Respon jamaah majelis ta;lim mawwar al-husnayain terhadap film dokumenter penindasan Palestina karya lembaga voice of Palestine (VOP)

(1)

PALESTINA KARYA LEMBAGA VOICE OF PALESTINE (VOP)

Oleh:

Sarifa Fadlia Abu Bakar

(107051002720)

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432H/2011M


(2)

i

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya: Nama : Sarifa Fadlia Abubakar NIM : 107051002720

Program : Sarjana Strata 1 Pembimbing : Drs. H. Sunandar, MA Menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 23 Juni 2011 Saya yang menyatakan:


(3)

ii

RESPON JAMAAH MAJELIS TA’LIM MAWWAR

AL-HUSNAYAIN TERHADAP FILM DOKUMENTER PENINDASAN PALESTINA KARYA LEMBAGA VOICE OF PALESTINE (VOP)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh:

Sarifa Fadlia Abubakar NIM: 107051002720

Dibawah Bimbingan:

Drs. H. Sunandar, MA NIP: 196206261994031002

Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah

Jakarta

2011


(4)

Skripsi yang berjudul '?.espon Jamaah Majelis Ta'lim Mawwar Ar-tlusnaydn

Terhadap Film Dokumenter Penindasan Palstina Karya Lembaga Yoiee Of

Palestine {VOP)" tela}r diujikan dalam sidang munaqosah Fakuttas Ilmu Dakwah

.lan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatutlah pada Tanggal

29 Juli 2011. Skripsi

ini

telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komrrnikasi Islam

{S- Kom.

4

pada Jurusan

Komunikasi dan Penyiaran trslam"

Jakarta" 29 Juli 2Sl I Panitia Sidang Munaqosah

Sekretaris Merangkap Anggota

Angota

Penguji I, Penguji U

Drs. AzwarChatib. M. Si

r9550501 1985031006 197108161

196007201991031001


(5)

iii ABSTRAK

Sarifa Fadlia Abubakar

RESPON JAMAAH MAJELIS TA’LIM MAWWAR

AL-HUSNAYAIN TERHADAP FILM DOKUMENTER PENINDASAN PALESTINA KARYA LEMBAGA VOICE OF PALESTINE (VOP)

Aksi agresi militer Israel yang dilancarkan kepada masyarakat Palestina selalu menimbulkan reaksi dunia. Tak luput pula respon yang hadir dari masyarakat Indonesia, dengan berbagai cara menunjukkan kepeduliannya. Salah satunya dengan mendirikan lembaga kemanusiaan untuk Palestina, seperti Voice Of Palestine. Yang berupaya mengajak masyarakat Indonesia untuk ikut serta dalam menyuarakan pembebasan Palestina dengan menggunakan berbagai instrumen, salah satunya ialah dengan membuat film dokumenter. Serta para pemuda Islam yang tergabung dalam jamaah Majelis Ta’lim Mawwar Al -Husnayain, yang selalu aktif dalam aksi pembebasan Palestina.

Penelitian ini berusaha untuk menjawab satu pertanyaan utama yakni bagaimana respon jamaah Majelis Ta’lim Mawwar Al-Husnayain terhadap film dokumenter penindasan Palestina karya Voice Of Palestine? Dengan demikian penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui respon jamaah Majelis Ta’lim Mawwar Al-Husnayain terhadap film dokumenter penindasan Palestina karya Voice Of Palestine baik dari segi kognitif, afektif, dan juga konatif.

Dengan menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan metode analisis deskriptif. Melalui pendekatan ini, hendak melihat respon jamaah Majelis Ta’lim Mawwar Al-Husnayain terhadap film dokumenter tersebut. Dengan demikian dapat dilihat respon tersebut bisa memperkuat teori S-O-R, yang dikemukakan oleh Steveb M. Caffe, dimana teori ini beranggapan bahwa media massa memiliki efek langsung yang dapat mempengaruhi individu sebagai audience (penonton).

Temuan dari penelitian ini adalah terdapatnya respon yang positif dari jamaah Majelis Ta’lim Mawwar Al-Husnayain terhadap film dokumenter penindasan Palestina karya VOP. Respon positif ini baik dari segi kognitif, afektif maupun konatif, dan hasil ini mampu memperkuat teori S-O-R, bahwa film ini mampu memberikan efek langsung terhadap audience atau penonton.


