f. Pelaksanaan penyelesaian permohonan keberatan, pembetulan,
pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah di
KPP. g.
Melakukan rekonsiliasi data Wajib Pajak dalam rangka melakukan intesifikasi.
h. Pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan
pengolahan Surat Pemberitahuan, serta penerimaan surat lainnya. i.
Penyuluhan perpajakan.
9. Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan pemeriksaan kepada Wajib Pajak yang telah ditetapkan ataupun diusulkan untuk dilakukan
pemeriksaan. Pemeriksaan bertujuan untuk menguji kepatuhan pelaksanaan kewajiban pajak dari Wajib Pajak untuk selanjutnya diterbitkan Surat
Ketetapan Pajak SKP.
F. Gambaran Pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam ini dikepalai oleh seorang Kepala Kantor yang membawahi 8 seksi dan 1 kelompok jabatan fungsional. Berdasarkan
data pada tahun 2015, jumlah pegawai KPP Lubuk Pakam adalah sebanyak 96 orang,
dengan perincian sebagai berikut :
Tabel 2.1 Jumlah Pegawai Berdasarkan UnitSeksi KPP Lubuk Pakam
Nama Unit Seksi Jumlah
Pegawai
Kepala KPP Pratama 1
Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan 5
Seksi Pelayanan 19
Seksi Pemeriksaan 3
Seksi Penagihan 4
Seksi Pengawasan dan Konsultasi I 7
Seksi Pengawasan dan Konsultasi II 12
Seksi Pengawasan dan Konsultasi III 10
Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV 6
Seksi Pengolahan Data dan Informasi 11
Subbagian Umum dan Kepatuhan Internal
9 Fungsional Pemeriksa
9
Jumlah 96
Sumber : Sub Bagian Umum KPP Pratama Lubuk Pakam Tahun 2015
35
BAB III GAMBARAN DATA DAN TEORI PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT
PAKSA DAN PELAKSANAAN PENYITAAN
A. PENGERTIAN PAJAK
Terdapat bermacam- macam batasan atau definisi tentang “pajak” yang
dikemukakan oleh para ahli di bidang keuangan negara, ekonomi, maupun hukum mancannegara diantaranya adalah :
Menurut prof. Dr. P. J. A. Andriani merumuskan Devano,2006:22, pajak adalah iuran kepada negara yang dapat dipaksakan yang tertuang oleh yang wajib
membayarnya menurut peraturan-peraturan dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang digunakan adalah untuk membiayai
pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.
Menurut prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H Devano,2006:22, pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara peralihan kekayaan dari sektor partikulir ke sektor
pemerintahan berdasarkan undangan-undangan dapat dipaksakan dengan tiada mendapat jasa imbal tegen prestasi, yang langsung dapat ditunjukkan dan digunakan
untuk membiayai pengeluaran umum. Definisi ini kemudian dikoreksi yang berbunyi sebagai berikut :
Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas negara untuk membiyai pengeluaran rutin dan
“surplus
-
nya” digunakan untuk
public saving
yang merupakan sumber utama untuk membiayai
“public investment,” Sedangkan menurut Ray M. Sommerfeld, Hershel M. Anderson, dan Horace R.
Brock Devano,2006;22, pajak adalah suatu pengalihan sumber dari sektor swasta ke sektor pemrintahan, bukan akibat pelanggaran hukum, namun wajib dilaksanakan,
berdasarkan `ketentuan yang telah ditetapkan lebih dahulu, tanpa mendapat imbalan yang langsung dan proporsional, agar pemerintah dapat melaksanakan tugas-tugasnya
untuk menjalankan pemerintahan. Sementara menurut Dr. Soeparman Soemahamidjaja Suandy,2008:9 “pajak
adalah iuran wajib, berupa uang atau barang, yang dipungut oleh penguasa norma- norma hukum, guna menutupi biaya produksi barang-barang dan jasa-jasa kolektif
dalam mencapai kesejahteraan umum ”. Dengan mencantumkan iuran wajib pajak, ia
mengharapakan terpenuhinya ciri, bahwa pajak dipungut dengan bantuan dari dan kerja sama dengan wajib pajak, sehingga perlu pula dihindari penggunaan istilah
“paksaan”. Selanjutnya menurut pendapatnya sangat berlebihan jika, khusus mengenai pajak, sekali lagi ditekankan pentingnya paksaan itu, seakan-akan tidak ada
kesadaran masyarakat untuk melakukan kewajibannya. Menurut undang-undang Nomor 16 tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan, pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang tentang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang
dengan tidak mendapat imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan
negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Dengan demikian pengertian pajak sekarang tidak lagi menggunakan istilah “iuran pajak” namun sudah beralih dengan
menggunakan istilah “kontribusi wajib” yang lebih menekankan pada unsur partisipasi aktif dan kesadaran masyarakat untuk memberikan sumbagan wajib
kepada negara.
B. Penagihan Pajak 1. Pengertian Penagihan Pajak