Tabel 1.1 Profil Pencari Kerja di Kabupaten Klungkung dari tahun 2011 s.d 2013
Uraian 2011
2012 2013
Penduduk 15 tahun ke atas yang bekerja orang
96.421 98.834
100.703
Bekerja di sektor a.
Primer pertanian
29,30 26,01
26,45
b. Sekunder pertambangan, industri,
listrik gas air
29,02 25,04
24,44
c. Tersier PHR, angkutan, keuangan,
jasa
41,68 48,95
49,11
Sumber : BPS Kabupaten Klungkung, 2014
Penduduk Kabupaten Klungkung yang memiliki mata pencaharian di sektor pertanian melakukan berbagai aktivitas di bidang pertanian salah satunya
adalah mengolah lahan garam. Petani garam di Kabupaten Klungkung tersebar di beberapa wilayah pesisir pantai seperti. Desa Kusamba, Pesinggahan, dan sedikit
di Nusa Penida. Dilihat dari sudut geografis, Klungkung memiliki banyak wilayah laut
karena memiliki beberapa pulau-pulau kecil yang dikelilingi lautan. Luas Kabupaten Klungkung adalah 315 km
2
atah 31.500 hektar. Sebagian wilayah Kabupaten Klungkung terletak di Pulau Bali dengan luas 112,16 km
2
dan sisanya seluas 202,84 km
2
terletak di daerah kepulauan yaitu Pulau Nusa Penida, Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan. Dibandingkan dengan luas kabupatenkota di
Bali maka Kabupaten Klungkung memiliki luas wilayah terkecil. Sebagai daerah yang memiliki wilayah kepulauan, maka Kabupaten Klungkung memiliki pantai
dengan panjang sekitar 97,6 km terdiri dari 14,10 km terdapat di Klungkung daratan dan sisanya 83,50 km di Kepulauan Nusa Penida.
Mengingat kondisi geografis Kabupaten Klungkung yang memiliki wilayah kepulauan, Kabupaten ini memiliki potensi dalam pengembangan usaha
garam rakyat. Namun kenyataan di lapangan, Kabupaten Klungkung yang memiliki sentra pemindangan sebagai pengguna garam, masih sangat tergantung
pada pasokan garam dari luar Bali. Produksi garam di Kabupaten Klungkung hanya cukup untuk memenuhi keperluan garam untuk konsumsi masyarakat saja,
dan belum dapat memenuhi kebutuhan usaha pemindangan ikan yang banyak memerlukan garam.
Belum optimalnya produksi garam oleh petani garam di Kabupaten Klungkung disebabkan oleh beberapa permasalahan sebagai berikut.
1. Terdesaknya petani garam tradisional Desa Kusamba karena garam dari luar
ini disebabkan oleh persaingan antara penjualan garam yang lebih murah yang menyebabkan petani garam tradisional tidak bisa menentukan harga.
2. Penghasilan tidak sesuai dengan harapan petani garam penghasilan yang
mereka peroleh sangat tidak mencukupi kebutuhan karena pekerjaan disektor pertanian garam ini sangat mengandalkan cuaca yang tidak menentu.
3. Sistem penjualan dan harga, tergantung pada pasar dan candak kulak dalam
penjualan hasil produksi garam petani tidak bisa mematok harga yang diinginkan disebabkan harga sangat ditentukan oleh pasar dan candak kulak.
Tabel 1.2 Harga Garam di Klungkung 2013
Sumber : Badan Pusat Statistik Klungkung.
Berdasarkan Tabel 1.3 dilihat bahwa harga garam dari tahun 2008 s.d 2012 mengalami fluktuasi, harga tertinggi bisa dilihat pada tahun 2011 yaitu
sebesar Rp. 4.000,00kg, bisa dikatakan telah mengalami peningkatan sebesar 60 dari tahun sebelumnya. Harga garam dari tahun ke tahun rata-rata mengalami
peningkatan sebesar 4,5. Berarti tidak ada kepastian akan harga untuk memotivasi petani agar berkerja lebih optimal karena petani tidak bisa
menentukan harga.
1.2 Rumusan Masalah