Pengaruh Informasi Akuntansi dan Informasi Non Akuntansi Terhadap Pengambilan Keputusan Kredit Kupedes Modal Kerja pada PT. Bank BRI Iskandar Muda Medan

(1)

PENGARUH INFORMASI AKUNTANSI DAN INFORMASI NON AKUNTANSI TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN KREDIT KUPEDES

MODAL KERJA PADA PT. BANK BRI ISKANDAR MUDA MEDAN

TESIS Oleh

ABDUL WAHAB MATONDANG 087017039/Akt

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2011


(2)

PENGARUH INFORMASI AKUNTANSI DAN INFORMASI NON AKUNTANSI TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN KREDIT KUPEDES

MODAL KERJA PADA PT. BANK BRI ISKANDAR MUDA MEDAN

TESIS

Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains Dalam Program Studi Akuntansi

Pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

ABDUL WAHAB MATONDANG 087017039/Akt

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2011


(3)

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Dr. Jonni Manurung, MS

Anggota : 1. Drs. Syamsul Bahri TRB, MM, Ak

2. Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak 3. Dra. Sri Mulyani, MBA, Ak


(4)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa yang berjudul :

Pengaruh Informasi Akuntansi Dan Informasi Non Akuntansi Terhadap Pengambilan Keputusan Kredit Kupedes Modal Kerja Pada PT. Bank BRI Iskandar Muda Medan”.

Adalah benar hasil kerja saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara benar dan jelas.

Medan,16 Agustus 2011 Yang membuat pernyataan,


(5)

Judul Penelitian : PENGARUH INFORMASI AKUNTANSI DAN INFORMASI NON AKUNTANSI TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN KREDIT KUPEDES MODAL KERJA PADA PT. BANK BRI ISKANDAR MUDA MEDAN

Nama Mahasiswa : Abdul Wahab Matondang Nomor Pokok : 087017039

Program Studi : Akuntansi

Menyetujui Komisi Pembimbing,

Dr. Jonni Manurung, MS Drs. Syamsul Bahri TRB, MM,Ak

Ketua Anggota

Ketua Program Studi, Direktur,


(6)

Tanggal Lulus: 16 Agustus 2011

Telah Diuji pada


(7)

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh informasi akuntansi (Fixed Asset Turn Over, Return On Net Worth, Debt to Equity Ratio) dan informasi non akuntansi (interaksi jaminan dan pengalaman) terhadap pengambilan keputusan kredit pada PT. Bank BRI Iskandar Muda Medan.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh nasabah yang mengajukan permohonan kredit pada PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Iskandar Muda Medan periode Januari-Desember 2009 sebanyak 382 nasabah. Sampel dipilih dengan menggunakan metode simple random sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 200 nasabah. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi logistik.

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa informasi akuntansi yang diwakili rasio Return On Net Worth dan Debt to Equity Ratio serta informasi non akuntansi yang diwakili variabel interaksi jaminan dan pengalaman berpengaruh terhadap keputusan pemberian kredit pada PT. Bank BRI Iskandar Muda Medan. Sedangkan variabel informasi akuntansi yang tidak berpengaruh terhadap keputusan pemberian kredit adalah variabel Fixed Assets Turn Over.

Kata Kunci : Informasi Akuntansi, Informasi Non Akuntansi dan Keputusan Pemberian Kredit.


(8)

ABSTRACT

The purpose of this research is to know and analysis the effect of accounting information indicators such as Fixed Asset Turn Over (FATO), Return On Net Worth (RONW), Debt to Equity Ratio (DER) and non accounting information which is represented by the interaction collateral and practical experience to making credit decision to the of Bank BRI Medan Iskandar Muda branch office.

The population of this research is all customers which applied credit in Bank BRI Medan Iskandar Muda branch office periods in January-December 2009 amounts 382 customers. Sample is selected by using simple random sampling method. The sample has taken to observated by 200 customer. The analysis method used in this research is with logistic regression analysis.

The result of this research prove that accounting information which is represented by Return On Net Worth, Debt to Equity Ratio and not accounting information which is represented by the interaction collateral and practical experience have the significant influence to the making credit decision of Bank BRI Medan Iskandar Muda branch office. Where as of accounting information is not influence to the making credit decision are fixed Asset Turn Over.

Keywords : Accounting Information, Non Accounting Information and making credit decision.


(9)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur yang tak terhingga peneliti panjatkan kepada kehadhirat Allah SWT atas rahmad-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan tesis ini yang berjudul “Pengaruh Informasi Akuntansi dan Informasi Non Akuntansi Terhadap Pengambilan Keputusan Kredit Kupedes Modal Kerja pada PT. Bank BRI Iskandar Muda Medan” sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Ilmu Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Pada kesempatan ini tidak lupa saya menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya sehingga penulisan tesis ini dapat diselesaikan, terutama kepada :

1. Prof. Dr. Syahril Pasaribu, DTM & H, SP.A (K), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Prof. Dr. Ir. Abdul Rahim Matondang, MSIE, selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

3. Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak, selaku Ketua Program Studi Ilmu Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara sekaligus sabagai dosen pembanding utama yang telah banyak memberikan bantuan dan masukan kepada peneliti dalam menyusun tesis ini.

4. Dr. Jonni Manurung, MS, selaku Dosen Pembimbing utama yang telah banyak memberi masukan dan bimbingan kepada peneliti dalam rangka penyusunan tesis ini.


(10)

5. Drs. Syamsul Bahri, TRB, MM, Ak selaku dosen pembimbing yang selalu memberikan arahan dan bimbingan kepada peneliti dalam menyusun tesis ini. 6. Dra. Sri Mulyani, MBA, Ak dan Ibu Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak, sebagai dosen pembanding yang telah banyak memberikan masukan dan saran-saran dalam penyusunan tesis ini.

7. Teman-teman di Sekolah Pascasarjana Ekonomi USU Program Akuntansi yaitu Arlina, Santy Sitohang, Wieshi Wudjud dan Edward Sitorus yang telah banyak memberikan dukungan dalam penyelesaian tesis ini.

8. Irwanto Sibagariang di BRI Cabang Iskandar Mudan Medan yang telah banyak memberikan bantuan dan partisipasi selama pelaksanaan penelitian ini.

Pada kesempatan ini, peneliti mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada ayahandaku tercinta Darwis Matondang dan ibundaku tersayang Nur Jannah Nasution yang telah mendidik dan membimbingku serta Abangandaku Zulkarnaen Hasbi Matondang yang telah memberi dukungan penuh kepada peneliti untuk penyusunan tesis ini. Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu serta bermanfaat bagi peneliti selanjutnya.

Medan, 16 Agustus 2011


(11)

RIWAYAT HIDUP

1. N a m a : Abdul Wahab Matondang 2. Tempat/tgl lahir : Medan, 8 Maret 1980

3. Pekerjaan : Pegawai Bank BRI Cabang Medan Putri Hijau 4. Agama : Islam

5. Orang tua

a. Ayah : Darwis Matondang b. Ibu : Nur Jannah Nasution

6. Alamat : Kompleks Rispa IV Jl. Kelapa 5 No. 11 Gedung Johor Medan

7. Telepon : 081934277180 8. Pendidikan

a. SD : Lulusan SD Negeri 060853 Medan Tahun 1992 b. SMP : Lulusan SMP Negeri 15 Medan Tahun 1995 c. SMA : Lulusan SMA Negeri 3 Medan Tahun 1998

d. Universitas : Lulusan DIII Universitas Sumatera Utara Tahun 2002 Lulusan SI Universitas Sumatera Utara Tahun 2005


(12)

DAFTAR ISI

Halaman

ABTRAK... i

ABSTRACT. ... ii

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... v

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL . ... viii

DAFTAR GAMBAR... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ………. 1

1.1. Latar Belakang ………... 1

1.2. Rumusan Masalah ………... 5

1.3. Tujuan Penelitian ………... 5

1.4. Manfaat Penelitian ………. 5

1.5. Originalitas Penelitian ……… 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……….... 8

2.1. Landasan Teori ………. 8

2.1.1. Kegiatan Bank ... 8

2.1.2. Kredit ………. 8

2.1.3. Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit ... 9


(13)

2.1.5. Pengertian Informasi Akuntansi ... 12

2.1.6. Pengertian Informasi Non Akuntansi ... 22

2.1.7. Hubungan Informasi Akuntansi dan Non Akuntansi Terhadap Proses Persetujuan Kredit……….... 23

2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 26

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ... 29

3.1. Kerangka Konsep ... 29

3.2. Hipotesis Penelitian ... 32

BAB IV METODE PENELITIAN ... 33

4.1. Jenis Penelitian ………. 33

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ………... 33

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ………..… 33

4.4. Metode Pengumpulan Data ... 34

4.5. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ……….. 35

4.6. Model dan Teknik Analisis Data ... 37

4.6.1. Perumusan Model ... 38

4.7. Pengujian Asumsi Klasik... 39

4.7.1. Uji Normalitas... 39

4.7.2. Uji Multikolinieritas... 39

4.8. Pengujian Hipotsis... 40

4.8.1. Uji Statistik z ... 40


(14)

4.8.3 Overall Model Fit ... 41

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………... 42

5.1. Statistik Deskriptif ……….……….……….... 42

5.2. Pengujian Asumsi Klasik ………..………... 45

5.2.1.1. Uji Normalitas ... 46

5.2.1.2. Uji Multikolinieritas ... 46

5.3. Analisis Data………... 47

5.3.1. Persamaan Regresi………... 47

5.4. Pengujian Hipotesis………. 49

5.4.1. Uji Statistik Z……….…………. 50

5.4.2. Goodness of Fit Test ………..……….. 51

5.4.3 Overall Model Fit ……… 52

5.5. Pembahasan Hasil Penelitian ... 54

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 58

6.1. Kesimpulan ... 58

6.2. Keterbatasan Penelitian... 58

6.3. Saran ………... 59


(15)

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ……… 28

4.1 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel ………. 37

5.1 Statistik Deskriptif ……….. 42

5.2 Uji Multikolinieritas ……….. 47

5.3 Hasil Pengujian Hipotesis dengan Uji Z ……… 48

5.4 Uji Statistik Z ………. 50

5.5 Uji Goodnes Of Fit ……… 52


(16)

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

3.1 Kerangka Konseptual ………. 29 5.1 Hasil Uji Normalitas ………... 46


(17)

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Halaman

1 Daftar Pertanyaan ……….. 62

2 Data Penelitian ………... 66 3 Hasil Pengolahan Data dengan EViews 4.1 ………..……… 71


(18)

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh informasi akuntansi (Fixed Asset Turn Over, Return On Net Worth, Debt to Equity Ratio) dan informasi non akuntansi (interaksi jaminan dan pengalaman) terhadap pengambilan keputusan kredit pada PT. Bank BRI Iskandar Muda Medan.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh nasabah yang mengajukan permohonan kredit pada PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Iskandar Muda Medan periode Januari-Desember 2009 sebanyak 382 nasabah. Sampel dipilih dengan menggunakan metode simple random sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 200 nasabah. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi logistik.

