Kabupaten Sleman
Prambanan, Madurejo,
Sembir Faktor Risiko
Kesehatan Faktor Sosio-
Ekonomi Berbah,
Jogotirto, Blambangan
Faktor Risiko Kesehatan
Faktor Sosio- Ekonomi
Berbah, Jogotirto,
Jragung Faktor Risiko
Kesehatan Faktor Sosio-
Ekonomi Kalasan,
Purwomartani, Sambisari
Faktor Risiko Kesehatan
Faktor Sosio- Ekonomi
Kalasan, Purwomartani,
Kadirojo II Faktor Risiko
Kesehatan Faktor Sosio-
Ekonomi Depok,
Maguwoharjo, Krodan
Faktor Risiko Kesehatan
Faktor Sosio- Ekonomi
jumlah anggota sebanyak 12 orang, setiap 2 orang meneliti 1 dukuh sehingga terdapat 6 dukuh di Kabupaten Sleman. Pada faktor risiko kesehatan yang dibahas adalah
Body Mass Index BMI, rokok, aktivitas fisik, pola makan, dan riwayat penyakit,
sedangkan pada faktor sosio-ekonomi yang dibahas adalah tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, dan tingkat penghasilan. Umur dan jenis kelamin akan dibahas secara
bersama pada faktor risiko kesehatan maupun sosio-ekonomi.
Gambar 1. Ruang Lingkup Penelitian Payung
Bagian yang menjadi tanggung jawab skripsi ini.
G. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel sampling pada penelitian dilakukan secara non-random yaitu setiap anggota populasi tidak memiliki kesempatan yang sama
untuk menjadi sampel Swarjana, 2012. Teknik sampling yang digunakan adalah jenis purposive sampling yaitu pengambilan sampel dengan pertimbangan khusus
yang dibuat oleh peneliti sehingga layak dijadikan sampel Swarjana, 2012. Pertimbangan khususnya adalah untuk keperluan analisis, jumlah responden yang
melakukan terapi adalah 30 responden. Untuk penelitian yang menggunakan analisis
data statistik, ukuran sampel minimumnya adalah 30 orang Arifin, 2008. Dalam penelitian ini jumlah responden tidak dapat ditetapkan jumlahnya, karena penelitian
dilakukan sampai didapatkan jumlah responden hipertensi yang melakukan terapi sebanyak 30 orang. Dari jumlah populasi 402 orang maka didapatkan responden
penelitian 265 orang.
Gambar 2. Alur Teknik Pengambilan Sampel
Purposive sampling.
H. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini meliputi bahan berupa Case Report Form
CRF, leaflet, informed consent, dan alat yang digunakan untuk mengukur tekanan darah responden berupa sphygmomanometer digital. Untuk
mendapatkan hasil pengukuran yang valid, maka alat yang digunakan harus akurat.
I. Tata Cara Penelitian
Gambar 3. Alur Tata Cara Penelitian Prevalensi, Kesadaran, dan Terapi Responden Hipertensi di Dukuh Sembir: Kajian Faktor Sosio-Ekonomi
1. Observasi awal
Observasi awal dilakukan dengan mencari dukuh di Sleman yang tepat untuk diteliti dengan prevalensi penyandang hipertensi yang tinggi.
2. Permohonan ijin dan kerjasama
Permohonan ijin ditujukan kepada Kepala Dukuh Sembir, Madurejo. Permohonan ijin selanjutnya ditujukan kepada Komisi Etik Penelitian Kedokteran
dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta untuk memperoleh ethical clearence. Permohonan ijin dilakukan untuk memenuhi etika
penelitian menggunakan hasil pengukuran tekanan darah manusia dan hasil penelitian dapat dipublikasikan.
Observasi awal
Permohonan ijin dan kerjasama diajukan kepada Komisi Etik
Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran
UGM Yogyakarta Pembuatan
informed consent
dan leaflet Dilakukan
penetapan dan seleksi calon
responden Dilakukan pengukuran tekanan
darah dan penjelasan hasil pemeriksaan serta wawancara
terstruktur kepada responden Dilakukan pengelompokan dan
pengolahan data meliputi editing, coding
, entry, dan cleaning. Selanjutnya data dianalisis.
