Film Religi TINJAUAN TEORITIS

17 h. Adventure, film pertarungan tergolong film klasik. i. Crime Story, pada umumnya mengandung sifat-sifat heroik. j. Film Religi, berisikan mengenai ajaran-ajaran agama. k. Film Sex, menampilkan erotisme. l. Film Misteri atau horor, mengupas terjadinya fenomena supranatural yang menimbulkan rasa wonder, heran, takjub, dan takut. 17 m. Film Iklan, yang berisi kegiatan menyampaikan berita, dimana berita itu disampaikan atas pesanan pihak yang ingin agar produk jasa yang dimaksud disukai, dipilih dan di beli oleh khalayak ramai. 18 Adapun unsur-unsur yang sangat erat kaitannya dalam produksi sebuah film, yaitu sebagai berikut : a. Title Judul, b. Crident title, meliputi: Produser, Karyawan, Artis, dan lain-lain, c. Tema Film, d. Intrik, yaitu usaha pemeranan film untuk mencapai tujuan, e. Klimaks, yaitu benturan antar kepentingan, f. Plot alur cerita, g. Suspen atau keterangan, masalah yang masih terkatung-katung, h. Million Setting, yaitu latar belakang terjadinya peristiwa, masa waktu, bagian kota, perlengkapan, aksesoris, dan fashion yang disesuaikan, 17 Aep Kusnawan,et.al, Komunikasi dan Penyiaran Islam, h.100-101 18 B.H.Hoed, Dampak Komunikasi Periklanan, Sebuah Ancangan dari Segi Semiotik dalam Semiotik:Mengkaji Tanda dalam Artifak. EKM. Masinambau dan Rahayu S.Hidayat ED, Jakarta: Balai Pustaka 2001, h. 186 18 i. Sinopsis, yaitu untuk memberi ringkasan atau gambaran dengan cepat kepada orang yang berkepentingan, j. Trailer, yaitu bagian film yang menarik, k. Character, yaitu karakteristik pelaku-pelakunya. 19 Adapun struktur-struktur sebuah film adalah sebagai berikut : a. Pembagian cerita scene, b. Pembagian adegan squence, c. Jenis pengambilan gambar shoot, d. Pemilihan adegan pembuka opening, e. Alur cerita dan continuity, f. Intrique meliputi jealousy, penghianatan, rahasia bocor, tipu muslihat, dan lain-lain, g. Anti klimaks, penyelesaian masalah, h. Ending, pemilihan adegan penutup. 20 3. Manfaat Film Sebagai Media Pengajaran, antara lain : a. Film dapat menggambarkan suatu proses; b. Dapat menimbulkan kesan ruang dan waktu; c. Penggambarannya bersifat tiga dimensional; d. Suara yang dihasilkan dapat menimbulkan realita pada gambar dalam bentuk ekspresi murni; 19 Ibid, h. 101 20 Ibid,h.101 19 e. Dapat menyampaikan suara seseorang ahli sekaligus melihat penampilannya; f. Film yang berwarna dapat menambah realita objek yang dipragakan; g. Dapat menggambarkan teori sain dan animasi. 21 4. Pengertian Religi Kata religi berarti kepercayaan kepada Tuhan . 22 Sedangkan dalam literatur lain religi berasal dari bahasa latin yaitu religare yang mempunyai arti mengumpulkan, membaca. 23 Jadi pengertiannya dari religi merupakan kata lain dari agama, agama berasal dari kata a = tidak dan gam = pergi, jadi artinya tidak pergi, tetap ditempat, diwarisi turun menurun. Kemudian religi berasal dari bahsa Eropa yang berarti sama yaitu agama. 24 Hampir sama dengan definisi diatas bahwa agama berasal dari bahasa sansekerta yang berari a = tidak, gama = kacau, kocar-kacir. Jadi agama tidak kocar-kacir akan tetapi teratur, sedangkan arti agama dalam bahasa Arab adalah adat kebiasaan, tingkah laku, taat, hukum, keadaan politik dan pikiran pendapat. 25 Nurcholish mempunyai pengertian yang 21 H. Asnawir M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, Jakarta: Ciputat Pers 2002 22 Kamus Bahasa Indonesia Online, http:www.artikata.comarti-347446- religi.htmldiakses pada tanggal 17 Agustus 2013 23 Harun Nasution, Islam di Tinjau dari Berbagai Aspek, Jakarta : UI Press 1985, cet.ke-5,h.10 24 Abuddinata, Metodologi Study Islam, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,1998, cet.ke-1,h.9 25 Taib Thahir Abd Muin, Ilmu Kalam, Jakarta : Widjaya, 1986, cet.ke-8, h.121 20 sama bahwa agama berasal dari bahasa latin yang mempunyai arti yang sama dengan agama yaitu ajaran kepatuhan. 