Agroklimatologi dan hama penyakit bunga potong krisan

Bunga potong krisan adalah komoditi bunga potong yang paling banyak dibudidayakan dan paling diminati di dunia. bunga potong krisan sangat diminati untuk berbagai keperluan seperti untuk mengucapkan selamat, dekorasi upacara pernikahan, pertemuan resmi dan lain-lain. bunga potong krisan memiliki semua jenis warna kecuali biru dan hitam serta memiliki ribuan varietas, 60 varietas diantaranya tumbuh di Indonesia. bunga potong krisan mempunyai usia hidup setidaknya 2 minggu setelah di panen. bunga potong krisan adalah salah satu tanaman hias yang mempunyai prospek yang baik untuk dibudidayakan dan dijadikan sumber penghasilan, karena jarak tanam bunga potong krisan hanya 11 x 11 cm menjadi faktor tidak perlunya lahan yang luas untuk budidaya bunga potong krisan. Usia tanam sampai dengan masa panen akhir cukup berpengaruh dan menentukan jumlah investasi yang ditanamkan dalam usaha budidaya bunga potong krisan. Usia bunga potong krisan dipengaruhi dengan cuaca setempat, bila cuaca kering atau musim kering akan mempercepat waktu tanam hingga panen sebaliknya, bila musim hujan akan memperpanjang umur tanaman sampai dengan panen. Secara umum umur tanaman bunga potong krisan sampai dengan panen terakhir berkisar 80 s.d 125 hari.

2.1.1 Agroklimatologi dan hama penyakit bunga potong krisan

Tanah atau media tanam yang ideal untuk media tumbuh bunga potong krisan adalah tanah yang bertekstur liat dan berpasir, subur, gembur dan drainase yang baik, tidak mengandung hama atau penyakit ulat tanah agrotis ipsilon dan ber-pH 5,5 s.d 6,7. Kandungan bahan organik yang tinggi dan mengandung berbagai unsur hara mineral yang dibutuhkan tanaman jua merupakan syarat untuk media tanam yang baik bagi bunga potong krisan. Temperatur udara merupakan faktor yang penting dalam proses pembungaan. Temperatur atau suhu udara yang ideal untuk pertumbuhan bunga potong krisan berkisar antara 20 o s.d 26 o C pada siang hari dengan toleransi batas minimum 17 o dan batas maksimum 30 o C. Suhu yang ideal pada malam hari antara 16 o s.d 18 o C, jika suhu turun dibawah 16 o C maka pertumbuhan tanaman menjadi cenderung lebih mendorong pertumbuhan vegetative sehingga bertumbuh bertambah tinggi dan akan memperlambat pembungaan. Pada suhu redah 16 o C akan mempengaruhi intensitas warna menjadi lebih pudar sebaliknya jika suhu siang hari tinggi mengakibatkan warna pudar, sehingga penampilan tampak kusam walaupun bunga masih segar. bunga potong krisan memerlukan intensitas cahaya pada siang hari sekitar 32.000 lux agar pertumbuhannya optimal. Intensitas cahaya siang hari di dataran tinggi Indonesia pada ketinggian 1.000 meter diatas permukaan laut sebesar 50.000 lux. Upaya mengatur intensitas cahaya yang sesuai pada bunga potong krisan diperlukan rumah kaca greenhouse. Umumnya bunga potong krisan membutuhkan kondisi kelembaban udara yang tinggi yaitu 70-80 . Kelembaban udara yang tinggi perlu diimbangi dengan sirkulasi udara yang lancar, bila kelembaban udara tinggi tapi sirkulasi udara tidak lancar mengakibatkan mudah berkembangnya organisme penyebab penyakit pada bunga potong krisan terutama jamur. Curah hujan juga sangat mempengaruhi pertumbuhan bunga potong krisan. Budidaya bunga potong krisan di daerah bercurah hujan tinggi sebaiknya dilakukan di dalam bangunan rumah lindung plastik atau menggunakan greenhouse. Hama bunga potong krisan ada beberapa jenis antara lain ulat tanah agrotis ipsilon, Penggerek daun Liriomyza sp dan Tungau Merah Tetranycus sp. bunga potong krisan yang terkena hama ulat tanah agrotis ipsilon dapat dilihat gejalanya pucuk dan tangkai terkulai karena ulat memakan ujung batang tanaman muda, pengendalian hama ulat tanah agrotis ipsilon dapat dilakukan dengan penyemprotan insektisida. Penggerek daun Liriomyza sp gejala bunga potong krisan yang terkena hama ini adalah daun menggulung seperti trowongan kecil, berwarna putih keabuan yang mengelilingi permukaan daun, pengendalian hama ini dapat dilakukan memotong daun yang terserang dan aplikasi insektisida. Tungau Merah Tetranycus sp gejala yang disebabkan adalah daun yang terserang berwarna kuning kecoklatan, terpelintir dan bercak-bercak kuning, pengendalian hama Tungau Merah Tetranycus sp dengan cara memotong bagian tanaman yang terserang berat dan dibakar agar tidak menular ke tumbuhan yang lain serta dilakukan aplikasi insektisida. Bunga potong krisan mempunyai penyakit antara lain Karat daun danTepung oidium. Karat daun disebabkan oleh jamur Puccinia sp dengan gejala pada sisi bawah daun terdapat bintil-bintil coklat atau hitam dan terjadi lekukan- lekukan mendalam yang berwana pucat pada permukaan daun bagian atas. Serangan karat daun yang hebat dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan bunga, karat daun dapat dikendalikan dengan pemotongan daun yan sakit dan penyemprotan insektisida. Penyakit tepung oidium disebabkan oleh jamur Oidium chrysatheemi dengan gejala permukaan daun tertutup tepung putih dengan cara pengendalian memotong daun yang sakit dan penyemprotan fungisida.

2.1.2 Teknologi budidaya bunga potong krisan