menjalin hubungan dengan orang lain, menjlain kerja sama dengan orang lain menciptakan kehidupan sosial satu dengan yang lainnya. Fungsi komunikasi ekspresif merupakan komunikasi yang dilakukan oleh diri sendiri dengan menyampaikan perasaan-perasaan atau emosi yang dikomunikasi melalui pesan-pesan nonverbal. Fungsi komunikasi ritual yaitu suatu kebiasaan yang dilakukan secara bersamaan yang menimbulkan makna tertentu bagi suatu kelompok atau komunitas yang melakukan komunikasi ritual tersebut. Sedangkan fungsi komunikasi instrumental mempunyai tujuan yaitu menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap dan keyakinan, dan mengubah perilaku dan juga menghibur. Sehingga komunikasi dapat menciptakan hubungan satu dengan yang lainnya.

2.1.4 Tujuan Komunikasi

Menurut Carl I. Hovland mengenai Ilmu Komunikasi didefinisikan sebagai upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap.

Membangun atau menciptakan pemahaman atau pengertian bersama. Saling memahami atau mengerti bukan berarti harus menyetujui tetapi mungkin dengan komunikasi terjadi suatu perubahan sikap, pendapat, perilaku ataupun perubahan secara sosial.


(52)

a. Perubahan Sikap (Attitude Change)

Seorang komunikan setelah menerima pesan kemudian sikapnya berubah, baik positif maupun negatif. Dalam berbagai situasi kita berusaha mempengaruhi sikap orang lain dan berusaha agar orang lain bersikap positif sesuai keinginan kita.

b. Perubahan Pendapat (Opinion Change)

Dalam komunikasi berusaha menciptakan pemahaman.

Pemahaman, ialah kemampuan memahami pesan secara cermat sebagaimana dimaksudkan oleh komunikator. Setelah memahami apa yang dimaksud komunikator maka akan tercipta pendapat yang berbeda-beda bagi komunikan.

c. Perubahan Perilaku (Behavior Change)

Komunikasi bertujuan untuk mengubah perilaku maupun tindak seseorang.

d. Perubahan Sosial (Social Change)

Membangun dan memelihara ikatan hubungan dengan orang lain sehingga menjadi hubungan yang makin baik. Dalam proses komunikasi yang efektif secara tidak sengaja meningkatkan kadar hubungan interpersonal. (Fajar, 2009:60)

Tujuan dari komunikasi yaitu dapat mengubah sikap baik positif ataupun negatif. tetapi terkadang kita mengharapkan dapat mempengaruhi sikap orang lain sesuai yang kita inginkan. Komunikasi juga dapat merubah pendapat orang yang menerima pesan yang kita sampaikan. Komunikasi


(53)

pun dapat mengubah perilaku selain itu juga membangun hubungan yang baik dengan orang lain.

2.1.5 Proses Komunikasi

Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yakni secara primer dan secara sekunder.

a. Proses Komunikasi secara Primer

Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat, gambar, warna dan lain sebagainya yang secara langsung mampu

“menerjemahkan” pikiran dan atau perasaan komunikator pada

komunikan. (Effendy, 2003:11) b. Proses Komunikasi secara Sekunder

Proses komunikasi secara skunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah menggunakan lambang sebagai media pertama. Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada ditempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, pesan elektronik, pesan singkat, teleks, surat kabar, majalah, radio, televise, film, dan banyak lagi


(54)

adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi. (Effendy, 2003:16)

Proses komunikasi dilakukan secara primer dan sekunder. Dengan secra sekunder pesan dapat disampaikan menggunakan lambang atau symbol sebagai media. Lambang atau symbol tersebut disampaikan menggunakan alat atau sarana sebagai pendukung penyampaian pesan yang disebut secara sekunder