26 Dari semua definisi diatas penulis bisa mengambil pengertian operasional bahwa kata religi mempunyai pengertian suatu kepercayaan terhadap Tuhan dan kepada ajarannya dari hasil mengumpulkan ajaran-ajaran yang tercecer dan menjadi pedoman hidup untuk mematuhi segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya. 5. Dakwah dan Film Religi Dakwah merupakan suatu kewajiban bagi setiap muslim dan muslimat yang sudah baligh, kewajiban ini bukan hanya bertujuan untuk memberikan info tentang Islam, melainkan juga untuk membujuk, mempengaruhi orang lain agar bersedia melakukan tindakan yang mencerminkan ajaran Islam. Untuk memanifestasikan hal tersebut, kita harus dapat mengemas materi dakwah yang akan disampaikan terutama dengan menggunakan jalan kebahasaan, dalam kemasan yang menarik tidak hanya dengan metode ceramah agama yang kebanyakan hanya menyampaikan hal-hal doktrinal saja jarang mengungkap pada persoalan-persoalan aktual serta solusinya. Banyak cara yang dapat dilakukan agar kemasan materi-materi dakwah yang akan disampaikan menjadi menarik dan aktual, salah satunya adalah dengan memanfaatkan jalur kesenian, melalui karya sebuah film misalnya. Film sebagai 26 Nurcholish Madjid, Indonesia Kita, Jakarta : Universitas Paramadina, 2004, Universitas Paramadina Jakarta, cet.ke-3, h. 45 21 bahasa gambar akan sangat menarik dan diminati jika film itu mampu menjadi tontonan yang memberikan pencerahan sekaligus solusi dari berbgai macam kesulitan hidup seperti materi dakwah tentang perlindungan Seorang Wanita Muslimah yang disampaikan oleh Asrul Sani dalam filmnya yang berjudul “Perintis Kemerdekaan”. Cerita film tersebut diupayakan sedemikian apa agar setelah menonton film tersebut masyarakat akan mendapatkan suatu makna kehidupan yang diperlukan. Film mempunyai kelebihan tersendiri dibandingkan dengan media dakwah yang lainnya, maka dari itulah media film ini dapat dijadikan media dakwah yang efektif, dimana pesan-pesannya dapat disampaikan kepada penonton secara halus dan menyentuh relung hati tanpa mereka merasa digurui. Film merupakan salah satu media komunikasi massa yang bersifat satu arah yang sangat efektif untuk dimanfaatkan sebagai sarana komunikasi dakwah. Film dibuat dengan tujuan tertentu kemudian hasilnya ditayangkan untuk dilihat oleh masyarakat dengan menggunakan proyektor atau sejenisnya. Secara teknis ada 4 tanda pokok dari komunikasi massa, seperti yang diungkapakan oleh Elizabeth Noelle Neuman: a. Bersifat tidak langsung harus melewati media teknis; b. Bersifat satu arah, artinya tidak ada interaksi diantaranya peserta komunikasi; c. Bersifat terbuka, artinya ditujukan kepada publik yang tidak terbatas dan anonim tidak saling mengenal; 22 d. Mempunyai publik yang secara geografis tersebar. 27 Maka film itu sendiri bersifat satu arah oleh karna itu, film dianggap sebagai jenis komunikasi efektif yang dapat langsung mempengaruhi penontonnya. Hal tersebut dapat dilihat secara visual melalui beberapa aspek : 1. Set, adalah sesuatu yang melatarbelakangi atau mengelilingi. Set sangat efektif sebagai alat informasi tentang dimana sang tokoh berada. Set sebagai akibat dari hubungan sang tokoh dalam cerita dengan lokasi atau tempat kejadian; 2. Properti, sebenarnya properti dapat dikatakan sebagai bagian dari set, baik properti maupun set dapat memberikan informasi tentang karakteristik