Metode Pelepasan Terkontrol 1. Metode Difusi Penyalutan obat dengan polimer yang tidak larut Obat didispersikan dalam matriks tidak larut Sistem pelepasan Orde Nol Sistem pelepasan Orde Satu.

2.2. Metode Pelepasan Terkontrol 2.2.1. Metode Difusi Difusi adalah suatu proses pergerakan molekul obat dari daerah konsentrasi tinggi ke daerah konsentrasi rendah. Pendekatan yang dilakukan terhadap metode difusi adalah sebagai berikut :

a. Penyalutan obat dengan polimer yang tidak larut

Inti obat disalut dengan polimer yang tidak larut dalam air. Bagian obat yang tidak larut dalam polimer akan berdifusi melalui suatu lapisan tipis dan bertukar dengan cairan disekelilingnya. Dalam hal ini berlaku persamaan : dimana : dQ A.D.K. ∆C = dt 1 dQdt = kecepatan pelepasan= luas permukaan D = koefisien difusi K = koefisien partisi obat dalam polimer 1 = panjang difusi atau tebal salut C = perbedaaan konsentrasi sebelah menyebelah membran polimer Kecepatan pelepasan akan tetap jika A, D, I dan C konstan sehingga akan menghasilkan pelepasan order nol.

b. Obat didispersikan dalam matriks tidak larut

Obat di dispersikan ke dalam polimer yang tidak larut dalam air. Medium akan berpenetrasi kedalam matriks dan obat akan bedifusi ke luar matriks. Dalam hal ini berlaku persamaan yang menggambarkan pelepasan obat yang diperoleh oleh Higuchi, yaitu : D. ½ Q= 2A – . Cs Q = jumlah obat yang dilepas persatuan luas permukaan tablet pada waktu t D = koefisien difusi obat dalam medium A = jumlah total obat dalam matriks persatuan volume Cs = kelarutan obat dalam medium € = porositas matriks

c. Penyalutan obat dengan polimer larut sebagian

Inti obat disalut dengan polimer yang larut sebagian. Obat akan berdifusi melalui pori-pori yang terbentuk akibat polimer larut sebagian. dQ A.D C1 – C2 = dt t dimana ; dQdt = kecepatan pelepasan obat A = luas permukaan D = koefisien difusi C1 = konsentrasi obat dalam inti C2 = konsentrasi obat dalam medium pelepasan 1 = tebal salut atau panjang difusi ] keterangan : A = Penyalutan obat dengan polimer tidak larut B = Obat didispersikan dalam matriks tidak larut C = Penyalutan obat dengan polimer yang larut sebagian

2.2.2. Metode tekanan osmosis

Partikel obat dikelilingi oleh suatu membran semipermeabel. Obat mampu menarik air secara osmosis melalui penyalut . Partikel obat menginhibisi cairan dengan kecepatan konstan yang ditentukan oleh permeabilitas membran dan tekanan osmosis inti, kemudian larutan obat dipompa ke luar melalui pori pada penyalut. 1. 2.3.Sistim Pelepasan Obat Pelepasan obat dari suatu sediaan lebih mudah diramalkan dengan mengetahui system pelepasan obat. Ada 3 macam sistem pelepasan obat yang umum yaitu pelepasan orde nol, orde satu dan orde Higuchi.

a. Sistem pelepasan Orde Nol

Pada system orde nol terjadi pelepasan obat dengan kecepatan konstan. kecepatan pelepasan tidak bergantung pada konsentrasi. Sistem pelepasan ini merupakan system pelepasan yang ideal untuk sediaan sustained release.

b. Sistem pelepasan Orde Satu.

Kecepatan pelepasan pada sistem ini bergantung pada konsentrasi.kecepatan pada waktu tertentu sebanding dengan konsentrasi obat yang tersisa dalam sediaan pada saat itu. c. Sistem Pelepasan Higuchi Kinetika pelepasn ini diselidiki oleh T.Higuchi sehingga disebut juga pelepasan Higuchi. Laju pelepasan obat dari matriks yang tidak larut umumnya akan mengikuti sistem pelepasan Higuchi. Higuchi menegaskan laju pelepasan obat dari matriks yang tidak larut ini teruama dipengaruhi oleh porositas dan kerumitan turtuositas matriks. Porositas menggambrkan pori-pori atau saluran yang dapat dipenetrasi oleh ciran disekitarnya sedangkan turtuositas memperhitungkan peningkatan panjang jalan difusi larena berkeloknya pori-pori. Turtusitas cenderung mengurangi jumlah obat yang terlepas pada interval waktu yang diberikan Martin dkk, 1993 .

2.4. Klasifikasi Sistem Penyaluran Obat Mengambang floating drug delivery system FDDS