2.2

Tinjauan

Public Relations

2.2.1 Pengertian Public Relations

Menurut para pakar, hingga saat ini belum terdapat konsensus mutlak tentang definisi dari Public Relations atau Humas. Ketidaksepakatan tersebut disebabkan oleh pertama, beragamnya definisi Public Relations

yang telah dirumuskan baik oleh para pakar maupun professional Public Relations atau Humas didasari perbedaan sudut pandang mereka terhadap terhadap pengertian Public Relations/Humas. Kedua, perbedaan latar belakang, misalnya definisi yang dilontarkan oleh kalangan akademisi perguruan tinggi tersebut akan lain bunyinya dengan apa yang diungkapkan oleh kalangan praktisi (Public Relations Practitioner). Dan ketiga, adanya indikasi baik teoritis maupun praktis bahwa kegiatan Public Relations atau kehumasan itu bersifat dinamis dan fleksibel terhadap perkembangan dinamika kehidupan masyarakat yang mengikuti kemajuan jaman,


(55)

khususnya memasuki era globalisasi dan millennium ketiga saat ini.(Ruslan, 2008:15)

Penulis menyampaikan beberapa pengertian Public Relations menurut beberapa pakar yaitu:

 Jhon E. Marston

Public relations is planned, persuasive communication designed to influence significant public” (Public relations adalah kegiatan komunikasi persuasif dan terencana yang didesain untuk mempengaruhi publik yang signifikan).

 Frank Jefkins

Public relations is a system of communication to create a goodwill” (Public relations adalah sebuah system komunikasi untuk menciptakan niat baik).

 Cutlip, Center & Broom

Public relations adalah fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan public yang memengaruhi kesuksesan atau

kegagalan organisasi tersebut”(Kriyantono, 2008:4-5)

Public Relations News

Public Relations adalah fungsi manajemen yang melakukan evaluasi terhadap sikap-sikap publik, mengidentifikasi kebijakan dan prosedur seseorang atau sebuah perusahaan terhadap publiknya, menyusun rencana serta menjalankan program-program


(56)

komunikasi untuk memperoleh pemahaman dan penerimaan publik. (Kasali, 2005:7)

Beberapa pengertian tersebut, memunculkan konsep-konsep penting ketika membahas Public Relations. Konsep-konsep tersebut adalah tujuan, fungsi, bidang pekerjaan maupun alat-alat yang digunakan Public Relations

dalam beraktivitas.

Perkembangan bidang dan ilmu kehumasan atau Public Relations

semakin tahun semakin baik. Hal ini dapat dilihat dengan semakin banyak permasalahan manajemen yang terselesaikan dengan pendekatan kehumasan. Pendekatan kehumasan telah memasuki bermacam-macam sector. Mulai sector sosial, bisnis dan industry, pendidikan, kesehatan, politik, pemerintahan dan sebagainya. Sektor-sektor tersebut dengan mengikuti penerapan manajemen modern telah menggunakan humas sebagai bagian dari manajemen mereka. Penerapan dalam sektor-sektor tersebut, dapat dianalogikan dengan munculnya bermacam-macam humas. Salah satunya Humas Pemerintahan.

Humas pemerintahan pada dasarnya tidak bersifat politis. Bagian humas di institusi pemerintahan dibentuk untuk mempublikasikan atau mempromosikan kebijakan-kebijakan pemerintah. Memberi informasi secara teratur tentang kebijakan, rencana-rencana, serta hasil-hasil kerja institusi serta memberi pengertian kepada masyarakat tentang peraturan dan perundang-undangan dan segala sesuatunya yang berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat. selain keluar, humas pemerintahan dan politik juga


(57)

harus memungkinkan untuk memberi masukan dan saran bagi para pejabat tentang segala informasi yang diperlukan dan reaksi atau kemungkinan reaksi masyarakat akan kebijakan institusi, baik yang sedang dilaksanakan, akan dilaksanakan, ataupun yang sedang diusulkan.

Pemerintah Indonesia sendiri sejak tahun 1970-an memutuskan untuk membentuk Bagian Penerangan Masyarakat (merupakan cikal bakal bagian humas yang sejak tahun 1983 semua kantor Pemda Tk. II dilengkapi dengan bagian humas). Pada tahun 1971 Indonesia membentuk BAKOHUMAS (Badan Koordinasi Hubungan Masyarakat).

Ada dua sisi yang melatarbelakangi perkembangan humas pemerintahan. Pertama adalah sisi pentingnya humas bagi pemerintahan. Kedua adalah hambatan-hambatan yang dihadapi oleh humas pemerintahan. (Kusumastuti, 2002:37)

2.2.2 Tujuan Public Relations

Tujuan merupakan sesuatu yang ingin dicapai, dituju atau diraih. Tujuan dapat juga disebut objective. Tujuan merupakan sesuatu yang mengarahkan kegiatan Public Relations, sehingga tidak melenceng atau salah sasaran.