(6)

iv

KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim

Atas Nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang

Alhamdulillahi rabbal ‘alamin, rasa syukur yang tak terkira penulis hanturkan kepada Dzat Yang Maha Tinggi, Allahu Azza Wajalla yang senantiasa mencurahkan rahmat serta hidayah-Nya bagi hamba-hamba-Nya yang beruntung. Tak luput pula sholawat serta salam yang selalu tercurah bagi pribadi mulia Muhammad saww dan ahlulbaitnya yang suci dan disucikan, beserta para sahabatnya yang setia. Dimana beliau telah menjadi uswatun hasanah bagi umat terdahulu hingga umat yang akan datang.

Selama proses penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, maka dapat dipastikan jika penulisan penelitian ini tidak akan menemui titik akhir yang sempurna. Sehingga penulisan skripsi dengan judul Respon Jamaah Majelis Ta’lim Mawwar A-Husnayain Terhadap Film Dokumenter Penindasan Palestina Karya Lembaga Voice Of Palestine (VOP) dapat diselesaikan.

Sebagai ungkapan rasa syukur dan terima kasih atas terselesaikannya skripsi ini, maka dengan segala kerendahan hati dan keikhlasan hati penulis mengucapkan terima kasih serta hormat penulis sampaikan kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

2. Ketua Jurusan dan Sekertaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. 3. Bapak Sunandar. MA, selaku dosen pembimbing.

4. Seluruh dosen serta staf akademik Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.


(7)

v

5. Terima kasih yang terdalam untuk kedua orang tua penulis, Fuad Abubakar dan Alwiyah Al-Habsyi, yang senantiasa memberikan dukungan semangat, doa, dan materi. Serta untuk saudara penulis, Fadhil, Fadlan, serta Fauzan.

6. Kepada Lembaga Voice Of Palestine yang mendukung penelitian ini dengan mempermudah penulis untuk mendapatkan segala sesuatu yang dibutuhkan selama penelitian.

7. Kepada Majelis Ta’lim Mawwar Al-Husnayain, yang telah membantu penulis dengan bersedia untuk menjadi subjek penelitian, serta mempermudah proses berlangsungnya penelitian.

8. Kepada Alathas sekeluarga, yang telah memberikan dukungan semangat serta doa agar skripsi ini terselesaikan dengan cepat.

9. Teruntuk Muhammad Azmy, yang selalu sabar dalam membimbing penulis agar selalu semangat serta memberikan ilmu yang bermanfaat dalam menyelesaikan skripsi ini.

10.Kepada teman-teman alumni pondok pesantren Al-Ma’hadul Islami YAPI Bangil.

11.Teman-teman seperjuangan keluarga besar jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam angkatan 2007.

12.Teman-teman seperjuangan KKS HARMONI 2010.

Penulis hanya mampu mengucapkan rasa terima kasih yang tulus kepada semua pihak yang telah menjadi bagian terpenting dalam penyelesaian skripsi ini. Yang pada akhirnya hanya ada harapan dari penulis agar penelitian ini mampu


(8)

vi

memberikan masukan yang bermanfaat untuk para pembaca, dan khususnya bagi penulis. Amin Yaa Ilahi Amin.

Wassalam


(9)

vii

DAFTAR ISI

Pernyataan Keaslian ………...i

Persetujuan Pembimbing ………...ii

Abstrak ...iii

Kata Pengantar ...iv

Daftar Isi ...vii

Daftar Tabel ...ix

BAB I: PENDAHULUAN A Latar Belakang Masalah ...1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ... ...5

