DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 1. Sejarah Singkat Kelurahan Saribudolok

27 BAB IV DESKRIPSI DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN 4.1. DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 4.1.1. Sejarah Singkat Kelurahan Saribudolok Saribudolok, saribu artinya seribu, dolok artinya bukit. Jadi Saribudolok dapat diartikan sebagai suatu daerah yang terdiri dari seribu bukit, wilayah Saribudolok terbentuk sekitar tahun 1928 yang dipimpin oleh Marga Girsang. Lokasi yang pertama sekali ditempati oleh Sipungka Huta pembuka kampung disebut dengan Sardolok Atas. Dikatakan Sardolok Atas karena letaknya berada di tempat yang paling tinggi. Akibat pertumbuhan penduduk dan adanya orang-orang yang datang merantau, dengan pertambahan penduduk yang banyak mengakibatkan penduduk memperluas areal pemukiman yang akhirnya perluasan pemukiman ini menyebabkan nama baru yaitu disebut dengan Kampung Kristen karena yang menempati lokasi tersebut terdiri dari keluarga-keluarga pendeta. Selain nama Kampung Kristen, masih ada yang dinamakan dengan Kampung Toba, dan Kampung Kopi. Alasan dari pemberian nama tersebut adalah karena di Kampung Toba ini yang menempatinya adalah para pendatang-pendatang yang berasal dari daerah Samosir yang bertujuan bekerja sebagai haroan orang upahan yang bekerja khususya di bidang pertanian. Dengan berkembangnya waktu maka jumlah mereka semakin bertambah dimana sampai pada saat ini mereka sudah mencapai jumlah 437 jiwa. Jumlah ini hanya yang terdata di kelurahan Saribudolok, sementara pendatang lainnya yang tidak menetap tidak dicatatkan di kantor kelurahan karena biasanya mereka datang dan pergi tanpa ada waktu yang pasti. Mereka yang memilih Universitas Sumatera Utara 28 untuk hidup menetap di Kelurahan Saribudolok ini memiliki alasan bahwa mereka mempertimbangkan mereka dapat hidup layak dengan kesuburan tanah yang ada dan dapat mereka kelola. Sedangkan alasan mengapa dikatakan Kampung Kopi karena pada awalnya kampung ini banyak ditanami kopi, namun pada saat sekarang tanaman tersebut tidak ditemukan lagi di lokasi ini karena sudah menjadi penyebaran penduduk. Kepadatan penduduk Saribudolok ini mengakibatkan nama-nama kampung yang disebutkan diatas tadi menjadi kabur karena batas-batas perumahan penduduk hampir tidak dapat dipastikan lagi. Pada saat sekarang ini yang menjadi tanda pembagian Kelurahan Saribudolok ini adalah adanya yang disebut dengan jalan Sutomo, Jalan Kartini, Jalan Merdeka, jalan Singgalang, Jalan Pematang Siantar, Jalan Kabanjahe dan lain sebagainya. 4.1.2. Letak dan Keadaan Wilayah 4.1.2. 1. Kondisi iklim dan letak Geografis Kelurahan Saribudolok adalah bagian dari Kecamatan Silimakuta, Kabupaten Simalugun. Jika ditinjau dari letak geografisnya, Kelurahan Saribudolok diapit oleh dua pegunungan, yaitu sebelah Utara pegunungan Sipiso-piso dan sebelah Barat pegunungan Singgalang. Oleh sebab itu Kelurahan Saribudolok terletak di dataran tinggi dengan ketinggian tempat dari permukaan laut 1400 meter, dimana 59,99 1440,25 ha keadaan topografinya berbentuk dataran dan 39,99 960,17 ha berbentuk perbukitan pegunungan. Rata-rata suhunya 26 – 28 C dan keadaan curah hujan 1.150 mmtahun. Universitas Sumatera Utara 29

