Laporan Laba-Rugi Kerangka Pikir

b. Laporan Laba-Rugi

Menurut Baridwan 2000: 34, Laporan laba-Rugi dapat disusun dalam 2 bentuk sebagai berikut : 1. Multi Step bertahan Adalah bentuk Laporan Rugi Laba dimana dilakukan beberapa pengelompokkan terhadap pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya yang disusun dalam urutan-urutan tertentu. 2. Single Step Adalah dimana dalam bentuk ini tidak dilakukan pengelompokkan pendapatan dan biaya ke dalam kelompok-kelompok usaha dan diluar usaha.

c. Laporan Perubahan Modal

Menurut Baridwan 2000: 39, laporan perubahan modal dapat disusun dalam 2 bentuk sebagai berikut : 1. Laporan laba tidak dibagi untuk melengkapi laporan perhitungan rugi laba all inclusive. 2. Laporan laba tidak dibagi untuk melengkapi laporan perhitungan rugi laba current performance. d. Laporan Arus kas Menurut PSAK No.2 paragraf 17-18 IAI, 2009 perusahaan harus melaporkan arus kas dengan menngunakan salah satu dari metode berikut: Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 1. Metode Langsung Metode ini mengungkapkan kelompok utama dari penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto. Kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto dapat diperoleh dari catatan akuntansi perusahaan menyesuaikan dengan penjualan, beban pokok penjualan, dan pos-pos lain dalam laporan laba rugi untuk 1 perubahan persediaan, piutang usaha, dan utang usaha dalam periode berjalan 2 pos bukan kas laiinya 3 pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi dan pendanaan. 2. Metode Tidak langsung Metode ini laba atau rugi bersih disesuaikan dengan mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan atau deferral atau aktual dari penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi di masa lalu dan masa depan, dan unsur penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.2.8. Pemakai Laporan Keuangan

Para pemakai laporan keuangan ini menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi kebutuhan informasi yang berbeda, yang meliputi: a. Investor. Investor membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan atau menjual investasi tersebut. b. Kreditor. Para kreditor tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunga dapat dibayar pada saat jatuh tempo. c. Pemasok dan Kreditor Usaha lainnya. Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. d. Shareholders para pemegang saham. Para pemegang saham berkepentingan dengan informasi mengenai kemajuan perusahaan, pembagian keuntungan yang akan diperoleh dan penambahan modal untuk business plan selanjutnya. e. Pelanggan. Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang atau bergantung pada perusahaan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. f. Pemerintah. Pemerintah membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak serta dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya. g. Karyawan. Karyawan tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk melakukan penilaian atas kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun dan kesempatan kerja. h. Masyarakat. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan trend dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya Prastowo dan Juliaty, 2005: 3. 2.2.3. LABA 2.2.3.1. Pengertian Laba Menurut Baridwan 2000: 31, laba adalah kenaikan modal aktiva bersih yang berasal dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaha dan dari semua transaksi atau kejadian lain yang mempengaruhi badan usaha selama satu periode kecuali yang timbul dari pendapatan revenue atau investasi oleh pemilik. Contohnya adalah laba yang timbul dari penjualan aktiva tetap. Menurut Anthony dan Govidarajan 2002: 167, ketika kinerja financial suatu pusat pertanggungjawaban diukur dalam ruang lingkup laba yaitu, selisih antara pendapatan dan pengeluaran maka pusat ini disebut sebagai pusat laba profit center. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.3.2. Tujuan Pelaporan Laba

Menurut Hendriksen 1998: 130, tujuan pelaporan laba adalah untuk memberikan informasi yang berguna bagi mereka yang paling berkepentingan dengan laporan keuangan. Salah satu tujuan dasar yang dianggap paling penting bagi semua pemakai laporan keuangan adalah untuk membedakan antara modal yang diinvestasikan dan laba, antara stok dan arus kas keuangan sebagai bagian dari proses akuntansi deskriptif.

2.2.3.3. Manfaat Pusat Laba

Menurut Anthony dan Govindarajan 2002: 167, menjelaskan bahwa menjadikan unit-unit organisasi sebagai pusat laba dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Kualitas keputusan dapat meningkat karena keputusan tersebut dibuat oleh para manajer yang paling dekat dengan keputusannya. 2. Kecepatan dari keputusan-keputusan operasional dapat meningkat karena mereka tidak perlu mendapat persetujuan terlebih dahulu dari kantor pusat. 3. Manajemen kantor pusat bebas dari pengambilan keputusan harian sehingga dapat lebih berkonsentrasi pada hal-hal yang lebih luas. 4. Karena pusat laba mirip dengan perusahaan yang independen, mereka memberikan dasar pelatihan yang sempurna bagi manajemen umum. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 5. Kesadaran laba profit consciousness dapat ditingkatkan karena para manajer yang bertanggung jawab atas laba akan selalu mencari cara untuk meningkatkan labanya. 6. Pusat laba memberikan informasi yang siap pakai bagi manajemen tingkat atas.

