industrialisasi  pedesaan,  tujuan  utamanya  untuk  mengembangkan  industri  kecil dan  kerajinan.  Pengembangan  industrialisasi  pedesaan  merupakan  alternative
menjawab persoalan semakin sempitnya rata-rata pemilikan dan penguasaan lahan dan lapangan kerja diperdesaan.
2.3.3 Aspek-aspek pemberdayaan
Menurut  Sumodiningrat,  1995,  Pemberdayaan  masyarakat  ditinjau  dari lingkup dan objek pemberdayaan mencakup beberapa aspek sebagai berikut.
1. Peningkatan  kepemilikan  aset  sumberdaya  fisik  dan  finansial  serta
kemampuan  secara  individual  dan  kelompok  untuk  memanfaatkan  aset tersebut demi perbaikan kehidupan mereka.
2. Hubungan  antar  individu  dan  kelompoknya,  kaitannya  dengan  pemilikan
aset dan kemampuan memanfaatkannya. 3.
Pemberdayaan dan reformasi kelembagaan. 4.
Pengembangan jejaring dan kemitraan kerja, baik ditingkat lokal, regional, maupun global.
2.5.2 Unsur-unsur pemberdayaan
Upaya  pemberdayaan  masyarakat  perlu  memperhatikan  empat  unsur pokok sebagai berikut ini.
1. Aksesibilitas informasi,
Aksesibilitas  informasi  dinyatakan  sebagai  unsur  pemberdayaan  yang  penting karena informasi merupakan kekuasaan baru kaitannya dengan : peluang, layanan,
penegakan hukum, efektivitas negosiasi dan akuntabilitas Sumodiningrat, 1995. 2.
Keterlibatan dan partisipasi
Partisipasi,  sebagai  suatu  konsep  dalam  pengembangan  masyarakat,  digunakan secara  umum  dan  luas.  Partisipasi  berasal  dari  bahasa  Inggris  yaitu
“participation” adalah pengambilan bagian atau pengikutsertaan. Menurut Keith Davis,  partisipasi  adalah  suatu  keterlibatan  mental  dan  emosi  seseorang  kepada
pencapaian  tujuan  dan  ikut  bertanggung  jawab  di  dalamnya.  Dalam  defenisi tersebut  kunci  pemikirannya  adalah  keterlibatan  mental  dan  emosi.  Sebenarnya
partisipasi  adalah  suatu  gejala  demokrasi  dimana  orang  diikutsertakan  dalam suatu  perencanaan  serta  dalam  pelaksanaan  dan  juga  ikut  memikul  tanggung
jawab sesuai dengan tingkat kematangan dan tingkat kewajibannya. Partisipasi itu menjadi  baik  dalam  bidang-bidang  fisik  maupun  bidang  mental  serta  penentuan
kebijaksanaan.
