Proses Tak langsung Iodometrik Sumber Kesalahan Titrasi

iodium, maka jumlah penentuan iodometrik sedikit. Akan tetapi banyak pereaksi oksidasi cukup kuat untuk bereaksi sempurna dengan ion iodide, dan ada banyak penggunaan proses iodometrik. Suatu kelebihan ion iodide ditambahkan kepada pereaksi oksidasi yang ditentukan, dengan pembebasan iodium yang kemudian dititrasi dengan larutan natrium tiosulfat. Reaksi antara iodium dengan tiosulfat berlangsung sempurna.

2.5.1 Proses Tak langsung Iodometrik

Banyak pereaksi oksidasi kuat dapat dianalisa dengan penambahan kalium iodide berlebih dan dengan titrasi iodium yang dibebaskan. Karena banyak pereaksi oksidasi memerlukan larutan berasam untuk reaksi dengan iodide, natrium tiosulfat biasanya digunakan sebagai titran. Beberapa tindakan pencegahan harus diambil dalam menangani larutan kalium iodide untuk menghindarkan kesalahan, misalnya ion iodide dioksidasi oleh oksigen dari udara. 4H + + 4I - + O 2 → 2I 2 + 2H 2 O Reaksi ini berjalan lamban dalam larutan netral, tetapi lebih cepat dalam larutan berasam dan dipercepat oleh cahaya matahari, setelah penambahan kalium iodida pada larutan berasam dari suatu pereaksi oksidasi, larutan harus tidak dibiarkan dalam waktu yang lama berhubungan dengan udara, karena iodium tambahan akan terbentuk oleh reaksi yang terdahulu, nitrit harus tidak ada karena akan direduksi dengan ion iodida menjadi nitrogen II oksida yang selanjutnya dioksidasi kembali menjadi nitrit oleh oksigen di udara. Underwood,A,L.1981 Universitas Sumatera Utara

2.5.2 Sumber Kesalahan Titrasi

− Kesalahan oksigen. Oksigen diudara dapat menyebabkan hasil titrasi terlalu tinggi, karena dapat mengoksidasi ion yodida. Menjadi I 2. O 2 + 4I - + 4H + → 2 I 2 + 2 H 2 O Kebanyakan titrasi yodometri dilakukan pada pH antara 5 untuk menghindari kesalahan oksigen. − Pada pH tinggi, I 2 akan bereaksi yang akan terbentuk dengan air hidrolisa dan hasil reaksi. I 2 + 2 H 2 O → HOI + I - + H + HOI + S 2 O 3 2- + 2 H 2 O → 2SO 4 2- + 4I - + 6H + Pada reaksi ini mengakibatkan penggunaan natrium tiosulfat menurun. Konstanta kesetimban reaksi kecil. − Penambahan amilum harus menunggu sampai mendekati titik akhir titrasi, bila iod sudah tinggal sedikit yang tampak dari warnanya yang kuning muda terlalu awal, agar amilum tidak membungkus yod dan menyebabkannya sukar lepas kembali, hal itu berakibat warna biru sulit lenyap sehingga titik akhir tidak kelihatan tajam lagi. − Reaksi analat dengan KI yang berjalan lambat, oleh karena itu harus ditunggu sebelum dititrasi, sebaliknya menunggu terlalu lama tidak baik karena kemungkinan yod akan menguap, KI ditambahkan selain mereduksi analat, juga melarutkan I 2 hasil reaksi itu, karenanya KI harus berlebih.Harjadi.1990 Universitas Sumatera Utara

BAB 3 BAHAN DAN METODOLOGI

Pada analisa yang dilakukan yaitu tentang analisa bilangan iodine pada asam lemak ringan C16 dari hasil destilasi asam lemak, di PT.Ecogreen Oleochemicals, digunakan bahan dan metodologi percobaan sebagi berikut.

3.1 Alat-alat

­ Top loading balance 0,01 gr ­ Methorm Titrator dosimat dengan magnetik stirer ­ Tabung iodine dengan tutup, 250 mL pyrex ­ Pipet volume, 20 mL pyrex ­ Beaker glass, 500 mL pyrex ­ Gelas ukur, 50 mL pyrex

3.2 Bahan

­ Larutan Wijs ­ Larutan Kalium Iodida 15 ­ Sikloheksan ­ Larutan Kanji 0,5 ­ Larutan Natrium Tiosulfat 0,1 N ­ Larutan Kalium dikromat 0,1 N Universitas Sumatera Utara