2.1.9 Pemirsa Sebagai Audience
Secara universal dan sederhana khalayak media dapat diartikan sebagai sekumpulan orang yang menjadi pembaca, pendengar, penonton, dan pemirsa
sebagai media massa atau komponen isinya. Dalam arti yang lebih ditekankan, khalayak media ini memiliki beberapa karakteristik yaitu memiliki jumlah yang
besar, bersifat heterogen, menyebar dan anonym, serta mempunyai kelemahan dalam ikatan organisasi sosial sehingga tidak konsisten dan komposisinya dapat
berubah dengan cepat Mc.Quail, 1994:201. Pemirsa merupakan sasaran komunikasi massa melalui media televisi.
Komunikasi dapat efektif, apabila pemirsa terpikat perhatiannya, tertarik minatnya, mengerti dan melakukan kegiatan yang diinginkan komunikator. Pada
dasarnya pemirsa televisi dapat dibedakan dalam 4 hal yaitu : 1.
Heterogen aneka ragam yakni pemirsa televisi adalah massa, sejumlah orang sangat banyak, yang sifatnya heterogen terpencar-pencar diberbagai
tempat. Selain itu pemirsa televisi dapat dibedakan pula menurut janis kelamin, umur, tingkat pendidikan, dan taraf kehidupan, dan kebudayaan.
2. Pribadi yakni untuk dapat diterima dan di mengerti oleh pemirsa, maka isi
pesan yang disampaikan melalui televisi bersifat pribadi dalam arti sesuai dengan situasi pemirsa saat itu.
3. Aktif yakni pemirsa bersifat aktif, mereka aktif, seperti apabila mereka
menjumpai sesuatu yang menarik dari sebuah stasiun televisi mereka berpikir
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
aktif, aktif melakukan interprestasi.Mereka bertanya-tanya pada dirinya apakah yang diucapkan oleh seorang penyiar televisi benar atau tidak.
4. Selektif yakni pemirsa sifatnya selektif. Ia memilih program televisi yang
disukai Effendy, 1990:84.
Penelitian ini difokuskan pada pemirsa televisi, yaitu masyarakat, karena masyarakat sebagai pemirsa televisi juga mempunyai sifat yang aktif dan selektif.
Dikatakan aktif karena apabila mereka menjumpai sesuatu yang menarik dari sebuah tayangan pada stasiun televisi, mereka berpikir aktif dan melakukan
interprestasi. Mereka bertanya-tanya pada dirinya, apakah yang diucapkan dan dicontohkan oleh seorang penyiar televisi, benar atau tidak dan dapat diterima.
Sedangkan selektif yaitu mereka memilih program televisi yang disukainya. Jadi tidak semua acara yang ditayangkan diberbagai stasiun televisi menjadi kesukaan
masyarakat, ada program acara yang disukai dan tidak disukai. 2.1.10 Teori SOR
Teori yang digunakan sebagai dasar penelitian ini adalah teori S-O-R yaitu singkatan dari Stimulus-Organism-Response ini semula berasal dari psikologi.
Apabila kemudian menjadi juga teori komunikasi, tidak mengherankan karena objek material dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama, yakni manusia
yang jiwanya meliputi komponen-komponen sikap, opini perilaku, kognisi, afeksi dan konasi.
Menurut Stimulus response ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Jadi unsur-unsur dalam model ini adalah :
b. Pesan Stimulus, S
c. Komunikan Organism, O
d. Effek Response,R
Dalam proses komunikasi berkenaan dengan perubahan sikap adalah aspek ‘how’ bukan ‘what’ dan ‘why’. Jelasnya how to communicate dalam hal ini how
to change the attitude, bagaimana mengubah sikap komunikasi.Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah hanya jika stimulus yang
menerpa benar-benar melebihi semula. Prof. Dr. Mar’at dalam bukunya “Sikap Manusia, Perubahan serta
Pengukurannya mengutip pendapat Hovland, Janis dan Kelley yang menyatakan, bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada tiga variabel penting, yaitu :
a. Perhatian
b. Pengertian
c. Penerimaan
Gamabar 2.2. Teori S-O-R
Stimulus
Response Perubahan sikap
Organisme :
Perhatian
Pengertian Penerimaan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2 Kerangka Berfikir