Karena Public Relations adalah fungsi manajemen dalam melaksanakan kegiatan komunikasi, maka pada dasarnya tujuan Public Relations adalah tujuan-tujuan komunikasi. Tujuan tersebut diimplementasikan ke dalam program-program Public Relations.


(58)

Dalam realita praktik Public Relations di perusahaan, tujuan Public Relations antara lain:

1. Menciptakan pemahaman (mutual understanding) antara perusahaan dan publiknya

Tujuan kegiatan Public Relations pertama kali adalah berupaya menciptakan saling pengertian antara perusahaan dan publiknya. Melalui kegiatan komunikasi diharapkan terjadi kondisi kecukupan informasi (well-informed) antara perusahaan dan publiknya. Kecukupan informasi ini merupakan dasar untuk mencegah kesalahan persepsi. Kesalahpahaman akibat salah persepsi atau kekurangan informasi merupakan kesalahan mendasar dalam kegiatan komunikasi (primary-breakdown of communication).

2. Membangun citra korporat (Corporate Image)

Citra (image) merupakan gambaran yang ada dalam benak publik tentang perusahaan. Citra adalah persepsi public tentang perusahaan menyangkut pelayanannya, kualitas produk, budaya perusahaan, perilaku perusahaan atau perilaku individu-individu dalam perusahaan dan lainnya. Tujuan Public Relations adalah agar citra perusahaan positif di mata publiknya. Citra positif mengandung arti kredibilitas perusahaan di mata public adalah baik (kredibel).

Citra dimulai dari identitas korporat sebagai titik pertama yang tercermin melalui nama perusahaan (logo) dan tampilan lainnya, seperti laporan tahunan, brosur, kemasan produk, company profile,


(59)

interior kantor, seragam karyawan, newsletter, iklan, pemberitaan media, materi tertulis maupun audio-visual.

3. Citra Korporat melalui Program CSR

Corporat Social Responsibility (CSR) adalah program Public Relations untuk melibatkan diri mengatasi persoalan-persoalan sosial di lingkungannya. World Business Council for Sustainable Development mendefinisikan sebagai komitmen berkelanjutan kalangan bisnis untuk berperilaku etis dan memberikan sumbangan pada pembangunan ekonomi sekaligus memperbaiki mutu hidup angkatan kerja dan keluarganya serta komunitas local dan masyarakat secara kesuluruhan.

CSR adalah pengintegrasian kepedulian terhadap masalah sosial dan lingkungan hidup ke dalam operasi bisnis perusahaan dan interaksi sukarela antara perusahaan dan para stakeholdernya. CSR (ada yang menyebut sebagai Community Development atau Filantropi/keikhlasan berbagi) adalah investasi sosial perusahaan yang bersifat jangka panjang.

4. Membentuk opini public yang favourable

Sikap publik terhadap perusahaan bila diekspresikan disebut opini publik. Jadi, opini publik ini merupakan ekspresi publik mengenai persepsi dan sikapnya terhadap perusahaan. Ada tiga jenis opini, yaitu opini positif (mendukung atau favourable), negative (menentang) dan netral.


(1)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS DIRI

Nama Lengkap : Octaviani Fauziah Renzy Nama Panggilan : Renzy

Tempat, Tanggal Lahir : Blora 17 Oktober 1989

Agama : Islam

Hobby : Membaca, bernyanyi

Alamat : Komp. Pondok Ciptamas 2 Blok C 2 No. 4 Nomor Telepon : (022) 91327992/085724002054

Email : octaviani_fr@yahoo.com Jenis Kelamin : Perempuan


(2)