4.1.2.2. Batas Wilayah dan Luas Wilayah

Adapun batas-batas Kelurahan Saribudolok adalah sebagai berikut: Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Dolok Silau Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Dairi Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Karo Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Purba Berdasarkan topografi kemiringan tanah, Kelurahan Saribudolok berada pada kawasan dataran tinggi sehingga menyebabkan masyarakat cenderung lebih memilih menjadi petani dan pedagang agen sayur mayur. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 1 Luas Wilayah Menurut Nagori Kelurahan di Kecamatan Silimakuta Tahun 2006 No Nagori Kelurahan Luas km Rasio terhadap luas kecamatan 1 Ujung Saribu 6.64 4.24 2 Sibangun Meriah 16.93 10.80 3 Silimakuta Barat 11.09 7.08 4 Saribudolok 20.60 13.15 5 Purba Sinombah 24.77 15.81 6 Purba Tua 12.22 7.80 7 Siboras 14.50 9.25 8 Ujung meriah 9.96 6.36 9 Mardinding 9.30 5.93 10 Naga Saribu 8.23 5.25 11 Purba Tua Baru 11.20 7.15 12 Saribujandi 11.26 7.19 Jumlah 156.70 100.00 Sumber: BPS Kecamatan Silimakuta dalam angka tahun 2006 Universitas Sumatera Utara 30 Dari tabel di atas kita dapat melihat bahwa Kecamatan Silimakuta terdiri dari 12 kelurahan atau nagori. Ditinjau dari luasnya wilayah Kecamatan Silimakuta dengan populasi yang cukup padat, maka dalam hal ini penulis membatasi lokasi penelitian yaitu di NagoriKelurahan Saribudolok karena daerah ini dianggap mampu mewakili unit analisis penelitian yang dibutuhkan dengan penduduknya yang terdiri dari suku Batak Toba, Karo dan Simalungun dengan luas Wilayah 20,60 Km atau 13,15 .

4.1.3. Komposisi Penduduk

Berdasarkan hasil pengumpulan data yang diperoleh oleh peneliti di kantor Kelurahan Saribudolok jumlah penduduk yang terdapat di kelurahan ini berjumlah 7.692 jiwa dengan jumlah kepala keluarga 1.365 kepala rumah tangga. Jumlah penduduk Kelurahan Saribudolok ini tersebar dalam beberapa lingkungan yang disebut Urung Warga. Urung Warga ini di bagi menjadi 29. untuk lebih jelasnya mengenai masalah penyebaran jumlah penduduk dalan urung warga dapat dilihat pada tabel di bawah ini; Tabel 2 Penyebaran jumlah penduduk berdasarkan lingkungan Urung Warga di Kelurahan Saribudolok No Urung Warga lingkungan Jumlah Jiwa 1 Urung warga 001 245 orang 2 Urung warga 002 231 orang 3 Urung warga 003 157 orang 4 Urung warga 004 152 orang 5 Urung warga 005 181 orang 6 Urung warga 006 201 orang 7 Urung warga 007 157 orang 8 Urung warga 008 195 orang 9 Urung warga 009 374 orang 10 Urung warga 010 189 orang 11 Urung warga 011 189 orang Universitas Sumatera Utara 31 12 Urung warga 012 200 orang 13 Urung warga 013 211 orang 14 Urung warga 014 223 orang 15 Urung warga 015 235 orang 16 Urung warga 016 219 orang 17 Urung warga 017 243 orang 18 Urung warga 018 243 orang 19 Urung warga 019 311 orang 20 Urung warga 020 251 orang 21 Urung warga 021 297 orang 22 Urung warga 022 176 orang 23 Urung warga 023 187 orang 24 Urung warga 024 295 orang 25 Urung warga 025 289 orang 26 Urung warga 026 200 orang 27 Urung warga 027 351 orang 28 Urung warga 028 211 orang 29 Urung warga 029 234 orang Sumber: Kantor Kelurahan Saribudolok, 2007 Berdasarkan tabel di atas kita dapat melihat dengan jelas bahwa Kelurahan Saribudolok dibagi lagi dalam 29 Urung Warga, dimana setiap Urung Warga ini diketuai oleh RT. Pembagian Kelurahan menjadi beberapa Urung Warga dimaksudkan untuk pembagian tugas yang lebih efisien dalam membantu kerja pemerintahan setempat untuk melihat kondisi dan kebutuhan masyarakat setempat. Tugas yang paling utama setiap RT di sini juga adalah membantu pemerintahan setempat dalam mendata setiap warganya dalam membuat data statistik Kelurahan Saribudolok. Sementara jumlah penduduk tersebut dapat diklasifikasikan atas beberapa pembagian yaitu menurut umur, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan. Universitas Sumatera Utara 32