1. Batasan Masalah... ...5

2.Rumusan Masalah ... ...5

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... ...5

1. Tujuan Penelitian ... ...5

2. Kegunaan Penelitian... ...6

D. Metodologi Penelitian ... ...6

1. Metode Penelitian... ...6

2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... ...7

3. Subjek dan Objek Penelitian ... ...7

4. Populasi dan Sampel ... ...7

5. Tekhnik Pengumpulan Data ... ...8

6. Tekhnik Pengolahan Data ... ...8

7. Tekhnik Analisis Data ... ...9

E. Kajian Pustaka ... ...9

F. Sistematika Penulisan ... ...11

BAB II: KAJIAN TEORI A. pengertian Respon………...13

B. Ruang Lingkup Film………...………...15

1. Pengertian Film...……..……15

2. Jenis-Jenis Film...17

3. Karakteristik Film...19

C. Pengertian Film Dokumenter...20

BAB III: GAMBARAN UMUM A. Lembaga Voice Of Palestine ………...28

1. Sejarah dan Tujuan Berdirinya Lembaga Voice Of Palestine.28 2. Struktur Keorganisasian Voice Of Palestine...32

3. Program dan Kerjasama...32

4. Kegiatan Voice Of Palestine...33

B.Film Dokumenter Penindasan Palestina Karya Voice Of Palestine...35

1. Nakbah ...35

2. Sejarah ...36


(10)

viii

4. Graffiti ...37

5. Kembang Jiwa ...37

C.Majelis Ta’lim Mawwar Al-Husnayain ………...38

1. Latar Belakang Berdirinya Majelis Ta’lim Mawwar Al -Husnayain...38

2. Visi dan Misi...39

3. Kegiatan Majelis Ta’lim Mawwar Al-Husnayain...40

4. Struktur Organisasi Majelis Ta’lim Mawwar Al -Husnayain...41

D. Sejarah Peristiwa Palestina-Israel...42

BAB IV: ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Identifikasi Responden... …………...………...…46

B. Respon Jamaah Majelis Ta’lim Mawwar Al-Husnayain Terhadap Film Dokumenter Penindasan Palestina Karya Voice Of Palestine...………...50

1. Respon Kognitif...50

2. Respon Afektif...56

3. Respon Konatif...62

C. Analisis Data...66

D. Interpretasi Hasil Analisis Data...68

BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ...70

B. Saran ...72

DAFTAR PUSTAKA...73


(11)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Jenis Kelamin...46

Tabel 2 Pendidikan...47

Tabel 3 Usia...48

Tabel 4 Yang Mengetahui Lembaga VOP secara detail...49

Tabel 5 Pernah Mengikuti Kegiatan VOP...50

Tabel 6 Film dokumenter merupakan sumber informasi yang paling sering anda gunakan untuk melihat penindasan Israel...51

Tabel 7 Film dokumenter karya VOP lebih menarik dibandingkan media lainnya untuk mengetahui peristiwa yang terjadi di Palestina...52

Tabel 8 Film dokumenter karya VOP ini merupakan media persuasif yang lebih efektif untuk mengubah sikap dan menambah pengetahuan anda dibandingkan instrumen lainnya...53

Tabel 9 Film dokumenter ini memberikan informasi dengan jelas tentang gambaran penindasan Israel di Palestina...54

Tabel 10 Pesan yang disampaikan melalui film dokumenter ini sangat jelas untuk mengajak serta melihat permasalahan palestina merupakan suatu agresi penindasan atau pun penjajahan (Occupation)...55

Tabel 11 Film dokumenter karya VOP mampu membangkitkan emosi responden...57


(12)

x

Tabel 12 Film dokumenter ini memberikan informasi yang jelas akan kekejaman Israel terhadap palestina...58 Tabel 13 Kepedulian anda bertambah setelah menonton film dokumenter karya Voice Of Palestine...59 Tabel 14 Rakyat Palestina yang melakukan perlawanan terhadap Israel pantas disebut sebagai teroris...60 Tabel 15 Israel memiliki hak untuk mendirikan Negara di atas tanah

Palestina...61 Tabel 16 Setelah menonton film dokumenter ini , saya akan mendukung aksi demonstrasi untuk Palestina yang laksanakan setiap tahunnya...62 Tabel 17 Anda akan dukungan setiap kegiatan VOP dalam menyuarakan

pembebasan Palestina...63 Tabel 18 Pembebasan tanah Palestina perlu disuarakan secara terus menerus...64 Tabel 19 Setelah menonton film dokumenter VOP, responden merasa bahwa kepedulian terhadap Palestina perlu ditanamkan pada setiap masyarakat...65 Tabel 20 Pemerintah Indonesia harus memberikan perhatiannya terhadap Palestina...66 Tabel 21 Jawaban Responden...67 Tabel 22 Patokan Respon Responden...68


(13)

1 BAB I

PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah

Dalam perjalanan sejarah yang sangat panjang, konflik peperangan antara Palestina dan Israel hingga kini tidak pernah menemui kata damai. Peperangan ini bermula pada tanggal 5 Juni 1967, dan pasukan Israel berhasil menduduki wilayah Sinai, Jalur Gaza, Syria (Dataran Tinggi Golan), Tepi Barat dan Yerussalem. Setelah kekalahan ini bangsa Arab terus melakukan perlawanan untuk merebut kembali wilayah yang telah dirampas oleh Israel.

