xxxii kehamilan yang ada serta tentunya menurut hasil konsultasi Anda dengan
dokter kandungan atau bidan yang menangani kehamilan Suryoprajogo, 2009, hlm. 73-75.
c. Harus sering Salah satu mitos yang beredar luas di masyarakat ialah hubungan seksual harus
sering dilakukan selama masa hamil, agar bayi di dalam rahim dapat bertumbuh subur dan sehat. Alasannya, dengan melakukan hubungan seksual
maka bayi mendapat siraman sperma sehingga bertumbuh subur dan menjadi bayi yang normal dan sehat. Maka tidak sedikit pasangan suami istri yang
berupaya agar sering melakukan hubungan seksual selama hamil dengan tujuan agar sang bayi normal dan sehat. Padahal anggapan tersebut tidak benar sama
sekali. Tidak ada hubungan lagi antara sperma dengan bayi yang ada di dalam rahim. Tidak ada hubungan pula antara sperma dan pertumbuhan bayi. Artinya,
kalau selama hamil melakukan hubungan seksual, maka sel jadi subur dan sehatnya bayi di dalam rahim tidak dipengaruhi oleh ada tidaknya sperma yang
masuk selama kehamilan. Yang benar adalah, kualitas sel spermatozoa yang berhasil membuahi sel telur berpengaruh terhadap kesehatan kehamilan yang
terjadi Pangkahila, 2007, ΒΆ 1, Mitos Seks pun melingkupi Kehamilan. http:www.kompas.com, diperoleh tanggal 5 Oktober 2009.
7. Cara untuk Mempertahankan Hubungan Seksual
Menurut Einberg 2006, hlm. 313, hubungan seksual yang baik dan tahan lama seperti hubungan pernikahan yang dan tahan lama, tidak akan bisa
dibangun dalam satu hari atau satu malam yang sangat indah sekalipun. Hubungan ini tumbuh bersamaan dengan pengalaman, kesabaran, saling
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
xxxiii pengertian, dan cinta. Begitu pula dengan hubungan seksual selama kehamilan
yang mengalami banyak tekanan fisik dan emosional. Berikut ini beberapa cara untuk mempertahankan hubungan seksual kehamilan yaitu :
a. Jangan tergantung dari keharusan dan berapa seringnya anda melakuka n
hubungan seksual. Kualitas dari hubungan seksual jauh lebih penting dari pada jumlahnya, terutama selama hamil.
b. Lebih menekankan cinta dari pada permainan cinta. Bila salah satu pasangan
tidak ingin melakukan hubungan seksual atau hubungan ini menimbulkan frustasi karena tidak memuaskan, maka temukan cara lain untuk
mempertahankan keintiman, misalnya berciuman atau mencium leher, berpegangan tangan, mengusap punggung, memijat kaki, membagi minuman
susu di tempat tidur, menonton TV. c.
Bicarakan setiap masalah secara terbuka, jangan disembunyikan atau dianggap tidak ada. Bila masalahnya terlalu besar untuk anda tangani sendiri,
mintalah bantuan keluarga atau bantuan professional. d.
Berpikir secara positif, hubungan seksual adalah persiapan fisik yang baik untuk persalinan.
e. Mencoba poisi berhubungan seksual yang nyaman selama kehamilan.
f. Bila dokter anda melarang hubungan seksual selama kehamilan, tanyakan
apakah orgasme diperbolehkan melalui masturbasi mutual. Anda masih dapat menikmati hubungan seksual ini dengan tidak mencapai klimaks. Bila
anda tidak diperbolehkan mengalami orgasme, setidaknya anda mendapatkan kepuasan dari memberikan kepuasan kepada pasangan anda.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
xxxiv
8. Posisi-Posisi dalam Melakukan Hubungan Seksual Selama kehamilan
Kehamilan bukan berarti tidak dapat melakukan hububan seks, tetapi saat kehamilan membesar perlu memilih memilih hubungan seks yang aman.
Prinsipnya ibu hamil tetap bisa melakukan hubungan suami istri selama kehamilan, dengan alasan secara medis dan atas saran dari dokter untuk tidak
melakukan hubungan seks. Pada saat kehamilan sudah semakin membesar maka perut pun akan semakin membesar dan saat itu perlu melakukan dan mencari
posisi seks yang nyaman saat melakukan hubungan seks Suryoprajogo, 2008, hlm. 63-69.
a. Posisi misionaris Pria menindih wanita dari atas dan saling berhadapan. Posisi ini masih bisa
digunakan pada trimester pertama dan kedua. Tetapi si pria harus menahan berat badannya agar tidak menekan perut si istri.
b. Saling berhadapan, istri diatas Suami berbaring telentang, sedangkan istri setengah jongkok diatasnya dan
membantu memasukkan kemaluan dengan lengan, atau duduk diatas pangkal paha suami. Suami berbaring mengangkat tubuh dengn lengan, atau
melingkarkan tangan disekeliling pinggang istri. Posisi ini yang paling nyaman untuk ibu hamil, karena perut istri terhindar dari tekanan badan
suami dan istri dapat mengontrol seberapa dalam penis berpenetrasi ke dalam vagina, sehingga mengurangi iritasi pada servik.
c. Posisi penetrasi dari belakang Wanita menahan berat badannya dengan kedua tangan, tapi tangan dan
payudaranya diletakkan di pinggir tempat tidur dan lututnya dialasi dengan
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
xxxv bantal. Pria berlutut di lantai yang memungkinkannya mengontrol dalamnya
penetrasi dengan dengan baik. Posisi ini akan lebih nyaman pada bulan-bulan terakhir kehamilan.
d. Posisi duduk Suami duduk di kursi atau tepi tempat tidur, memangku istri dan saling
berhadapan, kemaluan suami di dalam vagina istri, lengan saling memangkul. Posisi ini bisaanya pada kehamilan pertengahan atau lanjut dimana tidak
memerlukan banyak gerakan dan wanita dapat mengontrol kedalaman penetrasi.
e. Posisi berlutut atau berdiri Dengan agak melipat lutu, suami dapat memasukkan penis dari belakang istri
melingkarkan lengannya pada leher suami dan melingkarkan kaki suami antara kedua pahanya. Posisi ini juga sesuai untuk dilakukan pada saat perut
anda sudah besar, atau anda tidak dapat berperan aktif lagi selama bercinta.
9. Komplikasi Hubungan Seksual pada Kehamilan