tertentu; 3. Objek, hampir sama dengan properti. Hanya saja objek dapat dihubungkan dengan sentuhan-sentuhan dramatik bahkan emosional. Misalnya, dalam sebuah salah satunya adegan seseorang mengeluarkan senjata tajam dari balik bajunya dan hendak menikam orang lain. Perasaan-perasaan tertentu muncul dalam diri penonton; 4. Pemain, melalui ciri fisik pemain, antara lain, info didapatkan, wajah dapat menunjukkan karakter tertentu. Apakah sebagai seorang kontekstual, pemalas, dungu, dan sebagainya. Wajah juga dapat 27 Jalaluddin Rachmat, Psikologi Komunikasi, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2003, cet.ke-20,h.189 23 menampakkan ekspresi tertentu dari perasaan-perasaan sesaat, seperti sedih, senang, gelisah, dan sebagainya. 5. Cahaya, adalah dapat dihadirkan dalam pengertian gambar tanpa harus dipisahkan. Tetapi ada kalanya kita melihat dari peranannya sebagai alat informasi, maka pemisah menjadi penting. Seperti bila akan mengetahui pagi hari, siang dan malam. Pencahayaan juga dapat memberikan aksentuasi tertentu terhadap penting atau tidaknya objek, set, properti atau pemain. Sebagaimana banyak karya seni dibanding lain, film telah masuk kedalam globalisasi nilai ditengah-tengah perkembangan zaman yang semakin kompleks. Karya film hadir ditengah manusia, tak bisa lagi membawakan diri hanya sebagai barang kesenian dalam pengertian yang eksklusif. Dengan demikian, jika kemudian ada pengertian seni untuk dakwah atau film untuk dakwah yang harus digarisbawahi, menurut Chaerul Umam “Yang berdakwah itu orangnya, karena dakwah itu mengajak orang maju dari tingkat yang rendah ketingkat yang lebih baik, i tu kewajiban setiap muslim”. Hendaknya pengertian dakwah itu tidak dipersempit, seperti pengertian dakwah sebagai propaganda, akibatnya bila ada pengertian seni untuk dakwah atau film untuk dakwah, orang akan tergelincir pada pengertian seni untuk propaganda. Dakwah dalam film tentu saja bukan sekedar tayangan yang menampilkan orang sedang shalat atau mengaji saja. Pengertiannya tidak sedangkal itu, melainkan kesenian atau karya film yang lahir dari kreator muslim, karya yang 24 berfalsafah Islam. Karya yang diwarnai terjemahan ajaran Islam sebagai hasil kajian melalui bidang kekaryaan. Untuk menciptakan karya yang demikian maka sang seniman harus menguasai keislamannya. Film dakwah pun harus mampu menginterpretasikan berbagai jawaban tentang kehidupan manusia. Tontonan yang sanggup menampilkan bahasa gambar sebagai pengejawantahan berbagai kepelikan dan jalan keluarnya dari problem yang ada di masyarakat sehingga dari gambar itu dapat ditarik makna solusi tertentu dari suatu kasus atau persoalan. Selama ini film hanya menampilkan wujud seorang kyai dengan tasbih ditangannya, kemudian ia mampu mengusir roh jahat yang menjadi antagonis dalam film tersebut. Dengan kata lain kehadiran tokoh agama dalam film hanya untuk mengusir roh jahat belaka. Jelasnya film dakwah adalah film yang mampu menampilkan berbagai idealis kehidupan sehari-hari dengan jawaban yang riil. Dakwah lewat film adalah dakwah melalui suatu media. Dimana film mempunyai hukumannya tersendiri, film mempunyai hukum “aksi dan karakter”, jika ingin menyampaikan sesuatu lewat film maka ikutilah aturannya. Oleh karena itu, agar kesan bertahan lama, harus diikuti bagaimana caranya yang benar dengan tidak melanggar esensi film dakwah, yaitu film maker harus bisa melahirkan ekspresi dan penonton dapat memperoleh kesan. Dari ekspresi keimpresi kesan terbentang medan garapan agar film dakwah itu enak ditonton dan perlu untuk dicontoh perilaku-perilaku yang baik yang terdapat didalam film. 25