Pada tanggal 14 Mei 1948 dideklarasikan berdirinya Negara Israel yang langsung mendapatkan persetujuan Amerika, menjadi awal petaka baru bagi rakyat Palestina. Israel yang mendirikan negara di atas negara orang lain dan menguasai 78% wilayah Palestina serta mengusir 2/3 dari seluruh penduduk Palestina keluar dari tanah mereka sendiri bukanlah hal yang menyenangkan. Zionis tercatat menghancurkan 487 desa dari total 585 desa dan melakukan minimal 34 operasi pembantaian massal pada penduduk sipil yang menjadi mimpi buruk itu semakin nyata di Palestina.1

Aksi intimidasi militer Israel yang membabi-buta yang berakibat pada jatuhnya banyak korban jiwa terutama bayi-bayi, kaum perempuan, dan masyarakat yang lanjut usia. Serta kelaparan massal akibat dari penutupan penyeberangan menuju Gaza, dan dipersulitnya para donatur untuk menyumbangkan bahan makanan pada masyarakat Palestina, minimnya fasilitas

1

Topan Effendi, Bingkai Harian Umum Kompas Sebagai Jurnalisme Damai Atas Pemberitaan Konflik Israel-Palestina. Skripsi Sarjana Komunikasi Islam (Ciputat: PU UIN Syahid, 2010), hal. 62.


(14)

2 kesehatan, membunuh para aktivis, juga kelainan pada bayi yang baru lahir dari cacat jantung hingga kelainan otak akibat penggunaan fosfor putih dan uranium.

Melihat kekejaman yang telah dilakukan oleh militer Israel terhadap masyarakat Palestina menimbulkan berbagai reaksi masyarakat dunia tak terkecuali masyarakat Indonesia. Sebab, agresi Israel mampu memproduksi sentimen keagamaan terutama Islam, yang meluas di kalangan masyarakat. Sentimen ini akan mendorong kelompok-kelompok tertentu untuk melakukan berbagai respon.2 Respon selalu dilihat misal dengan melakukan demonstrasi mengutuk tindakan militer Israel dan seluruh antek-anteknya dalam penjajahan tanah Palestina, dan meminta para pemimpin negara-negara Islam untuk bertindak terhadap penjajahan Palestina. Aksi demonstrasi ini dilakukan di kota-kota besar seperti Jakarta, Semarang, Solo, Surabaya, Makassar, serta diberbagai kota lainnya. Masyarakat Indonesia terutama dikalangan mayoritas kaum muslimpun, sangat menolak adanya hubungan diplomatik antara Indonesia dengan Israel. Mereka tidak akan pernah mengakui keberadaan negara illegal Israel.

Tidak puas dengan melakukan berbagai aksi demonstrasi, masyarakat Indonesia juga mendirikan berbagai organisasi guna membantu permasalahan masyarakat Palestina dan mengupayakan kemerdekaan negara tersebut. Salah satu lembaga yang telah berdiri adalah Voice Of Palestine (VOP) atau Suara Palestina Indonesia adalah salah satu badan organisasi yang bersuara untuk kebebasan bagi setiap bangsa dari bentuk penjajahan, imperialisme, dan kolonialisme serta memperjuangkan kemerdekataan atas tanah Palestina.

2

Novri Susan, Sosiologi Konflik dan Isu-Isu Konflik Kontemporer (Jakarta: Kencana, 2009), hal. 229.


