Kerangka Konsep Operasional Konsep Deskripsi Subjek Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai. Kerangka konsep dalam penelitian ini menggunakan analisis framing oleh Robert N. Entman. Pendekatan ini menggunakan empat perangkat unit analisis untuk melihat bagaimana sebuah media membingkai suatu masalah: Pendefinisian masalah Define Problem, memperkirakan sumber masalah Diagnoses Causes, membuat keputusan moral Make moral Judgement, dan menekankan penyelesaian Treatment Recommendation

3.2. Operasional Konsep

Operasional konsep berguna untuk memudahkan kerangka konsep dalam operasional : Pendefinisian masalah Define Problem : Terorisme itu dilihat sebagai apa Memperkirakan sumber masalah Diagnoses Causes : Siapa yang menyebabkan terorisme itu terjadi. Dan terorisme itu disebabakan oleh apa Membuat keputusan moral Make Moral Judgement : Nilai moral apa yang disajikan untuk menyelesaikan masalah tersebut Menekankan Penyelesaian Treatment Recommendation : Jalan yang ditawarkan untuk mengatasi msalah terorisme tersebut. Universitas Sumatera Utara

3.3 Deskripsi Subjek Penelitian

Tempo didirikan pada tahuh 1971 oleh sejumlah intelektual muda yang waktu itu gelisah melihat situasi sosial politik yang kian tidak menentu, salah satu gejala yang paling mencolok waktu itu adalah politisasi pers untuk mendukung ideologi kelompok. Melihat hal ini, Goenawan Muhammad, Nono Anwar Makarim, dan Fikri jufri tergerak untuk mendirika media yang bebas dari pengaruh kelompok politik tertentu dan menyuarakan informasi yang objektif. Pada Mei 1970, mereka menerbitkan majalah Ekspres. Tetapi eksperimen itu gagal karena intervensi penguasa. Goenawan keluar dari Ekspres, diikuti oleh Fikri Jufri, dan Christanto Wibisono. Setelah hampir menunggu setahun, mereka akhirnya sepekat menerbitkan Tempo. Pada 6 maret 1971 majalah Tempo terbit untuk pertama kalinya dengan cover pebulutangkis Minarni yang tengah beraksi di Asian Games. Tampilan cover terbitan perdana ini masih hitam putih dan masih dibagikan secara gratis. Setelah itu, pada edisi kedua Tempo mulai dijual kepada khalayak. Sepanjang tahun 1971 penjualan Tempo mampu mencapai 10 ribu eksemplar. Cepatnya khalayak merespon kehadiran majalah Tempo dimungkinkan oleh karena gaya penyampaian yang berbeda dengan media lainnya. Selain itu para wartawannya yang sebelumnya memang telah berkecimpung di majalah Ekspres sudah cukup dikenal khalayak. Nama Tempo sendiri digunakan dengan beberapa alasan. Pertama, kata tempo mudah diucapkan oleh lidah orang Indonesia. Kedua, nama ini dikenal cukup netral. Dan ketiga, kata Tempo bisa juga diartikan waktu, sebuah pengertian yang dengan segala variasinya banyak digunakan oleh penerbitan jurnalistik di seluruh dunia. Namun penggunaan nama Tempo yang juga dimaknai sebagai waktu inilah yag agaknya membuat majalah Time yang didirikan Universitas Sumatera Utara oleh Henry Luce melakukan gugatan kepada majalah Tempo pada tahun 1973. Majalah Time waktu itu menganggap majalah Tempo meniru bentuk dan gaya penerbitannya. Namun, tuntutan hukum ini akhirnya dibatalkan oleh majalah Time sendiri dengan alasan gugatan itu sendiri dilakukan tanpa seizin Time inc. Majalah Tempo merupakan majalah yang berani mengangkat isu-isu kontroversial yang pada masa orde baru dianggap tabu untuk diangkat. Misalnya, kasus hutang Pertamina yang membengkak pada tahun 1974, kasus manipulasi pembelian kapal Tampomas II yang terbakar pada tahun 1982, serta berbagai kasus lainnya. Pada akhir Maret 1982, Tempo memang sempat dibekukan karena berani melaporkan situasi pemilu waktu itu yang ricuh. Tetapi dua minggu kemudian, Tempo diizinkan kembali untuk terbit. Istirahat terpanjang Tempo terjadi setelah pembredelan 21 Juni 1994. Sejak itu wartawan Tempo melakukan gerilya, seperti dengan mendirikan Tempointraktif atau mendirikan ISAI Institut Studi Arus Informasi pada 1995 Sejak tahun 1971, Tempo terus berkembangan dengan pesat. Tempo mulai membuat situs internet, yaitu www.tempointeraktif.com dengan layanan bahasa Indonesai, Inggris, dan Jepang. Tempointeraktif memuat berita dengan konsep breaking news dangan up dating data yang berlangsung secara terus menerus. Tempointeraktif dikembangkan beberapa bulan setelah pemerintah Orde Baru membredel majalah Tempo pada tahun 1994. Tempo juga melayani khalayaknya dalam format surat kabar harian. Pada tahun 2001, kelompok Tempo Inti Media yang menaungi majalah Tempo menerbitkan Koran Tempo. Tidak itu saja, Tempo juga membentuk semacam kantor berita sendiri, Tempo News Room TNR. TNR menyediakan berbagai sumber informasi yang dapat dimanfaatkan oleh para reporter, baik itu majalah Tempo maupun Tempo News Room Universitas Sumatera Utara Setelah terbit kembali, tempo banyak melakukan perbaikan diri dan menyesuaikan dengan dinamika pasar. Tempo mulai membidik target internasional dengan menerbitkan majalah Tempo edisi bahasa Inggris. Secara umum, PT Tempo Inti Media menaungi beberapa media. Tidak hanya majalah Tempo, Koran Tempo, Tempo News Room, maupun Tempointeraktif, namun juga pusat data analisa data. 3.4. Metode Penelitian 3.4.1. Tipe Penelitian

Dokumen yang terkait

ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN PENANGKAPAN WAKIL KETUA KPK BAMBANG WIDJOJANTO (Studi di Majalah Berita Mingguan Tempo Edisi 02-22 Februari 2015)

0 5 13

ANALISIS YURIDIS PENANGKAPAN TERSANGKA TINDAK PIDANA TERORISME OLEH DETASEMEN KHUSUS 88 ANTI TEROR

0 3 14

ANALISIS YURIDIS PENANGKAPAN TERSANGKA TINDAK PIDANA TERORISME OLEH DETASEMEN KHUSUS 88 ANTI TEROR

0 3 14

Analisis Framing Pemberitaan Program Deradikalisasi Terorisme Di Kompas.Com

0 9 112

PENGGUNAAN TINDAKAN KERAS SEBAGAI UPAYA DISKRESI KEPOLISIAN DALAM PENANGKAPAN TERSANGKA Penggunaan Tindakan Keras Sebagai Upaya Diskresi Kepolisian Dalam Penangkapan Tersangka Tindak Pindana Terorisme.

1 3 17

PENGGUNAAN TINDAKAN KERAS SEBAGAI UPAYA DISKRESI KEPOLISIAN DALAM PENANGKAPAN TERSANGKA Penggunaan Tindakan Keras Sebagai Upaya Diskresi Kepolisian Dalam Penangkapan Tersangka Tindak Pindana Terorisme.

1 3 12

PENDAHULUAN Penggunaan Tindakan Keras Sebagai Upaya Diskresi Kepolisian Dalam Penangkapan Tersangka Tindak Pindana Terorisme.

0 2 11

TERORISME DALAM BINGKAI MEDIA (Analisis Framing Pemberitaan Terorisme di Surakarta Pada Headline Terorisme Dalam Bingkai Media (Analisis Framing Pemberitaan Terorisme Di Surakarta Pada Headline Koran Solopos Edisi Agustus - September 2012).

0 1 15

TERORISME DALAM BINGKAI MEDIA (Analisis Framing Pemberitaan Terorisme Di Surakarta Pada Headline Terorisme Dalam Bingkai Media (Analisis Framing Pemberitaan Terorisme Di Surakarta Pada Headline Koran Solopos Edisi Agustus - September 2012).

0 3 14

ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN BUDI GUNAWAN DALAM MAJALAH BERITA MINGGUAN TEMPO

0 1 17