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa informasi akuntansi yang diwakili rasio Return On Net Worth dan Debt to Equity Ratio serta informasi non akuntansi yang diwakili variabel interaksi jaminan dan pengalaman berpengaruh terhadap keputusan pemberian kredit pada PT. Bank BRI Iskandar Muda Medan. Sedangkan variabel informasi akuntansi yang tidak berpengaruh terhadap keputusan pemberian kredit adalah variabel Fixed Assets Turn Over.

Kata Kunci : Informasi Akuntansi, Informasi Non Akuntansi dan Keputusan Pemberian Kredit.


(19)

ABSTRACT

The purpose of this research is to know and analysis the effect of accounting information indicators such as Fixed Asset Turn Over (FATO), Return On Net Worth (RONW), Debt to Equity Ratio (DER) and non accounting information which is represented by the interaction collateral and practical experience to making credit decision to the of Bank BRI Medan Iskandar Muda branch office.

The population of this research is all customers which applied credit in Bank BRI Medan Iskandar Muda branch office periods in January-December 2009 amounts 382 customers. Sample is selected by using simple random sampling method. The sample has taken to observated by 200 customer. The analysis method used in this research is with logistic regression analysis.

The result of this research prove that accounting information which is represented by Return On Net Worth, Debt to Equity Ratio and not accounting information which is represented by the interaction collateral and practical experience have the significant influence to the making credit decision of Bank BRI Medan Iskandar Muda branch office. Where as of accounting information is not influence to the making credit decision are fixed Asset Turn Over.

Keywords : Accounting Information, Non Accounting Information and making credit decision.


(20)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan

Kegiatan perekonomian di Indonesia didukung dengan adanya perbankan, banyak dari para debitur memanfaatkan perbankan untuk menambah modal usahanya supaya usahanya berkembang dan maju. Di Indonesia ada banyak Bank yang bisa dipilih debitur untuk menambah modal usahanya. Bisnis dari perbankan ini diantaranya adalah menghimpun dana dari masyarakat berupa tabungan, deposito dan giro kemudian disalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit yang merupakan fungsi intermediasi Bank, dengan demikian bisa dikatakan bahwasanya Bank adalah tempat yang mempertemukan pihak yang minus dana dan pihak yang memiliki dana artinya pihak yang memiliki dana ini akan menempatkan dananya di Bank sedangkan pihak yang membutuhkan dana di Bank dapat memohonkan kreditnya di Bank tersebut, sesuai dengan UU No. 19 tahun 1998 pasal 1, huruf 2 menyebutkan bahwa Bank adalah suatu bentuk badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Penyaluran kredit bisa dalam bentuk kredit modal kerja, kredit investasi, kredit Golongan Berpenghasilan Tetap (GBT) baik konsumtif ataupun investasi sesuai dengan tujuan penggunaan kredit oleh debitur. Kegiatan jasa perbankan ada juga dalam bentuk transfer (jasa pengiriman uang), safe deposit box, Bank garansi dan lainnya. Di Indonesia aktifitas penyaluran kredit merupakan suatu kegiatan utama yang memberikan pendapatan lebih besar kepada perusahaan jika


(21)

dibandingkan layanan jasa (fee based income), berbeda dengan negara maju yang mana layanan jasa (fee based income) cukup signifikan. Sejalan dengan kemajuan zaman dan tekhnologi semakin canggih kegiatan bisnis Bank semakin maju pula seperti adanya kartu kredit, Automatic Teller Machine (ATM), Automatic Grab Fund (AGF), Automatic Fund Transfer (AFT) bahkan pelayanan pembayaran tagihan PLN, Telkom, Air dan sebagainya. Kegiatan utama yang sejak dulu menjadi andalan dan sekarang masih bertahan dengan kokoh.

Kepemilikan Bank dapat diklasifikasikan menjadi Bank milik Pemerintah, Swasta Nasional, Swasta Asing dan Bank campuran. Dari sejumlah Bank terdapat beberapa Bank Pemerintah diantaranya Bank BRI, BNI, Mandiri, BTN. Diantara Bank milik Pemerintah ini ada yang bergerak di bidang industry, perkebunan, perumahan, usaha mikro kecil menengah yaitu Bank BRI yang berdiri sejak 16 Desember 1895 sudah hampir 116 tahun Bank BRI tetap eksis di dunia perbankan dengan memperoleh laba yang terus meningkat.

Lembaga Perbankan merupakan sebagai lembaga pemberi pinjaman kepada masyarakat telah memiliki standar sesuai surat edaran dan peraturan yang berlaku untuk memperkecil resiko kredit diantaranya NPL (Non Performing Loan) sehingga pembayaran dari debitur lancar dan tepat waktu sehingga mengurangi resiko dari perbankan diantaranya resiko kredit, resiko bunga resiko likuiditas. Resiko kredit timbul apabila terjadinya pembayaran yang tidak lancar bahkan menjadi macet sehingga mengurangi laba dari perbankan tersebut, untuk itu perbankan memerlukan prinsip kehati-hatian (prudential banking) supaya semua debitur perbankan tersebut membayar pinjamannya sesuai dengan akad kredit atau perjanjian kredit dengan Bank tersebut. Debitur akan berusaha juga


(22)

menjaga nama baiknya supaya pembayaran kreditnya lancar, kedepan debitur jika akan meminjam kredit lagi dapat disetujui perbankan dengan memperhatikan transaksi pembayaran kredit nasabah lancar atau tidak lancar. Resiko bunga dapat terjadi bila terjadinya pembayaran yang tidak lancar oleh nasabah kepada Bank sehingga Bank akan lebih besar mengeluarkan biaya untuk bunga simpanan nasabah dari bunga pinjaman jika situasi ini terjadi terus menerus maka perbankan akan mengalami kerugian. Resiko likuiditas bisa terjadi jika Bank tidak dapat mengembalikan simpanan nasabah ketika nasabah akan melakukan pengambilan sejumlah dananya ke Bank tersebut, maka hilanglah kepercayaan nasabah pada Bank tersebut sehingga Bank tersebut akan dilikuidasi karena tidak mampu mengembalikan dana nasabah yang disimpan pada Bank tersebut.

Untuk menanggulangi resiko Perbankan yang sangat kompleks maka diperlukannya upaya untuk mempertimbangkan resiko yang akan terjadi dengan menerapkan secara cermat dalam setiap pengambilan keputusan apakah nasabah layak atau tidak layak untuk diberikan kredit. Bank BRI merupakan salah satu Bank BUMN yang kinerjanya sangat bagus dan mempunyai laba yang sangat besar mempunyai banyak jenis kredit diantaranya :kredit agunan kas, kredit expres, kredit modal kerja ekspor, kredit modal kerja impor, kredit modal kerja konstruksi, kredit BRI Guna, kredit waralaba, kredit SPBU, kredit resi gudang, kredit talangan BBM, kredit KPR, kredit ketahanan dan pangan dan energi, kredit umum dan pedesaan (Kupedes), kredit KUR (kredit usaha rakyat).

Kredit Kupedes merupakan jenis kredit yang ada pada BRI baik dalam bentuk kredit modal kerja maupun kredit investasi. Besarnya plafon kredit Kupedes ini maksimal Rp. 100.000.000.- (Seratus juta Rupiah). Kredit skala


(23)

mikro ini banyak diminati masyarakat dan kualitas kredit Kupedes ini sangat baik ditandainya dengan tingkat NPL (Non Performing Loan) yang sangat kecil. Menurut hasil penelitian Mulyani (1997) faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pemberian kredit pada bank di Medan meliputi 12 variabel informasi akuntansi dan 7 (tujuh) variabel informasi bukan akuntansi. Variabel dari informasi akuntansi adalah rasio keuangan yang terdiri dari: current ratio, quick ratio, inventory turnover, fixed assets turnover, profit margin, return on total assets, rentabilitas ekonomis, return on net worth, struktur modal, arus kas, kekuatan keuangan dan total assets to debt ratio. Sedangkan variabel informasi non akuntansi adalah : kualitas manajemen, ukuran perusahaan, reputasi perusahaan, jaminan, dan ketergantungan pihak lain.

Penelitian ini merupakan replikasi dari beberapa penelitian sebelumnya, diantaranya dilakukan oleh Ustadi (1993), Mulyani (1997) dan Suroso (2003). Dari jenis kredit di atas Bank BRI dikenal dengan pemberi kredit skala mikro yaitu kredit Kupedes (kredit umum pedesaan). Melihat peran BRI sangat fokus di bidang mikro yang memiliki resiko sehingga dibutuhkan pengelolaan yang baik bahwa informasi akuntansi dan informasi non akuntansi merupakan objek penganalisaan dalam setiap proses pemberian kredit maka penulis melakukan penelitian tentang ”Pengaruh Informasi Akuntansi dan Informasi Non Akuntansi Terhadap Pengambilan Keputusan Kredit Kupedes Modal Kerja pada PT. Bank BRI Iskandar Muda Medan”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah ”Apakah


(24)

informasi akuntansi (fixed asset turn over, return on net worth, debt to equity) dan informasi non akuntansi (interaksi jaminan dan pengalaman) berpengaruh terhadap keputusan pemberian kredit modal kerja Kupedes pada PT. Bank BRI Iskandar Muda Medan?”.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh informasi akuntansi dan informasi non akuntansi terhadap pengambilan keputusan kredit pada PT. Bank BRI Iskandar Muda Medan.

1.4 Manfaat Penelitian

Dari tujuan di atas diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan bermanfaat sebagai berikut :

1) Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan kepada peneliti tentang pengaruh informasi akuntansi dan informasi non akuntansi terhadap pengambilan keputusan kredit pada PT. Bank BRI Iskandar Muda Medan.

2) Bagi Investor dan Manajemen Perusahaan

Sebagai bahan pertimbangan bagi manajemen untuk pengambilan keputusan apakah informasi akuntansi dan informasi non akuntansi pada calon debitur berpengaruh terhadap persetujuan kredit pada PT. Bank BRI Iskandar Muda Medan maupun perbankan lainnya.


(25)

Sebagai bahan referensi dan sumber informasi dalam melakukan penelitian selanjutnya.

1.5 Originalitas Penelitian

Penelitian ini merupakan replikasi dan pengembangan dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Suroso (2003) dengan judul Pengaruh Informasi Akuntansi dan Informasi Non Akuntansi terhadap Pengambilan Keputusan Kredit pada PT. Bank Mandiri Tbk Cabang Medan Imam Bonjol. Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya dimana penelitian ini lebih menekankan pada informasi akuntansi dan informasi non akuntansi terhadap keputusan kredit pada Bank BRI Cabang Iskandar Muda Medan.

