Hasil Uji Normalitas Hasil Uji Multikolonieritas

58 diajukan kembali akan diperoleh jawaban yang relatif sama dengan jawaban sebelumnya.

4.5 Hasil Uji Asumsi Klasik

4.5.1 Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen dan variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Suatu data akan berdistribusi normal jika grafik histogram menyerupai bel yang menghadap ke atas. Hal ini bisa dilihat dalam tampilan grafik berikut ini: Gambar 4.1 UJI NORMALITAS 1 : HISTOGRAM Sumber: Data primer yang diolah SPSS, 2015 59 Sementara dilihat dari grafik PP Plot, data dikatakan terdistribusi normal jika penyebaran data menggambarkan titik-titik yang menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal pada normal probability plot. Kedua grafik ini menunjukkan bahwa normalitas data terpenuhi. Hal ini bisa dilihat dalam tampilan grafik normal probability plot sebagai berikut. Gambar 4.2 UJI NORMALITAS 2 : GRAFIK PP PLOTS Sumber: Data primer yang diolah SPSS, 2015 60 Pengujian normalitias dapat juga diuji secara statistik dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov.Uji K-S dibuat dengan membuat hipotesis: H : Data residual berdistribusi normal; Bila sig 0,05 dengan α = 5, Ha: Data residual tidak berdistribusi normal; bila sig 0,05 dengan α=5, Hasil dari uji normalitas dengan menggunakan tes Kolmogorov- Smirnov ditunjukkan oleh tabel 4.11berikut : Tabel 4.11 Uji Kolmogrov Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 30 Normal Parameters a,,b Mean .0000000 Std. Deviation .25246260 Most Extreme Differences Absolute .137 Positive .103 Negative -.137 Kolmogorov-Smirnov Z .751 Asymp. Sig. 2-tailed .626 a. Test distribution is Normal.