BAB III PROFIL

MAJELIS TA’LIM BAITUL MUTTAQIN DAN FILM LA TAHZAN

A. Majelis Ta’lim Baitul Muttaqin

1. Sejarah Berdirinya Majelis Ta’lim berdiri sejak tahun 1989 yang didirikan oleh KH. Syafi’i Ayub dengan kegiatan pengajian ibu-ibu setiap Hari Jumat yang diajarkan langsung oleh beliau, berawal dari pengajian beberapa orang saja, ada sekitar 15 orang jamaah, dengan ketekunan KH. Syafi’i Ayub, selaku pendiri Majelis Ta’lim Baitul Muttaqin , keadaan Majelis Ta’lim kini semakin berkembang pesat dengan ada nya pengajian kaum bapak dan remaja. Pengajian yang diadakan di Majelis Ta’lim Baitul Muttaqin pada hari Jumat jam 13.00 – 15.00 di kelola langsung oleh ketua Majelis Ta’lim yaitu Hj. Amanih, dengan kajian yang berbeda-beda yaitu pelajaran Tajwid dan Al- qur’an, tadarus Al- qur’an ibu-ibu yang belum mengetahui benar akan hukum-hukum tajwid, serta diselingi dengan mengundang penceramah dari luar. Kemudian pengajian dilanjutkan dengan pembacaan shalawat dan rawi, adapun rawi yang digunakan adalah Syarofal anam, Barzanji, dan Simtudurar. 1 1 Wawancara langsung dengan Ketua MT.Baitul Muttaqin yaitu Hj. Amanih 2. Visi dan Misi a. Visi Visi Majelis Ta’lim Baitul Muttaqin adalah membangun sumber daya manusia yang memiliki intergritas keilmuan, keterampilan dan berakhlakul karimah. b. Misi Misi Majelis Ta’lim Baitul Muttaqin adalah mempersiapkan peserta didik dengan mengacu aspek terhadap kepribadian, jasmani sehingga mampu mengaplikasikan nilai-nilai keimanan dan keterampilan dengan akhlakul karimah. 2 3. Struktur Organisasi Struktur Organisasi Ma jelis Ta’lim Baitul Muttaqin dapat dilihat pada lampiran, yang terdiri dari: a. Pendiri Majelis Ta’lim, b. Pimpinan Majelis Ta’lim, c. Sekretaris dan Bendahara, d. Anggota Majelis Ta’lim. 4. Jamaah Secara umum jamaah Majelis Ta’lim Baitul Muttaqin dari segi usia rata- rata 45-54 tahun yaitu sebanyak 13 orang, merupakan usia yang paling banyak jumlahnya diantara usia jamaah lainnya, sedangkan dari segi pendidikan rata-rata jamaah berpendidikan SMAMA sebanyak 13 orang. 2 Ibid, 5. Program Kegiatan Majelis Ta’lim Baitul Muttaqin Dalam melakukan keagamaan Majelis Ta’lim Baitul Muttaqin melakukan kegiatan pengajian seminggu satu kali untuk ibu-ibu dan setiap hari untuk pengajian anak-anak, pengajian ibu-ibu dimulai dari jam 13.00-15.00 dan dilanjutkan dengan pengajian anak-anak dari jam 16.00-17.30. Kegiatan Majelis Ta’lim Baitul Muttaqin, yaitu : a. Acara Maulid Nabi Muhammad SAW; b. Isra Mi’raj di bulan Rajab; c. Kegiatan Santunan Anak Yatim Piatu dan Janda; d. Shalat Tarawih berjamaah; e. Berlatih qasidah dan shalawat; f. Ziarah ke makam para Wali; g. Menonton Film Religi; h. Tour wisata rohani.

B. Profil Film “La Tahzan”

1. S ekilas Tentang Film “La Tahzan” Genre film ini termasuk kategori sebuah drama, romantis namun religius. Film ini mencoba untuk mengingatkan kita akan di setiap satu kesulitan ada pasti ada dua kemudahan yang akan diberikan oleh Allah SWT. Film ini bertutur tentang seseorang perempuan yang bernama Viona yang berusaha mencari sahabat lama nya yang pergi ke Negara Jepang yaitu bernama Hasan, di saat mencari sahabatnya itu Viona dibantu oleh seseorang lelaki yang dapat membantunya mencari Hasan yaitu Yamada. Yamada pun membantu Viona untuk mencari Hasan di Jepang, akhirnya Hasan berhasil ditemukan tapi dengan kondisi yang jauh berbeda. Disini lah konflik dimulai. Terjadi cinta segitiga antara Yamada, Viona dan Hasan. Yamada rela berkorban apapun untuk Viona , namun berbeda keyakinan dengannya, sedangkan Hasan teman semasa kecil yang seiman dan disukai sejak lama dan sama sekali tidak pernah melukai hati Viona. Film ini mengangkat problematika percintaan hidup manusia dan fenomena pindah agama. Dan didalam kisah cinta di film ini mengajarkan kita untuk selalu mengikuti kata hati dan teguh pada prinsip hdup. Karena masalah apapun yang menghampiri, jangan bersedih dalam bahasa Arab : La Tahzan, karena kita pasti akan diberikan kemudahan untuk mengatasinya. 3 2. Sinopsis Film “La Tahzan” La Tahzan Berkisah tentang Viona Atiqah Hasiholan dan teman- temannya pergi ke Kansai, Osaka, untuk program belajar sambil bekerja di Negeri Matahari Terbit, Jepang. Di sana Viona bertemu dengan Yamada Joe Taslim seorang fotografer freelance, yang ternyata bisa bahasa Indonesia. Hal ini membuat Viona yang mulanya merasa asing di Jepang, seakan mendapat kawan baru. Mereka pun menjadi akrab. Hingga suatu hari Yamada tanpa basa basi, berterus terang ingin melamarnya. Bahkan Yamada siap untuk pindah agama. 3 Majalah Gadis Online, Femina Group, http:www.gadis.co.idgaultry.itla.tahzan001008698 Diakses pada tanggal 17 Agustus 2013.