4.1.3.1. Komposisi Penduduk Berdasarkan Suku

Mayoritas penduduk Kelurahan Saribudolok adalah Suku Simalungun. Hal ini dikarenakan yang pertama-tama menempati daerah ini adalah Suku Simalungun penduduk asli. Akan tetapi pada masa sekarang selain penduduk asli banyak juga suku perantauan yang datang seperti, Suku Karo dan Suku Batak Toba. Untuk lebih jelasnya perbandingan daripada jumlah penduduk bedasarkan suku dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 3 Perbandingan jumlah penduduk berdasarkan suku NO Suku Jumlah jiwa Persentase 1 Simalungun 6.006 orang 78,02 2 Karo 914 orang 11,88 3 Toba 473 orang 6,15 4 Jawa 284 orang 3,69 5 China 21 orang 0,27 Jumlah 7692 orang 100 Sumber: Kantor Kelurahan Saribudolok, 2007 Dari tabel di atas dapat dilihat, bahwa ada beberapa suku bangsa yang terdapat di daerah Saribudolok yaitu; Simalungun sebesar 78,02 , Batak Toba 6,15 , Karo 11,88 , Jawa 3,69 dan etnis China sekitar 0,27 . Dari tabel ini kita dapat melihat bahwa suku pendatang yang paling banyak adalah suku Karo sekitar 11,88 dibandingkan dengan pendatang Etnis Batak Toba yang hanya 6,15 saja. Satu hal yang perlu kita ketahui banyak diantara suku Batak Toba dan Karo tidak mau disebutkan sebagai pendatang karena mereka merasa sudah bagian dari warga Saribudolok. Hal ini terjadi karena mereka sudah turun-temurun tinggal di Saribudolok atau dengan kata lain sudah lahir di Kelurahan Saribudolok. Universitas Sumatera Utara 33

4.1.3.2. Komposisi Penduduk Berdasarkan Umur

Dengan memperhatikan data yang diperoleh peneliti dari data statistik dari lapangan kantor Kelurahan Saribudolok maka komposisi penduduk terdiri dari beberapa klasifikasi menurut umur dan kelompok tenaga kerja. Berdasarkan jumlah penduduk yang sebanyak 7.692 jiwa, maka jumlah laki-laki adalah sebesar 3.659 jiwa dan perempuan 4.033 jiwa. Berdasarkan jumlah ini jelas terlihat jumlah perbandingan antara penduduk laki-laki dengan perempuan. Dimana jumlah yang paling banyak itu adalah perempuan. Jumlah penduduk Kelurahan Saribudolok yang dominan usia angkatan kerja yaitu, 27 tahun sampai dengan 57 tahun. Hal ini disebabkan oleh penduduk yang berusia 4 empat tahun sampai dengan 25 dua puluh lima tahun masih terikat dengan pendidikan masing-masing. Tabel 4 Komposisi Penduduk Berdasarkan Umur dan Kelompok Tenaga Kerja No Umur Laki-laki Perempuan Jumlah 1 0 – 12 bulan 65 72 137 2 1 – 4 tahun 102 115 217 3 5 – 6 tahun 205 211 416 4 7 – 12 tahun 354 365 719 5 13 – 15 tahun 517 577 1.094 6 16 – 18 tahun 429 503 932 7 19 – 25 tahun 328 375 703 8 26 – 35 tahun 496 536 1.032 9 36 – 45 tahun 457 496 953 10 46 – 50 tahun 312 378 690 11 51 – 60 tahun 247 246 493 12 61 – 75 tahun 103 98 201 13 76 tahun ke atas 45 51 96 Sumber: data statistik 2007 Kelurahan Saribudolok Universitas Sumatera Utara 34