(15)

3 VOP (Voice Of Palestine) sebagai bentuk partisipasi masyarakat Indonesia untuk menyuarakan pembelaan terhadap kemerdekaan Palestina. Tidak hanya dengan hal seperti itu, masyarakat Muslim Indonesia juga mengumpulkan seluruh kebutuhan berupa pangan dan pakaian yang akan dikirim ke Palestina dengan para relawannya.

VOP berusaha membangun kesadaran masyarakat dalam melihat permasalahan yang terjadi di Palestina. Untuk membangun kesadaran ini, maka VOP menggunakan berbagai instrument yakni diskusi, talk show, pelatihan lokakarya, seminar, konferensi, dan kampanye. Selain itu dilakukan juga melalui media massa yaitu buletin, jurnal, majalah, dan penerbitan buku. Juga melalui film dokumenter dan digital produksi audio visual dan situs web.

Oleh sebab itu, maka akan dilakukan penelitian ilmiah untuk mengetahui respon jamaah majelis ta‟lim Mawwar Al-Husnayain terhadap film dokumenter penindasan Palestina karya Voice Of Palestine (VOP).

Majelis ta‟lim Mawwar Al-Husnayain merupakan perkumpulan para remaja yang aktif dalam setiap aktifitas keagamaan dan juga kegiatan sosial masyarakat. Mereka juga turut serta dalam setiap aksi yang menyuarakan kebebasan tanah Palestina, seperti melakukan aksi demontrasi yang dilaksanakan secara serempak pada hari Jumat terakhir dibulan Ramadhan. Keikutsertaan mereka sudah berlangsung lama sejak mereka mendirikan majelis ta‟lim tersebut, dan aktif dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh lembaga Voice Of Palestine (VOP).


(16)

4 Film dokumenter ini bukanlah hal baru. Biasa juga dikatakan film nonfiksi, yang mengeksplorasi kejadian historis atau masa kini dan fenomena alam dan sosial dan sudah ada sejak tahun 1922.3

Dengan pemutaran film dokumenter VOP berusaha mengajak masyarakat bersama-sama untuk memperhatikan masalah Palestina. Peneliti mencoba melihat seberapa besar pengaruh film dokumenter penindasan Palestina memberikan dampak terhadap jamaah majelis ta‟lim Mawwar Al-Husnayain, sehingga masalah ini menjadi penting untuk diperhatikan.

Metode penelitian yang digunakan yaitu metode kuantitatif dengan pendekatan deskriptif analisis. Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti.

Menggunakan teori stimulus respon atau yang biasa disebut juga dengan teori S-O-R (Stimulus-Organism-Response) yang dikemukakan oleh Steven M. Caffe. Teori stimulus respon beranggapan bahwa media massa memiliki efek langsung yang dapat mempengaruhi individu sebagai audience (penonton/pendengar). Menurut stimulus respon ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dalam masalah ini. Oleh sebab itu, penelitian ini akan dituangkan dalam skripsi berjudul: “Respon Jamaah Majelis Ta’lim Mawwar A-Husnayain Terhadap

3

Jhon Vivian, Teori Komunikasi Massa: Edisi Kedelapan, (Jakarta: KENCANA PRENADA MEDIA GROUP, 2008), hal. 180.


(17)

5 Film Dokumenter Penindasan Palestina Karya Lembaga Voice Of Palestine (VOP)”

B.Batasan dan Rumusan Masalah 1. Batasan Masalah

Dalam mengajak masyarakat untuk peduli terhadap permasalahan Palestina, Voice Of Palestine menggunakan berbagai macam instrument, yakni buletin, website, seminar, loka karya, film dokumenter, film fiksi, dan lain sebagainya.

Agar penelitian ini lebih terarah dan tidak melebar kemana-mana, maka perlu membuat batasan masalah yakni tentang respon Jamaah Majelis Ta‟lim Mawwar Al-Husnayain terhadap film dokumenter penindasan Palestina karya Voice Of Palestine (VOP).

2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalahnya yaitu Bagaimana respon kognitif, afektif, dan konatif jamaah majelis ta‟lim Mawwar Al-Husnayain terhadap film dokumenter penindasan Palestina karya Voice Of Palestine (VOP)? C.Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti bertujuan untuk:

a. Mengetahui respon kognitif, afektif, dan konatif jamaah majelis ta‟lim Mawwar Al-Husnayain terhadap film dokumenter penindasan Palestina karya Voice Of Palestine (VOP).