2.2.3.4. Prediksi Laba

Menurut SAK 2004: 5, Informasi posisi keuangan dan kinerja laba dimasa lalu sering kali digunakan sebagai dasar untuk memprediksi posisi keuangan dan kinerja yang akan datang dan hal-hal lain yang langsung menarik perhatian pemakai. Seperti pembayaran dividen dan upah, pergerakan harga sekuritas dan kemampuan perusahaan untuk memenuhi komitmennya ketika jatuh tempo. Untuk memiliki nilai prediktif, informasi tidak perlu harus dalam bentuk ramalan eksplisit. Namun demikian kemampuan laporan keuangan untuk membuat prediksi dapat ditingkatkan dengan menampilkan informasi tentang transaksi dan peristiwa masa lalu. Misalnya, nilai prediktif laporan laba rugi dapat ditingkatkan kalau pos-pos penghasilan atau beban yang tidak bisa, abnormal dan jarang terjadi diungkapkan secara terpisah. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.3.5. Laba Sebagai Alat Ramal

Laba akuntansi sekarang adalah berguna untuk memprediksi laba yang akan datang, selanjutnya laba sekarang adalah informative melalui kemampuannya memprediksi laba yang akan datang Beaver, 1989 dalam penelitian Assih 1999. Menurut Hendriksen 1998: 145, Para investor, kreditor dan pihak lain sering menggunakan laba untuk membantu untuk mereka mengevaluasi daya laba, meramal laba yang akan datang atau menaksir resiko berinvestasi atau memberikan pinjaman kepada perusahaan.

2.2.3. Arus Kas

2.2.4.1. Pengertian Arus Kas

Menurut Simamora 2002: 406, mengemukakan bahwa Laporan Arus Kas statement of cash flow memperlihatkan bagaimana aktivitas- aktivitas operasi, investasi dan pendanaan perusahaan mempengaruhi kas selama suatu periode akuntansi. Informasi yang disediakan dalam daftar arus kas, bila dipakai dengan pengungkapan dan informasi yang berkaitan dengan laporan keuangan yang lain, harus dapat membantu para penanam modal, kreditur dan pihak lainnya untuk: Keiso, 1995: 123 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. a. Menetapkan kemampuan badan usaha dalam menghasilkan arus kas bersih yang positif di masa yang akan datang. b. Menentukan kemampuan badan usaha dalam memenuhi kewajibannya, membayar dividen dan kebutuhan pembelanjaan ekstern. c. Menetapkan alasan perbedaan antara laba bersih dan penerimaanpembayaran kas yang berkaitan. d. Menentukan pengaruh terhadap posisi keuangan badan usaha, baik transaksi kasnya maupun investasi non kas dan transaksi pembelanjaan selama periode tertentu.

2.2.4.2. Tujuan Arus Kas

Menurut Horne dan Wachowicz 1997: 178, Laporan Arus Kas dapat membantu manajer untuk menilai dan mengidentifikasikan: a. Kemampuan perusahaan untuk memperoleh arus kas masuk bersih di masa depan dari kegiatan operasi untuk membayar hutang, bunga dan deviden. b. kebutuhan perusahaan akan dana dari luar. c. Alasan adanya perbedaaan penghasilan bersih dan arus kas bersih dari kegiatan operasi. d. Dampak dari penginvestasian dan pendanaan transaksi kas maupun non-kas. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Menurut Simamora 2002: 406, mengungkapkan bahwa tujuan utama laporan arus kas adalah untuk menyediakan informasi perihal penerimaan dan pengeluaran kas sebuah perusahaan selama satu periode akuntansi.

2.2.4.3. Kegunaan Arus Kas

Menurut Sofyan 1998: 257, arus kas mempunyai beberapa kegunaan dan dengan melakukan analisis arus kas, kita dapat mengetahui: 1. Kemampuan perusahaan untuk merencanakan dan mengontrol arus kas masuk dan arus kas keluar perusahaan pada masa lalu. 2. Kemungkinan keadaan arus kas masuk dan keluar, arus kas bersih perusahaan, termasuk membayar dividen di masa yang akan datang. 3. Informasi bagi investor, kreditor, memproyeksikan return dari sumber kekayaan perusahaan. 4. Kemampuan perusahaan untuk memasukkan kas ke perusahaan di masa yang akan datang. 5. Pengaruh investor baik kas maupun bukan kas dan transaksi lainnya terhadap posisi keuangan perusahaan selama satu periode tertentu.