Peneliti mencoba untuk melakukan penelitian kembali sesuai dengan kondisi perbankan saat ini dengan objek yang berbeda, dimana penelitian dilakukan pada PT. Bank BRI Cabang Iskandar Muda Medan. Selain itu penelitian ini melakukan penambahan jenis variabel yaitu variabel informasi non akuntansi berupa variabel interaksi jaminan dan pengalaman debitur. Selain itu model penelitian ini menggunakan regresi logistik sebagai alat prediksi, dimana peneliti sebelumnya menggunakan alat uji regresi berganda.


(26)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori

2.1.1 Kegiatan Bank

Di Indonesia banyak terdapat Lembaga Keuangan salah satunya adalah Bank. Bank adalah suatu lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat baik berupa simpanan, deposito ataupun giro kemudian disalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit.

Undang-undang No 10 Tahun 1998 memberikan defenisi Bank adalah suatu badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau dalam bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Menurut Robert dalam bukunya Financial Institution: Marketing and Management penafsiran dalam penyaluran dana tidak hanya dalam bentuk kredit penyaluran dana bisa juga dalam bentuk penyertaan, penanaman dalam surat-surat berharga, kerjasama bagi hasil, serta dalam bentuk penyaluran lainnya.

2.1.2 Kredit

Kegiatan bisnis pada masa sekarang ini semakin meningkat, dengan meningkatnya kegiatan perekonomian ini pelaku ekonomi juga banyak yang membutuhkan sesuatu yang harus dipenuhi yaitu sejumlah dana yang dibutuhkan untuk meningkatkan dan mengembangkan usahanya. Dana yang dibutuhkan pelaku ekonomi ini disebut kredit. Kredit adalah suatu kepercayaan yang diberikan pihak Bank kepada debitur yang dianggapnya dapat mematuhi dan melaksanakan perjanjian yang dibuat antara Bank dengan para debitur.


(27)

Bank tidak akan memberikan kredit kepada debitur secara asal-asalan, Bank menerapkan suatu sikap kehati-hatian dan selektif kepada para debiturnya yang dianggap dipercaya untuk menikmati kredit ataupun pinjaman dari Bank tersebut, Bank akan mencari dan menggali informasi yang sebanyak-banyaknya terhadap data-data usaha dari debitur informasi dari masyarakat lainnya mengenai debitur tersebut dan diperlukan suatu analisa yang baik untuk memutuskan apakah debitur tersebut layak atau tidak layak,bisa dipercaya atau tidak untuk diberikan fasilitas kredit.

2.1.3 Prinsip - Prinsip Pemberian Kredit

Untuk menjaga kualitas kredit dari suatu Bank tersebut diperlukannya suatu penilaian ataupun prinsip-prinsip pemberian kredit terhadap debitur.Penilaian ataupun prinsip-prinsip tersebut itu dikenal dengan 5C yaitu : Character, Capacity, Capital, Collateral, Condition. Kasmir (2002) menjelaskan sebagai berikut :

1. Character adalah suatu sifat ataupun watak dari seseorang yaitu debitur.Tujuan analisis untuk memberi keyakinan kepada Bank bahwa sifat atau watak dari calon debitur benar-benar dapat dipercaya. Keyakinan ini tercermin dari latar belakang calon debitur baik latar belakang usaha yang dikelola maupun pribadi seperti : cara hidup, atau gaya hidup, keadaan keluarga, hobi dan status sosial. Karakter merupakan ukuran untuk menilai kemampuan calon debitur untuk mengembalikan fasilitas kredit yang telah diterimanya. Pribadi yang berkarakter baik akan berusaha untuk mengembalikan fasilitas kredit yang telah diterima dengan cara wajar.


(28)

2. Chapacity adalah untuk melihat kemampuan calon debitur dalam menyelesaikan fasilitas kredit yang dikaitkan dengan kemampuan mengelola usaha dalam menghasilakan keuntungan.Sehingga pada akhirnya akan terlihat kemampuannya dalam melunasi seluruh kewajiban sehubungan dengan penerimaan fasilitas kredit.

3. Capital adalah dalam pemberian fasilitas kredit, kreditur menuntut agar calon debitur menyediakan sejumlah dana sebagai modal sendiri untuk membiayai suatu proyek atau aktifitas usaha dengan penyediaan dana sendiri berarti calon debitur akan merasa memiliki proyek atau usaha yang akan dibiayai sehingga timbul tanggungjawab untuk mengelola dengan baik. Dengan penyediaan dana sendiri Bank dapat mengetahui sumber-sumber pembiayaan yang dimiliki calon debitur terhadap usaha atau proyek yang akan dibiayai.

4. Colateral merupakan jaminan yang diberikan calon debitur baik bersifat fisik maupun bukan fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah fasilitas yang diberikan.Jaminan yang diterima kreditur harus dilihat aspek legalitasnya sehingga bila terjadi suatu masalah jaminan dapat dengan mudah dicairkan.Fungsi jaminan merupakan the second way out terhadap fasilitas yang diberikan artinya jaminan akan dicairkan bila berbagai cara untuk penyelesaian kredit tidak berhasil dilakukan maka pencairan jaminan merupakan jalan terakhir yang tidak bisa dihindari.

5. Condition of economic adalah dalam menilai pemberian fasilitas kredit hendaknya juga menilai kondisi ekonomi sekarang atau akan datang sesuai dengan sektor ekonomi yang akan dibiayai. Dalam kondisi ekonomi yang kurang stabil sebaiknya pemberian fasilitas kredit untuk sektor tertentu tidak


(29)

diberikan terlebih dahulu dan kalaupun jadi diberikan sebaiknya memperhatikan prospek usaha pada masa akan datang dengan ketat.

2.1.4 Manfaat Pemberian Kredit

Pemberian kredit yang diberikan pihak perbankan kepada masyarakat luas sangat bermanfaat sekali baik dirasakan secara langsung ataupun tidak langsung. Sebagaimana yang kita ketahui fungsi Bank adalah salah satu badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, giro, deposito dan kemudian disalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Debitur dan kreditur adalah pihak yang secara langsung merasakan manfaatnya sedangkan pihak yang tidak langsung merasakan manfaatnya adalah seperti notaris, karyawan, pemerintah, perusahaan penilai, masyarakat yang menyimpan dananya di Bank, pasar modal dan para vendor.

Pihak kreditur merasakan langsung manfaatnya dalam bentuk bunga pinjaman, administrasi, provisi dan sejumlah dana lainnya dalam hal yang berkaitan dengan kredit. Pihak debitur diharapkan untuk melaksanakan perjanjian kreditnya baik dalam bentuk surat pengakuan hutang dan bentuk perjanjian lainnya sehingga si debitur membayar pinjamannya tepat waktu dan perbankan akan menjadi perusahaan yang sehat dan perbankan akan semakin berkembang dan maju dengan pesat.

Pemerintah juga meraasakan manfaat yang tidak langsung diantaranya adalah sebagai acuan kemajuan ekonomi masyarakat, alat untuk mengendalikan moneter, terciptanya lapangan pekerjaan bagi masyarakat, mengurangi angka pengangguran, penciptaan pasar lebih luas, pemerataan, penerimaan negara sehingga pemerintah sangat berpengaruh pada perkembangan dari perbankan


(30)

tersebut.

Pemberian fasilitas kredit dirasakan juga manfaatnya bagi masyarakat secara tidak langsung adalah berkaitan dengan lapangan pekerjaan, supplier barang yang diperlukan debitur, dan jika masyarakat menyimpankan sebagian dananya di Bank maka masyarakat akan merasakan keamanan uangnya disimpan di bank tersebut karena bank tersebut sehat dan masyarakat tidak ragu lagi pasti mendapatkan balas jasa dari bank yaitu bunga simpanan.

2.1.5 Pengertian Informasi Akuntansi

Tunggal (1993) mengemukakan bahwa informasi adalah keluaran pengolahan data yang diorganisir dan berguna bagi orang yang menerimanya. Jenis informasi utama adalah informasi keuangan, informasi logistik, informasi sumber daya manusia, informasi pemasaran dan informasi akuntansi.

Accounting Principle Board (1970) mendefenisikan bahwa akuntansi adalah suatu kegiatan jasa yang mempunyai fungsi untuk memberikan informasi kuantitaif umumnya dalam ukuran uang, mengenai suatu badan ekonomi yang dimaksud untuk digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi atau sebagai dasar dalam memilih diantara dalam beberapa altenatif.

Jadi Informasi Akuntansi adalah suatu proses pengolahan data yang bersifat kuantitatif dalam ukuran uang bersumber dari transaksi kegiatan operasi suatu badan usaha atau unit organisasi dapat berupa laporan keuangan badan usaha atau unit organisasi tersebut untuk disampaikan kepada pihak yang memerlukan dan dapat digunakan oleh pihak yang berkepentingan dalam pemilihan berbagai alternatif keputusan ekonomi.


(31)

untuk memenuhi kebutuhan sejumlah besar pemakai. Laporan keuangan meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan, laporan perubahan modal, catatan dan materi penjelasan yang merupakan bagian yang integral dari laporan keuangan.

Pihak internal dan eksternal adalah pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaan tersebut. Pihak internal merupakan pihak yang ada di dalam perusahaan tersebut sebagai contoh manajemen perusahaan, manajemen perusahaan mempergunakan laporan keuangan tersebut untuk melihat kinerja dari perusahaan tersebut dan membuat perencanaan agar semua yang ditarget perusahaan agar bisa tercapai dan bisa memproyeksikan kondisi usaha atau organisasi pada masa yang akan datang sedangkan bagi karyawan untuk melihat apakah perusahaan tesebut mempunyai laba atau profit yang besar sehingga dapat memotivasi karyawan untuk bekerja lebih baik dan karir yang ada di perusahaan supaya bisa dicapai oleh para karyawan tersebut dengan cara meningkatkan kerja sama diantara karyawan, bekerja yang fokus dan disiplin. Pihak eksternal adalah pihak yang berada di luar struktur dari perusahaan tersebut antara lain para investor atau pemilik modal dari perusahaan tersebut yang tertarik terhadap informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman yang telah diberikan beserta bunga akan dapat dibayar oleh debitur sesuai dengan perjanjian kredit yang ditandatangani kedua belah pihak.

Pemerintah dalam hal ini direktorat jenderal pajak berkepentingan terhadap laporan keuangan untuk melihat berapa besar pajak yang dapat ditarik dari badan usaha atau unit organisasi tersebut. Dan masih banyak lagi pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan suatu badan usaha atau unit organisasi,


(32)

tentu saja sesuai dengan kebutuhan masing-masing pihak.

Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan (2009) unsur laporan keuangan meliputi:

1. Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan.

2. Kewajiban merupakan hutang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi.

3. Ekuitas adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban.

4. Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.

5. Beban (Expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurang aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal.

Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan (2009), tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi, namun demikian laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang


(33)

mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi bukan keuangan, laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin menilai apa yang telah dilakukan atau dipertanggungjawabkan manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi.