(18)

6 2. Kegunaan Penelitian

Selain tujuan di atas, peneliti juga mengharapkan penelitian ini memiliki nilai guna baik secara akademis maupun praktis. Kegunaan akademis yaitu diharapkan penelitian ini memberikan sumbangsih yang besar bagi perkembangan ilmu komunikasi terutama ilmu produksi siaran televisi. Sehingga para mahasiswa yang ingin terjun ke dunia perfilman, dapat menjadikannya referensi ilmu agar mampu menghasilkan suatu hasil karya yang sempurna dan juga pesan yang disampaikannya memberikan manfaat besar dalam dunia dakwah.

Dan untuk lembaga Voice Of Palestine (VOP) agar lebih memperhatikan lagi mutu dari hasil pembuatan film dokumenter yang akan disampaikan kepada masyarakat, agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai. Sedangkan manfaat praktis yakni dengan harapan yang tinggi agar penelitian ini dapat memberikan sumbangsih untuk menjadi masukan dan motivasi kepada seluruh mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, terutama bagi mahasiswa yang berkecimpung dalam dunia dakwah melalui media audio-visual.

D.Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan penelitian kuantitatif. Asumsi dari penelitian kuantitatif adalah bahwa fakta-fakta dari objek penelitian memiliki realitas, dan variabel-variabel dapat diidentifikasikan dan hubungan-hubungannya dapat diukur. Sehingga dapat menghasilkan diskripsi penjelasan-penjelasan kausal dan mendapatkan generalisasi hasil.


(19)

7 Metode penelitian yang digunakan yaitu metode kuantitatif dengan pendekatan deskriptif analisis. Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti. Dalam pengolahan dan analisis data, lazimnya menggunakan pengolahan statistik yang bersifat deskriptif.4

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini beralamat di Jl. Condet Raya no. 14 kantor Blueberry, Condet Jakarta Timur. Dengan segala pertimbangan dan persiapan yang harus dilakukan dalam penelitian ini, maka waktu pelaksanaan penelitian terhitung mulai bulan April hingga Juni 2011.

3. Subjek dan Objek Penelitian

Adapun dalam penelitian ini, yang dijadikan sebagai subjek penelitian yaitu jamaah majelis ta‟lim Mawwar Al-Husnayain di Jl. Condet Raya no. 14 kantor Blueberry, Condet Jakarta Timur. Serta yang menjadi objek penelitiannya yakni film dokumenter penindasan Palestina karya Voice Of Palestine (VOP) .

4. Populasi dan Sampel

Dalam penelitian ini, populasi yang digunakan yaitu jumlah anggota yang terdaftar dalam majelis ta‟lim remaja Mawwar Al-Husnayain yang berjumlah 50 orang. Sedangkan yang dijadikan sebagai sample dalam penelitian ini yaitu berjumlah 25 orang, hal ini dikarenakan dalam kegiatan

4

Sanapiah Faisal, Format-Format Penelitian Sosial, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), hal. 20-21.


(20)

8 pengajian daftar anggota yang aktif hanya berkisar 26 orang termasuk dengan peneliti.

Adapun tekhnik sampel yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah tekhnik Total/ general Sampling.

5. Tekhnik Pengumpulan Data a. Qeusioner (angket)

Penulis akan menggunakan angket tertutup yang mana jawabannya telah tentukan. Angket ini diberikan kepada jamaah ta‟lim guna mendapatkan data tentang perubahan sikap jama‟ah terhadap permasalahan Palestina setelah menonton film dokumenter penindasan Palestina.

b. Wawancara

Wawancara yang dilakukan untuk mendapatkan informasi atau data yang lebih lengkap dari subjek dan objek penelitian. 6. Teknik Pengolahan Data

Agar dapat dianalisa dan diambil kesimpulan, maka langkah-langkah yang ditempuh peneliti dalam pengolahan data ialah:

a. Editing, yaitu mengoreksi hasil yang masuk dari angket dan hasil yang didapat dari wawancara.

b. Tabulasi, yaitu mentabulasi data jawaban yang diberikan oleh responden kedalam bentuk table (menyederhanakan data dengan tabel), selanjutnya akan dinyatakan dalam frekuensi dan prosentase yang sesuai dengan kategori masalah. Adapun untuk menyajikan