4.1.3.3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama

Kelurahan Saribudolok merupakan daerah yang penduduknya mayoritas suku Simalungun. Sejak jaman dahulu suku bangsa Simalungun itu adalah suku yang menganut Agama Kristen dan Islam. Sama halnya Suku Simalungun yang terdapat di Kelurahan Saribudolok, penduduknya menganut berbagai aliran kepercayaan baik itu agam Kristen Protestan, Khatolik, dan Islam. Tetapi berdasarkan hasil penelitian bahwa penduduk mayoritas menganut agama Kristen Protestan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 5 Jumlah Menurut Berdasarkan Agama No Agama Jumlah Persentase 1 Katolik 3.030 39.4 2 Protestan 4.053 52.7 3 Islam 589 7,6 4 Budha 21 0.3 5 Hindu - Sumber: Kantor Kelurahan Saribudolok, 2007 Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa komposisi penduduk berdasarkan agama di Kelurahan Saribudolok didominasi oleh agama Kristen Protestan, yakni sebanyak 4.053 jiwa atau sekitar 52,7 . Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa yang menganut agama Kristen didominasi oleh suku Batak Toba, Karo dan Simalungun. Sementara untuk agama Islam rata-rata dianut oleh etnis Jawa sedangkan untuk Agama Budha dianut oleh etnis China. Dari data ini juga kita dapat melihat bahwa untuk agama Budha 100 dianut oleh China dimana hal ini dapat kita lihat dari data penduduk dimana dari 21 jiwa penduduk etnis China semuanya menganut agama Budha. Universitas Sumatera Utara 35

4.1.3.4. Penduduk Berdasarkan Pendidikan

Masyarakat Saribudolok adalah masyarakat yang sebenarnya sangat peduli terhadapa pendidikan. Akan tetapi banyak sekali anak-anak sekolah yang putus sekolah hanya samapai jenjang SMA sederajat. Hal minim ini dikarenakan faktor kemalasan khususnya untuk pemuda setempat. Tabel 6 Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan No. Tingkat pendidikan Jumlah 1 SD 1.381 2 SLTP 1.262 3 SLTA 1.357 4 Perguruan tinggi 519 Sumber: Kantor Kelurahan Saribudolok, 2007 Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa komposisi penduduk berdasarkan pendidikan di Kelurahan Saribudolok sudah tergolong penduduk yang berpendidikan atau pendidikan pada masyarakat sudah mulai berkembang, berkembangnya pendidikan di daerah ini karena daerah ini sudah dekat dengan wilayah perkotaan dan didukung juga oleh sarana prsasarana dan perekonomian di Saribudolok juga sangat mendukung. Hal ini dibuktikan banyaknya minat sekolah dari setiap keluarga untuk melanjutkan studi diluar daerah Saribudolok bukan karena tidak adanya Gedung sekolah tapi pemikiran orangtua yanmg ingin anaknya lebih baik daripada pendidikan mereka terdahulu.