Laporan keuangan yang disajikan manajemen memiliki keterbatasan, sehingga pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan tidak tersesatkan dalam pengambilan keputusan. Harahap (2007) keterbatasan laporan keuangan meliputi:

1. Laporan keuangan bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas kejadian masa lalu, karena laporan keuangan tidak dapat dianggap sebagai satu-satunya sumber informasi dalam proses pengambilan keputusan ekonomi.

2. Laporan keuangan bersifat umum, artinya tidak dimasukkan untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu.

3. Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan berbagai penggunaan taksiran dan berbagai pertimbangan

4. Akuntansi hanya melaporkan Informasi yang material. Demikian pula dengan penerapan prinsip akuntansi terhadap kewajaran laporan keuangan.

5. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian bila terdapat beberapa kemungkinan kesimpulan yang tidak pasti mengenai


(34)

penilaian suatu pos maka lazimnya dipilih alternatif yang menghasilkan laba bersih atau nilai aktiva yang paling kecil.

6. Laporan keuangan lebih menekankan pada nilai ekonomis suatu peristiwa atau transaksi dari pada bentuk hukumnya (formalitas).

7. Laporan keuangan disusun dengan mempergunakan istilah istilah teknis dan pemakai laporan diasumsikan memakai bahasa teknis akuntansi dan sifat dari informasi yang dilaporkan.

8. Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan menimbulkan fariasi dalam pengukuran sumber sumber ekonomis dan tingkat keberhasilan antar perusahaan.

9. Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dimungkinkan untuk dikuantifikasikan umumnya diabaikan.

Tuanakotta (2000) mengemukakan bahwa pengungkapan laporan keuangan adalah penelitian-penelitian yang terjadi di perusahaan di Amerika segan meningkatkan financial disclosure tanpa adanya tekanan dan paksaan dari profesi akuntansi dan pemerintah. Perusahaan-perusahaan di Amerika menyadari bahwa disclosure merupakan sesuatu yang vital bagi pembuatan keputusan yang baik oleh para investor dan bagi para pemodal. Penyampaian disclosure yang tepat pada waktunya, cenderung mencegah adanya berita atau informasi yang merubah gambaran tentang masa depan perusahaan. Pencapaian disclosure yang tepat waktu juga memberikan kepercayaan yang lebih besar terhadap informasi akuntansi.

Informasi yang disajikan manajemen mengenai aktifitas usaha yang berkaitan dengan aspek keuangan disajikan dalam laporan keuangan full


(35)

disclosure terhadap laporan keuangan akan memberikan information symetry sehingga keputusan yang diambil oleh para pemakai tidak akan tersesatkan. Namun demikian sebaliknya apabila terjadi information assymetry, maka keputusan yang dibuat akan merugikan para pihak yang berkepentingan.

Menurut Scott (1997) ada dua jenis information assymetry yaitu:

1. Adverse selection, there are numerous adverse selection problem. An investor may be unsure of the quality of an entrepreneur who is going public. Shareholder may be unsure of the quality of a manager they are hiring. Manager may be unsure of the quality of a prospective employee. Investor may be unsure of the accuracy of a manager’s disclosure of firm prospect. The information assymetry arise because one party has knowledge not possessed by the other, all parties may benefit from a reduction of information assymetry. This is the problem of inside information which occurs because some persons, such as firm managers and other insiders, will know about the current condition and future prospect of the firm than will outside investors. 2. Moral hazard, the information assymmetry arise because some parties cannot

observe the action of others when those action affect the interest of all parties to the transaction. This is the problem of motivating manager effort. It occurs because of the separation of ownership and control that characterizes most large business entities. It is effectively impossible for shareholders and creditors to observe the extent and quality of top-manager effort on their behalf. Then the manager may be attempted to shirk on effort, blaming any deterioriasion of firm performance on factors beyond his or her control.


(36)

Obviously, if this happens, there are serious implication both for investor and for the efficient operation of the economy.

Selanjutnya Horne dan Wachowicz (2008) menyatakan bahwa laporan keuangan yang disajikan manajemen dapat dilakukan pengelompokkan rasio keuangan yaitu likuiditas (current ratio, cash ratio), pengungkit (debt to equity ratio), pencakupan (time interest earned ratio), aktivitas (accounts receivable turnover,inventory turnover, assets turnover) dan keuntungan (net profit ratio on sales, return on investment ).

Berdasarkan pengelompokkan ratio keuangan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut : (Harahap, 2007).

1. Current Ratio adalah perbandingan antara aktiva lancar dengan kewajiban lancar.

2. Quick Ratio adalah membandingkan aktiva lancar kecuali persediaan dengan kewajiban lancar.

3. Inventory Turn Over adalah membandingkan antara harga pokok penjualan dengan persediaan rata rata.

4. Fixed Assets Turn Over adalah membandingkan antara total penjualan dengan aktiva tetap.

5. Profit Margin adalah membandingkan antara laba bersih dengan penjualan. 6. Return To Total Assets adalah membandingkan antara laba bersih yang

berhasil diperoleh dengan jumlah aktiva.

7. Rentabilitas Ekonomi adalah membandingkan antara laba sebelum bunga dan pajak dengan jumlah aktiva.


(37)

8. Return On Net Worth adalah membandingkan antara laba bersih dengan ekuitas.

9. Debt To Equity adalah membandingkan hutang lancar dan hutang jangka panjang dengan jumlah modal sendiri.

10.Time Interest Earned Ratio adalah membandingkan antara laba sebelum pajak dan bunga dengan hutang jangka panjang.

11.Account Receivable Turn Over adalah membandingkan antara penjualan kredit dengan piutang rata rata.

12.Total Assets To Debt Ratio adalah membandingkan antara total aktiva yang dimiliki dengan total hutang.

Mengutip dari Accounting Principle Board menjelaskan bahwa tujuan laporan keuangan sebagai berikut :

1. Tujuan khusus adalah untuk menyajikan laporan posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan lainnya secara wajar dan sesuai dengan GeneralAccepted Accounting Principle (GAAP).

2. Tujuan umum dari tujuan laporan keuangan meliputi:

a. Memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai sumber-sumber ekonomi, dan kewajiban perusahaan dengan maksud untuk menilai kekuatan dan kelemahan perusahaan, menunjukkan posisi keuangan dan investasinya, untuk menilai kemampuannya untuk menyelesaikan hutang- hutangnya serta menunjukkan kemampuan sumber-sumber kekayaannya yang ada untuk pertumbuhan perusahaan.

b. Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber kekayaan bersih yang berasal dari kegiatan usaha dalam mencari laba dengan maksud


(38)

memberikan gambaran tentang dividen yang diharapkan pemegang saham, menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban pada kreditur, supplier, karyawan, pajak dan mengumpulkan dana untuk perluasan, memberikan informasi kepada manajemen untuk digunakan dalam pelaksanaan fungsi perencanaan dan pengawasan serta menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan mendapatkan laba dalam jangka panjang.

c. Menyediakan informasi keuangan yang bermanfaat untuk menaksir penghasilan yang potensial dari badan usaha atau unit organisasi.

d. Memberikan informasi yang diperlukan lainnya tentang perubahan harta dan kewajiban.

e. Mengungkapkan informasi relefan lainnya yang dibutuhkan para pemakai laporan.

3. Tujuan Kualitatif, untuk mencapai tujuan khusus dan umum maka laporan harus memenuhi tujuan kualitatif berikut ini :

a. Relevance yang berarti menyeleksi informasi yang lebih mungkin membantu para pemakai laporan dalam proses pengambilan keputusan. b. Understandability yaitu informasi yang dipilih untuk disajikan bukan saja

penting tetapi juga harus informasi yang dimengerti para pemakainya. c. Verifiability yaitu hasil akuntansi itu harus dapat diperiksa oleh pihak lain

yang akan menghasilkan pendapat yang sama dengan menggunakan ukuran yang sama.

d. Neutrality yaitu laporan akuntansi harus netral terhadap para pihak yang berkepentingan, informasi ditujukan kepada umum bukan kepada pihak


(39)

yang khusus atau tertentu saja.

e. Timeliness yaitu laporan keuangan hanya akan bermanfaat untuk pengambilan keputusan apabila diserahkan pada saat yang tepat

f. Comparability yaitu laporan keuangan harus dapat diperbandingkan artinya prinsip akuntansi yang digunakan harus sama terhadap perusahaan yang sejenis.

g. Completeness yaitu informasi akuntansi yang dilaporkan harus mencakup semua kebutuhan yang layak bagi para pemakai.

Memperhatikan tujuan laporan keuangan di atas dapat disampaikan bahwa laporan keuangan akan dapat berdaya guna bagi para pemakai sebagai sumber informasi untuk pengambilan keputusan harus disesuaikan dengan posisi dan derajat kepentingan masing-masing pemakai.

2.1.6 Pengertian Informasi Non Akuntansi

Selain informasi akuntansi yang mempengaruhi pemberian kredit, informasi non akuntansi dapat mempengaruhi pemberian kredit kepada calon debitur. Ustadi (1993), informasi non akuntansi dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Jaminan, nilai jaminan dapat mempengaruhi keputusan pemberian fasilitas

kredit, jaminan yang diterima kreditur merupakan second way out terhadap penyelesaian akhir kredit, apabila kredit yang diberikan sudah tidak dimungkinkan kembali dari hasil usaha atau proyek yang dibiayai. Maka jalan terakhir penyelesaian kredit harus melalui pencairan jaminan.

2. Reputasi bisnis calon debitur, dasar pemikiran variabel ini adalah semakin lama umur perusahaan, maka perusahaan tersebut akan semakin teruji kelangsungan hidupnya.


(40)

3. Pengalaman debitur, kondisi ini diperhitungkan dalam pemberian fasilitas kredit, karena untuk melihat sampai sejauh mana pengalaman pimpinan calon debitur mengelola usaha, watak dan itikad baik debitur dalam mengelola usaha.

4. Jangka waktu menjadi nasabah bank calon debitur, dasar pemikiran pemilihan variabel ini adalah bahwa semakin lama calon debitur sudah menjadi nasabah maka akan semakin mudah untuk mengetahui karakter dan kemampuan calon debitur dalam mengelola bisnisnya.

5. Diversifikasi kepemilikan, untuk mengetahui jumlah pemilik badan usaha yang dikelola calon dibitur, semakin banyak pemilik badan usaha yang dikelola calon debitur akan semakin baik kelangsungan hidup perusahaan.

2.1.7 Hubungan Informasi Akuntansi dan Non Akuntansi Terhadap Proses Persetujuan Kredit

Hubungan informasi akuntansi dan informasi non akuntansi terhadap proses persetujuan kredit yaitu apabila informasi akuntansi yang disajikan cukup lengkap serta beberapa indikator rasio baik rasio likuiditas, solvabilitas, profitabilitas dan rentabilitas memadai maka berpengaruh terhadap penilaian kredit. Begitu juga informasi non akuntansi berupa faktor nilai jaminan yang melebihi kredit yang diusulkan serta pengalaman calon debitur mengelola usaha maka berpengaruh besar terhadap kemungkinan bisa menerima kucuran kredit dari bank.