2.2.4.4. Klasifikasi Arus Kas

Selain itu sebagaimana ditentukan oleh PSAK No.2 IAI, 2004: 2.3- 2.5 bahwa “ Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu” dan diklasifikasikan menurut 3 aktivitas, yaitu: Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 1. Aktivitas Operasi Yaitu arus kas yang berasal dari aktivitas penghasil utama pendanaan perusahaan atau transaksi yang masuk ke dalam atau keluar dari dalam penentuan laba bersih. 2. Aktivitas Investasi Yaitu mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan dan pada umumnya melibatkan aktiva jangka panjang. 3. Aktivitas Pendanaan Yaitu melibatkan pos-pos kewajiban dan ekuitas pemilik meliputi mendapat mengembalikan kepada kreditur dan sebagainya.

2.2.4.5. Prediksi Arus Kas

Menurut SAK 2004: 2.3, Jumlah arus kas yang berasal dari arus kas bersih merupakan indikator yang menentukan apakah perusahaan dapat menghasilkan arus kas dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan perusahaan membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar. Informasi mengenai unsur tertentu arus kas historis bersama dengan informasi lain berguna dalam memprediksi arus kas masa depan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Menurut Husnan 1996: 137, masalah dalam penaksiran arus kas bukan hanya menyangkut akuntansi taksiran, tetapi juga perlu dipahami arus kas yang relevan perdefinisi, karena taksiran menyangkut masa yang akan datang. Maka akan selalu terbuka peluang untuk melakukan kesalahan. Kesalahan mungkin tidak sengaja dilakukan tetapi mungkin juga disengaja dilakukan. Untuk menaksir arus kas yang relevan perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1. Taksiran arus kas dasar setelah pajak. Perhatikan bahwa yang dinikmati oleh pemilik perusahaan adalah kas masuk bersih setelah pajak. 2. Taksiran arus kas atas dasar incremental atau selisih. Rencana peluncuran produk baru mungkin akan mengakibatkan pengurangan penjualan produk lama kanibalisme, lebih-lebih kalau produk tersebut ternyata mempunyai pasar yang sama. 3. Taksiran arus kas yang timbul karena keputusan investasi. 4. Jangan masukkan sunk cost biaya yang telah terjadi sehingga tidak akan berubah karena keputusan yang akan kita ambil. Seringkali kita menaksir arus kas dipergunakan taksiran laba rugi sesuai dengan prinsip akuntansi, dan kemudian merubahnya menjadi taksiran atas dasar arus kas. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.5. Kemampuan Variabel Laba X

1 dan Arus Kas X 2 Terhadap Prediksi Laba Yang Akan Datang Y Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi, para pemakai laporan melakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta kepastian perolehannya. Karena laba dan arus kas merupakan indikator kinerja keuangan perusahaan yang mengalami kenaikan atau penurunan melalui perbandingan data pada perusahaan. Perubahan kenaikan atau penurunan ini memberikan dampak terhadap kebijakan keuangan untuk memprediksi laba yang akan datang www.etd.eprints.ums.ac.id. Menurut Penelitian Cheng dan Hollie dalam penelitian Arthur, Cheng, dan Czernkowski 2010 bahwa untuk mengukur kemampuan laba dan arus kas dalam memprediksikan laba yang akan datang bisa memakai arus kas metode langsung dan tidak langsung dalam pelaporan arus kas untuk menilai prediksi laba yang akan datang. Menurut Baridwan 2000: 31 laba adalah kenaikan modal aktiva bersih yang berasal dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaha dan dari semua transaksi atau kejadian lain yang mempengaruhi badan usaha selama suatu periode kecuali yang timbul dari pendapatan revenue atau investasi oleh pemilik. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Teori-teori yang melandasi dari variabel tersebut adalah teori interpretasi dan sintaktis yang dilakukan penelitian oleh Edward dan Bell. Hubungan laba sebagai alat ramal dijelaskan di penelitian sebelumnya dengan menggunakan interpretasi theory dan sintaktis theory . Dalam interpretasi theory terdapat konsep-konsep nilai dan laba, menyarankan bagaimana konsep laba sebagai alat ukur laba yang akan datang untuk menunjukkan hubungan antara interpretasi ekonomi dan pengukuran yang diperoleh dari data sesungguhnya. Dalam sintaktis theory mencoba menerapkan praktek akuntansi yang sedang berjalan dan meramalkan bagaimana para akuntan harus bereaksi terhadap situasi tertentu, atau bagaimana mereka akan melaporkan kejadian-kejadian tertentu dan berhubungan dengan struktur proses pengumpulan data dan pelaporan keuangan Hendriksen, 1998: 4 . Berdasarkan penelitian ini kemampuan variabel laba X 1 dan arus kas X 2 merupakan indikator untuk mengukur kinerja perusahaan terhadap prediksi laba yang akan datang Y yang ditujukkan dengan hasil penelitian Ball dan Watts dalam Baridwan 1998 melalui dua pengujian statistik yang dilakukan, dan hasil penelitiannya menunjukkan bahwa laba memiliki potensi sebagai alat prediktor. Artinya seri waktu laba periode yang terdahulu memiliki kecenderungan mengalami perubahan terhadap laba di masa mendatang. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.3. Kerangka Pikir