4.5.2 Hasil Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya multikolonieritas, 61 dengan melihat nilai tolerance dan Variance Inflation Factor VIF pada model regresi. Jika antar variabel independen terdapat korelasi yang cukup tinggi lebih dari 0,09, maka merupakan indikasi adanya multikolinieritas dan suatu model regresi yang bebas dari masalah multikolonieritas apabila mempunyai nilai tolerance 0,1 dan nilai VIF 10. Uji multikolinearitas dengan melihat nilaitolerance dan VIF menunjukkan hasil seperti pada tabel 4.10 berikut: Tabel 4.12 HASIL UJI MULTIKOLINIERITAS Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 1.125 .542 2.077 .047 Proses Penyusunan Anggaran .022 .011 .257 1.941 .063 .830 1.205 Partisipasi Anggaran .588 .122 .638 4.828 .000 .830 1.205 a. Dependent Variable: Kualitas Pelaksanaan Anggaran Sumber: Data diolah dengan SPSS 2015 Tabel 4.12 menunjukkan bahwa penelitian ini bebas dari adanya gejala multikolinearitas.Hal ini dapat dilihat dengan membandingkan nilai tolerance dan VIF. Masing-masing variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini memiliki nilai tolerance yang lebih besar dari 0,1. Untuk proses penyusunan anggaranmemiliki nilai tolerance 0,830; Partisipasi 62 anggaran memiliki nilai tolerance 0,602.Jika dilihat dari VIF, masing-masing variabel independen lebih kecil dari 10 yaitu proses penyusunan anggaran memiliki VIF 1,205; partisipasi anggaran VIF 1,205.Maka kesimpulan yang diperoleh adalah tidak terjadi gejala multikolinearitas dalam variabel independennya. 4.5.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Pengujian heteroskedastisitas pada penelitian ini menggunakan dasar analitis sebagai berikut : 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada akan membentuk pola tertentu yang teratur, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. 2. Apabila pola pada grafik ditunjukkan dengan titik-titik menyebar secara acak tanpa pola yang jelas serta tersebar di atas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Hasil dari uji heteroskedastisitas dapat ditunjukan pada gambar 4.4 berikut ini : 63 Gambar 4.3 Grafik Scatterplot Sumber: Data primer yang diolah SPSS, 2015 Dari grafik scatterplot yang telah disajikan diatas terlihat bahwa titik- titik menyebar secara acak tidak membentuk pola secara teratur. Titik-titik yang menyebar menjauh dari titik-titik yang lain yang berarti mengindikasikan bahwa data observasi yang berbeda dari penelitian lainnya. Disimpulkan bahwa data ini homoskesdastisitas dan tidak heteroskedastisitas. 4.6Hasil Uji Hipotesis 4.6.1 Uji Signifikan Parsial Uji Statistik t Uji parsial t disebut juga sebagai uji signifikansi individual. Uji ini digunakan untuk menguji seberapa jauh pengaruh satu variabel independen 64 secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Uji hipotesis dilihat dari hasil statistik parsial uji t, disajikan pada tabel 4.11 sebagai berikut: Tabel 4.13 Hasil Uji T Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 1.125 .542 2.077 .047 Proses Penyusunan Anggaran .022 .011 .257 1.941 .063 .830 1.205 Partisipasi Anggaran .588 .122 .638 4.828 .000 .830 1.205 Sumber: Data diolah dengan SPSS 2015 Berdasarkan tabel 4.13, dapat disimpulkan mengenai uji hipotesis secara parsial dari masing-masing variabel independen adalah sebagai berikut : � � : Proses Penyusunan Anggaran berpengaruh terhadap Kualitas Pelaksanaan Anggaran Nilai t hitung variabel ukuran proses penyusunan anggaran diperoleh sebesar 1,941 dan nilai signifikansi sebesar 0,06. Nilai signifikansi untuk uji t yang diperoleh sebesar 0,063 lebih besar dari tingkat signifikansi alpha yang telah ditetapkan 5 0,05. Sehingga H1ditolak dengan pengertian bahwa proses penyusunan anggaran tidak berpengaruh secara parsial terhadap kualitas pelaksanaan anggaran. 65 � � : Partisipasi Anggaran berpengaruh terhadap Kualitas Pelaksanaan Anggaran Nilai t hitung variabel partisipasi anggaran diperoleh sebesar 4,828 dan nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai signifikansi untuk uji t yang diperoleh sebesar 0,000 lebih kecil dari tingkat signifikansi alpha yang telah ditetapkan 5 0,05. Maka � 2 diterima dengan pengertian bahwa partisipasi anggaran berpengaruh terhadap kualitas pelaksanaan anggaran.

4.5.4 Uji Signifikan Simultan Uji Statistik F

Dokumen yang terkait

Analisis Proses Penyusunan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA-SKPD) Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Deli Serdang

34 161 83

Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Kejelasan Sasaran Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial (Survei pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Cimahi)

7 39 32

PENGARUH PEMAHAMAN SISTEM AKUNTANSI, PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

0 6 79

Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran, Kejelasan Sasaran Anggaran, dan Akuntabilitas Publik Terhadap Kinerja Manajerial Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Kota Medan

1 6 99

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, BUDGET EMPHASIS Pengaruh Partisipasi Anggaran, Budget Emphasis, Kompleksitas Tugas, Dan Komitmen Organisasi Terhadap Slack Anggaran (Studi Kasus Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta).

0 1 17

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

0 0 40

Pengaruh Proses Penyusunan Anggaran Dan Partisipasi Anggaran Terhadap Kualitas Pelaksanaan Anggaran Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (Studi Kasus: Kabupaten Serdang Bedagai)

0 9 22

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori dan Penelitian Terdahulu 2.1.1 KualitasAnggaran - Pengaruh Proses Penyusunan Anggaran Dan Partisipasi Anggaran Terhadap Kualitas Pelaksanaan Anggaran Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (Studi Kasus: Kabupaten Ser

0 10 24

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Proses Penyusunan Anggaran Dan Partisipasi Anggaran Terhadap Kualitas Pelaksanaan Anggaran Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (Studi Kasus: Kabupaten Serdang Bedagai)

0 10 9

Pengaruh Proses Penyusunan Anggaran Dan Partisipasi Anggaran Terhadap Kualitas Pelaksanaan Anggaran Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (Studi Kasus: Kabupaten Serdang Bedagai)

1 23 12