4.1.3.5. Mata Pencaharian

Penduduk Kelurahan Saribudolok hidup hampir 100 dari berladang, sebagian mata pencaharian lain seperti Guru, pegawai dan juga banyak yang berdagang. Walaupun banyak mata pencaharian lain akan tetapi penghasilan utama itu adalah dari Universitas Sumatera Utara 36 hasil pertanian. Ini terbukti bahwa rata-rata penduduk yang menjadi pegawai baik swasta maupun negeri termasuk pedagang tetap memiliki lahan pertanian untuk dikelola. Sebagai suatu daerah pertanian yang strategis yakni berada sekitar 1400 meter di atas permukaan laut dan ilkim yang tetap yaitu musim kemarau dan musim hujan. Dengan perbedaan temperatur antara siang dan malam mencapai 27 – 29 C. Lahan pertanian sangat subur untuk tanaman hortikultura dan tanaman lainnya. Tanaman yang ada di daerah ini beragam jenis diantaranya ada tanaman keras dan tanaman muda, akan tetapi tanaman muda adalah merupakan pilihan yang utama. Alasan tanaman muda adalah sebagai tanaman utama dalam pertanian adalah pengurusannya lebih mudah dan waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh hasil lebih cepat dan yang palimg mendukung itu adalah tanahnya yang subur untuk tanaman capcay tanaman muda seperti sayur-mayur. Kelurahan Saribudolok ini dapat dikatakan sebagai tanah yang tergolong subur. Tanaman muda seperti kentang, cabe, kol, tomat, sayur-mayur dan lainnya. Sedangkan tanaman tua adalah seperti tanaman kopi, jeruk dan lain sebagainya. Berdasarkan hasil-hasil tanaman inilah penduduk Kelurahan Saribudolok dapat memenuhi kebutuhan hidup baik kebutuhan sehari-hari seperti kebutuhan untuk makan, kebutuhan pendidikan anak dan juga pemenuhan kebutuhan hidup seperti kebutuhan barang-barang mewah dan sebagainya. Universitas Sumatera Utara 37 Untuk lebih mengetahui mata pencaharian penduduk masyarakat Saribudolok dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 7 Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian No. Mata pencaharian Jumlah Persentase 1 PNS 117 7.6 2 Pegawai swasta 189 12.2 3 Petani 789 51.1 4 Pengrajin 31 2.0 5 Pedagang 59 3.8 6 Penjahit 12 0.8 7 Montir 18 1.2 8 Sopir 114 7.4 9 Pengemudi becak 52 3.3 10 TNIPolri 37 2.4 11 Dokter 16 1.o 12 Pengusaha 60 3.4 13 Tukang kayu 8 0.5 14 Tukang batu 20 1.3 15 Pensiunan 23 1.5 Sumber : Data Kelurahan Saribudolok, 2007 Berdasarkan tabel di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar penduduk di Kelurahan Saribudolok sebagian besar hidup dari sektor pertanian yaitu sekitar 51,1 . Akan tetapi perlu kita ketahui walaupun sebagiannya lagi penduduk hidup di sektor jasa, pegawai tetapi mereka juga tetap merangkap sebagai petani, hal ini terbukti pada dasarnya atau setiap penduduk yang ada di Kelurahan Saribudolok rata- rata memiliki juma ladang untuk bertani. Oleh sebab itu Saribudolok dikenal sebagai daerah pertanian untuk tanama holtikultura. Universitas Sumatera Utara 38 4.1.4. Sarana dan Prasarana 4.1.4.1. Sarana kesehatan Jika dilihat dari tingkat kesehatannya, maka Kelurahan Saribudolok dapat dikatakan yang peduli akan kesehatan. Hal ini dapat kita lihat dari sarana kesehatan yang tersedia di daerah ini. Demikian juga masyarakatnya yang sudah mulai berpikir logis mengenai kesehatan ini terbukti adanya kehadiran banyaknya bidan desa yang datang. Selain itu juga apabila masyarakat sakit mereka langsung datang ke dokter untuk berobat. Begitu juga bagi ibu-ibu yang mengandung sudah mau mengkonsultasikan kandungannnya ke bidan-bidan yang ada sampai kepada proses persalinan sudah dipercayakan kepada bidan desa yang ada. Untuk lebih jelasnya ini dapat kita lihat pada tabel di bawah ini mengenai sarana kesehatan yang ada di Kelurahan Saribudolok Tabel 8 Sarana Kesehatan No Sarana Kesehatan Jumlah 1 Rumah Sakit 1 2 Puskesmas 1 3 Toko obat 4 4 Apotik 1 5 Klinik 1 6 Posyandu 8 Jumlah 16 Sumber : Data Kelurahan Saribudolok, 2076