2.1.7.1. Fixed Assets Turn Over


(41)

dapat dimanfaatkan dalam operasional usaha untuk menghasilkan pendapatan. Menurut Suroso (2003) semakin besar suatu aktiva digunakan maka semakin besar pula laba yang diperoleh. Semakin besar laba semakin besar arus kas masuk. Bagi analist kredit hal ini berpengaruh besar terhadap keputusan kredit. Dengan demikian hubungannya adalah positif.

2.1.7.2. Return on Net Worth

Untuk melihat kemampuan ekuitas dapat menghasilkan keuntungan bagi pemilik, yaitu melalui analisis terhadap return on net worth, dengan membandingkan laba bersih dengan ekuitas. Menurut Suroso (2003) Semakin tinggin laba bersih (net income) maka semakin baik cash flows yang dihasilkan dari aktivitas operasi, aktivitas pendanaan dan aktivitas investasi. Meningkatnya laba bersih menyebabkan meningkatnya kesejahteraan pemilik (net worth) sehingga meningkatkan ekuitas pemilik yang nantinya memiliki kaitan dengan meningkatnya assets perusahaan. Assets usaha yang tinggi dapat dijadikan jaminan dan agunan yang merupakan salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penilaian keputusan pemberian kredit. Dengan demikian hubungannya adalah positif terhadap keputusan kredit.

2.1.7.3. Debt to Equity Ratio

Debt to equity dilakukan dengan tujuan untuk melihat kondisi leverage yaitu berapa besar modal sendiri yang dimiliki calon debitur untuk mendukung operasional perusahaan, apakah kondisi leverage masih berada pada tingkat yang wajar atau telah berada pada posisi yang mengkhawatirkan. Menurut Suroso (2003) semakin tinggi rasio perbandingan antara total hutang yang ada dengan total ekuitas yang ada semakin tinggi tingkat leverage suatu unit usaha. Leverage


(42)

antar usaha berbeda, leverage yang tinggi menunjukkan tingginya suatu usaha yang didanai yang bersumber dari hutang. Semakin tinggi hutang yang ada menyebabkan semakin sulitnya suatu usaha untuk melunasi kewajiban dengan asumsi cash flows yang terbatas. Hal itu dipertimbangkan dalam penilaian keputusan pemberian kredit. Apabila DER yang rendah maka semakin besar kemungkinan permohonan kredit untuk dikabulkan.

2.1.7.4. Interaksi Jaminan dan Pengalaman Debitur

Menurut Mirnihasari (2003) nilai jaminan dapat mempengaruhi keputusan pemberian fasilitas kredit, jaminan yang diterima kreditur merupakan second way out terhadap penyelesaian akhir kredit, apabila kredit yang diberikan sudah tidak dimungkinkan kembali dari hasil usaha atau proyek yang dibiayai. Maka jalan terakhir penyelesaian kredit harus melalui pencairan jaminan. Semakin tinggi nilai jaminan maka semakin baik untuk kemungkinan memperoleh kredit. Hubungannya positif.

Kondisi ini diperhitungkan dalam pemberian fasilitas kredit, karena untuk melihat sampai sejauh mana pengalaman pimpinan calon debitur mengelola usaha, watak dan itikad baik debitur dalam mengelola usaha. Menurut Mirnihasari (2003) pengalaman pimpinan calon debitur merupakan informasi non akuntansi dimana informasi yang menggali kondisi dalam memberikan fasilitas kredit, karena untuk melihat sampai sejauh mana pengalaman pimpinan calon debitur mengelola usaha, watak dan itikat baik debitur dalam mengelola usaha. Semakin banyak pengalaman maka semakin besar dipertimbangkan untuk memperoleh kucuran kredit.


(43)

Adapun literatur penelitian terdahulu diantaranya yang dilakukan oleh Ustadi (1993) dengan judul Pengaruh Informasi Akuntansi Dalam Pengambilan Keputusan Kredit Oleh Bank Rakyat Indonesia Kanwil Yogyakarta dengan hasil dimana secara parsial informasi akuntansi yang terdiri dari current ratio, quick ratio, inventory turn over, profit margin, return on assets, rentabilitas ekonomi, return on net worth, debt to equity ratio, time interest earned ratio, account receivable ratio memiliki pengaruh terhadap proses pengambilan keputusan kredit, Sedangkan fix asset turn over dan total asset to debt ratio tidak memilik pengaruh pada PT. Bank rakyat Indonesia Kanwil Yogyakarta. Informasi Akuntansi secara simultan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan kredit pada Bank rakyat Indonesia Kanwil Yogyakarta.

Penelitian Mintarti (1994) dengan judul Pengaruh Informasi Akuntansi Dalam Pengambilan Keputusan Kredit Pada Perbankan yang ada di Pulau Kalimantan dengan variabel yang digunakan adalah Informasi Akuntansi (X), dengan indikator variable rasio-rasio likuiditas, solvabilitas, aktivitas, profitabilitas dan Keputusan Pemberian Kredit (Y). Hasil menyimpulkan variabel indikator informasi akuntansi rasio-rasio likuiditas, solvabilitas, aktifitas, profitabilitas secara simultan memiliki pengaruh terhadap pengambilan keputusan pemberian kredit pada Perbankan di Pulau Kalimantan. Secara parsial hanya variabel indikator informasi akuntansi rasio-rasio likuiditas, aktifitas dan profitabilitas yang memiliki pengaruh terhadap pengambilan keputusan kredit pada Perbankan di Pulau Kalimantan.

Penelitian yang dilakukan Suroso (2003) dengan judul Pengaruh Informasi Akuntansi Dalam Pengambilan Keputusan Kredit Pada PT. Bank Mandiri Tbk


(44)

Cabang Medan Imam Bonjol dengan hasil Informasi Akuntansi memiliki Pengaruh Dalam Pemberian Kredit Pada PT. Bank Mandiri Tbk Cabang Medan Imam Bonjol.

Berdasarkan uraian tersebut maka tinjauan penelitian terdahulu dapat dirangkum pada Tabel 2.1 berikut:

Tabel 2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu

No Nama/Tahun Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian

1. Ustadi 1993 Pengaruh Informasi Akuntansi Dalam Pengambilan Keputusan Kredit Oleh Bank Rakyat Indonesia Kanwil Yogyakarta Variabel dependen: Pengambilan Keputusan Kredit Variabel independen: Informasi Akuntansi yang terdiri dari Current Ratio, quick ratio, inventory turn over, fix asset turn over, profit margin, return on assets, rentabilitas ekonomi, return on networth, debt to equity rasio,time interest earned ratio, account receivable ratio, total asset to debt ratio.

Secara parsial informasi akuntansi current ratio, quick ratio, inventory turn over, profit margin, return on assets, rentabilitas ekonomi, return on networth, debt to equity ratio, time interest earned ratio, account receivable ratio memiliki pengaruh

terhadap proses pengambilan keputusan

kredit, Informasi Akuntansi Secara simultan informasi akuntansi berpengaruh dalam pengambilan keputusan kredit pada Bank

rakyat Indonesia Kanwil Yogyakarta.

2. Mintarti 1994 Pengaruh Informasi Akuntansi Dalam Pengambilan Keputusan Kredit Pada Perbankan Pulau Kalimantan Variabel dependen: Pengambilan Keputusan Kredit Variabel independen: Informasi Akuntansi yang terdiri dari rasio likuiditas,

solvabilitas, aktivitas, profitabilitas.

Informasi akuntansi yang terdiri dari rasio-rasio likuiditas, solvabilitas, aktifitas, profitabilitas secara simultan memiliki pengaruh terhadap pengambilan keputusan pemberian kredit pada Perbankan di Pulau Kalimantan.

Secara parsial hanya variabel indikator informasi akuntansi rasio likuiditas, aktifitas dan profitabilitas yang memiliki

pengaruh terhadap pengambilan keputusan kredit pada Perbankan di


(45)

Pulau Kalimantan. 3. Suroso

2003

Pengaruh Informasi

Akuntansi dan Informasi Non Akuntansi Dalam Pengambilan Keputusan Kredit Pada PT. Bank Mandiri Tbk Cabang Medan Imam Bonjol.

Variabel dependen: Pengambilan

Keputusan Kredit Variabel independen: Informasi Akuntansi dan Informasi Non Akuntansi

Informasi Akuntansi dan Informasi Non Akuntansi memiliki Pengaruh Dalam Pemberian Kredit Pada PT. Bank Mandiri, Tbk Cabang Medan Imam Bonjol.


(46)

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka Konsep

Untuk menggambarkan pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen maka kerangka konseptual dari penelitian ini digambarkan sebagai berikut:

INFORMASI NON AKUNTANSI

Interaksi Jaminan dan Pengalaman Debitur

KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT MODAL KERJA

KUPEDES (L) Fixed Asset Turn Over (X1)

INFORMASI AKUNTANSI

Gambar 3.1. Kerangka Konseptual

Berdasarkan kerangka konsep pada Gambar 3.1. dapat dilihat bahwa informasi yang disajikan manajemen, mengenai aktifitas usaha yang berkaitan dengan kegiatan operasionalnya meliputi aspek keuangan dan aspek non keuangan. Aspek keuangan disajikan dalam laporan keuangan. Informasi tersebut dapat digunakan manajemen sebagai dasar dalam pengambilan keputusan terutama dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan kredit. Informasi keuangan/akuntansi merupakan informasi yang digali berdasarkan sumber-sumber


(47)

dari laporan keuangan.

Hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Hubungan antara fixed asset turn over terhadap keputusan pemberian kredit Semakin besar suatu aktiva digunakan maka semakin besar pula laba yang diperoleh. Semakin besar laba semakin besar arus kas masuk. Menurut Suroso (2003), bagi analis kredit hal ini berpengaruh besar terhadap keputusan kredit. Dengan demikian hubungannya adalah positif.

b. Hubungan antara Return On Net Worth terhadap keputusan pemberian kredit Semakin tinggi laba bersih (net income) maka semakin baik cash flows yang dihasilkan dari aktivitas operasi, aktivitas pendanaan dan aktivitas investasi. Meningkatnya laba bersih menyebabkan meningkatnya kesejahteraan pemilik (net worth) sehingga meningkatkan ekuitas pemilik yang nantinya memiliki kaitan dengan meningkatnya asset perusahaan. Menurut Suroso (2003), asset usaha yang tinggi dapat dijadikan jaminan dan agunan yang merupakan salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penilaian keputusan pemberian kredit. Dengan demikian hubungannya adalah positif terhadap keputusan kredit.

c. Hubungan antara Debt To Equity Ratio terhadap keputusan pemberian kredit Semakin tinggi rasio perbandingan antara total hutang yang ada dengan total ekuitas yang ada semakin tinggi tingkat leverage suatu unit usaha. Leverage antar usaha berbeda, leverage yang tinggi menunjukkan tingginya suatu usaha yang didanai yang bersumber dari hutang. Semakin tinggi hutang yang ada menyebabkan semakin sulitnya suatu usaha untuk melunasi kewajiban dengan asumsi cash flows yang terbatas. Hal itu dipertimbangkan dalam penilaian


(48)

keputusan pemberian kredit, Suroso (2003). Apabila DER rendah maka semakin besar kemungkinan permohonan kredit untuk dikabulkan.

d. Hubungan antara interaksi jaminan dan pengalaman debitur terhadap keputusan pemberian kredit

Menurut Mirnihasari (2003), nilai jaminan dapat mempengaruhi keputusan pemberian fasilitas kredit. Jalan terakhir penyelesaian kredit harus melalui pencairan jaminan apabila kredit tidak dapat dilunasi. Selain itu Ustadi (1993) berpendapat bahwa semakin tinggi nilai jaminan maka semakin baik untuk kemungkinan memperoleh kredit. Hubungan antara jaminan dengan keputusan kredit adalah positif.