II. IDENTITAS KELUARGA

NO. NAMA HUBUNGAN PENDIDIKAN PEKERJAAN

1. M. Sabar Hadi Mulyono Ayah Kandung

Sekolah Menengah

Kejuruan

Pegawai BUMN

2. Mualimah Ibu Kandung

Sekolah Menengah

Pertama

Ibu Rumah Tangga

3. M. Ocky Reza Rizkardo Adik Kandung

Sekolah

Menengah Atas Mahasiswa

4. M. Abdurahman Faisal Azmi

Adik Kandung

Sekolah

Menengah Atas Mahasiswa

III. PENDIDIKAN FORMAL

NO. TAHUN URAIAN KETERANGAN

1. 2007-Sekarang

Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politk UNIKOM

Lulus Pada Tanggal 26 Juli

2011

2. 2004-2007 SMA Negeri 5 Cimahi Lulus Berijazah 3. 2001-2004 SMP Negeri 6 Cimahi Lulus Berijazah

4. 1996-2001 SD Negeri Sindang Sari


(3)

5. 1995-1996 Sdn Sukasari 1 Bandung Pindah Sekolah 6. 1994-1995 TK Yaqin Bandung Lulus Berijazah

IV. PELATIHAN/WORKSHOP/SEMINAR

NO. TAHUN URAIAN KETERANGAN

1. 28 Mei 2011

Seminar Trend

Cyberpreneurship 2011 Bersertifikat

2. Maret-April 2011

Pelatihan English

Proficiency Test Bersertifikat

3. 29 Desember 2010

Seminar Budaya Preneurship “Mengangkat

Budaya Bangsa Melalui Jiwa Entrepreneurship”

Bersertifikat

4. 21 Maret 2010

Pelatihan Program Soft Skill Academy dengan Modul “Shadr Leadership

di UNPAD Dipati Ukur

Bersertifikat

5. 7 Maret 2010

Pelatihan Program Soft Skill Academy dengan

Modul “Presentation Skills” di UNPAD Dipati

Ukur

Bersertifikat

6. 21 Februari 2010

Pelatihan Program Soft Skill Academy dengan

Modul “Service


(4)

Execellence” di UNPAD

Dipati Ukur

7. 7 Februari 2010

Pelatihan Program Soft Skill Academy dengan Modul “Negotiation Skill

di UNPAD Dipati Ukur

Bersertifikat

8. 31 Januari 2010

Pelatihan Program Soft Skill Academy dengan Modul “Problem Solving and Decision Making” di

UNPAD Dipati Ukur

Bersertifikat

9. 24 Januari 2010

Pelatihan Program Soft Skill Academy dengan

Modul “Personality Development” di UNPAD

Dipati Ukur

Bersertifikat

10. 20 Desember 2009

Pelatihan Program Soft Skill Academy dengan

Modul “Professional Image” di UNPAD Dipati

Ukur

Bersertifikat

11. 6 Desember 2009

Pelatihan Program Soft SkillAcademy dengan

Modul “Quantum Of Change” di UNPAD

Dipati Ukur

Bersertifikat

12. 22 November 2009

Pelatihan Program Soft Skill Academy dengan Modul “Interpersonal


(5)

Skills and Comunication

di UNPAD Dipati Ukur

13. 8 November 2009

Pelatihan Program Soft Skill Academy dengan Modul “Communication Skill” di UNPAD Dipati

Ukur

Bersertifikat

14. 16 Juni 2009

“Workshop Penyiaran Radio” , UNIKOM

Bandung

Berseritifikat

15. 28 Mei 2009 Kegiatan “

Study Tour Mass Media2009”

Bersertifikat

16. 23 Desember 2008

Workshop “A Workshop On Modern Strategic

Public Relations”

Bersertifikat

17. 27 Mei 2008

Pelatihan “Personal Development & Brain

Management” di

UNIKOM Dipati Ukur

Bersertifikat

18. 27 Mei 2008

Pelatihan “Master Of Ceremony” di UNIKOM

Dipati Ukur

Bersertifikat

19. 28 Januari 2008

Pelatihan “Table Manner

di Hotel Jayakarta Bandung


(6)

V. PENGALAMAN ORGANISASI

NO. BULAN DAN TAHUN URAIAN

1. Agustus 2009

Bendahara Karang Taruna RW XI Desa Laksanamekar

2. September 2008

Sekretaris Karang Taruna RW XI Desa Laksanamekar

3. Agustus 2004

Seksi Rohani Karang Taruna RW XI Desa

Laksanamekar

VI. PENGALAMAN BEKERJA

No. Tahun Uraian

1. 2010

Praktek kerja lapangan dibagian Humas dan Protokol

Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat