Pengakuan Pendapatan dan Beban Klaim Sesuai PSAK No. 28 Pada PT. Asuransi Adira Dinamika Regional Operation IV Medan.

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM S-1 EKSTENSI MEDAN

SKRIPSI

PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN KLAIM SESUAI

PSAK NO. 28 PADA PT. ASURANSI ADIRA DINAMIKA

REGIONAL OPERATION IV

MEDAN

Oleh :

Nama : Muhammad Hamdan Abdul Gafur

NIM : 060522015

Departemen : Akuntansi

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi


(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul : “Pengakuan Pendapatan dan Beban Klaim Sesuai PSAK No. 28 Pada PT. Asuransi Adira Dinamika Regional Operation IV Medan”

Adalah benar hasil karya sendiri dan judul dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi level S-1 Ekstensi Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Semua sumber data dan informasi yang diperoleh, telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya menerima sanksi yang ditetapkan Universitas.

Medan, 5 Juli 2008

Yang Membuat Pernyataan

Muhammad Hamdan Abdul Gafur NIM. 060522015


(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya yang dilimpahkan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi yang berjudul “Pengakuan Pendapatan dan Beban Klaim Sesuai PSAK No. 28 Pada PT. Asuransi Adira Dinamika Regional Operation IV Medan” disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari unsur kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.

Dalam penyusunan skripsi, penulis banyak menghadapi kendala maupun hambatan, namun berkat bantuan dari berbagai pihak penulis akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Ibu Dra. Nurzaimah, MM, Ak selaku dosen pembimbing, yang telah banyak meluangkan waktu dan fikiran untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak dan Bapak Iskandar Muda, SE, M.Si, Ak selaku Dosen Pembanding dan penguji yang telah memberikan saran dan masukan mulai dari rencana penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini.


(4)

3. Bapak Drs. Arifin Akhmad, M.Si, Ak selaku Ketua Departemen Akuntasi sekaligus Dosen Pembimbing Akademik yang telah mengarahkan penulis selama menjalani pendidikan.

4. Terima kasih kepada suluruh Dosen serta staf pegawai Departemen Akuntansi FE USU.

5. Bapak Yustinus Rudi Antoko selaku Regional Operation Head PT. Asuransi Adira Dinamika yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

6. Teristimewa buat kedua orang tua tercinta, ayahanda Syahrul Aruan dan ibunda Muhabbah Lubis, dengan penuh kasih sayang, telah banyak berkorban dan selalu mendoakan, membimbing, dan mendukung penulis. 7. Spesial buat adinda tercinta Nora Zahara yang selama ini dengan tulus

ikhlas mendampingi penulis dalam suka dan duka.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pendidikan dan perkembangan ilmu pengetahuan khususnya bagi mahasiswa Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semoga kita semua tetap dalam Rahmat Allah SWT. Amin.

Medan, 5 Juli 2008

Penulis,

Muhammad Hamdan Abdul Gafur


(5)

ABSTRACT

Recently, insurance industry especially general insurance has been growth rapidly as the growth of societies economics and the development of business. Insurance become one of the key to minimize the risk of lost.

PT. Asuransi Adira Dinamika Regional Operation IV Medan, as one of the general insurance has some of theis general insurance product, one of them is motor vehicle insurance named autocillin. The company main income is from insurance premium and the main expense is from the claim itself.

Insurance transaction become relative complicated because the income itself already know and can be calculated on the other hand the main expense, which is claim are not certain in time and amount. Income and claim expense recognition are based on accrual basis. Income is recognized when the transaction is happened eventhough there is no cash accepted. In this case, income is recorded and recognized when the policy is inforce. Though, claim expense are recognized when the liability to cover the claim.


(6)

ABSTRAK

Dewasa ini, industri asuransi khususnya asuransi kerugian semakin berkembang selaras dengan perkembangan dunia usaha dan peningkatan kemampuan ekonomi masyarakat. Asuransi dipandang penting sebagai salah satu cara untuk meminimalkan risiko kerugian yang mungkin terjadi.

PT. Asuransi Adira Dinamika Regional Operation IV Medan, sebagai salah satu perusahaan asuransi umum telah memiliki berbagai produk asuransi kerugian yang salah satunya adalah produk asuransi kendaraan bermotor dengan brand autocillin. Sebagai perusahaan asuransi, maka pendapatan utama diperoleh dari premi asuransi sedangkan beban utama adalah beban klaim.

Transaksi Asuransi menjadi relatif rumit karena pendapatan yang bersumber dari premi dikatahui dan terjadi lebih dahulu sedangkan beban utamanya yaitu beban klaim belum terjadi dan diliputi ketidakpastian baik waktu maupun jumlahnya.Pengakuan pendapatan dan beban klaim menganut dasar akrual. Pendapatan diakui pada saat terjadinya transaksi meskipun kas belum diterima. Dalam hal ini pendapatan dicatat dan diakui pada saat terbitnya pilis. Sedangkan beban klaim diakui pada saat timbulnya kewajiban untuk memenuhi klaim.


(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ………... iv

DAFTAR ISI ………. v

DAFTAR LAMPIRAN ………. vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Batasan Masalah ... 7

C. Perumusan Masalah ... 7

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

E. Kerangka Konseptual ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Asuransi Kerugian ... 10

1. Pengertian Asuransi Kerugian ... 10

2. Fungsi dan Manfaat Asuransi Kerugian ... 12

3. Asuransi Kendaraan Bermotor ... 17

B. Pengertian Pendapatan dan Beban ... 22

1. Pengertian Pendapatan ... 22

2. Pengertian beban ... 26

C. Jenis-Jenis Pendapatan dan Beban ... 29

1. Jenis pendapatan ... 29

2. Jenis beban ... 31

D. Pengakuan Pendapatan dan Beban Menurut PSAK No. 28 ... 32

1. Pengakuan Pendapatan ... 33


(8)

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 40

B. Jenis Penelitian ... 40

C. Jenis Data ... 40

D. Teknik Pengumpulan Data ... 41

E. Teknik Analisis Data ... 42

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian ... 43

1. Gambaran Umum Perusahaan ... 43

2. Sejarah Singkat Perusahaan ... 46

3. Struktur Organisasi ... 47

4. Produk perusahaan ... 64

5. Kebijakan Pengakuan Pendapatan ... 65

6. Kebijakan Pengakuan Beban Klaim ... 69

B. Analisis Hasil Penelitian ... 71

1. Analisis Kebijakan Pengakuan Pendapatan Sesuai PSAK No. 28 ... 71

2. Analisis Kebijakan Pengakuan Beban Klaim Sesuai PSAK No. 28 ... 74

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 77

B. Saran ... 77

DAFTAR PUSTAKA ... 80 LAMPIRAN


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Lampiran

1 Struktur Organisasi PT. Asuransi Adira Dinamika Regional Operation IV Medan

2 Laporan Laba Rugi PT. Asuransi Adira Dinamika

3 Laporan Perubahan Ekuitas PT. Asuransi Adira Dinamika 4 Neraca PT. Asuransi Adira Dinamika


(10)

ABSTRACT

Recently, insurance industry especially general insurance has been growth rapidly as the growth of societies economics and the development of business. Insurance become one of the key to minimize the risk of lost.

PT. Asuransi Adira Dinamika Regional Operation IV Medan, as one of the general insurance has some of theis general insurance product, one of them is motor vehicle insurance named autocillin. The company main income is from insurance premium and the main expense is from the claim itself.

Insurance transaction become relative complicated because the income itself already know and can be calculated on the other hand the main expense, which is claim are not certain in time and amount. Income and claim expense recognition are based on accrual basis. Income is recognized when the transaction is happened eventhough there is no cash accepted. In this case, income is recorded and recognized when the policy is inforce. Though, claim expense are recognized when the liability to cover the claim.


(11)

ABSTRAK

Dewasa ini, industri asuransi khususnya asuransi kerugian semakin berkembang selaras dengan perkembangan dunia usaha dan peningkatan kemampuan ekonomi masyarakat. Asuransi dipandang penting sebagai salah satu cara untuk meminimalkan risiko kerugian yang mungkin terjadi.

PT. Asuransi Adira Dinamika Regional Operation IV Medan, sebagai salah satu perusahaan asuransi umum telah memiliki berbagai produk asuransi kerugian yang salah satunya adalah produk asuransi kendaraan bermotor dengan brand autocillin. Sebagai perusahaan asuransi, maka pendapatan utama diperoleh dari premi asuransi sedangkan beban utama adalah beban klaim.

Transaksi Asuransi menjadi relatif rumit karena pendapatan yang bersumber dari premi dikatahui dan terjadi lebih dahulu sedangkan beban utamanya yaitu beban klaim belum terjadi dan diliputi ketidakpastian baik waktu maupun jumlahnya.Pengakuan pendapatan dan beban klaim menganut dasar akrual. Pendapatan diakui pada saat terjadinya transaksi meskipun kas belum diterima. Dalam hal ini pendapatan dicatat dan diakui pada saat terbitnya pilis. Sedangkan beban klaim diakui pada saat timbulnya kewajiban untuk memenuhi klaim.


(12)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar mengenai orang sakit atau terluka atau bahkan meninggal dunia karena suatu kecelakaan. Bangunan atau pabrik yang terbakar habis dilalap api. Barang-barang yang bernilai tinggi habis dicuri. Kendaraan bermotor saling bertabrakan. Sebuah pesawat terbang jatuh. Kapal laut karam atau tenggelam. Bencana alam, seperti banjir atau gempa bumi. Kesemua kejadian itu tidak jarang menimbulkan korban jiwa atau menimbulkan kerugian harta benda.

Gambaran diatas merupakan risiko, karena risiko hampir selalu dijumpai dalam segi kehidupan manusia, baik itu kehidupan secara individu, keluarga, maupun masyarakat. Bagi orang awam, risiko sering dikaitkan dengan sesuatu yang berdampak negatif, seperti menghadapi bahaya, ketidakpastian, kesulitan, musibah, atau hal-hal lain yang sifatnya merugikan.

Berhubung risiko itu hampir selalu melekat dalam kehidupan manusia, maka kita harus mengelolanya dengan sebaik-baiknya melalui suatu cara atau teknik tertentu agar dampak yang ditimbulkannya tidak berpengaruh terhadap tujuan atau kegiatan manusia. Tindakan-tindakan atau usaha-usaha untuk mengatasi risiko itu dikenal dengan manajemen risiko (risk management).

Satu hal penting yang patut disadari, bahwa dibalik risiko-risiko itu terdapat mekanisme yang canggih, yang jika digunakan sebagaimana mestinya


(13)

2

dapat sangat meringankan kesulitan keuangan yang ditimbulkannya. Mekanisme dimaksud adalah asuransi, yang dipandang sebagai mekanisme yang benar-benar sangat penting peranannya dalam kehidupan modern saat ini. Jadi asuransi merupakan salah satu upaya untuk menanggulangi berbagai risiko yang mungkin timbul, baik pada diri seseorang maupun terhadap harta benda yang dimilikinya.

Sebelum membahas lebih jauh mengenai masalah asuransi, sebaiknya memahami terlebih dahulu mengenai konsep risiko dan cara-cara pengelolaannya, sebab risiko merupakan masalah inti dalam asuransi dan asuransi tidak akan ada apabila tidak ada risiko. Risiko didefinisikan sebagai suatu ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa. Semua orang menyadari bahwa dunia penuh dengan ketidakpastian. Ketidakpastian mengakibatkan adanya risiko yang merugikan bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Terlebih lagi dalam dunia bisnis, ketidakpastian beserta risikonya merupakan sesuatu yang tidak dapat diabaikan begitu saja.

Menurut sifatnya, risiko dibedakan menjadi empat jenis yaitu :

1. Risiko murni, yaitu risiko yang apabila terjadi menimbulkan kerugian dan terjadinya tanpa disengaja. Misalnya : risiko akibat kebakaran, bencana alam, pencurian, dam kecelakaan.

2. Risiko spekulatif, yaitu risiko yang diakibatkan oleh orang dalam usahanya untuk memperoleh keuntungan.

3. Risiko fundamental, yaitu risiko yang mengakibatkan kerugian yang sangat besar, seperti banjir, angin topan, gempa bumi, dan tsunami.

4. Risiko khusus, yaitu risiko yang bersumber pada peristiwa yang mandiri dan akibat yang ditimbulkannya terbatas pada objek spesifik.


(14)

3

Manajemen risiko adalah suatu proses pengelolaan risiko yang mencakup identifikasi, evaluasi, dan pengendalian risiko yang dapat mengancam kelangsungan usaha atau aktifitas manusia. Identifikasi risiko (risk identification) adalah suatu usaha untuk menemukan atau mengetahui risiko – risiko yang mungkin timbul dalam kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan. Evaluasi risiko (risk evaluation) merupakan usaha menemukan kerugian maksimum yang mungkin timbul dan seberapa besar dampak risiko atau kemungkinan kerugian itu terhadap perusahaan seandainya itu terjadi. Pengendalian risiko (risk control) merupakan proses terakhir dalam manajemen risiko. Proses pengendalian risiko ini dapat dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu pengendalian risiko secara fisik (physical control of risk) dan pengendalian risiko secara keuangan (financial control of risk). Pada pendekatan pengendalian risiko secara keuangan (financial control of risk) inilah diperlukan perlindungan dari asuransi.

Asuransi adalah suatu transaksi pertanggungan yang melibatkan dua pihak, yaitu tetanggung dan penanggung. Dalam hal ini perusahaan asuransi bertindak selaku penanggung terhadap kemungkinan risiko kerugian yang dialami tetanggung. Mekanismenya adalah dengan penanggung menerima sejumlah premi (uang) menjamin pihak tertanggung bahwa ia akan mendapatkan penggantian terhadap suatu kerugian yang mungkin dideritanya sebagai akibat dari suatu peristiwa yang semula belum tentu akan terjadi atau yang semula belum dapat ditentukan saat terjadinya.

Dewasa ini industri asuransi semakin berkembang seiring dengan semakin meningkatnya pemahaman masyarakat tentang pentingnya perlindungan terhadap


(15)

4

risiko yang mungkin terjadi dalam kehidupan sehingga dapat meminimalkan kerugian yang diderita dari timbulnya risiko tersebut. Dilihat dari jenisnya, asuransi terbagi atas 2 jenis, yaitu asuransi jiwa (life insurance) dan asuransi umum (general insurance). Perbedaan dari kedua jenis asuransi ini hanya terletak pada perlindungan yang dibarikan. Asuransi jiwa memberikan perlindungan personal terhadap individu maupun keluarga, seperti asuransi kecelakaan, kesehatan, dan kematian. Sedangkan asuransi umum atau asuransi kerugian memberikan perlindungan atas kerugian finansial dari risiko tertentu baik bagi individu maupun bisnis, seperi asuransi kebakaran (fire), asuransi kendaraan bermotor, asuransi alat berat (heavy equipment), asuransi pengangkutan laut, dan sebagainya.

Industri asuransi merupakan salah satu jenis industri yang bergerak dalam bidang jasa keuangan. Untuk dapat memberikan pelayanan dibidang jasa keuangan, perusahaan asuransi harus memiliki sistem informasi yang tepat dalam hubungannya dengan proses pengambilan keputusan. Informasi yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan dapat dilihat melalui laporan keuangan yang dibuat manajemen. Laporan laba rugi adalah salah satu informasi yang memperlihatkan kinerja keuangan perusahaan untuk melihat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.

Secara umum, laba merupakan selisih antara keseluruhan pendapatan dan beban suatu perusahaan dalam periode tertentu. Dengan kata lain, pendapatan dan beban merupakan unsur penting dalam menyajikan informasi laporan laba rugi.


(16)

5

Oleh sebab itu diperlukan adanya pengakuan yang tepat dalam unsur pendapatan dan beban.

Dalam menentukan pengakuan pendapatan dan beban sering menjadi masalah. Pengakuan dilakukan dengan mencatat dan mencantumkan pendapatan dan beban dalam lporan laba rugi. Pengakuan perlu dilakukan pada saat yang tepat atas suatu kejadian ekonomi yang menghasilkan pendapatan dan beban. Bila pendapatan maupun beban yang diakui tidak sama dengan yang seharusnya, maka informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi menjadi tidak tepat dan dapat menyebabkan kesalahan dalam pengambilan keputusan oleh para pemakainya.

PT. Asuransi Adira Dinamika Regional Operation IV Medan merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa asuransi umum atau asuransi kerugian (pertanggungan risiko kerugian finansial) yang timbul sebagai akibat dari suatu peristiwa yang tidak pasti. Produk unggulan dari perusahaan ini adalah asuransi kendaraan bermotor yang terdiri dari asuransi mobil dengan brand Autocillin dan asuransi sepeda motor dengan brand Motopro. Selain itu juga ada beberapa produk asuransi lain yang ditawarkan yaitu asuransi kebakaran (fire), asuransi pengangkutan barang (merine cargo), asuransi rangka kapal (merine hull), asuransi alat berat (heavy equipment), asuransi tanggung gugat (liability), kecelakaan diri (personal accident), dan asuransi rekayasa (enginering).

Sebagai salah satu perusahaan jasa, maka pendapatan perusahaan dalam suatu periode akuntansi tentunya berasal dari penjualan produk-pruduk jasa yang dikelolanya namun dalam operasionalnya agak berbeda dengan perusahaan jasa lainnya. Transaksi asuransi menjadi relatif rumit karena pendapatan yang


(17)

6

bersumber dari premi diketahui dan terjadi terlebih dahulu sementara beban utamanya yaitu beban klaim belum terjadi dan diliputi ketidakpastian baik waktu kejadian maupun jumlahnya.

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah mengeluarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 28 sebagai pedoman dalam mengatur pengakuan pendapatan dan beban yang berkaitan secara khusus dengan industri asuransi kerugian. Standard akuntansi ini merupakan acuan bagi perusahaan asuransi dalam memproses seluruh transaksi hingga penyajian laporan keuangan khususnya terhadap pencatatan dan pengakuan pendapatan dan beban.

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 28 mengalami revisi pada tanggal 22 Maret 1996 dimana sejak tanggal efektif berlakunya pernyataan standar akuntansi ini, maka Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 28 yang lama tidak berlaku lagi. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) terbaru saat ini per 1 April 2004 masih memakai PSAK No. 28 (revisi 1996) sebagai standard untuk akuntansi asuransi kerugian.

Kebijakan akuntansi perusahaan tentang pengakuan pendapatan adalah mengakui dan mencatat pendapatan premi sejak berlakunya polis. Pendapatan premi asuransi yang berjangka waktu lebih dari satu tahun diakui sebagai pendapatan premi tangguhan dan diamortisasi sesuai dengan periode berlakunya polis asuransi. Sedangkan untuk pengakuan beban klaim sehubungan dengan terjadinya kerugian terhadap objek asuransi yang dipertanggungkan meliputi klaim yang telah disetujui (approved claims), klaim yang masih dalam proses (outstanding claims), klaim yang terjadi namun belum dilaporkan


(18)

(Incurred-But-7

Not Reported), dan beban penyesuaian klaim (claim settlement expenses). Perubahan jumlah estimasi kewajiban klaim, sebagai akibat proses penelaahan lebih lanjut dan perbedaan antara jumlah estimasi klaim dengan klaim yang dibayarkan, diakui dalam laporan laba rugi pada periode terjadinya perubahan.

Berdasarkan uraian diatas, dapat diketahui bahwa proses akuntansi untuk perusahaan asuransi cukup kompleks. Oleh karena itu, penulis tertarik membahas hal tersebut melalui suatu penelitian yang dilakukan di PT. Asuransi Adira Dinamika Regional Operation IV Medan untuk mengetahui kebijakan akuntansi perusahaan dalam hal pengakuan pendapatan dan beban klaim dan menuangkannya dalam judul “Pengakuan Pendapatan dan Beban Klaim Sesuai PSAK No. 28 Pada PT. Asuransi Adira Dinamika Regional Operation IV Medan”.

B. Batasan Masalah

Karena pendapatan dan beban yang ada di PT. Asuransi Adira Dinamika Regional Operation IV Medan ada beberapa jenis dan juga produk asuransi yang cukup banyak, maka penulis membatasi masalah hanya pada pengakuan pendapatan premi dan beban klaim asuransi kendaraan bermotor yang termasuk didalamnya asuransi mobil dan sepeda motor.

C. Perumusan Masalah

Untuk dapat mengarahkan penelitian agar lebih sistematis dan terfokus maka penulis membatasi pokok permasalahan dengan merumuskannya dalam


(19)

8

bentuk pertanyaan, yaitu apakah kebijakan akuntansi yang diterapkan oleh perusahaan dalam hal pengakuan pendapatan premi dan beban klaim asuransi kendaraan bermotor sudah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 28 tentang akuntansi asuransi kerugian.

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui kebijakan akuntansi yang diterapkan perusahaan dalam hal pengakuan pendapatan premi dan beban klaim asuransi kendaraan bermotor.

2. Untuk menganalisa dan mengevaluasi kebijakan perusahaan dalam pengakuan pendapatan dan beban klaim apakah sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum.

Disamping itu, manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Bagi penulis penelitian ini bertujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang asuransi kerugian khususnya asuransi kendaraan bermotor dan proses yang ada didalamnya.

2. Sebagai bahan masukan bagi perusahaan dalam menentukan kebijakan akuntansi, khususnya mengenai pencatatan dan pengakuan pendapatan dan beban klaim.

3. Sebagai literatur tambahan, khususnya bagi kalangan mahasiswa yang ingin mengetahui tentang asuransi kerugian terutama asuransi kendaraan bermotor.


(20)

9

E. Kerangka Konseptual

Asuransi Kendaraan Bermotor (Autocillin dan Motopro) PT. Asuransi Adira Dinamika

Pengakuan Pendapatan dan Beban Klaim

Tetanggung

Kebijakan Akuntansi Perusahaan

PSAK No. 28 Tentang Akuntansi Asuransi Kerugian

Data Penelitian Standar Penelitian

Pengakuan Pendapatan dan Beban KIaim Sesuai PSAK No. 28


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Asuransi Kerugian

Keberadaan asuransi bukanlah menghilangkan atau membatalkan suatu risiko, melainkan akan memberikan bantuan keuangan (financial) kepada mereka yang mengalami kerugian akibat risiko tersebut. Jika demikian halnya, maka apabila seseorang memiliki sebuah gedung dengan nilai sebesar Rp 10 milyar misalnya, dapat meminta penutupan asuransi kepada perusahaan asuransi atas gedung tersebut. Seandainya gedung itu mengalami kerusakan akibat kebakaran, maka ia akan mendapat atau menerima penggantian keuangan (financial compensation) dari pihak perusahaan asuransi.

Berdasarkan uraian diatas jelas bahwa asuransi mampu memberikan jaminan keuangan (financial security) kepada pihak tertanggung atas kerugian yang dialami akibat terjadinya risiko sehingga nilai kerugian tersebut dapat diminimalkan.

1. Pengertian Asuransi Kerugian

Dalam Pasal 246 Kitab Undang – Undang Hukum Dagang (KUHD) definisi asuransi adalah suatu transaksi pertanggungan yang melibatkan dua pihak, yaitu tertanggung dan penanggung. Dalam hal ini perusahaan asuransi bertindak selaku penanggung terhadap kemungkinan risiko kerugian yang dialami tertanggung. Mekanismenya adalah dengan


(22)

penanggung menerima sejumlah premi (uang) menjamin pihak tertanggung bahwa ia akan mendapatkan penggantian terhadap suatu kerugian yang mungkin dideritanya sebagai akibat dari suatu peristiwa yang semula belum tentu akan terjadi atau yang semula belum dapat ditentukan saat terjadinya.

Berdasarkan defenisi tersebut, maka dalam asuransi terkandung empat unsur, yaitu :

1. Pihak tertanggung (insured) yang berjanji untuk membayar premi kepada pihak penanggung sekaligus atau secara berangsur – angsur. 2. Pihak penanggung (insurer) yang berjanji akan membayar sejumlah

uang (penggantian) kepada pihak tertanggung sekaligus atau secara berangsur – angsur. Apabila terjadi sesuatu yang mengandung unsur tidak tertentu.

3. Suatu peristiwa (accident) yang tidak tertentu (tidak diketahui sebelumnya).

4. Kepentingan (interest) yang mungkin akan mengalami kerugian karena peristiwa yang tidak tertentu.

Menurut William dan Heins yang dikutip oleh Djojosoedarso (2003 : 74) mendefinisikan suransi berdasarkan dua sudut pandang, yaitu :

1. Asuransi adalah suatu pengamanan terhadap kerugian finansial yang dilakukan oleh seorang penanggung.

2. Asuransi adalah suatu persetujuan dengan mana dua atau lebih orang atau badan mengumpulkan dana untuk menanggulangi kerugian finansial.

Pengertian asuransi kerugian menurut Molengraaff seperti yang dikutip oleh Djojosoedarso (2000 : 74) :


(23)

Asuransi kerugian adalah persetujuan dengan mana satu pihak penanggung mengikatkan diri terhadap yang lain – tertanggung – untuk mengganti kerugian yang dapat diderita oleh tertanggung, karena terjadinya suatu peristiwa yang telah ditunjuk dan yang belum tentu secara kebetulan, dengan mana pula tertanggung berjanji untuk membayar premi.

Menurut Salim (2001 : 1) “Asuransi kerugian ialah suatu kemana untuk menetapkan kerugian kecil (sedikit) yang sudah pasti sebagai kerugian (substitusi) kerugian – kerugian besar yang belum pasti”.

Dari defenisi tersebut diatas dapat diketahui bahwa orang bersedia membayar kerugian yang sedikit untuk masa sekarang agar bisa menghadapi kerugian – kerugian besar yang mungkin terjadi dimasa yang akan datang.

2. Fungsi dan Manfaat Asuransi Kerugian

Asuransi kerugian adalah asuransi yang menjamin kerugian atau kerusakan pada harta benda atau kepentingan yang secara langsung disebabkan oleh suatu peristiwa yang tidak diketahui sebelumnya.

Ada tiga fungsi asuransi, yaitu : a. Fungsi utama

Fungsi utama asuransi terdiri dari : 1. Pengalihan risiko (risk transfer)

Asuransi merupakan mekanisme pengalihan risiko, dimana seseorang atau perusahaan dapat mengalihkan risikonya kepada perusahaan asuransi dengan membayar premi asuransi dalam jumlah yang jauh lebih kecil dari pada kerugian yang mungkin


(24)

terjadi. Tanpa asuransi seseorang atau perusahaan akan menghadapi banyak ketidakpastian, baik mengenai kerugian itu sendiri maupun besarnya kerugian apabila kerugian itu benar– benar terjadi.

2. Wadah dana bersama (the common pool)

Premi–premi yang diterima oleh perusahaan asuransi (penanggung) dari para tertanggungnya akan dikumpulkan oleh penanggung ke dalam suatu wadah dana bersama (pool) untuk setiap jenis risiko yang sama, kemudian setiap ganti rugi yang dibayar diambil dari pool tersebut.

Dengan demikian secara singkat fungsi utama asuransi adalah memberikan mekanisme pengalihan risiko melalui penggunaan wadah dana bersama, dimana setiap pemegang polis membayar premi dalam jumlah yang seimbang sesuai dengan tingkat risiko kerugian yang ditimbulkannya.

b. Fungsi tambahan

Adapun fungsi tambahan dari asuransi, yaitu : 1. Rangsangan bagi pengembangan usaha

Rangsangan terpenting dari pengembangan usaha adalah suntikan tambahan dana dari bidang usaha yang produktif. Namun demikian, dana tersebut harus dapat segera dicairkan (likuid) jika terjadi keadaaan darurat yang dapat membahayakan usaha utama mereka. Investasi kepada pihak


(25)

lain (eksternal) biasanya memberikan keuntungan yang lebih kecil dibanding dengan investasi di perusahaan itu sendiri. Namun investasi internal biasanya tidak mudah dicairkan. Dengan menggunakan asuransi, yang hanya menyisihkan sebagian kecil dana untuk pembayaran premi asuransi, suatu perusahaan dapat menggunakan dana cadangan itu untuk investasi internal, misalnya perluasan pabrik.

2. Pencegahan kerugian (loss prevention)

Perusahaan asuransi umumnya mempekerjakan para ahli untuk memeriksa pabrik, kapal, dan proses produksi yang dijalankan oleh tertanggung. Mereka akan memberikan rekomendasi mengenai langkah–langkah yang harus diambil untuk mencegah terjadinya kerugian. Rekomendasi itu dapat diberikan pada saat perencanaan atau pada saat usaha telah berjalan.

3. Pengendalian kerugian (loss control)

Para ahli asuransi sadar bahwa betapapun usaha yang diberikan untuk mencegah terjadinya kecelakan, karena keterbatasan manusia, maka kerugian akan tetap saja mungkin terjadi. Karena itu, mereka juga berusaha menemukan cara–cara untuk memperkecil tingkat kerugian jika kerugian itu tetap terjadi.


(26)

4. Manfaat sosial (social benefit)

Asuransi dapat menjaga stabilitas sosial dan ekonomi masyarakat.

5. Tabungan (saving)

Manfaat lain dari asuransi adalah sebagai salah satu bentuk tabungan, misalnya asuransi pensiun, asuransi pendidikan anak, dan lain – lain. Polis asuransi itu umumnya berjangka panjang dan jika tertanggung membatalkannya, maka uang akan dikembalikan dengan dipotong dengan penalti.

c. Fungsi lainnya

Fungsi lain dari asuransi adalah fungsi tambahan yang muncul secara tidak langsung akibat terjadinya proses pengalihan. Fungsi lain (tidak langsung) asuransi, yaitu :

1. Penanaman modal (investment of fund)

Dana yang terkumpul dari premi yang diterima oleh perusahaan asuransi kemungkinan hanya akan berumur pendek, sebab klaim dapat terjadi setiap saat. Oleh sebab itu, dana harus diinvestasikan secermat mungkin sehingga dapat memberikan keuntungan (return) yang cukup untuk mengantisipasi inflasi dan laba perusahaan.

Dana selain disimpan di bank, ada juga dalam bentuk investasi lain yang tingkat keuntungannya lebih besar. Beberapa jenis investasi yang biasa dilakukan adalah :


(27)

 Pinjaman jangka pendek dan menengah bagi pemerintah

 Berbagai pinjaman bagi dunia usaha/industri  Pembelian saham – saham perusahaan  Bidang property

 Reksadana

2. Pemasukan devisa (invisible earning)

Perusahaan asuransi juga membuka polis untuk tertanggung yang berada di luar negeri. Premi yang diterima untuk jenis asuransi ini merupakan sumber pemasukan devisa bagi negara. Adapun manfaat asuransi adalah sebagai berikut :

a. Memberikan rasa aman. Bahwa setiap orang selain ingin memenuhi kebutuhan pokoknya juga berusaha untuk berlindung dari segala ancaman bahaya terhadap diri, harta benda, maupun kepentingannya.

b. Melengkapi persyaratan kredit. Contoh pada pembiayaan untuk membeli kendaraan, maka perusahaan pembiayaan akan mensyaratkan untuk membeli perlindungan asuransi atas objek tersebut.

c. Mempercepat laju pertumbuhan ekonomi. Dana-dana yang berhasil dikumpulkan oleh perusahaan asuransi biasanya ditanamkan diberbagai instrumen investasi. Dana ini disalurkan


(28)

oleh institusi keuangan seperti perbankan kepada sektor riil untuk pembangunan.

d. Mengurangi biaya modal. Dengan pengalihan risiko ke pihak perusahaan asuransi, maka cadangan modal untuk menutupi risiko dapat dikurangi.

e. Menjamin stabilitas usaha. Dengan penjaminan dari asuransi di saat musibah melanda, maka kerugian usaha dapat dengan segera dipulihkan.

f. Memastikan biaya untuk risiko usaha. Setiap usaha membutuhkan kepastian untuk memperoleh laba. Pembayaran uang premi telah memastikan biaya untuk menjalankan usaha dari risiko-risiko murni, seperti kebakaran.

3. Asuransi Kendaraan Bermotor

Asuransi kendaraan bermotor adalah pertanggungan kerugian atau kerusakan terhadap kendaraan bermotor. Pada prinsipnya, jaminannya adalah terhadap kerusakan kendaraan bermotor itu sendiri dan tanggungjawab

hukum terhadap pihak lain yang dirugikan pada saat menggunakan kendaraan tersebut.

Kendaraan bermotor menurut Undang – Undang Lalu Lintas Angkutan Jalan No. 14/192, pasal 1 ayat 7 adalah kendaraan yang digerakkan oleh peralatan teknik yang berada pada kendaraan itu. Wording polis asuransi kendaraan bermotor yang digunakan di Indonesia merupakan ketentuan


(29)

jaminan standar yang disusun oleh Dewan Asuransi Indonesia dan digunakan oleh semua perusahaan asuransi yang beroperasi di Indonesia.

Kendaraan bermotor telah dibuat dan dipasarkan sekitar tahun 1980-an. Namun asuransi belum dibutuhkan saat itu karena karakter kendaraan pada saat itu belum mambahayakan seperti saat ini. Namun sempat dicatat juga behwa transaksi asuransi telah dibuat pada periode ini dengan jumlah transaksi yang minim.

Pada awal tahun 1900, mobil sudah mulai populer dengan diproduksinya mobil Ford tipe T dan kendaraan produksi Daimler Benz. Pada perang dunia pertama 1914, kendaraan sangat dibutuhkan untuk keperluan perang. Sejak saat itu mobil sudah menjadi pemandangan umum didataran Eropa barat.

Catatan perkembangan asuransi di Inggris dapat dijadikan pioner perkenbangan selanjutnya. Pada tahun 1930, pemerintah Inggris mengeluarkan Undang – Undang yang disebut Road Traffic Act yang mengharuskan pengemudi kendaraan untuk membayar ganti rugi kepada pihak – pihak lain yang dirugikan. Maka sejak saat itu, asuransi merupakan pilihan paling efisien untuk mengatasi potensi risiko yang mungkin terjadi. Pada Road Traffic Act yang telah direvisi, asuransi tanggung gugat merupakan syarat harus dimiliki untuk dapat mengemudi di dataran Inggris Raya.

Di Indonesia, Undang Undang Lalu Lintas yang berlaku juga memuat menentukan bahwa setiap pengemudi harus bertanggungjawab terhadap kerugian pihak lain yang tidak bersalah. Ironisnya, masyarakat umum yang


(30)

membeli asuransi bukan bertujuan untuk memproteksi dari tuntutan pihak lain tersebut, namun lebih mementingkan kebutuhan untuk merawat kendaraan agar tetap mulus. Kondisi seperti ini terjadikarena para pihak yang mengalami musibah tidak begitu mempermasalahkan tuntutan atas kerugian yang dialami. Umumnya masyarakat Indonesia memandang kerugian yang dialami adalah musibah, baik untuk kerugian kecil hingga kerugian fatal seperti meninggal dunia.

Kondisi pertanggungan dasar yang dapat dijamin oleh perusahaan asuransi terdiri dari :

1. Kerusakan kendaraan

2. Tanggung gugat, yang terdiri atas : a. Tanggungjawab hukum pihak ketiga b. Tanggungjawab hukum penumpang

Pertanggungan (coverage) yang diberikan pihak asuransi untuk asuransi kendaraan bermotor dapat dibedakan menjadi :

1. Comprehensive (gabungan)

Banyak orang menyebut pertanggungan ini dengan nama All risk, namun sebutan itu tidak begitu adanya, karena terdapat juga risiko – risiko yang dikecualikan. Disebut Comprehensive atau gabungan karena jenis ini ditawarkan dengan jaminan tangggung gugat terhadap pihak lain(disebut juga pihak ketiga).kerusakan atau kerugian yang dapat diganti oleh asuransi mulai dari kerugian akibat tergores, penyok, kehilangan bagian kendaraan hingga


(31)

kerugian total. Setiap klaim akan dikenakan biaya risiko sendiri (own risk) yang merupakan biaya yang harus dikeluarkan oleh pemegang polis (tertanggung) setiap kali kejadian pada saat mengajukan klaim.

2. Total Loss Only (TLO)

Jaminan dengan pertanggungan ini tetap menggunakan ketentuan risiko seperti pada pertanggungan comprehensive, namun kerugian yang dapat diganti jika terjadi kerugian total, dengan kata lain jumlah kerugian telah melebihi 75% dari harga pasar kendaraan tersebut. Karena penggantian baru bisa diperoleh setelah ada kerusakan yang besar atau kehilangan, tentunya pertanggungan jenis ini lebih murah dibandingkan jenis comprehensive. Biasanya, jumlah premi mencapai 50% bahkan lebih rendah dibandingkan dengan premi jenis comprehensive.

Untuk asuransi kendaraan bermotor, ada ketentuan mengenai risiko yang dijamin atas kendaraan yang menjadi objek pertanggungan. Rincian dari risiko yang dijamin tersebut adalah sebagai berikut :

1. Kerugian/kerusakan kendaraan, yang disebabkan oleh : a. Tabrakan, benturan, terbalik, tergelincir dari jalan b. Perbuatan jahat orang lain

c. Pencurian kendaraan atau peralatannya d. Kerugian karena kebakaran


(32)

f. Kerusakan pada saat pengangkutan 2. Tanggung jawab hukum pihak ketiga

Selain risiko – risiko yang dijamin seperti yang dijelaskan diatas, ada pula pengecualian atau risiko yang tidak dijamin, yaitu : a. Hilang keuntungan/upah/berkurangnya nilai keuangan lainnya b. Pencurian perlengkapan non standar

c. Kerusakan atau kerugian akibat penggelapan

d. Kerugian akibat perbuatan jahat suami/istri, keluarga tertanggung, suruhan tertanggung, atau orang yang bekerja pada tertanggung

e. Menarik atau mendorong kendaraan lain, untuk perlombaan kecepatan

f. Belajar mengemudi, manarik trailer g. Kelebihan muatan

h. Dijalankan dalam keadaan rusak

i. Dikemudikan oleh seseorang yang tidak memiliki SIM j. Masuk/melewati jalan tertutup atau terlarang

k. Atas barang – barang yang diangkut

l. Radiasi nuklir, pencemaran radio aktif, reaksi inti atom

m. Perang, penyerbuan, aksi musuh asing, perang saudara, pemberontakan, pergolakan sipil/militer, pengacauan, terorisme, penggunaan kekerasan, revolusi, pengambilalihan kekuasaan


(33)

n. Kerusuhan pemogokan atau gangguan ketertiban umum o. Keausan

p. Harta benda yang dimuat atau dibongkar

q. Gempa bumi, letusan gunung berapi, angin topan, badai, banjir, genangan air atau geologi atau meteorologi lainnya

Setiap pemegang polis dapat mengajukan perluasan jaminan pada pihak asuransi atas kendaraan yang dipertanggungkan. Perluasan jaminan ini berbeda-beda untuk setiap perusahaan asuransi. Untuk mendapatkan perluasan jaminan pertanggungan tersebut, tertanggung harus membayar premi tambahan sebesar rate tertentu yang telah ditetapkan. Adapun perluasan jaminan yang umum dijumpai adalah :

1. Medical expense, yaitu biaya pengobatan untuk pengemudi dan penumpang dalam jumlah tertentu.

2. Personal Accident

3. Perluasan jaminan huru hara, terorisme, sabotase 4. Perluasan jaminan banjir

Dalam asuransi kendaraan bermotor, premi harus dibayar lunas terlebih dahulu dalam waktu 14 hari sejak terbit polis. Bila tidak, maka berlakunya pertanggungan ditunda oleh penanggung tanpa pemberitahuan terlebih dahulu dan jika terjadi kerugian kendaraan bermotor yang dipertanggungkan, tertanggung tidak dapat mengajukan klaim dan memperoleh ganti rugi. Penundaan akan berakhir 24 jam sesudah premi diterima oleh penanggung. Apabila sampai dengan 90 hari kalender sejak


(34)

terbitnya polis premi tidak juga dibayar oleh tertanggung, maka polis akan dibatalkan secara otomatis.

Dalam hal pengajuan tuntutan klaim, tertanggung wajib memberitahukan secara tertulis maupun lisan yang diikuti laporan tertulis bila terjadi kerugian atas kendaraan bermotor yang dipertanggungkan selambat-lambatnya 3 hari sejak kejadian.

B. Pengertian Pendapatan dan Beban 1. Pengetian Pendapatan

Pendapatan secara sederhana merupakan arus masuk aktiva kedalam perusahaan yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan dapat berbeda – beda tergantung jenis usaha yang dilakukan perusahaan. Pada perusahaan industri, pendapatan timbul terutama dari penjualan barang jadi. Dalam perusahaan dagang, pendapatan timbul terutama dari penjualan barang dagang. Sedangkan untuk perusahaan jasa, pendapatan diperoleh dari penyerahan jasa kepada pihak lain.

Menurtu Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam Standar Akuntansi Keuangan (2007 : 23.2) “Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal”.

Defenisi yang diberikan oleh IAI diatas menyatakan bahwa pendapatan hanya terdiri dari arus masuk bruto dan manfaat ekonomi yang diterima dan


(35)

bukan berasal dari pinjaman atau pertambahan ekuitas. Pendapatan yang diperoleh akan mengakibatkan bertambah atau hutang berkurang yang pada akhirnya akan mengakibatkan kenaikan ekuitas pemilik.

Pengertian pendapatan menurut Smith (2004 : 123) diartikan sebagai : ”Arus masuk aktiva atau penambahan lain atas aktiva suatu entitas atau penyelesaian kewajiban–kewajibannya (atau kombinasi keduanya) yang berasal dari penyerahan atau produksi barang, pemberian jasa atau aktivita– aktivitas lain yang merupakan operasi utama atau operasi inti yang berkelanjutan dari suatu entitas”.

Pendapatan menyatakan adanya arus kas masuk atau ekuivalen dengan kas secara nyata atau diharapkan ataupun penyelesaian kewajiban yang berasal dari aktivitas yang merupakan suatu kegiatan operasi utama yang terus berkelanjutan dari suatu entitas. Pertambahan aktiva yang berasal adari pendapatan dapat terjadi dalam berbagai bentuk, misalnya berbentuk kas, klaim pada pelanggan (piutang), penerimaan atau jasa lainnya, atau peningkatan nilai dari suatu produk yang dihasilkan dari suatu produksi.

Selain itu, pendapatan sering juga diartikan sebagai penghasilan. Tetapi bila ditinjau dari sudut pandang akuntansi, pendapatan (revenue) dan penghasilan (income) merupakan dua istilah yang berbeda. IAI dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan (2007 : 23,14) mendefinisikan penghasilan sebagai “kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau


(36)

penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal”.

Penghasilan meliputi pendapatan maupun keuntungan (gain). Sedangkan pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahaan yang biasa dan dikenal dengan sebutan yang berbeda seperti penjualan, penghasilan jasa, bunga, deviden, royalti, dan sewa sesuai dengan sifat operasi dan cara mengakui pendapatan tersebut. Meka dengan demikian pendapatan merupakan bagian dari penghasilan.

Konsep pendapatan dapat ditinjau dari dua sudut pandang terdiri dari : 1. Pendapatan menurut ilmu ekonomi

Pendapatan menurut ilmu ekonomi merupakan nilai maksimum yang dapat dikonsumsi oleh seseorang dalam seminggu dengan mengharapkan keadaan yang sama pada akhir periodeseperti keadaaan semula. Pengertian tersebut menitikberatkan pada pola kuantitatif pengeluaran terhadap konsumsi selama satu periode. Secara garis besar, pendapatan adalah jumlah harta kekayaan awal periode ditambah keseluruhan hasil yang diperoleh selama suatu periode, bukan hanya yang dikonsumsi. Defenisi pendapatan menurut ilmu ekonomi ini menutup kemungkinan lebih dari total harta kekayaan badan usaha pada awal periode, dan menekankan pada jumlah nilai statis pada akhir periode.


(37)

2. Pendapatan menurut akuntansi

Pendapatan sebagai salah satu faktor penentuan laba rugi suatu perusahaan belum mempunyai pengertian yang seragam. Banyak konsep pendapatan yang didefenisikan dari berbagai literatur dan teori akuntansi. Namun pada dasarnya konsep pendapatan dapat ditelusuri dari dua sudut pandang, yaitu :

a. Pandangan yang menekankan pada pertambahan atau peningkatan jumlah aktiva yang timbul sebagai hasil dari kegiatan operasional perusahaan (inflow concept).

b. Pandangan yang menekankan pada penciptaan barang dan jasa oleh perusahaan serta penyerahan barang dan jasa kepada konsumen atau produsen lainnya (outflow concept).

Dari dua sudut pandang konsep pendapatan menurut ilmu akuntansi tersebut, dapat dismpulkan bhawa pendapatan merupakan keseluruhan peningkatan jumlah aktiva atau pengurangan suatu kewajiban yang berasal dari penjualan barang dagangan atau aktia usaha lainnya dalam suatu periode kecuali peningkatan aktiva dari pembelian aktiva, investasi oleh pemilik dari koreksi laba rugi tahun yang lalu.

2. Pengertian Beban

Beban (expense) dapat diartikan sebagai pemakaian barang dan jasa dalam proses memperoleh pendapatan. Dalam hal ini tersirat dua pengertian yaitu adanya pemakaian atau aktivitas menghabiskan barang atau jasa, dan


(38)

nilai – nilai barang dan jasa ini menjadi habis pada saat produk perusahaan ditransfer kepada pembeli.

Menurut Smith (2004 : 123) : “Beban adalah arus keluar atau pemakaian lain aktiva atau terjadinya kewajiban (atau kombinasi keduanya) yang bersala dari penyerahan atau produksi barang, pemberian jasa atau pelaksanaan aktivitas – aktivitas lain yang merupakan operasi utama atau operasi inti yang berkelanjutan dari suatu entitas”.

Menurut Committee on Terminology seperti yang dikutip oleh Wolk, et.al (2001 : 396) “Expense is the broadest sense includes all expired costs wich are deductible from revenues...”.

Dari defenisi diatas beban adalah semua biaya yang telah dikenakan dan dapat dikurangkan dari pendapatan. Definisi ini mewakili orientasi revenue – expense yang tradisional.

Menurut FASB seperti yang dikutip oleh Walk, et.al (2001 : 396) : “Expense gross decreases in assets or gross increases in liabilities recognized and measured in conformity with generally accepted accounting principles that result from those types of profit-derected activities of an enterprise...”. Defenisi ini menjelaskan suatu hubungan yang ditetapkan antara expense dan net asset.

Menurut FASB seperti yang dikutip oleh Wolk, et.al (2001 : 396) : “Expense are outfolw or other using up of assets or incurrences of liabilities (or a combination of both) during a period from delivering or producing


(39)

goods, rendering, services, carrying out other activities that constitute the entity’s major or central operation”.

Defenisi ini mewakili pendekatan assets-liability yang kuat. Sekali lagi, FASB mungkin memandang kedepan dalam mempergunakan defenisi ini. Dalam prektiknya, meskipun pengakuan beban terus dipedomani oleh sifat ortodoks revenue-expense yang kuat dimana beban ditandingkan (matched) untuk mengakui pendapatan

Beban menyatakan adanya arus kas keluar atau berkurangnya aktiva seperti kas atau setara kas, persediaan, dan aktiva tetap yang terjadi sebagai akibat dari operasi yang berkesinambungan dari perusahaan. Aktiva yang keluar dan timbulnya hutang terjadi disebabkan berbagai sebab, misalnya penyerahan unit produksi, penggunaan jasa tenaga kerja, pemakaian listrik, dan sebagainya.

Pada intinya beban merupakan arus keluar sumber daya yang berasal dari kegiatan operasi perusahaan yang umumnya diakibatkan penyelesaian pertukaran ekonomi. Pengeluaran beban mengakibatkan ekuitas pemilik menurun. Dari sisi persamaan akuntansi, dengan asumsi bahwa kewajiban tidak mengalami peningkatan, maka ekuitas pemilik akan menurun untuk mengimbangi penurunan aktiva.

Beban dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kategori, yaitu :

1. Biaya yang berhubungan dengan penghasilan pada periode itu. 2. Biaya yang dihubungkan dengan periode tertentu yang tidak


(40)

3. Biaya yang karena alasan praktis tidak dapat dikaitkan dengan periode manapun.

Beban seringakali disamakan dengan biaya (cost). Namun sebenarnya terdapat perbedaaan diantara keduanya. Biaya adalah pengeluaran yang belum habis masa manfaatnya, jadi masih harus dibebankan pada periode berikutnya. Sedangkan beban adalah pengeluaran yang sudah habis masa manfaatnya dan sudah seluruhnya dibebankan pada periode berjalan.

Menurut Adolph Matz dan Milton F. Usry (1991 ; 19) “Biaya adalah suatu nilai tukar prasyarat atau pengorbanan yang dilakukan guna memperoleh manfaat”. Dalam akuntansi keuangan, prasyarat atau pengorbanan tersebut pada tanggal perolehan dinyatakan dengan pengurangan aktiva pada saat ini atau pada masa yang akan datang.

Adolph Matz dan Milton F. Usry (1991 : 20) mendefinisikan beban sebagai berikut :

Beban adalah pengurangan aktiva netto akibat digunakannya jasa – jasa ekonomis untuk menciptakan pendapatan atau karena pengenaan pajak oleh badan – badan pemerintah. Beban dihitung menurut jumlah penggunaan aktiva dan pertambahan kewajiban yang berkaitan dengan produksi, pengiriman barang, serta pemberian jasa. Dalam arti terluas, beban mencakup semua biaya yang telah habis dipakai (expired) yang dapat dikurangkan dari pendapatan.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia ( 2007 : 14.78 ) :

Defenisi beban mencakup baik kerugian maupun beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa. Beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa meliputi, misalnya, beban pokok penjualan, gaji dan penyusutan. Beban tersebut biasanya berbentuk arus kas keluar atau berkurangnya aset seperti kas (dan setara kas), persediaan, dan aset tetap.


(41)

C. Jenis Pendapatan dan Beban 1. Jenis Pendapatan

Pendapatan umumnya merupakan sesuatu yang diterima oleh perusahaan yang menambah harta perusahaan tersebut, tetapi penambahan itu terjadi bukan karena adanya pembelian investasi dalam perusahaan. Pada dasarnya pendapatan itu timbul dari penjualan barang atau penyerahan jasa kepada pihak lain dalam periode akuntansi tersebut. Pendapatan dapat timbul dari penjualan, proses produksi, pemberian jasa, termasuk pengangkutan dan proses penyimpanan.

Adapaun jenis – jenis pendapatan dari suatu kegiatan perusahaan dapat digolongkan sebagai berikut :

a. Pendapatan Operasional

Pendapatan ini timbul dari hasil kegiatan usaha dan operasional perusahaan baik dari hasil penjualan barang dagang maupun penjualan jasa dan kegiatan utama perusahaan lainnya. Pendapatan operasional merupakan sumber utama pendapatan perusahaan. Pendapatan ini sifatnya normal sesuai dengan tujuan dan usaha perusahaan serta terjadinya berulang – ulang selam perusahaan melangsungkan kegiatannya. Pendapatan operasi ini untuk tiap – tiap perusahaan berbeda – beda tergantung jenis usaha yang dijalankan perusahaan tersebut.

Pada dasarnya jenis pendapatan operasional timbul dari berbagai cara, yaitu :


(42)

1. Pendapatan yang diperoleh dari kegiatan usaha yang dilaksanakan sendiri oleh perusahaan tersebut tanpa penyerahan jasa yang telah diproduksi.

2. Pendapatan yang diperoleh dari kegiatan usaha dengan adanya hubungan yang telah disetujui, misalnya penjualan konsinyasi. 3. Pendapatan dari kegiatan usaha yang dilaksanakan melalui

kerjasama dengan para investor. b. Pendapatan non operasional

Pendapatan non operasional adalah pendapatan yang diperoleh dari sumber lain diluar kegiatan utama perusahaan. Pendapatan yang diterima tersebut tidak ada hubungannya dengan aktivitas normal perusahaan dan biasanya disebut sebagai pendapatan lain – lain. Pendapatan ini tidak secara rutin diterima perusahaan namun menunjang pendapatan operasional perusahaan.

Jenis pendapatan non operasional terdiri dari :

1. Pendapatan yang diperoleh dari penggunaan aktiva atau sumber ekonomi perusahaan lainnya oleh pihak lain. Contohnya pendapatan bunga, sewa, dan lain- lain.

2. Pendapatan yang diperoleh dari penjualan aktiva diluar barang dagangan atau hasil produksi. Contohnya penjualan surat – surat berharga, penjualan aktiva tetap.

3. Pendapatan bunga dan royalti, keuntungan penjualan aktiva tetap, investasi jangka panjang dan deviden adalah merupakan


(43)

pendapatan di luar operasi bagi perusahaan dagang dan manufaktur. Pendapatan yang diperoleh dari penjualan aktiva tetap dan investasi jangka panjang hanya sebesar jumlah harga jual diatas nilai buku aktiva tetap yang bersangkutan sebagai keuntungan.

2. Jenis – Jenis Beban

Beban merupakan arus keluar atau berkurangnya harta perusahaan, tetapi penurunan itu bukan disebabkan oleh pembagian kepada pemilik modal. Beban umumnya muncul dari penjualan, proses produksi, penyerahan jasa ataupun kegiatan lainnya yang merupakan operasi normal perusahaan dalam periode tertentu.

Secara umum beban dapat digolongkan atas dua jenis, yaitu :

1. Beban langsung, yaitu beban yang secara langsung dikaitkan dengan pendapatan dalam periode diakuinya pendapatan. Contohnya : biaya bahan baku dan tenaga kerja pabrikan, beban komisi penjualan, beban garansi atas produk – produk yang dijual.

2. Beban tidak langsung, yaitu beban yang tidak berhubungan secara langsung dengan penjualan produk dan jasa yang merupakan beban periode dan beban alokasi. Contohnya : beban iklan, beban penyusutan, beban amortisasi, beban administrasi dan umum.


(44)

D. Pengakuan Pendapatan dan Beban Menurut PSAK No. 28

Industri asuransi, khusunya asuransi kerugian berkembang selaras dengan perkembangan dunia usaha dan peningkatan kemampuan ekonomi masyarakat. Kemajuan dalam dunia usaha dan peningkatan kemampuan ekonomi masyarakat dwasa ini membawa dampak positif terhadap perkembangan perusahaan asuransi kerugian. Kondisi ini menuntut perusahaan asuransi kerugian untuk melakukan berbagai upaya peningkatan, baik dalam kapasitas maupun operasional dan kondisi keuangan.

Sehubungan dengan perkembangan tersebut dan dalam rengka menghadapi globalisasi, disadari bahwa Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 28 tentang Akuntansi Asuransi Kerugian sudah tidak memadai lagi untuk memenuhi tuntutan perkembangan usaha asuransi kerugian. Oleh karena itu, perlu dilakukan penyempurnaan selaras dengan perkembangan usaha asuransi kerugian tersebut.

Menyadari kebutuhan tersebut, Ikatan Akuntan Indonesia bekerjasama dengan Dewan Asuransi Indonesia dan Direktorat Asuransi – Departemen Keuangan RI menyusun penyempurnaan Standar Akuntansi Asuransi Kerugian.

Usaha asuransi kerugian memiliki karakteristik khusus yang membuat akuntansi dan transaksi asuransi ini menjadi lebih rumit. Ikatan Akuntan Indonesia menyusun suatu standar yang khusus membahas tentang asuransi kerugian, yang tertuang dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 28 (Revisi 1996). Biasanya pihak tertanggung (pembeli asuransi) membayar premi asuransi terlebih dahulu kepada perusahaan asuransi sebelum peristiwa yang


(45)

menimbulkan kerugian yang diperjanjikan terjadi. Pada saat kontrak asuransi disetujui, perusahaan asuransi biasanya belum mengetahui apakah ia akan membayar klaim asuransi, berapa jumlah yang akan dibayar, dan kapan terjadinya. Kontraka asuransi kerugian biasanya bersifat jangka pendek.

Kontrak asuransi kerugian berifat jangka pendek merupakan kontrak yang memberikan proteksi untuk suatu periode yang pasti dan memungkinkan perusahaan asuransi untuk membatalkan kontrak atau menyesuaikan persyaratan kontrak pada akhir setiap periode kontrak, seperti penyesuaian premi atau penutupan (coverage) yang diberikan.

1. Pengakuan Pendapatan

Menurut Skouse, Albrecht, Stice dan Stice (2000 : 297) berpendapat bahwa :

Pengakuan pendapatan adalah saat dimana akuntan menggunakan catatan penjualan melalui jurnal entri dalam catatan akuntansi formal. Pendapatan selalu diakui pada saat dua kriteria penting berikut dapat dipenuhi :

1. Pekerjaan sudah diselesaikan (perusahaan sudah melakukan sesuatu).

2. Kas atau keabsahan janji untuk pembayaran dimasa datang sudah diterima (perusahaan sudah menerima sesuatu sebagai pengembalian).

Pendapatan yang biasanya diperoleh oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu tergantung kepada jenis usaha yang dikelola. Dalam PSAK No. 28 mengenai akuntansi asuransi kerugian disebutkan ada tiga jenis perdapatan yang diterima oleh perusahaan asuransi, yaitu :

1. Pendapatan premi, yang terdiri dari : premi bruto, premi reasuransi, kenaikan (penurunan) premi yang belum merupakan pendapatan.


(46)

2. Pendapatan investasi 3. Pendapatan lain – lain

Pengakuan pendapatan yang diperoleh perusahaan asuransi kerugian menurut PSAK No. 28 bergantung pada komponen atau elemen yang membentuk masing – masing pendapatan pendapatan tersebut. Pendapatan premi diakui saat pencatatannya yaitu pada saat polis diterbitkan. Ini sesuai dengan pengakuan pendapatan yang berdasarkan akrual (accrual basis).

Jenis pendapatan yang diterima oleh perusahaan asuransi kerugian adalah pendapatan premi. Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan (2007 : 28.15) menyatakan bahwa “Premi yang diperoleh sehubungan dengan kontrak asuransi dan reasuransi diakui sebagai pendapatan premi selama periode polis (kontrak) berdasarkan proporsi jumlah proteksi yang diberikan”.

Dengan kata lain, premi diakui dan dicatat sebagai pendapatan pada saat polis diterbitkan (accrual basis) .

Kemudian IAI dalam Standar Akuntansi Keuangan (2007 : 28.16) juga menyatakan bahwa :

Apabila jumlah premi masih dapat disesuaikan, misalnya premi ditentukan pada akhir kontrak atau premi disesuaikan pada akhir kontrak berdasarkan nilai pertanggungan, maka pendapatan premi diakui sebagai berikut :

a. Apabila jumlah premi dapat diestimasi secara layak, maka pendapatan premi diakui selama periode kontrak dan estimasi jumlah premi tersebut disesuaikan setiap periode untuk mencerminkan jumlah premi yang sebenarnya.

b. Apabila jumlah premi tidak dapat diestimasi secara layak, maka premi diperlakukan dengan menggunakan metode uang muka (deposit method) sampai jumlah premi dapat diestimasi secara layak.


(47)

Dalam hal penyajiannya dalam laporan keuangan, IAI dalam Standar Akuntansi Keuangan (2007 : 28.11) menjelaskan “Pendapatan premi disajikan sedemikian rupa, sehingga menunjukkan jumlah premi bruto, premi reasuransi, dan kenaikan (penurunan) premi yang belum merupakan pendapatan. Premi reasuransi disajikan sebagai pengurang premi bruto”.

o Premi bruto adalah premi yang diperoleh dari penutupan langsung

(direct premium written) dan penutupan tidak langsung (indirect

premium written). Premi penutupan langsung termasuk premi yang diperoleh dari dari penutupan polis bersama.

o Premi yang belum merupakan pendapatanadalah bagian dari premi yang belum diakuis ebagai pendapatan karena masa pertanggungannya masih berjalan pada akhir periode akuntansi. o Premi reasuransi adalah adalah bagian premi bruto yang menjadi hak reasuradur berdasarkan perjanjian reasuransi.

o Hasil investasi disajikan setelah pendapatan investasi diikurangi dengan beban investasi terkait langsung.

o Pendapatan lain yang diterima perusahaan adalah pendapatan yang dihasilkan diluar dari kegiatan premi dan investasi. Komisi reasuransi diakui sebagai pendapatan lain.

2. Pengakuan Beban

Beban yang ada pada suatu perusahaan asuransi kerugian dapat diklasifikasikan sebagai berikut :


(48)

a. Beban Klaim yang terdiri dari : Klaim bruto, klaim reasuransi, estimasi kenaikan (penurunan) estimasi klaim retensi sendiri.

b. Beban komisi

c. Beban usaha (manajemen) d. Beban lain-lain

e. Klaim bruto adalah klaim yang jumlahnya telah disepakati, termasuk biaya penyelesaian klaim.

f. Klaim reasuransi adalah bagian klaim bruto yang tanggungan reasuradur.

g. Estimasi klaim retensi sendiri adalah jumlah kewajiban yang menjadi sendiri sehubungan dengan klaim yang masih dalam proses penyelesaian, termasuk klaim yang sudah terjadi namun belum dilaporkan.

h. Beban komisi adalah pengeluaran untuk membayar komisi perantara baik itu agen ataupun broker asuransi.

i. Beban usaha adalah pengeluaran perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya.

j. Beban lain-lain adalah keseluruhan beban yang digunakan untuk mengelola usaha diluar beban klaim, beban komisi, dan beban usaha. Pengakuan beban klaim menganut dasar akrual (accrual basis) seperti halnya pengakuan pendapatan. IAI dalam Standar Akuntansi Keuangan (2007 : 28.24) menyatakan :

Klaim sehubungan dengan terjadinya peristiwa kerugian terhadap objek asuransi yang dipertanggungkan, meliputi klaim yang disetujui


(49)

(settled claims), klaim dalam proses penyelesaian (outstanding claims), klaim yang terjadi namun belum dilaporkan, dan beban penyelesaian klaim (claim settlement expenses), diakui sebagai beban klaim pada saat timbulnya kewajiban untuk memenuhi klaim.

Artinya adalah bahwa ketika tertanggung mengajukan tuntutan ganti

rugi sehubungan dengan objek asuransi yang dipertanggungkan, maka

perusahaan wajib untuk mengakui adanya beban klaim. Pengakuan dilakukan

berdasarkan tuntutan ganti rugi dan hasil survei dari perusahaan mengenai

berapa sebenarnya jumlah beban klaim yang terjadi. Hal inilah yang

menimbulkan klaim dalam proses penyelesaian yang termasuk dalam bagian

beban klaim perusahaan. Survei yang dilakukan perusahaan ini menimbulkan

beban penyelesaian klaim karena perusahaan menggunakan jasa adjuster

dalam melakukan survei selain pengeluaran – pengeluaran lainnya yang

terjadi.

Khusus untuk klaim dalam prose penyelesaian, termasuk klaim yang

terjadi namun belum dilaporkan, jumlahnya ditentukan berdasarkan estimasi

kewajiban klaim tersebut. Apabila terjadi perubahan estimasi kewajiban klaim

dengan klaim yang dibayarkan diakui dalam laporan laba rugi pada periode

terjadinya perubahan. Estimasi kewajiban klaim mencakup estimasi klaim


(50)

Estimasi bagian reasuradur atas klaim dalam proses penyelesaian,

termasuk klaim yang terjadi namun belum dilaporkan, dan bagian reasuradur

atas klaim yang telah disetuji dan atau dibayar, disajikan sebagai pengurang

beban klaim. Demikian juga halnya klaim reasuransi diakui sebagai pengurang

beban klaim pada periode yang sama dengan pengakuan beban klaim.

Apabila perusahaan memperoleh komisi dari transaksi reasuransi,

maka komisi ini tidak diakui sebagai pendapatan tetapi sebagai pengurang

beban klaim. Tetapi dalam hal jumlah komisi yang diperoleh tersebut lebih

besar dari beban komisi yang terjadi, maka selisih tersebut harus diakui

sebagai pendapatan.


(51)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan oleh penulis di PT. Asuransi Adira Dinamika Regional Operation 4 Medan. Penelitian dilakukan sejak bulan April 2008 sampai dengan selesai.

B. Jenis Penelitian

Penulis melakukan penelitian bersifat deskriptif, yaitu penulis mengumpulkan data – data penelitian yang diperoleh dari objek penelitian dan literatur – literatur lainnya kemudian menguraikannya secar rinci untuk mengetahui permasalahan penelitian. Menurut J. Suprapto (1997 : 42) : “metode deskriptif bertujuan untuk menguraikan sifat – sifat (karakteristik) dari suatu keadaan. Suatu deskriptif mencoba untuk mencari suatu uraian yang menyeluruh dan teliti dari suatu keadaan.

C. Jenis Data

Jenis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah :

1. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari objek penelitian atau perusahaan yang memerlukan pengolahan lebih lanjut oleh penulis. Data ini diperoleh dari wawancara langsung dengan pihak terkait di perusahaan, seperti bagian akuntansi/kauangan, bagian klaim.


(52)

2. Data sekunder, yaitu data yang sudah diolah bersumber dari perusahaan sebagai objek penelitian yang sudah dioleh dan didokumentasi. Data sekunder yang diperoleh penulis anatara lain sejarah perusahaan, struktur organisasi, SOP, job description, dan laporan keuangan.

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data yang relevan dengan penelitian ini, penulis menggunakan dua teknik pengumpulan data :

1. Penelitian lapangan (field reaserch), yaitu penelitian yang dilakukan langsung ke perusahaan untuk mengumpulan data – data yang diperlukan dengan cara sebagai berikut :

a. Observasi (pengamatan), yaitu dengan melakukan pengamatan langsung terhadap hal – hal yang berhubungan dengan proses penutupan asuransi, proses klaim, input data klaim, pencatatan, sampai dengan pembayaran klaim.

b. Interview (wawancara), yaitu dengan melakukan komunikasi langsung dengan pihak perusahaan, khususnya yang berhubungan dengan bagian klaim, akuntansi, dan keuangan.

2. Studi literatur, yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengumpulkan teori, bahan, dan literatur yang berhubungan dengan asuransi.


(53)

E. Teknik Analisi Data

Dalam menganalisis data, penulis menggunakan metode analisis deskriptif, yaitu metode yang dilakukan dengan mengumpulkan, menyusun, menginterpretasikan dan menganalisa data sehingga memberikan pemecahan dan gambaran yang jelas terhadap suatu permasalahan.


(54)

43

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian

1. Gambaran Umum Perusahaan

PT Asuransi Adira Dinamika didirikan pada tahun 2002 dan dikelola oleh sekelompok professional yang memiliki kompetensi dan pengalaman panjang di dunia asuransi dan otomotif. PT Asuransi Adira Dinamika (Adira Insurance) yang bergerak di bidang asuransi umum memfokuskan tahun-tahun pertamanya di Industri Asuransi Kendaraan Bermotor, dan saat ini juga telah mengembangkan produk-produk asuransi Non Kenderaan Bermotor.

PT Asuransi Adira Dinamika (Adira Insurance) merupakan salah satu penyelenggara jasa Asuransi Kendaraan Bermotor terbesar serta perusahaan asuransi umum yang sedang berkembang yang beroperasi di Indonesia serta memiliki 9 kantor cabang, 13 kantor perwakilan dan 24 titik pelayanan di Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi.

Dengan tekad ” To be the Most Admired General Insurance Company in Indonesia”, Adira Insurance meluncurkan produk unggulan pertamanya pada bulan September 2003, yaitu asuransi mobil dengan merek dagang Autocillin. Didukung Sumber Daya Manusia yang kompeten dan penuh komitmen, serta Teknologi Informasi yang tepat guna, Adira Insurance bertekad memberikan produk dan fitur yang Simple, Unique & Reliable.


(55)

44

PT. Asuransi Adira Dinamika menawarkan serangkaian produk asuransi umum yang komprehensif dan tergolong dalam dua kategori, yaitu Asuransi Kendaraan Bermotor dan Asuransi Non Kendaraan Bermotor. Kategori produk asuransi Non Kendaraan Bermotor terdiri dari asuransi untuk alat berat, kebakaran, pengangkutan, pencurian, harta benda, kecelakaan pribadi, pengiriman uang, gempa bumi, teknik konstruksi, kerangka kapal, asuransi syariah dan lain-lainnya.

Asuransi bisa jadi merupakan satu-satunya produk atau jasa di seluruh dunia yang sepertinya selalu tidak dibutuhkan sampai seseorang itu benar-benar merasa membutuhkannya.

Di Indonesia, di mana konsumsi produk asuransi per kapitanya adalah diantara yang terkecil di seluruh dunia, produk ini masih dianggap sebagai sebuah kebutuhan yang mahal dibandingkan sebagai investasi yang cerdas serta untuk kepentingan di masa depan. Hal ini menimbulkan tantangan tersendiri bagi perusahaan asuransi, seperti Adira Insurance, untuk menghimpun dan membangun basis nasabah yang mengerti akan manfaat dari asuransi untuk membentuk landasan bagi hubungan jangka panjang. Bahkan, hal ini merupakan visi Adira Insurance seiring dengan memulai untuk menciptakan kepemimpinan brand di pasar-pasar utama seluruh Indonesia untuk menjadi perusahaan asuransi umum yang paling dikagumi.

PT. Asuransi Adira Dinamika membangun masa depannya dari sebuah landasan yang kokoh. Landasan pokok PT. Asuransi Adira Dinamika berawal dari kerangka tata kelola perusahaan yang kuat dan berlanjut ke


(56)

45

keunggulan operasional yang mencakup (i) pernyataan visi dan misi Adira Insurance yang singkat dan jelas, (ii) tim manajemen yang kompak dan sangat berpengalaman, (iii) karyawan yang berdedikasi dan sangat termotivasi, (iv) sistem teknologi informasi yang luwes dan adaptif dan (v) kepercayaan serta dukungan dari para pemangku kepentingan Adira Insurance.

PT. Asuransi Adira Dinamika selalu berupaya mewujudkan peace of mind bagi pelanggannya melalui cara-cara yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Selain peace of mind, PT. Asuransi Adira Dinamika juga menciptakan nilai-nilai dan perolehan hasil usaha yang bermanfaat bagi para

stakeholder guna memastikan stakeholder value yang berkesinambungan

dalam jangka panjang.

Sejak didirikan pada tahun 2002, PT. Asuransi Adira Dinamika telah mengembalikan sejumlah Rp. 351,88 miliar dalam bentuk klaim asuransi bagi para pelanggan, Rp. 100,02 miliar tunjangan pendapatan dan pelatihan karyawan serta Rp. 44,52 miliar pajak penghasilan bagi negara.

Dalam waktu dekat, PT. Asuransi Adira Dinamika akan memfokuskan diri pada beberapa prioritas kunci yang strategis guna menopang pertumbuhannya. Antara lain dengan memperluas kehadiran di beberapa kota besar pilihan di Indonesia, serta mengoptimalkan hubungan dengan Bank Danamon sebagai induk perusahaan, guna mendorong pertumbuhan bisnis asuransi Non Kendaraan Bermotor yaitu mengaitkan produk-produk asuransi Perusahaan dengan kredit komersial dan UKM dari Bank Danamon.


(57)

46

2. Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Asuransi Adira Dinamika dahulu bernama PT. Asuransi Kerugian Nexus didirikan di Jakarta berdasarkan akta notaris Paulus Widodo Sugeng Haryono, SH, No. 106 tanggal 17 Juli 1996. Akta pendirian tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. C2-10988.HT.01.01.TH’96 tanggal 12 Desember 1996 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 26 Tanggal 31 Maret 2000, Tambahan No. 1631/2000. Anggaran Dasar perusahaan telah beberapa kali mengalami perubahan, tarakhir dengan akta notaris Misahardi Wilamarta, SH No. 66 tanggal 10 Desember 2003 sehubungan dengan perubahan susunan anggota direksi perusahaan. Perubahan ini telah disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia dalam Surat Keputusan No. C.UM02.01.848 tanggal 26 Januari 2004.

Perusahaan telah memperoleh izin operasi dari Menteri Keuangan berdasarkan Surat Keputusan No. KEP.462/KMK.017/1997 tanggal 8 September 1997. Perusahaan menjalankan usaha dalam bidang asuransi kerugian dan aktivitas kaitannya.

Kantor pusat perusahaan terletak di Jalan Menteng Raya No. 21 Jakarta. Pada tanggal 31 Desember 2006, perusahaan memiliki 9 kantor cabang dan 13 kantor pemasaran yang berlokasi antara lain di Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang, Denpasar, Medan, Palembang, Balikpapan, dan Makasar.


(58)

47

3. Struktur Organisasi

Struktur organisasi PT. Asuransi Adira Dinamika Regional Operation IV Medan dapat dilihat pada lampiran 1. Adapun spesifikasi jabatan dan job description diuraikan sebagai berikut :

1. Regional Operation Head Tanggungjawab utama :

a. Memonitor dan mengawasi jalannya kegiatan operasional seluruh outlet

b. Melakukan approval pembayaran

c. Menanganani permasalahan yang terjadi di regional d. Menganalisis kegiatan operasional seluruh outlet e. Membuat laporan lengkap kinerja operasional regional 2. Policy Administration Head

Tanggungjawab utama :

a. Menganalisa kegiatan produksi dan distribusi polis agar dapat melakukan perbaikan dalam proses kerja produksi polis untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja

b. Melakukan koordinasi dengan Marketing untuk memastikan MOU dengan Intermediary dapat dijalankan dengan baik

c. Memonitor kegiatan produksi dan distribusi polis untuk memastikan kegiatan produksi polis berjalan sesuai dengan prosedur dan standar pelayanan yang berlaku


(59)

48

d. Melakukan approval penerbitan polis melalui sistem (inforce) sesuai dengan limitnya untuk menghasilkan polis yang sesuai dengan prosedur

e. Menangani permasalahan yang terjadi seputar produksi polis baik di internal maupun eksternal dan memberikan solusi yang tepat agar proses produksi polis tetap dapat berjalan dengan lancar

f. Melakukan pengembangan bawahan untuk mengoptimalkan kinerja bawahan

g. Monitoring perlengkapan kerja untuk produksi dan distribusi polis untuk memastikan perlengkapan kerja berada dalam kondisi yang baik saat digunakan

h. Membina hubungan baik dengan pihak ke-3 yang terkait dengan proses produksi dan distribusi polis untuk memperlancar proses produksi dan distribusi polis

i. Membina hubungan baik dengan pihak ke-3 yang terkait dengan proses produksi dan distribusi polis untuk memperlancar proses produksi dan distribusi polis

3. Policy Administration Coordinator Tanggungjawab utama :

a. Memonitor seluruh proses data entry (new, endorse, cancel) untuk memastikan data yang diinput akurat dan sesuai


(60)

49

dengan aturan produk atau persetujuan pihak yang berwenang

b. Memonitor seluruh proses pengemasan dan pendistribusian polis baik yang diterbitkan dibagiannya ataupun yg diterbitakan oleh intermediary untuk memastikan keakuratan polis yang dikirim

c. Menangani permasalahan yang terjadi seputar proses data entry, inforce dan distribusi polis agar kegiatan produksi polis tetap dapat berjalan dengan lancer

d. Melakukan pengecekan kelengkapan berkas secara teliti agar polis (new, endorsement, cancelation) yang diterbitkan sesuai dengan underwriting rules

e. Melakukan approval penerbitan polis melalui sistem (inforce) sesuai dengan limitnya untuk menghasilkan polis sesuai dengan ketentuan yang berlaku

f. Monitoring proses filing copy polis dan sertifikat agar penyimpanan sesuai dengan aturan yang berlaku

g. Membuat laporan rutin untuk memberikan gambaran lengkap mengenai kegiatan produksi polis yang telah dilakukan

4. Data Entry Administrator Tanggungjawab utama :


(61)

50

a. Melakukan pengecekan kelengkapan berkas underwriting (new, endorsement, cancelation) secara teliti agar data dapat diinput secara lengkap ke dalam sistem.

b. Menginput data aplikasi asuransi (new, endorsement, cancellation) secara tepat untuk menghasilkan data yang tepat pada polis.

c. Membuat laporan rutin untuk memberikan gambaran lengkap mengenai kegiatan produksi polis yang telah dilakukan

5. Policy Distribution Administrator Tanggungjawab utama :

a. Mencetak polis yang sudah diinforce agar polis dapat segera dikemas dan dikirim kepada customer

b. Melakukan pengemasan polis sesuai dengan ketentuan yang berlaku agar isi dokumen sesuai dengan prosedur yang berlaku

c. Melakukan distribusi polis sesuai dengan aturan yang berlaku agar polis dapat sampai ke tangan customer tepat waktu

d. Melakukan filing berkas-berkas polis secara rapi dan sistematis untuk memudahkan pencarian berkas jika diperlukan


(62)

51

e. Membuat laporan rutin yang diperlukan untuk memberikan data dan informasi lengkap mengenai kegiatan policy distribution

6. Claim Administration Head Tanggungjawab utama :

a. Melakukan monitoring terhadap jalannya kegiatan administrasi klaim dan distribusinya agar proses klaim berjalan lancar dan sesuai prosedur

b. Menangani permasalahan yang terjadi seputar administrasi klaim baik yang berhubungan dengan pihak internal,maupun dengan pihak eksternal (bengkel, investigator, intermediary, customer, dll) agar proses klaim tetap dapat berjalan dengan lancar

c. Melakukan investigasi klaim untuk memperoleh keterangan yang lengkap yang sesuai dengan keperluan prosedur klaim d. Memonitor perlengkapan kerja untuk kelancaran

administrasi klaim untuk memastikan perlengkapan kerja dapat menunjang proses kerja secara optimal

e. Membina hubungan baik dengan pihak ke-3 yang terkait dengan proses administrasi klaim untuk memudahkan proses klaim

f. Melakukan pengembangan bawahan untuk mengoptimalkan kinerja bawahan


(63)

52

g. Membuat laporan-laporan yang berhubungan dengan kegiatan administrasi klaim MV4 untuk memberikan data-data yang diperlukan secara lengkap

7. Claim Admin Coordinator Tanggungjawab utama :

a. Melakukan monitoring terhadap jalannya kegiatan administrasi klaim dan distribusinya agar proses klaim berjalan lancar dan sesuai prosedur

b. Menangani permasalahan yang terjadi seputar administrasi klaim baik yang berhubungan dengan pihak internal,maupun dengan pihak eksternal (bengkel, investigator, customer, dll) agar proses klaim tetap dapat berjalan dengan lancar

c. Melakukan investigasi klaim untuk memperoleh keterangan yang lengkap yang sesuai dengan keperluan prosedur klaim d. Memonitor perlengkapan kerja untuk kelancaran

administrasi klaim untuk memastikan perlengkapan kerja dapat menunjang proses kerja secara optimal

e. Membina hubungan baik dengan pihak ke-3 yang terkait dengan proses administrasi klaim untuk memudahkan proses klaim

f. Melakukan pengembangan bawahan untuk mengoptimalkan kinerja bawahan


(64)

53

g. Membuat laporan-laporan yang berhubungan dengan kegiatan administrasi klaim untuk memberikan data-data yang diperlukan secara lengkap.

8. Claim Officer

Tanggungjawab utama :

a. Memeriksa kelengkapan berkas klaim sesuai dengan prosedur yang berlaku untuk memperlancar proses administrasi klaim

b. Mencocokkan nilai penggantian dengan data dalam data base sesuai klaim yang dilakukan (misal part cataloqoe, price list MV, list penggantian transport, dll)

c. Melakukan pemeriksaan terhadap berkas2 yang diterima untuk memastikan kesesuaian dengan persetujuan klaim sesuai prosedur

d. Mendistribusikan approval sheet kepada pemegang limit klaim yang berwenang untuk memperoleh claim approval e. Melakukan proses settlement untuk kasus klaim yang

berada di limitnya agar dapat dilanjutkan ke proses pembayaran klaim

f. Melakukan penanganan masalah yang terkait dengan administrasi klaim (penanganan terhadap harga jasa, spare part, dan lain-lain) agar proses klaim tetap dapat berjalan dengan lancar


(65)

54

g. Melakukan rekonsiliasi dan konfirmasi untuk data maupun berkas klaim dengan pihak eksternal (bengkel, investigator, intermediary ataupun tertanggung)

h. Memelihara perlengkapan kerja administrasi klaim agar perlengkapan kerja dapat berfungsi secara optimal saat digunakan

i. Membuat laporan yang terkait dengan kegiatan administrasi klaim untuk memberikan informasi yang lengkap mengenai proses administrasi klaim yang telah dilakukan.