Pengalaman debitur merupakan informasi non akuntansi dimana informasi yang menggali kondisi dalam memberikan fasilitas kredit, karena untuk melihat sampai sejauh mana pengalaman pimpinan calon debitur mengelola usaha, watak dan itikat baik debitur dalam mengelola usaha. Semakin banyak pengalaman maka semakin besar probabilitas untuk memperoleh kucuran kredit. Mirnihasari (2003).

3.2. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka konseptual yang telah digambarkan dan dijelaskan sebelumnya maka hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : “Informasi akuntansi (fixed asset turn over ratio, return on net worth, debt to equity) dan informasi non akuntansi (interaksi jaminan dan pengalaman) berpengaruh terhadap keputusan pemberian Kredit Modal Kerja Kupedes pada PT. Bank BRI Iskandar Muda Medan”.


(49)

(50)

BAB IV

METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian

Jenis dari penelitian ini adalah asosiatif causal. Menurut Umar (2003: 30) penelitian asosiatif causal adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah informasi akuantansi dan informasi non akuntansi mempunyai pengaruh terhadap keputusan pemberian fasilitas kredit modal kerja.

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Iskandar Muda Medan. Waktu yang direncanakan untuk melakukan penelitian dimulai dari bulan Agustus 2010 sampai dengan bulan Agustus 2011.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh nasabah yang mengajukan permohonan kredit pada PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Iskandar Muda Medan periode Januari-Desember 2009 sebanyak 382 nasabah. Penarikan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan simple random sampling. Untuk menentukan ukuran sampel (sample size) minimal digunakan rumus yang dikemukakan oleh Yamane (Sugiono, 2004 : 96 dalam Rohman, 2000: 345) sebagai berikut:


(51)

n =

1 2 Nd

N

Dimana :

n = Ukuran sampel N = Ukuran populasi d = Presisi yang digunakan

Berpedoman pada penelitian terdahulu pada bidang ilmu sosial maka presisi (bound of error) yang digunakan dalam penelitian ini ditetapkan sebesar 5 % sehingga ukuran sampel minimal dapat dihitung sebagai berikut :

n =

1 05 . 0 382

382 2

x

n = 195.39 atau dibulatkan 200 calon nasabah.

Berdasarkan rumus tersebut maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 200 nasabah.

4.4. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan suatu prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Pengumpulan data dalam penelitian ini, dilakukan dengan mendatangi kantor PT. Bank BRI Iskandar Muda Medan. Data yang diambil adalah informasi akuntansi (fixed asset turn over ratio, return on net worth, debt to equity) dan informasi non akuntansi (interaksi jaminan dan pengalaman) dari debitur yang mengajukan permohonan kredit periode Januari-Desember 2009. Pengambilan data dilakukan dengan bantuan beberapa analis kredit PT. Bank BRI Iskandar Muda Medan untuk mengisikan data akuntansi dan non akuntansi yang tertera pada file masing-masing debitur ke dalam format kuesioner yang telah disiapkan. Hal ini dikarenakan adanya Undang-Undang Perbankan No. 10 tahun 1998 tentang kerahasiaan Bank.


(52)

Untuk lancarnya proses penelitian ini, maka lembar kuesioner ditinggal untuk diisi pada waktu luang oleh para analis kredit dengan cara menjawab setiap kuesioner secara jujur berdasarkan data debitur yang ada dan telah dilakukan survey ke lapangan. Seminggu kemudian peneliti mendatangi kantor PT. Bank BRI Cabang Iskandar Muda Medan untuk mengambil daftar kuesioner yang dititip kepada analis kredit. Kemudian diteliti apakah semua kuesioner sudah diisi dengan lengkap dan tidak ada lembar kuesioner yang kosong atau belum diisi.

4.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel dependen yaitu keputusan pemberian kredit, sedangkan variabel independennya adalah informasi akuntansi (fixed asset turn over ratio, return on net worth dan debt to equity) dan informasi non akuntansi (interaksi jaminan dan pengalaman).

Defenisi operasional dan pengukuran untuk masing-masing variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Keputusan pemberian kredit adalah jumlah permohonan kredit yang disetujui dan yang ditolak oleh pihak Bank. Pengukuran variabel keputusan kredit adalah kredit yang disetujui = 1 dan kredit yang ditolak = 0. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala nominal.

b. Fixed Assets Turn Over adalah perbandingan antara jumlah penjualan pada satu periode dengan jumlah aktiva tetap perusahaan. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio.

c. Return On Net Worth adalah perbandingan antara laba bersih yang berhasil diperoleh dengan jumlah modal sendiri perusahaan. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio.


(53)

d. Debt to Equity Ratio adalah perbandingan antara hutang lancar dan hutang jangka panjang dengan jumlah modal sendiri. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio.

e. Interaksi Jaminan dan Pengalaman Debitur adalah perkalian antara besar jaminan dengan tahun pengalaman debitur. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala nominal.

Berdasarkan uraian tersebut maka defenisi operasional dan pengukuran variabel dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut:


(54)

Tabel 4.1 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel Definisi Variabel Parameter Skala

Keputusan pemberian

kredit (L)

Jumlah permohonan kredit yang disetujui dan yang ditolak. Pengukuran variabel keputusan kredit adalah kredit yang disetujui dan kredit yang ditolak

Kredit yang disetujui = 1 Kredit yang ditolak = 0

Nominal

Fixed Assets Turn Over

(X1)

Perbandingan antara jumlah penjualan pada satu periode dengan jumlah aktiva tetap perusahaan

Total Penjulan FATO =

Total Aktiva Tetap

Rasio

Return On Net Worth

(X2)

Perbandingan antara laba bersih yang berhasil diperoleh dengan jumlah modal sendiri perusahaan

Laba Bersih Stlh Pajak RONW =

Total Modal Sendiri

Rasio

Debt to Equity Ratio

(X3)

Perbandingan antara hutang lancar dan hutang jangka panjang dengan jumlah modal sendiri

Htg Lancar + Htg Jk Panjang DER =

Jlh Modal Sendiri

Rasio

Interaksi Jaminan dan

Pengalaman Debitur

(X4)

Perkalian antara besar jaminan dengan tahun pengalaman debitur

Jumlah Jaminan x Tahun Pengalaman Debitur

Nominal

4.6. Model dan Teknik Analisis Data

Model analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah dengan analisis regresi logistik. Regresi logistik adalah bentuk khusus analisis regresi dengan variabel respon bersifat kategori dan variabel prediktor bersifat kategori, kontinu, atau gabungan antara keduanya. Regresi logistik ini digunakan untuk menguji apakah probabilitas terjadinya variabel terikat dapat


(55)

diprediksi dengan variabel bebasnya. Analisis ini digunakan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh informasi akuntansi dan informasi non akuntansi terhadap keputusan pemberian kredit. Teknik analisis data menggunakan alat bantu EViews 4.1.

4.6.1 Perumusan Model

Menurut Manurung (2005), metode penaksiran dan interpretasi model kualitas berbeda dengan model kuantitas. Regressan kualitas biasanya mempunyai nilai 1 jika menyatakan setuju dan 0 jika menyatakan ditolak. Dengan kata lain, variabel regressan adalah binary or dichotomous variable. Secara umum, model regressi respons kualitas sering disebut probability models. Oleh sebab itu logit model dari keputusan persetujuan kredit kupedes modal kerja PT. Bank BRI Iskandar Muda Medan dirumuskan sebagai berikut:

                

 0 1 1 2 2 3 3 4 4

1 P X X X X

P Ln L

Dimana :

L = Keputusan pemberian kredit (1 = disetujui, 0 = ditolak) P = Probabilitas kredit yang disetujui

1-P = Probabilitas kredit yang ditolak

0 = Konstanta

 1 - 4 = Koefisien variabel

Xl = Fixed asst turn over X2 = Return on net worth X3 = Debt to equity ratio

X = Interaksi jaminan dan pengalaman debitur 4

 = Variabel pengganggu

4.7. Pengujian Asumsi Klasik

Dalam penelitian ini, model analisis yang diterapkan yakni regresi logistik. Secara teoritis model regresi penelitian akan menghasilkan nilai parameter model


(56)

penduga bila dipenuhi asumsi klasik regresi yaitu uji normalitas dan multikolinearitas.

4.7.1 Uji Normalitas

Menurut Umar (2003) uji normalitas berguna untuk mengetahui apakah variabel dependen dan variabel independen yang digunakan dalam penelitian mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah model yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Cara yang digunakan untuk mendeteksi normal atau tidaknya suatu data yaitu dengan menggunakan statistik Jarque-Bera. Apabila nilai statistik Jarque-Bera signifikan atau lebih kecil dari 0.05 maka residual dari model logistik tidak terdistribusi secara normal, sebaliknya apabila nilai statistik Jarque-Bera tidak signifikan atau lebih besar dari 0.05 maka residual dari model logistik telah terdistribusi secara normal.

4.7.2 Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan korelasi antar variabel bebas (independen), model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel bebas. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas yaitu dengan melihat Tolerance Value dan Variance Inflation Factor (VIF). Jika nilai VIF lebih besar dari 10 dan nilai TOL lebih kecil dari 0.10, hal ini menunjukkan adanya korelasi antar variabel independen artinya telah terjadi multikolinieritas.

4.8. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis yang diajukan maka pengujian yang dilakukan terhadap variabel-variabel penelitian akan menggunakan alat uji berikut ini :


(57)

4.8.1 Uji Statistik z

Uji koefisien model logistik secara parsial menggunakan statistik z. Uji statistik z ini dilakukan untuk menguji pengaruh informasi akuntansi (fixed asset turn over ratio, return on net worth, dan debt to equity) dan informasi non akuntansi (interaksi jaminan dan pengalaman) secara parsial terhadap keputusan pemberian kredit dengan asumsi bahwa variabel lain dianggap konstan atau sama dengan nol. Jika nilai signifikan z < 0.05 maka koefisien model logistik secara parsial berpengaruh terhadap keputusan persetujuan kredit. Sebaliknya jika nilai signifikan z > 0.05 maka koefisien model logistik secara parsial tidak berpengaruh terhadap keputusan persetujuan kredit.