Dilakukan uji validitas dan
reliabilitas instrumen
3. Pembuatan inform consent dan leaflet
Informed consent dibuat dengan memenuhi standar yang ditetapkan oleh
Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Leaflet berupa selembaran kertas berukuran A4 yang berisi
informasi mengenai penjelasan tentang penelitian.
4. Validitas dan reliabilitas instrumen penelitian
Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2011, instrumen yang memiliki validitas dan reliabel yang baik dapat dinyatakan dengan nilai CV
coefficient of variation
5. Validitas dilakukan dengan membandingkan hasil pengukuran tekanan darah dengan menggunakan sphygmomanometer digital terhadap
sphygmomanometer raksa yang biasa digunakan pada pos kesehatan. Sedangkan
reliabilitas dilakukan
dengan mengukur
tekanan darah
menggunakan sphygmomanometer
digital pada beberapa probandus berkali-kali. Pengukuran tekanan darah pada responden hipertensi menggunakan sphygmomanometer digital
Omron, MX3 Plus, Kyoto, Jepang yang telah divalidasi oleh protokol internasional ESH Babiker, Elkhalifa, and Moukhyer, 2013. Dari pengukuran yang dilakukan
sebanyak 3 kali pada masing-masing sphygmomanometer digital dan raksa pada 3 probandus berbeda dengan tekanan darah tinggi dan 3 probandus dengan tekanan
darah normal maka instrumen penelitian yang digunakan memiliki validitas yang baik. Uji reliabilitas juga dilakukan pada 3 probandus dengan 5 kali pengukuran
dengan menggunakan sphygmomanometer digital dan hasilnya menunjukkan bahwa instrumen yang digunakan memiliki reliabilitas yang baik Lampiran 9.
5. Seleksi dan penetapan calon responden
Pada penelitian ini jumlah responden yang dikehendaki adalah 30 responden hipertensi yang melakukan terapi, sehingga pada awal penelitian tidak
dapat ditetapkan jumlah respondennya. Penetapan calon responden dilakukan setelah mendapat ijin dari Kepala Dukuh Sembir, Madurejo. Penelitian dilakukan pada 11-27
April 2014 setiap pukul 16.00-20.00 WIB, pencarian calon responden dilakukan dengan door to door. Peneliti akan memberikan penjelasan mengenai maksud dan
tujuan dari penelitian kepada calon responden. Semua calon responden yang bersedia untuk ikut dalam penelitian diwakili oleh Bapak Dukuh dalam mengisi dan
menandatangani informed consent.
6. Pengukuran tekanan darah
Pengukuran tekanan darah responden yang bersedia mengikuti informed consent
dilakukan dengan menggunakan spygmomanometer digital. Pengukuran tekanan darah menggunakan sphygmomanometer digital, hal ini untuk menghindari
subjektivitas dari peneliti karena dengan menggunakan sphygmomanometer digital, responden juga dapat melihat sendiri hasil pengukurannya. Pengukuran tekanan darah
responden dilakukan menurut SOP yang sudah dibuat Lampiran 4. 7.
Penjelasan hasil pemeriksaan
Peneliti akan menjelaskan hasil pengukuran tekanan darah kepada responden secara langsung. Responden yang sudah diukur tekanan darahnya kemudian
dilakukan wawancara terstruktur berdasarkan CRF yang telah dipersiapkan sebelumnya. Alasan digunakannya teknik wawancara adalah dikarenakan sebagian
besar penduduk di Dukuh Sembir tidak dapat membaca dan menulis. Selain itu, dengan teknik wawancara peneliti dapat langsung bertatap muka dengan responden,
pertanyaan lebih terarah, informasi yang didapat lebih lengkap, akurat, dan konsisten, serta semua pertanyaan dapat dijawab langsung oleh responden Chandra, 1995.
8. Pengelompokan dan pengolahan data
Data yang sudah terkumpul diolah secara manual dan komputerisasi untuk mengubah data menjadi informasi. Langkah-langkah pengolahan data dimulai dari
editing yaitu memeriksa kebenaran dan kelengkapan data yang diperlukan. Coding
yaitu data diklasifikasi menurut kategori masing-masing. Untuk faktor sosio ekonomi dikategorikan menjadi pendidikan ≤SMP dan SMP, pekerjaan outdoor dan indoor,
penghasilan ≤UMR dan UMR. Selanjutnya memberi kode pada data dengan mengubah kata-kata menjadi angka. Entry yaitu memasukkan data berdasarkan CRF
yang telah dikumpulkan ke dalam Program Excel. Cleaning yaitu pengecekan data yang sudah dimasukkan untuk memastikan bahwa data telah bebas dari kesalahan.