9. Claim Administrator Tanggungjawab utama :

a. Melakukan pengadministrasian berkas dan pemeriksaan kelengkapan berkas yang diterima dari inspector

b. Mendistribusikan berkas-berkas yang berhubungan dengan klaim baik berkas masuk maupun keluar ke pihak bersangkutan secara tepat dan lengkap agar berkas diterima oleh PIC yang tepat

c. Melakukan korespondensi yang diperlukan untuk kelancaran kegiatan administrasi klaim

d. Melakukan filing dokumen klaim secara rapi dan sistematis untuk mempermudah pencarian dokumen jika sewaktu-waktu diperlukan.


(66)

55

10.Claim Support Officer Tanggungjawab utama :

a. Melengkapi part katalog yang dibutuhkan untuk memperlancar proses penanganan klaim

b. Memaintain price list sparepart untuk menyediakan data price list spare part yang lengkap

c. Melakukan pencarian sparepart sesuai kebutuhan untuk menunjang kelancaran proses perbaikan kendaraan yang membutuhkan spare part yang tergolong langka atau jarang d. Distribusi part catalogue, price list sparepart, dan sparepart

ke pihak terkait yang membutuhkan untuk menunjang kelancaran kerja pihak terkait

e. Melakukan follow up terhadap masalah kekurangan sparepart di bengkel pada saat pengerjaan kendaraan yang diklaim untuk memperlancar proses perbaikan kendaraan customer

f. Memonitor perbaikan kendaraan dibengkel sesuai proseduryang berlaku

g. Menjadi PIC Recovery untuk regionalnya, bekerja sama dengan recovery officer di Recovery Dept.

h. Maintenance & Input Profile Workshop, Salvage Buyer, Adjuster & Sparepart Supplier untuk memperoleh profil lengkap mengenai supplier


(67)

56

i. Membuat laporan-laporan yang diperlukan untuk memberikan informasi yang lengkap mengenai proses operasional sparepart yang telah dilakukan

11.Service Head

Tanggungjawab utama :

a. Menangani permasalahan yang muncul seputar service sesuai tanggung jawabnya untuk kemudian memberikan solusi yang tepat agar kegiatan service dapat tetap berjalan dengan lancar

b. Memonitor perlengkapan kerja untuk operasional service sesuai tanggung jawabnya untuk memastikan kondisi peralatan kerja selalu dalam keadaan layak pakai

c. Melakukan improvement process seputar proses service sesuai tanggung jawabnya untuk meningkatkan kualitas pelayanan terhadap customer.

d. Melakukan pengembangan bawahan untuk mengoptimalkan kinerja bawahan

e. Membuat dan memonitor laporan yang terkait dengan operasional service yang ditangani untuk menyediakan laporan lengkap dan akurat yang dibutuhkan.


(68)

57

12.Inspector Coordinator Tanggungjawab utama :

a. Melakukan monitoring terhadap seluruh kegiatan survey, mulai dari memeriksa hasil analisa survey, SPK, berkas, input data survey, sampai progress survey untuk memastikan seluruh proses survey berjalan sesuai dengan prosedur dan koordinasi yang baik

b. Menangani proses survey on the spot kepada customer yang datang untuk melakukan survey agar customer tetap memperoleh pelayanan survey yang baik.

c. Memonitor kelengkapan data hasil survey, mulai dari form survey, laporan klaim, dan foto-foto hasil survey untuk menjamin kelengkapan data survey setiap customer jika sewaktu-waktu dibutuhkan.

d. Memonitor perlengkapan kerja untuk survey untuk memastikan peralatan survey berada dalam kondisi yang baik saat digunakan

e. Menangani permasalahan dan melakukan analisa kasus-kasus survey klaim yang tergolong sulit atau bermasalah untuk memberikan rekomendasi yang lebih akurat agar proses akseptasi maupun klaim dapat segera dilakukan f. Monitor pengerjaan kendaraan di bengkel sesuai prosedur


(69)

58

kualitas pelayanan bengkel sesuai dengan standar pelayanan

g. Melakukan pengembangan bawahan untuk mengoptimalakan kinerja bawahan

h. Memonitor & menganalisa laporan-laporan yang terkait dengan pelaksanaan survey untuk memberikan gambaran lengkap mengenai aktivitas survey yang telah dilakukan. 13.Inspector

Tanggungjawab utama :

a. Melakukan rangkaian proses survey penutupan (pengumpulan data, rekomendasi akseptasi, dan distribusi berkas) sesuai prosedur untuk memperoleh informasi lengkap mengenai kondisi kendaraan

b. Melakukan rangkaian proses survey klaim (sejak pengumpulan info, analisa klaim, terbit SPK, dan distribusi berkas) sesuai prosedur untuk memperoleh informasi lengkap mengenai kondisi kendaraan

c. Menginput data hasil survey risk ke dalam sistem agar data ter-register ke dalam sistem dan dapat diproses untuk pembuatan polis

d. Menginput data hasil survey klaim ke dalam sistem agar status klaim tercatat dalam system


(1)

Beban klaim pasti xxx

Hutang klaim pasti xxx

3. Pengakuan pendapatan dan beban klaim pada PT. Asuransi Adira Dinamika Regional Operation IV Medan sudah sesuai dengan PSAK No. 28 tentang akuntansi asuransi kerugian.

B. Saran

Dari penelitian yang telah dilakukan penulis, ada beberapa saran yang ingin disampaikan :

1. Dalam hal pencatatan (jurnal) pendapatan premi sebenarnya sudah baik. Namun, perkiraan yang digunakan dalam jurnal belum dapat membedakan sumber ataupun jenis premi yang diperoleh. Untuk itu, penulis menyarankan, perkiraan yang digunakan untuk penjurnalan bisa diperjelas lagi agar dapat membedakan sumber ataupun jenis premi yang diperoleh. Jurnalnya adalah :

Piutang premi langsung – asuransi kendaraan bermotor xxx Pendapatan premi – asuransi kendaraan bermotor xxx

2. Jurnal untuk mencatat beban klaim belum menjelaskan jenis klaimnya, sehingga tidak dapat dibedakan beban klaim yang terjadi itu untuk asuransi apa. Penulis menyarankan, dalam pencatatan beban klaim ditambahkan objek asuransinya. Jurnalnya saat terjadinya beban klaim :

Beban klaim sementara – asuransi kendaraan bermotor xxx

Hutang klaim sementara – asuransi kendaraan bermotor xxx


(2)

79

Ketika jumlah kerugian pasti diketahui dan klaim akan dibayar, dapat dibuat jurnal :

Hutang klaim sementara – asuransi kendaraan bermotor xxx

Beban klaim sementara – asuransi kendaraan bermotor xxx Beban klaim pasti – asuransi kendaraan bermotor xxx


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Belkaoui, Ahmed Riahi, 2006. Teori Akuntansi, Edisi Kelima, Terjemahan Ali Akbar Yulianto, Risnawati Dermauli, Salemba Empat, Jakarta.

Carter, William. K., Usry, Milton. F, 2002. Akuntansi Biaya, Edisi Ketiga Belas, Buku Satu, Terjemahan Krista SE, Ak, Salemba Empat, Jakarta.

Darmawi, Herman, 2000. Manajemen Asuransi, Edisi Kesatu, Bumi Aksara, Jakarta.

Djojosoedarso, Soeisno, 2003. Prinsip – Prinsip Manajemen Risiko dan Asuransi, Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta.

Harahap, Sofyan Syafri, 2001. Teori Akuntansi, Edisi Revisi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Hendrilson, Eldon, 2000, Teori Akuntansi, Edisi Keempat Belas, Jilid Satu, Alih Bahasa Wim Liyono, Erlangga, Jakarta.

Kieso, Donald, E., Jerry J. Weygandt., Terry D. Wielfield, 2001. Akuntansi Intermediate, Alih Bahasa Herman Wibowo dan Ancella A. Hermawan,

Edisi Kesepuluh, Jilid 3, Erlangga, Jakarta.

Kuncoro, Mudradjat, 2003. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi, Erlangga, Jakarta

Niswonger, Rollin C., Carl S. Warren., James M. Reeve., Philip E. Fess, 2005.

Pengantar Akuntansi, Edisi Dua Puluh Satu, Terjemehan Aria Farahmita, Amanugrahani, Taufik Hendrawan, Salemba Empat, Jakarta.

Salim, H. Abbas, 2000. Asuransi dan Manajemen Risiko, Edisi Revisi ke-2, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Skousen, K. Fred, Albrecht, Earl K. Stice, James D. Stice, 2000. Akuntansi Keuangan Menengah, Edisi Kedua Balas, Buku Satu, Terjemahan PT.

Dian Mas Cemerlang, Salemba Empat, Jakarta.

Smith, Jay M. Fred., Earl K. Stice, James. D. Stice, 2004. Akuntansi Keuangan Menengah, Edisi Ketiga Belas, Buku Satu, Terjemahan PT. Dian Mas

Cemerlang, Salemba Empat, Jakarta.

Sugiyono, 2006. Metode Penelitian Bisnis, CV Alfabeta, Bandung.


(4)

81

Wolk, Harry. I., Michael G, Tearney., James. L. Dodd, 2001. Accounting Theory : a conceptual and institutional approach, Fifth Edition, South Western Collage Publishing, Cincinnati, Ohio.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2007. Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat Jakarta.

Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, 2004. Buku

Petunjuk Teknis Penulisan Proposal Penelitian dan Penulisan Skripsi, Medan.


(5)

2007 2006 Arus kas dari aktivitas operasi :

Penerimaan kas dari :

Premi bruto 585.383.604 420.231.923

Klaim dan komisi reasuransi 61.747.083 1.273.449

Pendapatan jasa giro 191.490 487.736

Pengeluaran kas untuk :

Klaim bruto (244.502.642) (176.429.989)

Premi reasuransi (104.489.831) (58.914.962)

Beban usaha (92.069.730) (67.243.428)

Beban komisi (39.692.129) (29.999.228)

Pajak (35.998.604) (21.435.851)

Lain-lain (2.201.058) (16.092.703)

Kas bersih dari aktivitas operasi 128.368.183 51.876.947

Arus kas dari aktivitas investasi : 79.417.876 63.796.757

Penerimaan hasil investasi - 8.500 Kenaikan bersih investasi dalan efek-efek (218.664.256) (230.107.924) Pembelian aktiva tetap (12.446.596) (11.072.361) Penempatan deposito wajib (500.000) (1.250.000) Penempatan deposito berjangka 65.123.225 127.623.143

(40.000.000)

-Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi (127.069.751) (51.001.885)

Kenaikan bersih kas dan bank 1.298.432 875.062

Kas dan bank pada awal tahun 4.136.872 3.261.810

Kas dan bank pada akhir tahun 5.435.304 4.136.872

Sumber : Annual Report 2007 PT. Asuransi Adira Dinamika

Pinjaman kepada pihak yang memiliki hubungan istimewa


(6)

Lampiran 1

STRUKTUR ORGANISASI

PT. ASURANSI ADIRA DINAMIKA REGIONAL OPERATION IV

Regio

Policy Servi Billin

Unde

Policy Inspe Resc Custo A/R Colle

Data Polic

Claim

Claim Claim

Inspe

IT

HRG Gene

Claim Claim Resc