4.8.2 Goodnes of Fit Test

Pengujian goodness ot fit ini digunakan untuk menilai kelayakan model regresi yang dihipotesakan apakah telah fit atau tidak dengan data yang digunakan. Model regresi yang baik adalah model yang hipotesanya telah sesuai dengan data. Variabel dependen dalam penelitian ini menggunakan variabel dummy yang bernilai 1 dan 0. Apabila bernilai 1 artinya keputusan kredit disetujui dan apabila bernilai 0 maka keputusan kredit ditolak. Untuk menilai kesesuaian model apakah telah fit atau tidak, dapat dilihat dari nilai H-L Statistic dan Andrew Statistic (Manurung, 2005). Apabila nilai H-L Statistic dan nilai Andrew Statistic signifikannya < α = 1 % maka model dikatakan tidak fit, sebaliknya jika nilai H-L Statistic dan nilai Andrew Statistic signifikannya > α = 1 % maka model dikatakan telah fit.


(58)

4.8.3 Overall Model Fit

Uji ini dilakukan untuk mengukur keselarasan model secara keseluruhan yang menggunakan maximum log-likelihood dari Expectation Prediction Evaluation dengan success cut off, C = 0.5. Hasil dari parameter ini menunjukkan berapa persen model tersebut dapat memprediksi klasifikasi dengan benar, ini ditunjukkan dengan nilai % Correct. (Manurung, 2005).


(59)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Statistik Deskriptif

Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak empat (4) variabel. Dengan variabel dependen adalah keputusan kredit dan variabel independen adalah fixed assets turn over, return on net worth, debt to equity ratio dan interaksi jaminan dan pengalaman. Statistik deskriptif pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 5.1 berikut:

Tabel 5.1. Statistik Deskriptif

Statistic L X1 X2 X3 X4

Mean 0.6350 48.3672 2.0855 1.8192 275.2749 Median 1.0000 41.7750 1.9700 0.9850 186.5400 Maximum 1.0000 253.4900 7.0400 111.1100 2027.2500 Minimum 0.0000 2.3200 0.5200 0.2000 18.8100 Std. Dev. 0.4826 31.2085 1.1381 7.9618 286.7103 Skewness -0.5608 1.5613 1.7320 13.0998 2.6474 Kurtosis 1.3145 10.5381 7.1003 179.4661 12.4906

Observations 200 200 200 200 200

Berdasarkan hasil deskriptif statistik pada tabel 5.1 maka data-data tersebut dapat deskriptifkan sebagai berikut:

a. Jumlah seluruh sampel penelitian adalah 200 nasabah. Dengan empat (4) variabel yang merupakan variabel informasi akuntansi yaitu Fixed Assets Turn Over (X1), Return on Net Worth (X2) dan Debt to Equity Ratio (X3) sebagai

variabel independen, sedangkan informasi non akuntansi adalah Interaksi Jaminan dan Pengalaman Debitur (X4). Variabel dependen yang digunakan


(60)

b. Variabel independen yang pertama adalah Fixed Assets Turnover menunjukkan bahwa FATO memiliki nilai minimum sebesar 2.32 % dan nilai maksimum sebesar 253.49 %. Nilai minimum menunjukkan bahwa calon debitur yang mengajukan kredit di Bank BRI memiliki Fixed Assets Turnover yang paling rendah. Nilai Fixed Assets Turnover maksimum sebesar 253.49 %, hal ini menunjukkan bahwa nilai Fixed Assets Turnover paling tinggi yang dimiliki debitur. Sementara nilai rata-rata dari data Fixed Assets Turnover sebesar 48.37 % menunjukkan bahwa calon debitur yang mengajukan kredit memiliki rasio FATO yang positif. Sedangkan fluktuasi dari rata-rata sebesar 31.20 % artinya tidak terlalu besar fluktuasi Fixed Assets Turnover yang dimiliki oleh calon nasabah.

c. Variabel independen yang kedua adalah Return on Net Worth menunjukkan bahwa RONW (X2) memiliki nilai minimum sebesar 0.52 dan nilai

maksimum sebesar 7.04 %. Nilai minimum menunjukkan bahwa calon debitur yang mengajukan kredit di Bank BRI memiliki Return on Net Worth yang paling rendah. Nilai RONW maksimum sebesar 7.04%, hal ini menunjukkan bahwa Return on Net Worth yang paling tinggi. Sementara nilai rata-rata (mean) dari data Return on Net Worth sebesar 2.08 % menunjukkan bahwa calon debitur yang mengajukan kredit memiliki rasio RONW yang positif. Sedangkan fluktuasi dari rata-rata sebesar 1.13 % artinya tidak terlalu besar fluktuasi Return on Net Worth yang dimiliki oleh calon nasabah.

d. Variabel independen yang ketiga adalah Debt to Equity Ratio (DER) menunjukkan bahwa DER yang merupakan rasio hutang berbanding dengan ekuitas yang dimiliki memiliki nilai minimum sebesar 0.20 % dan nilai


(61)

maksimum sebesar 111.11 %. Nilai minimum Debt to Equity Ratio menunjukkan bahwa calon debitur yang mengajukan kredit di Bank BRI ada yang tidak memiliki hutang. Nilai Debt to Equity Ratio maksimum sebesar 111.11 %, hal ini menunjukkan bahwa Debt to Equity Ratio yang paling tinggi yang dimiliki oleh calon debitur. Sementara nilai rata-rata (mean) dari data Debt to Equity Ratio sebesar 1.819 % menunjukkan bahwa calon debitur yang mengajukan kredit memiliki rasio DER yang positif. Sedangkan fluktuasi dari rata-rata sebesar 7.96% artinya tidak terlalu besar fluktuasi Debt to Equity Ratio yang dimiliki oleh calon nasabah.

e. Variabel independen yang keempat adalah interaksi jaminan dan pengalaman debitur menunjukkan bahwa interaksi Jaminan dan Pengalaman Debitur memiliki nilai minimum sebesar 18.81% dan nilai maksimum sebesar 2027.25 %. Nilai minimum menunjukkan bahwa calon debitur yang mengajukan kredit di Bank BRI memiliki interaksi jaminan dan pengalaman debitur yang paling rendah. Nilai interaksi jaminan dan pengalaman debitur maksimum sebesar 2027.25 %., hal ini menunjukkan interaksi jaminan dan pengalaman debitur bahwa yang paling tinggi yang dimiliki oleh calon debitur. Sementara nilai rata-rata (mean) dari data interaksi jaminan dan pengalaman debitur sebesar 275.27 % menunjukkan bahwa calon debitur yang mengajukan kredit memiliki rasio interaksi jaminan dan pengalaman debitur yang positif. Sedangkan fluktuasi dari rata-rata sebesar 286.71 % artinya tidak terlalu besar fluktuasi interaksi jaminan dan pengalaman debitur yang dimiliki oleh calon nasabah.


(62)

f. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Keputusan Kredit, variabel ini juga merupakan variabel numerik yang menggunakan variabel dummy, dimana keputusan kredit yang disetujui diberi nilai satu (1) sebagai nilai maksimum dan yang tidak disetuji diberi nilai nol (0) sebagai nilai minimum. Sehingga dengan jelas dapat kita ketahui bahwa range antara data adalah sebesar satu (1), dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 0.63 dan standard deviasi sebesar 0.48 % , yang menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang terlalu signifikan antar nilai rata-rata (mean ) dengan nilai data.

5.2. Pengujian Asumsi Klasik

Model regresi yang baik dan layak diuji adalah model regresi yang bebas dari masalah asumsi klasik. Untuk menghasilkan suatu model regresi yang baik, analisis regresi harus melakukan pengujian asumsi klasik.

5.2.1.1Uji Normalitas

Model regresi yang baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah model yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Hasil uji normalitas data dengan statistik Jarque-Bera dalam penelitian ini dapat ditunjukkan pada gambar 5.1 berikut ini :

0 10 20 30 40 50

-1.0 -0.5 0.0 0.5

Series: RESID01 Sample 1 200 Observations 200

Mean -4.25E-12

Median 0.019824

Maximum 0.736686

Minimum -0.999988

Std. Dev. 0.371148

Skewness -0.248624

Kurtosis 2.402409

Jarque-Bera 5.036426

Probability 0.080604


(63)

Berdasarkan gambar 5.1 tersebut menunjukkan bahwa residual dari model logistik telah terdistribusi secara normal karena nilai statistik probalitas Jarque-Bera sebesar 0.08 > 0.05, artinya nilai statistik Jarque-Jarque-Bera tidak signifikan.

5.2.1.2 Uji Multikolineritas

Uji multikolinieritas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan korelasi antar variabel bebas (independen), model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel bebas. Hasil uji multikolinieritas dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 5.2. Uji Multikolinieritas

Correlation X1 X2 X3 X4

X1 1.0000

X2 0.3335 1.0000

X3 -0.0591 0.1290 1.0000

X4 -0.1809 -0.1501 -0.0689 1.0000

VIF TOL X1, X2 X1, X3 X1, X4 X2, X3 X2, X4 X3, X4 1.1251 1.0035 1.0338 1.0169 1.0230 1.0048 X1, X2 X1, X3 X1, X4 X2, X3 X2, X4 X3, X4 0.8888 0.9965 0.9673 0.9834 0.9775 0.9953

Berdasarkan hasil pengujian multikolinieritas pada tabel 5.2 dapat dilihat bahwa nilai tolerance (TOL) dari masing-masing variabel lebih besar 0,10 dan VIF-nya lebih kecil dari 10. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi korelasi antar variabel independen artinya tidak terjadi multikolinieritas.

5.3. Analisis Data

Dari hasil pengujian asumsi klasik disimpulkan bahwa model regresi yang dipakai dalam penelitian ini telah layak dilakukan analisis regresi.


(64)

Hasil estimasi model logistik dari keputusan pemberian kredit ditunjukkan pada tabel 5.3 :

Tabel 5.3 Hasil Pengujian Hipotesis dengan Uji Z

Dependent Variable: L

Method: ML - Binary Logit (Quadratic hill climbing) Sample: 1 200

Included observations: 200 Convergence achieved after 7 iterations

Covariance matrix computed using second derivatives

Variable Coefficient Std. Error z-Statistic Prob.