(21)

9 data hasil angket yang telah ditabulasikan dan diprosentasekan menggunakan rumus:

P = F X 100% N

P = Angka Prosentase

F = Frekuensi yang sedang di cari prosentasenya N = Number of Cases (Jumlah Responden).5 7. Tekhnik Analisis Data

Setelah data terkumpul, kemudian penulis akan melaporkan, menggambarkan, mengklasifikasikan, menghitung secara statistik hasil jawaban kuesioner akan respon jamaah Majelis Ta‟lim Mawwar Al -Husnayain setelah melihat film dokumenter. Lalu data tersebut akan diinterpretasikan kemudian disimpulkan untuk dijadikan sebuah data yang valid.

E.Kajian Pustaka

Setelah saya meneliti di Perpustakaan Umum UIN Syahid Jakarta dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, saya temukan skripsi yang membahas masalah-masalah yang hampir sama dengan skripsi yang saya bahas, antara lain:

1. Skripsi dengan judul “Pemikiran Politik Hamas dalam Perjuangan Nasional Palestina,” disusun oleh Rafli Naldi. Fakultas Ushuluddin jurusan Pemikiran Politik Islam, tahun 2006. Masalah yang dibahas yakni tentang semua perjuangan Hamas dalam pembebasan Negara Palestina dari pendudukan Israel serta pemikiran politik HAMAS.

5

Anas S. Darjono, Pengantar Statistik Pendidikan (cetakan ke-8), (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada), hal. 40.


(22)

10 2. Skripsi yang berjudul “Pengaruh Gerakan Jihad Izzudin Al Qassam Terhadap Perjuangan Rakyat Palestina Sebelum dan Sesudah Berdirinya Negara Israel” disusun oleh Uu Ubaidillah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Politik, tahun 2010. Berisi tentang bagaimana seorang tokoh mujtahid yang berasal dari Syiria, Izzudin Al Qassam memberikan pengaruh terhadap perjuangan rakyat Palestina. 3. Skripsi berjudul, “Bingkai Harian Umum Kompas Sebagai Jurnalisme

Damai Atas Pemberitaan Konflik Israel-Palestina.” Disusun oleh Topan Effendi mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Konsentrasi Jurnalistik Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, tahun 2010. Dalam skripsi ini melihat pembingkaian isi berita tentang konflik tersebut dalam media kompas yang menitikberatkan pada aspek kemanusiaan agar hati nurani pembaca menyadari betapa pentingnya agresi militer Israel tersebut dihentikan.

Adapun perbedaan dari penelitian yang lalu dengan penelitian kali ini ialah walaupun sama-sama melihat permasalahan Palestina, akan tetapi pada kedua skripsi yang awal lebih banyak mengupas tentang para pejuang-pejuang di tanah Palestina. Serta upaya politisi mereka untuk melawan penjajahan Zionis. Sedangkan dalam skripsi yang ketiga melihat bingkai atau pengemasan permasalahan Palestina melalui sudut pandang harian Kompas yang identik dengan jurnalisme damai.

Sedangkan pada penulisan skripsi ini yang dikupas adalah melihat bagaimana pengaruh film dokumenter yang merupakan hasil karya lembaga Voice Of Palestine dalam mengubah sikap jamaah majelis ta‟lim Mawwar Al-Husnayain


(23)

11 dalam melihat persoalan Palestina. Sehingga mengapa permasalahan Palestina menjadi penting bagi jamaah majelis ta‟lim Mawwar Al-Husnayain dan menyebabkan keikutsertaan mereka disetiap aksi menyuarakan pembebasan tanah Palestina dari penindasan Israel.

F. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan dalam penyusunan laporan akhir (skripsi) maka diperlukan sistematika penulisan yang terdiri dari beberapa bab. Adapun bab-bab tersebut memiliki beberapa sub bab, yakni:

BAB I : Pendahuluan. Bab ini terdiri dari Latar Belakang Masalah, Batasan dan Rumusan Masalah, Hipotesis, Tujuan dan Kegunaan Penelitian, Metodologi Penelitian, Tinjauan Pustaka dan Sistematika Penulisan.