Partisipasi  adalah  konsep  sentral,  dan  prinsip  dasar  dari  pengembangan masyarakat  karena,  di  antara  banyak  hal,  partisipasi  terkait  erat  dengan  gagasan
HAM. Dalam pengertian ini, partisipasi adalah suatu tujuan dalam dirinya sendiri; artinya,  partisipasi  mengaktifkan  ide  HAM  Hak  Asasi  Manusia,  hak  untuk
berpartisipasi dalam
demokrasi dan
untuk memperkuat
demokratif deliberative.Sebagai  suatu  proses  dalam  pengembangan  masyarakat,  partisipasi
berkaitan  dengan  HAM  dengan  cara  lainnya.  Jika  HAM  lebih  dari  sekedar pernyataan  dalam  deklarasi  yaitu  jika  partisipasi  berakibat  membangun  secara
aktif  kultur  HAM-sehingga  menjamin  berjalannya  proses-proses  dalam pengembangan  masyarakat  secara  partisipatif  adalah  suatu  konstribusi  signifikan
bagi  pembangunan  kultur  HAM,  suatu  kebudayaan  yang  partisipasi  warga negaranya  merupakan  proses  yang  diharapkan  dan  normal  dalam  suatu  upaya
pembuatan  keputusan.  Dalam  hal  ini,  partisipasi  adalah  alat  dan  juga  tujuan
karena membentuk bagian dari dasar kultur yang membuka terbukanya jalan bagi tercapainya  HAM.  Paul  berpendapat  bahwa  dalam  partisipasi  harus  mencapkup
kemampuan  rakyat  untuk  memengaruhi  kegiatan-kegiatan  sedemikian  rupa sehingga  dapat  meningkatkan  kesejahteraanya.  Arti  partisipasi  sering  disangkut
pautkan dengan banyak  kepentingan dan agenda yang berbeda  yang berlangsung dalam kehidupan masyarakat dan pembuatan keputusan secara politis. Dalam lain
hal,  Partisipasi  masyarakat  merupakan  hak  dan  kewajiban  warga  Negara  untuk memberikan  konstribusinya  kepada  pencapaian  tujuan  kelompok.  Sehingga
mereka  diberi  kesempatan  untuk  ikut  serta  dalam  pembangunan  dengan menyumbangkan inisiatif dan kreatifitasnya Sumodiningrat, 1995.
Partisipasi yang menyangkut siapa yang dilibatkan dan bagaimana mereka terlibat  dalam  keseluruhan  proses  pembangunan.  Partisipasi  masyarakat  sering
kali  dianggap  sebagai  bagian  yang  tidak  terlepas  dalam  upaya  pemberdayaan masyarakat.  Dengan  melihat  partisipasi  sebagai  kesatuan  dalam  proses
pemberdayaan  masyarakat,  akan  dapat  diketahui  bahwa  akar  perkembangan pemikiran tentang partisipasif dalam pembangunan akan terkait dengan diskursus
komunitas.  Dimana  salah  satu  diskursus  komunitas  adalah  asumsi  bahwa masyarakat bukanlah sekumpulan orang yang bodoh, yang hanya bisa maju kalau
mereka  mendapatkan  perintah  belaka.  Partisipasi  masyrakat  adalah  keikutsertaan masyarakat  dalam  proses  pengidentifikasian  masalah  dan  potensi  yang  ada
dimasyarakat,  pemilihan  dan  pengambilan  keputusan  tentang  alternatif  solusi untuk  menangani  masalah,  pelaksanaan  upaya  mengatasi  masalah,  keterlibatan
masyarakat dalam proses mengevaluasi perubahan yang terjadi.
3. Akuntabilitas,  kaitannya  dengan  pertanggungjawaban  publik  atas  segala
kegiatan  yang  dilakukan  dengan  Miriam  Budiarjo,  1998  mendefinisikan akuntabilitas  sebagai  pertanggungjawaban  pihak  yang  diberi  kuasa  mandat
untuk  memerintah  kepada  yang  memberi  mereka  mandat.  Akuntabilitas bermakna  pertanggung  jawaban  dengan  menciptakan  pengawasan  melalui
distribusi  kekuasaan  pada  berbagai  lembaga  pemerintah  sehingga  mengurangi penumpukkan  kekuasaan  sekaligus  menciptakan  kondisi  saling  mengawasi.
Sedangkan LembagaAdministrasi Negara menyimpulkan akuntabilitas sebagai kewajiban  seseorang  atau  unit  organisasi  untuk  mempertanggung  jawabkan
pengelolaan  dan  pengendalaian  sumberdaya  dan  pelaksanaan  kebijakan  yang dipercayakan kepadanya dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan
melalui pertanggungjawaban secara periodik atas namakan rakyat. 4.
Kapasitas  organisasi  lokal,  kaitannya  dengan  kemampuan  bekerja  sama, mengorganisasi  warga  masyarakat,  serta  memobilisasi  sumberdaya  untuk
memecahkan masalah-masalah yang mereka hadapi.
2.4  Penyuluhan