4.1.4.2. Sarana Ibadah

Dilihat dari hubungan antara manusia dengan Sang Penciptanya, maka setiap daerah tentunya punya sarana seperti rumah ibadah. Walaupun di Kelurahan Universitas Sumatera Utara 39 Saribudolok ini ada 3 agama yang berkembang akan tetapi tidak semua agama tersebut mempunyai sarana ibadah, misalnya Agama Budha. Adapun sarana ibadah yang ada di Kelurahan Saribudolok ini adalah sebagai berikut: Tabel 9 Sarana Ibadah No Sarana Ibadah Jumlah 1 Mesjid 1 2 Gereja 7 3 Kuil - 4 Vihara - Jumlah 8 Sumber : Data Kelurahan Saribudolok, 2006 Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah sarana ibadah untuk agama Kristen lebih banyak di bandingkan dengan sarana ibadah untuk Muslim. Hal ini dikarenakan Kristen masih dapat dikelompokkan lagi menjadi dua agama yaitu agama Khatolik yang memiliki 2 rumah ibadah dan Kristen Protestan memiliki 5 sarana ibadah. Untuk Kristen Protestan gedung gereja lebih banyak dibandingkan khatolik karena agama Kristen masih dapat dibagi dalam beberapa aliran, seperi aliran gereja suku GKPS ,Imanuel, GBI, GKII dan Penthakosta yang masing-masing memiliki gedung gereja .

4.1.4.3. Sarana pendidikan

Sebagai derah kelurahan dan merupakan ubukota dari kecamatan Silimakuta, maka Saribudolok mempuyai sarana yang sudah cukup lengkap karena mulai dari Sekolah Tingkat Dasar sampai dengan Sekolah Menengah Tingkat Atas sudah tersedia. Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan dalam tabel dibawah ini. Universitas Sumatera Utara 40 Tabel 10 Sarana Pendidikan di Kelurahan Saribudolok No Jenis Sekolah Jumlah 1 Sekolah Dasar SD 5 2 Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama SLTP 3 3 Sekolah Menengah Atas SMA 2 Sumber: Kantor Kelurahan Saribudolok Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat jumlah sekolah yang paling banyak adalad Sekolah Dasar. Untuk gedung sekolah masih dapat dibagi yaiyu, untuk SD ada 5, yaitu 2 SD Swasta SD Khatolik dan SD GKPS dan 3 SD Negri. Untuk SLTP ada 3 diantaranya SLTP Khatolik Bunda Mulia, SLTP negri 1 dan 2 sedangkan untuk SMA terdiri dari SLTA Khatolik Vanduynhoven dan SMA negeri 1.

4.1.4.4. Sarana Angkutan

Kelurahan Saribudolok mempunyai letak yang strategis, karena terletak di antara Pematang Siantar, Kabupaten Karo dan juga Sidikalang. Hal ini pastinya akan membuat wilayah Saribudolok sebagai jalur lintas untuk Sidikalang, Kabupaten karo dan Pematang Siantar. Oleh sebab itu untuk sarana angkutan untuk menuju daerah lain juga sudah terdapat sarana angkutan yang lebih dari cukup. Sedangkan untuk sarana angkutan untuk masyarakat setempat atau antar nagori yang dimanfaatkan adalah kendaraan becak motor. Kendaraan becak motor di Saribudolok sekarang ini sudah cukup menjamur dan ini lebih efisien bagi masyarakat setempat. Karena setiap waktu ada dan yang terpenting untuk penduduk yang kampungnya jauh agak ke pelosok tidak perlu khawatir lagi karena tukang becak kendaraan bermotor siap untuk melayaninya. Universitas Sumatera Utara 41

4.2. PROFIL INFORMAN