Pengertian Objek dan Daya Tarik Wisata Pengertian Pariwisata Konvensional

“The sum of the phenomena and relationships arising from the interaction of tourist, businesses, host governments, and host communities, in the process of attracting, and hosting these tourist and other visitors” MacIntosh, 1980: 8 “ Kepariwisataan adalah suatu seni dari lalu lintas orang, dlam mana manusia- manusia berdiam di suatu tempat asing untuk maksud tertentu, tetapi dengan kediamannya tersebut tidak boleh dimaksudkan akan tinggal menetap untuk melakukan pekerjaan selama-lamanya atau meskipun sementara waktu, sifatnya masih berhubungan dengan pekerjaan” Dr.HubertGulden dalam Yoeti,1983: 108 “Pariwisata ialah suatu aktifitas manusia yang dilakukan secara bergantian diantara orang-orang dalam suatu negara itu sendiri di luar negeri untuk sementara waktu dalam mencari kepuasan yang beraneka ragam dan berbeda- beda dengan apa yang dialaminya di mana ia memperoleh pekerjaan tetap”SalahWahab dalam Yoeti, 1983: 106

2.2 Pengertian Objek dan Daya Tarik Wisata

Daya tarik wisata yang juga disebut objek wisata merupakan potensi yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan ke suatu daerah tujuan wisata. Objek dan daya tarik wisata dikelompokkan ke dalam tiga kelompok yaitu : 1. Objek dan daya tarik wisata alam. 2. Objek dan daya tarik wisata budaya. 3. Objek dan daya tarik wisata minat khusus. Universitas Sumatera Utara Dalam kedudukannya yang sangat menentukan itu maka daya tarik wisata harus dirancanag atau dibangun dikelolah secara profesional sehingga dapat menarik wisatawan untuk datang.

2.3 Sarana dan Prasarana Pariwisata

2.3.1 Sarana Pariwisata

Sarana pariwisata merupakan hal yang palingdibutuhkan dalam dunia kepariwisataan. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa ada tiga macam sarana pariwisata, yang mana satu dengan lainnya saling melengkapi. Ketiga sarana yang di maksud adalah: A. Sarana Pokok Kepariwisataan Main Tourism Superstructure Sarana pokok kepariwisatan adalah perusahan-perusahaan yang hidup dan kehidupannya sangat tergantung kepada lalu lintas wisatawan dan pengunjung lainnya. Fungsinya adalah memberikan fasilitas pokok yang dapat memberikan pelayanan bagi wisatawan. Adapun perusahaan yang termasuk dalam kelompok ini adalah: 1. Perusahaan yang usaha kegiatannya mempersiapakan dan merencanakan perjalanan wisatawan atau disebut juga Receptive Tourist Plan seperti menyelenggarakan tour, city tour, sight seeing, termasuk juga Biro Perjalanan Wisata, Agen Perjalanan Wisata, Tour Operator dan lain-lain. 2. Perusahaan yang memberikan pelayanan di Objek Daerah Tujuan Wisata atau disebut juga Reseidental Tourist Plan yaitu perusahaan yang memberikan jasa pelayanan untuk menginap, menyediakan makanan dan minuman di daerah tersebut, seperti Hotel, Hostel, Home Stay, Cottage, Restoran dan lain- lain. Universitas Sumatera Utara B. Sarana Pelengkap Kepariwisataan Supplementing Tourism Superstructure Sarana pelengkap kepariwisataan adalah fasilitas-fasilitas yang melengkapi sarana pokok dengan sedemikian rupa sehingga dapat membuat wisatawan lebih lama tinggal di tempat atau di Objek Daerah Tujuan Wisata yang dikunjunginya. Dalam istilah kepariwisataan dikenal juga dengan istilah Recreative and Sportive Plan biasanya yang termasuk kedalam kelompok ini adalah fasilitas untuk olah raga dan sebagainya. C. Sarana Penunjang Kepariwisataan Supporting Tourism Superstructure Sarana penunjang kepariwisataan merupakan fasilitas yang diperlukan wisatawan dan berfungsi tidak hanya melayani kebutuhan pokok dan sarana pelengkap tetapi juga memiliki fungsi yang lebih penting yaitu agar wisatawan lebih banyak membelanjakan uangnya di tempat yang dikunjungi tersebut, sebagai contoh night club,casino, souvenir shop, dan lain-lain.