C -1.873503 0.628311 -2.981809 0.0029

X1 0.002897 0.006056 0.478334 0.6324

X2 0.578801 0.252120 2.295741 0.0217

X3 -0.609261 0.213840 -2.849143 0.0044

X4 0.009483 0.001789 5.300116 0.0000

Mean dependent var 0.635000 S.D. dependent var 0.482638 S.E. of regression 0.374935 Akaike info criterion 0.998472 Sum squared resid 27.41243 Schwarz criterion 1.080930 Log likelihood -94.84718 Hannan-Quinn criter. 1.031841 Restr. log likelihood -131.2482 Avg. log likelihood -0.474236 LR statistic (4 df) 72.80198 McFadden R-squared 0.277345 Probability(LR stat) 5.77E-15

Obs with Dep=0 73 Total obs 200

Obs with Dep=1 127

Berdasarkan tabel tersebut, maka model regresi logistik dalam penelitian ini diformulasikan dalam bentuk persamaan berikut :

P P

1 = e

-1.873+0.0029X

1+0.57X2-0.609X3+0.0094X4+ ε

Berdasarkan hasil persamaan diatas, maka pengaruh masing-masing variabel independen tersebut terhadap keputusan pemberian kredit dapat diinterpretasikan sebagai berikut :

a. Nilai konstanta (β0) = -1.873


(1)

OBS L X1 X2 X3 X4

121 1.00 72.20 2.40 0.61 310.10

122 1.00 26.33 2.07 0.54 355.68

123 1.00 41.14 2.02 0.22 1206.20

124 1.00 37.78 1.26 0.95 248.82

125 0.00 36.16 1.52 0.61 172.62

126 1.00 78.02 2.59 1.35 191.52

127 0.00 23.60 0.90 0.26 236.34

128 0.00 83.90 2.63 1.02 78.72

129 1.00 65.81 1.23 0.45 541.11

130 1.00 43.87 1.78 0.77 323.34

131 1.00 25.81 1.05 0.93 245.05

132 0.00 25.93 1.96 1.03 35.82

133 0.00 9.15 2.73 1.18 59.40

134 0.00 71.71 2.65 2.08 56.52

135 0.00 23.24 1.00 1.43 158.65

136 0.00 89.92 2.70 1.24 75.70

137 1.00 25.08 0.94 0.42 712.50

138 0.00 69.15 2.54 1.27 30.24

139 1.00 82.30 2.32 1.69 297.60

140 0.00 25.06 1.97 1.06 25.20

141 0.00 20.77 2.08 2.13 57.92

142 0.00 80.17 2.63 1.50 110.58

143 0.00 30.93 1.05 0.72 158.65

144 0.00 29.92 1.30 0.44 67.83

145 1.00 85.43 2.42 1.12 144.67

146 0.00 57.24 2.07 1.33 117.54

147 0.00 65.48 3.97 1.26 85.50

148 0.00 51.07 1.04 0.64 116.62

149 1.00 43.81 1.21 1.14 272.18

150 1.00 96.10 1.65 0.72 89.75

151 1.00 31.94 1.37 0.44 888.92

152 1.00 27.55 2.21 1.12 117.18

153 1.00 42.24 0.89 0.39 235.71

154 1.00 82.11 1.69 0.87 665.28

155 0.00 15.73 1.93 1.31 67.60

156 0.00 81.75 2.40 1.25 114.84

157 1.00 15.71 0.73 0.97 623.48

158 1.00 18.00 1.54 0.92 289.18

159 1.00 35.41 1.75 0.69 792.12


(2)

OBS L X1 X2 X3 X4

161 1.00 109.36 4.83 1.76 422.24

162 1.00 37.52 2.06 0.53 280.29

163 0.00 25.49 1.86 1.62 44.70

164 1.00 60.20 2.09 0.40 303.03

165 1.00 25.35 0.76 0.21 600.82

166 1.00 76.75 2.93 1.22 67.20

167 1.00 49.52 7.04 0.59 286.00

168 1.00 18.03 2.24 0.58 104.26

169 1.00 2.46 0.96 0.36 292.50

170 0.00 66.44 1.98 1.08 93.76

171 1.00 88.00 4.34 0.77 176.90

172 1.00 92.37 2.35 2.14 222.30

173 1.00 8.75 1.03 0.45 506.24

174 1.00 90.13 3.24 1.05 249.39

175 1.00 31.05 1.01 0.23 75.81

176 1.00 42.23 2.26 0.33 228.52

177 0.00 83.76 2.66 1.04 95.09

178 1.00 86.36 5.24 2.29 502.50

179 1.00 10.17 2.74 0.78 347.60

180 0.00 11.36 2.03 1.25 128.63

181 1.00 53.60 1.65 1.53 132.46

182 0.00 12.56 3.89 111.11 94.08

183 0.00 24.23 0.99 1.23 32.65

184 0.00 74.71 1.50 0.44 30.57

185 0.00 95.90 2.65 1.83 18.81

186 0.00 67.07 1.94 0.93 327.12

187 0.00 11.41 1.89 10.54 41.54

188 1.00 65.29 2.40 1.20 158.50

189 1.00 61.83 1.02 0.93 186.30

190 1.00 2.63 1.23 0.40 647.01

191 1.00 47.15 2.48 0.39 495.88

192 1.00 42.40 1.76 0.85 319.70

193 1.00 32.56 1.81 0.29 364.11

194 1.00 40.11 0.99 4.23 521.26

195 1.00 86.13 2.31 1.63 288.66

196 0.00 49.91 2.23 20.14 113.74

197 0.00 29.69 1.25 7.63 596.05

198 0.00 42.86 1.33 2.21 368.92

199 0.00 10.92 1.08 0.50 692.27

200 0.00 72.95 3.50 1.83 99.79


(3)

Lampiran 3 : Hasil Pengolahan Data dengan EViews 4.1.

Correlation X1 X2 X3 X4

X1 1.0000

X2 0.3335 1.0000

X3 -0.0591 0.1290 1.0000

X4 -0.1809 -0.1501 -0.0689 1.0000

VIF TOL

X1, X2 X1, X3 X1, X4 X2, X3 X2, X4 X3, X4

1.1251 1.0035 1.0338 1.0169 1.0230 1.0048

X1, X2 X1, X3 X1, X4 X2, X3 X2, X4 X3, X4

0.8888 0.9965 0.9673 0.9834 0.9775 0.9953 Sumber: Data diolah dengan EViews 4.1.

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation

L 200 .00 1.00 .6350 .48264

X1 200 2.32 253.49 48.3672 31.20846

X2 200 .52 7.04 2.0855 1.13808

X3 200 .20 111.11 1.8192 7.96179

X4 200 18.81 2027.25 275.2749 286.71028 Valid N

(listwise)


(4)

Dependent Variable: L

Method: ML - Binary Logit (Quadratic hill climbing) Sample: 1 200

Included observations: 200 Convergence achieved after 7 iterations

Covariance matrix computed using second derivatives

Variable Coefficient Std. Error z-Statistic Prob.

C -1.873503 0.628311 -2.981809 0.0029

X1 0.002897 0.006056 0.478334 0.6324

X2 0.578801 0.252120 2.295741 0.0217

X3 -0.609261 0.213840 -2.849143 0.0044

X4 0.009483 0.001789 5.300116 0.0000

Mean dependent var 0.635000 S.D. dependent var 0.482638 S.E. of regression 0.374935 Akaike info criterion 0.998472 Sum squared resid 27.41243 Schwarz criterion 1.080930 Log likelihood -94.84718 Hannan-Quinn criter. 1.031841 Restr. log likelihood -131.2482 Avg. log likelihood -0.474236 LR statistic (4 df) 72.80198 McFadden R-squared 0.277345 Probability(LR stat) 5.77E-15

Obs with Dep=0 73 Total obs 200

Obs with Dep=1 127

Sumber: Data diolah dengan EViews 4.1

UJI NORMALITAS RESIDUAL

0 10 20 30 40 50

-1.0 -0.5 0.0 0.5

Series: RESID01 Sample 1 200 Observations 200 Mean -4.25E-12 Median 0.019824 Maximum 0.736686 Minimum -0.999988 Std. Dev. 0.371148 Skewness -0.248624 Kurtosis 2.402409 Jarque-Bera 5.036426 Probability 0.080604

Sumber: Data diolah dengan EViews 4.1


(5)

UJI GOODNES OF FIT Dependent Variable: L

Method: ML - Binary Logit (Quadratic hill climbing) Sample: 1 200

Included observations: 200

Andrews and Hosmer-Lemeshow Goodness-of-Fit Tests Grouping based upon predicted risk (randomize ties)

Quantile of Risk Dep=0 Dep=1 Total H-L Low High Actual Expect Actual Expect Obs Value 1 0.0000 0.2821 17 16.0798 3 3.92016 20 0.26864 2 0.2902 0.3919 17 13.3600 3 6.63997 20 2.98712 3 0.3959 0.4584 14 11.5426 6 8.45742 20 1.23722 4 0.4724 0.5428 10 9.86284 10 10.1372 20 0.00376 5 0.5429 0.6140 7 8.57333 13 11.4267 20 0.50536 6 0.6170 0.7020 4 6.60095 16 13.3991 20 1.52972 7 0.7103 0.8531 1 4.39813 19 15.6019 20 3.36562 8 0.8535 0.9514 1 2.03956 19 17.9604 20 0.59003 9 0.9561 0.9917 0 0.49121 20 19.5088 20 0.50358 10 0.9917 1.0000 2 0.05153 18 19.9485 20 73.8679

Total 73 73.0000 127 127.000 200 84.8589

H-L Statistic: 84.8589 Prob. Chi-Sq(8) 0.0000 Andrews Statistic: 35.2362 Prob. Chi-Sq(10) 0.0001 Sumber: Data diolah dengan EViews 4.1


(6)

TABEL EXPECTATION PREDICTION Dependent Variable: L

Method: ML - Binary Logit (Quadratic hill climbing) Sample: 1 200

Included observations: 200

Prediction Evaluation (success cutoff C = 0.5)

Estimated Equation Constant Probability Dep=0 Dep=1 Total Dep=0 Dep=1 Total

P(Dep=1)<=C 51 17 68 0 0 0

P(Dep=1)>C 22 110 132 73 127 200

Total 73 127 200 73 127 200

Correct 51 110 161 0 127 127

% Correct 69.86 86.61 80.50 0.00 100.00 63.50 % Incorrect 30.14 13.39 19.50 100.00 0.00 36.50

Total Gain* 69.86 -13.39 17.00

Percent Gain** 69.86 NA 46.58

Estimated Equation Constant Probability Dep=0 Dep=1 Total Dep=0 Dep=1 Total E(# of Dep=0) 43.16 29.84 73.00 26.64 46.36 73.00 E(# of Dep=1) 29.84 97.16 127.00 46.36 80.64 127.00 Total 73.00 127.00 200.00 73.00 127.00 200.00 Correct 43.16 97.16 140.32 26.64 80.64 107.29 % Correct 59.13 76.50 70.16 36.50 63.50 53.64 % Incorrect 40.87 23.50 29.84 63.50 36.50 46.36

Total Gain* 22.63 13.00 16.52

Percent Gain** 35.63 35.63 35.63

*Change in "% Correct" from default (constant probability) specification **Percent of incorrect (default) prediction corrected by equation

Sumber: Data diolah dengan EViews 4.1