Bentuk Mikro Karya Dalam Bentuk Elektronik

15 a Memiliki judul seri, yang selalu sama pada setiap nomor penerbitan b Publikasi yang diterbitkan secara berturut-turut, bernomor, bervolume, c Umumnya berjangka waktu terbit frekuensi tertentu d Isinya terdiri dari artikel-artikel, ada pula yang berartikel tunggal e Terdapat halaman editorredaksi f Daftar isi merupakan daftar artikel yang dimuat.

B. Karya Noncetak

Menurut Siregar 1999, karya noncetak adalah hasil pemikiran manusia yang dituangkan tidak hanya dalam bentuk cetak seperti buku atau majalah, melainkan dalam bentuk lain seperti rekaman suara, rekaman video, rekaman gambar dan sebagainya. Istilah lain yang dipakai untuk bahan pustaka ini adalah bahan non buku, ataupun bahan pandang dengar. Karya noncetak terdiri dari beberapa jenis, diantaranya adalah sebagai berikut : a. Rekaman suara Yaitu bahan pustaka dalam bentuk pita kaset dan piringan hitam. Sebagai contoh untuk koleksi perpustakaan adalah buku pelajaran bahasa inggris yang dikombinasikan dengan pita kaset. b. Gambar hidup dan rekaman video Gambar hidup dan rekaman suara terdiri dari film dan kaset video. Kegunaannya selain bersifat rekreasi juga dipakai untuk pendidikan. Misalnya untuk pendidikan pemakai, dalam hal ini bagaimana cara menggunakan perpustakaan. c. Bahan Grafika Ada dua tipe bahan grafika yaitu bahan pustaka yang dapat dilihat langsung misalnya lukisan, bagan, foto, gambar, teknik dan sebagainya dan yang harus dilihat dengan bantuan alat misalnya slide, transparansi, dan filmstrip.

C. Bentuk Mikro

Menurut Siregar 1999, bentuk mikro adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjukkan semua bahan pustaka yang menggunakan media film dan tidak dapat dibaca dengan mata biasa melainkan harus memakai alat yang dinamakan microreder. Bahan pustaka ini digolongkan tersendiri, tidak Universitas Sumatera Utara 16 dimasukkan bahan noncetak. Hal ini disebabkan informasi yang tercakup di dalamnya meliputi bahan tercetak seperti majalah, surat kabar, dan sebagainya. Ada tiga macam bentuk mikro yang sering menjadi koleksi perpustakaan yaitu: 1. Mikrofilm, bentuk mikro dalam gulungan film. Ada beberapa ukuran film yaitu 16 mm, dan 35 mm. 2. Mikrofis, bentuk mikro dalam lembaran film dengan ukuran 105 mm x 148 mm standar dan 75 mm x 125 mm. 3. Microopaque, bentuk mikro dimana informasinya dicetak kedalam kertas yang mengkilat tidak tembus cahaya ukuran sebesar mikrofis.

D. Karya Dalam Bentuk Elektronik

Dengan adanya teknologi informasi, maka informasi dapat dituangkan ke dalam media elektronik seperti pita magnetis dan cakram atau disc. Untuk membacanya diperlukan perangkat keras seperti komputer, CD-ROM player, dan sebagainya. Karya dalam bentuk elektronik ini biasanya disebut dengan bahan pandang dengar audio visual juga merupakan koleksi perpustakaan. Bahan pandang yang merupakan koleksi perpustakaan dengan memuat informasi yang dapat ditangkap secara bersamaan oleh indra mata dan telinga. Oleh sebab itu bahan pandang dengar merupakan media pembawa pesan yang sangat kuat untuk bisa ditangkap oleh manusia. Sedangkan menurut Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi 2004: 38 yang termasuk ke dalam koleksi perpustakaan perguruan tinggi adalah sebagai berikut: 1. Buku teks, baik untuk mahasiswa maupun dosen, baik yang diwajibkan maupun yang dianjurkan untuk mata kuliah tertentu. 2. Buku referensi, termasuk buku referensi umum, referensi bidang studi kasus, alat-alat bibliografi seperti indeks, abstrak, laporan tahunan, kamus, ensiklopedia, katalog, dan lain-lain.. 3. Pengembangan ilmu, yang melengkapi dan memperkaya pengetahuan pemakai selain dari bidang studi dasar. Universitas Sumatera Utara 17 4. Penerbitan berkala seperti majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Penerbitan perguruan tinggi, baik perguruan tinggi dimana perpustakaan bernaung, maupun penerbitan perguruan tinggi lainya. 6. Penerbitan pemerintah, terutama penerbitan resmi, baik yang bersifat umum maupun yang menyangkut kebutuhan khusus perguruan tinggi yang bersangkutan. 7. Koleksi khusus, yang berhubungan dengan minat khusus perpustakaan, seperti koleksi tentang kebudayaan tertentu, subjek tertentu, dan sebagainya. 8. Koleksi bukan buku yang berupa koleksi audio visual film, tape, kaset, video tape, piringan hitam, dan sebagainya.

2.4 Kebijakan Pengembangan Koleksi