2.3.2 Prasarana Pariwisata

Prasarana pariwisata adalah sumber daya alam dan sumber daya buatan manusia yang mutlak dibutuhkan oleh wisatawan dalam perjalanannya di daerah tujuan wisata, seperti jalan,listrik, air, telekomunikasi, terminal, jembatan, dan lain sebagainya. Untuk kesiapan objek-objek wisata yang akan dikunjungi oleh wisatawan di daerah tujuan wisata, prasarana wisata tersebut perlu dibangun dengan disesuaikan dengan lokasi dan kondisi objek wisata yang bersangkutan. Pembangunan prasarana wisata yang mempertimbangkan kondisi dan lokasi akan meningkatkan aksebilitas suatu objek wisata yang pada gilirannya akan dapat meningkatkan daya tarik objek wisata itu sendiri. Di samping berbagai kebutuhan yang Universitas Sumatera Utara telah disebutkan di atas, kebutuhan wisatawan yang lain juga perlu disediakan di daerah tujuan wisata, seperti bank, apotik, rumah sakit, pom bensin, pusat-pusat perbelanjaan, barber dan lain sebagainya. Dalam melaksanakan pembangunan prasarana wisata diperlukan koordinasi yang mantap antara instansi terkait bersama dengan instansi pariwisata di berbagai tingkat. Dukungan instansi terkait dalam membangun prasarana wisata sangat diperlukan bagi pengembangan pariwisata di daerah. Koordinasi di tingkat perencanaan yang dilanjutkan dengan koordoinasi di tingkat pelaksanaan merupakan modal utama suksesnya pembangunan pariwisata. Dalam pembangunan prasarana pariwisata pemerintah lebih dominan karena pemerintah dapat mengambil manfaat ganda dari pembangunan tersebut, seperti yang meningkatkan arus informasi, arus lalu-lintas ekonomi, arus mobilitasi manusia antara daerah dan sebagainya, yang tentu saja dapat meningkatkan kesempatan berusaha dan bekerja masyarakat.

2.4 Pengertian Pariwisata Konvensional

Bentuk pariwisata seperti yang kita kenal dewasa ini yang sering disebut pariwisata modern bermula dari suatu bentuk kegiatan wisata yang dipelopori oleh Thomas Cook. Ia menyelenggarakan suatu inclusive tour dari Leicester ke Loughborough pulang pergi pada tanggal 5 juli 1842 dengan biaya satu shilling per orang. Paket wisata atau inclusive tour itu diikuti oleh 570 orang berkat upaya promosi yang dilakukan melalui iklan. Keberhasilan Thomas Cook itu kemudian ditiru oleh orang lain dengan Universitas Sumatera Utara mendirikan perusahaan-perusahaan perjalanan Tour Operators yang menyelenggarakan berbagai paket wisata. Jenis atau bentuk kegiatan wisata yang dikemas dalam paket-paket wisata itulah yang sebelumnya disebut sebagai pariwisata modern. Namun dengan timbulnya berbagai bentuk kepariwisataan alternatif, maka apa yang dulu disebut sebagai pariwisata modern itu kini disebut sebagai pariwisata konvensional. Ciri-ciri pariwisata konvensional adalah: 1. Kegiatan wisata tersebut memiliki jumlah yang besar mass tourism. 2. Sebagian dikemas dalam satuan paket wisata package tour. 3. Pembangunan sarana dan fasilitas kepariwisataan berskala besar dam mewah. 4. Memerlukan tempat yang dianggap strategis dengan tanah yang cukup luas. Dengan semakin pesatnya perkembangan industri pariwisata, maka persaingan diantara pariwisata konvensional dan pariwisata alternatif semakin ketat sehingga pengembangan dan perkembangan pariwisata serta industri pariwisata menjadi sangat eksploitatif terhadap sumber daya manusia khususnya masyarakat setempat dan sumber daya alam.

2.5 Pengertian Pariwisata Alternatif