Berdasarkan teori dan hasil penelitian terdahulu yang telah dijelaskan di atas, sehingga dapat diambil premis-premis yang kemudian dari premis tersebut dapat dijadikan dasar dalam mengemukakan hipotesis, maka premis- premis tersebut adalah sebagai berikut : Premis 1 : Dalam laporan arus kas kegiatan operasi, pendanaan, dan investasi meliputi transaksi-transaksi yang berakibat pada kas yang menjadi penentu rugi-laba misalnya penerimaaan kas dan pembayaran kas kepada pemasok Sugiri dan Riyono, 2002: 45. Premis 2 : Laba merupakan alat prediktor yang paling baik untuk memprediksi laba dan arus kas satu tahun ke depan Pariwiyati dan Baridwan, 1998. Premis 3: Perubahan laba mengikuti model acak random walk. Oleh karena itu dengan mengetahui sifat laba sebagai data seri waktu times series, maka perubahan laba itu bersifat acak dan ada korelasi yang serial, ini menunjukkan bahwa laba memiliki potensi sebagai alat prediktor Pariwiyati dan Baridwan, 1998. Premis 4: Laba akuntansi sekarang adalah berguna untuk memprediksi laba yang akan datang, selanjutnya laba sekarang adalah informative melalui kemampuannya memprediksi laba yang akan datang Beaver, 1989 dalam Asih 1999: 184. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Dari premis-premis hasil penelitian terdahulu dan teori-teori yang ada maka dapat disusun kerangka pikir sebagai berikut: Kerangka Pikir Laba X 1 Laba Yang Akan datang Y Arus Kas X 2 Uji Statistik Regresi Linier Berganda Gambar 1.1 : Bagan Kerangka Pikir Keterangan : X 1 : Laba pada tahun t X 2 : Arus kas pada tahun t Y : Laba pada tahun t +1

2.4. Hipotesis

Dokumen yang terkait

Pengaruh Laba Akuntansi Dan Total Arus Kas Dalam Memprediksi Arus Kas Di Masa Yang Akan Datang Pada Perusahaan Jasa Asuransi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

8 38 80

KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS OPERASI DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS OPERASI DI MASA YANG AKAN DATANG (Pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2011)

1 4 19

KEMAMPUAN INFORMASI KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI LABA DAN ARUS KAS DI MASA YANG AKAN DATANG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

0 2 31

KEMAMPUAN INFORMASI LABA DAN ARUS KAS PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN PERATAAN LABA DALAM MEMPREDIKSI LABA KEMAMPUAN INFORMASI LABA DAN ARUS KAS PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN PERATAAN LABA DALAM MEMPREDIKSI LABA DAN ARUS KAS DI MASA YANG AKAN DATANG (Stu

0 3 13

MANFAAT INFORMASI LABA DAN ARUS KAS OPERASI DALAM MEMPREDIKSI LABA MASA YANG AKAN DATANG (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

0 0 7

KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS DALAM MEMPREDIKSI LABA YANG AKAN DATANG PADA PERUSAHAAN FOOD & BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

1 2 97

PENGARUH LABA KOTOR, LABA OPERASI, LABA BERSIH DAN ARUS KAS UNTUK MEMPREDIKSI ARUS KAS DI MASA MENDATANG PADA PERUSAHAAN FOOD & BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA).

0 1 95

PENGARUH LABA KOTOR, LABA OPERASI, LABA BERSIH DAN ARUS KAS UNTUK MEMPREDIKSI ARUS KAS DI MASA MENDATANG PADA PERUSAHAAN FOOD BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 1 19

KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS DALAM MEMPREDIKSI LABA YANG AKAN DATANG PADA PERUSAHAAN FOOD & BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 22

KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS DALAM MEMPREDIKSI LABA YANG AKAN DATANG PADA PERUSAHAAN FOOD BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 21