tumor adalah kanker Anonim, 2003. Perbedaan yang utama yaitu kanker merupakan neoplasma yang menyebar dan ganas atau disebut malignant neoplasm
dan tumor merupakan neoplasma yang tidak menyebar dan tidak ganas atau disebut benign neoplasm Bosman, 1996.
Tingkatan perubahan sel pada pertumbuhan kanker adalah sebagai berikut: 1.
hiperplasi yaitu pembengkakan organ tubuh akibat pertumbuhan sel-sel baru yang abnormal karena kehilangan kontrol pertumbuhan.
2. metaplasi yaitu perubahan epitel suatu jenis jaringan dewasa menjadi jaringan
lain yang juga dewasa. 3.
displasi yaitu eprubahan sel dewasa ke arah kemunduran dalam hal bentuk, besar dan orientasinya, masih bersifat reversibel.
4. anaplasi yaitu perubahan serupa displasi yang menyimpang lebih jauh dari
normal. Bersifat ireversibel. 5.
karsinoma insitu yaitu gambaran sel menjadi sangat atipik namun belum terdapat pertumbuhan infiltratif.
6. invasi yaitu sel kanker telah menembus lapisan basal jaringan.
YuswantoSinaradi, 2000
D. Sel Myeloma
Multiple myeloma dikenal juga sebagai Myeloma atau sel plasma Myeloma, merupakan kanker sel plasma, bagian penting dari sistem imun yang menghasilkan
immunoglobulin antibodi untuk melawan infeksi dan penyakit. Karakteristik multiple myeloma ditandai dengan jumlah sel plasma yang abnormal dalam sumsum
tulang belakang dan produksi yang berlebihan dari monoclonal immunoglobulin PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
IgG, IgA, IgD, atau IgE atau protein Bence-Jones. Hiperkalsemia, anemia, kerusakan ginjal, meningkatnya kerentanan terhadap infeksi bakteri dan rusaknya
produksi immunoglobulin normal yang merupakan manifestasi umum dari multiple myeloma. Ditandai dengan osteoporosis dalam tulang panggul, tulang punggung,
tulang rusuk dan tulang tengkorak Anonim, 2006 b.
E. Sel Vero
Sel vero diambil pertama kali dari ginjal African Green Monkey dewasa oleh Y. Yasamura dan Y. Kawakita dari Universitas Chiba, Jepang. Meskipun secara
luas digunakan untuk produksi vaksin dan transinfection, sel vero juga sering digunakan untuk deteksi verotoxin, Anonim, 2006a.
Sel vero mempunyai morfologi fibroblastik dan telah digunakan secara ekstensif untuk propagasi virus
dan deteksi mikoplasma. Sel vero umumnya digunakan untuk menyelidiki toksoplasma, trikomonas, tripanosom dan infeksi klamidia. Sel ini sensitif terhadap
infeksi yang disebabkan virus dan parasit protozoa yang telah menyebar luas Doyle, 2002.
F. Uji Sitotoksisitas
Suatu obat atau senyawa agar dapat dinyatakan sebagai antikanker harus melalui beberapa tahap pengujian. Salah satu dari pengujian yang sering dilakukan
adalah uji praklinik. Uji praklinik biasanya dilakukan terhadap hewan percobaan yang mempunyai sifat-sifat tertentu yang mirip dengan manusia. Penelitian dengan
menggunakan hewan percobaan pada masa sekarang ini mulai dikurangi. Sekarang yang lebih sering digunakan adalah dengan kultur sel untuk mengidentifikasi agen
kemoterapetik kanker yaitu tes invitro. Adapun pertimbangan digunakan kultur sel PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ini adalah karena lebih ekonomis dibandingkan dengan tes invivo, adanya perbedaan fisiologis antara hewan percobaan dan manusia, dan adanya pertimbangan moral
dalam menggunakan hewan untuk penelitian Freshney, 2000. Uji MTT, didasarkan pada kemampuan enzim mitokondria dehidrogenase
dari sel sehat untuk merusak cincin tetrazolium pada MTT dan membentuk suatu kristal formazan yang berwarna biru tua yang tidak dapat menembus membran sel,
sehingga terakumulasi dalam sel sehat. Jumlah sel yang hidup berbanding lurus terhadap jumlah formazan yang dihasilkan. Warna kemudian dapat diukur
menggunakan metode kolorimetri sederhana. Hasil dapat dibaca pada multiwell scanning spectrophotometer ELISA reader Anonim, 2006c.
Uji sitotoksisitas pada umumnya menggunakan parameter nilai LC
50
. Nilai LC
50
adalah besaran konsentrasi yang dapat mengakibatkan kematian 50 pada subyek uji. Suatu senyawa dikatakan memiliki daya antikanker bila memiliki nilai
LC
50
lebih kecil dari 20µgml Suffness and Pezzuto cit Candra, 2006.
G. Landasan Teori