J. Analisis Data Penelitian
Data yang sudah diperoleh kemudian dianalisis secara statistik dengan bantuan program komputer. Data yang sudah terolah kemudian dilakukan analisis
univariat untuk mengetahui distribusi frekuensi umur, jenis kelamin, variabel bebas pendidikan, pekerjaan, penghasilan dan variabel tergantung tekanan darah. Bila
data yang terkumpul berdistribusi normal maka digunakan nilai mean dan standar
deviasi, sedangkan bila data yang terkumpul tidak berdistribusi normal maka digunakan nilai median dan inter quartile range Hastono, 2006.
Untuk melihat profil tekanan darah sistolik, diastolik, denyut nadi responden terhadap jenis kelamin, umur, dan variabel bebas maka dapat dilakukan
analisis dengan uji Anova. Uji Anova digunakan untuk menelaah variabilitas data dalam kelompok within dan antar kelompok between. Apabila hasil perbandingan
dalam kelompok dan antar kelompok sama dengan 1 maka tidak ada perbedaan mean, sebaliknya bila hasil perbandingan lebih dari 1 maka ada perbedaan mean dalam
kelompok dan antar kelompok. Selanjutnya bila terdapat perbedaan mean dalam kelompok dan antar kelompok maka dilakukan Analisis Multi Comparison Post Hoc
Test untuk mengetahui kelompok mana saja yang berhubungan signifikan
p≤0,05. Analisis yang digunakan adalah Tukey Hastono, 2006.
Ho : P1≤P2
H1,2,3 : P1P2;
0.05
Gambar 4. Bagan Perumusan Hipotesis Faktor Sosio-Ekonomi
Faktor Sosio-Ekonomi: P1 = proporsi prevalensi, kesadaran, dan terapi hipertensi taraf pendidikan
≤SMP; bekerja indoor; penghasilan
≤UMR. P2 = proporsi prevalensi, kesadaran, dan terapi hipertensi taraf pendidikan SMP;
bekerja outdoor; penghasilan UMR.
Sosio-ekonomi pendidikan, pekerjaan,
penghasilan Prevalensi H1
Kesadaran H2 Terapi H3
Pembuktian hipotesis dilakukan terhadap rumusan hipotesis yang ada dengan menggunakan uji Chi Square. Uji Chi Square digunakan untuk menguji
perbedaan proporsi dua atau lebih kelompok sampel, apabila dilihat dari segi datanya maka uji Chi Square digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel
kategorik dengan variabel kategorik Hastono, 2006. Pada uji Chi Square, Ho ditolak apabil
a p≤α 0,05, artinya ada pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel tergantung. Ho diterima apabila pα 0,05,
artinya tidak ada hubungan bermakna antara variabel bebas dengan variabel tergantung. Apabila pada 2x2 dijumpai nilai expected harapan E5, maka uji yang
digunakan adalah Fisher’s Exact Test, sedangkan bila pada 2x2 dan tidak ada nilai
E5, maka uji yang dipakai sebaiknya Continuity Correction. Bila tabelnya lebih dari 2x2 maka digunakan uji Pearson Chi Square Hastono, 2006. Jika dari hasil analisis
diperoleh nilai p0,05, maka analisis Chi Square dilanjutkan dengan perhitungan Odds Ratio
OR untuk mengetahui seberapa besar pengaruh faktor sosio-ekonomi terhadap variabel tergantung.
Pada analisis Chi Square dilakukan sub-analisis untuk variabel bebas yaitu tingkat pendidikan. Awalnya pendidikan dikategorikan menjadi ≤SMP dan SMP,
tetapi hasil analisis Chi Square menunjukkan bahwa nilai p0,05 sehingga dilakukan sub-
analisis pendidikan menjadi ≤SD dan ≥SMA, SD dan SMA, SD dan ≥SMA. Jenis pekerjaan tidak dapat dilakukan sub-analisis karena hanya dikategorikan
menjadi outdoor dan indoor sedangkan untuk tingkat penghasilan, data yang didapat tidak lengkap sehingga tidak dapat dilakukan sub-analisis.
K. Kesulitan dan Kelemahan Penelitian