BAB II: Kajian Teori. Yang terdiri dari Pengertian Respon, Pengertian Film, Jenis-Jenis Film, Karakteristik Film, serta Pengertian Film Dokumenter.

BAB III: Gambaran Umum. Yang berisi tentang Sejarah Lembaga Voice Of Palestine. Visi dan Misi. Program dan Kerjasama. Serta Kegiatan Lembaga Voice Of Palestine. Film Dokumenter Penindasan Palestina Karya Voice Of Palestina. Sejarah Majelis Ta‟lim Mawwar Al-Husnayain. Visi dan Misi. Struktur Keorganisasian. Dan Sejarah Singkat Penindasan Palestina. BAB IV: Analisis Hasil Penelitian, Yang Terdiri Dari Identifikasi

Responden, Analisis Respon Kognitif Jamaah Majelis Ta‟lim Mawwar Al-Husnayain terhadap Film Dokumenter Penjajahan


(24)

12 Palestina Karya Voice Of Palestine, Analisis Respon Afektif Jamaah Majelis Ta‟lim Mawwar Al-Husnayain terhadap Film Dokumenter Penjajahan Palestina Karya Voice Of Palestine, dan Analisis Respon Konatif Jamaah Majelis Ta‟lim Mawwar Al-Husnayain terhadap Film Dokumenter Penjajahan Palestina Karya Voice Of Palestine,

BAB V: Penutup. Berupa Kesimpulan dan Saran REFERENSI


(25)

13

BAB II

KAJIAN TEORI

A.Pengertian Respon

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, respon adalah tanggapan, reaksi, dan jawaban.6 Dalam pembahasan teori respon tidak lepas dari pembahasan teori komunikasi. Karena respon merupakan timbal balik atau umpan balik dari apa yang dikomunikasikan terhadap orang-orang yang terlibat proses komunikasi.7 Umpan balik adalah pesan yang dikirim kembali dari penerima ke sumber. Memberi tahu sumber tentang reaksi penerima dan memberikan landasan kepada sumber untuk menentukan prilaku selanjutnya.8

Istilah respon dalam komunikasi adalah kegiatan komunikasi yang diharapkan mempunyai hasil atau dalam setelah komunikasi dinamakan efek. Suatu kegiatan komunikasi itu memberikan efek berupa respon dari komunikasi terhadap pesan yang dilancarkan oleh komunikator. Hal inilah yang nantinya dapat menimbulkan respon yang dibedakan menadi tiga bagian oleh Steven M. Chaffe, yaitu:9

a. Kognitif, yaitu respon yang berkaitan erat dengan pengetahuan keterampilan dan informasi seseorang mengenai sesuatu. Respon ini timbul apabila adanya perubahan terhadap yang dipahami atau dipresepsi oleh khalayak.

6

Tim penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), hal. 952.

7

Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi; Teori dan Praktek cetakan ke-12, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1999), hal. 18

8

Jalaluddin Rahmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), hal. 191

9


(26)

14 b. Afektif, yaitu respon yang berhubungan dengan emosi, sikap dan menilai seseorang terhadap sesuatu. Respon ini timbul bila ada perubahan pada apa yang disenangi khalayak terhadap sesuatu. c. Konatif, yaitu respon yang berhubungan dengan perilaku nyata,

yang meliputi tindakan atau kebiasaan.

Dapat diambil kesimpulan bahwa respon itu terbentuk dari proses rangsangan atau pemberian aksi atau sebab yang berujung pada hasil reaksi dan akibat dari proses rangsangan tersebut.

Respon akan muncul dari penerimaan pesan setelah sebelumnya terjadi serangkaian komunikasi. Menurut Ahmad Subandi mengemukakan respon dengan istilah feedback (umpan balik) yang memiliki peranan atau pengaruh yang besar dalam menentukan baik atau tidaknya suatu komunikasi.10

Tanggapan yang dilakukan seseorang dapat terjadi jika terpenuhi faktor penyebabnya. Hal ini perlu diketahui supaya individu yang bersangkutan dapat menanggapi dengan baik. Pada proses awalnya individu mengadakan tanggapan tidak hanya dari stimulus yang ditimbulkn oleh keadaan sekitar. Tidak semua stimulus itu mendapatkan respon individu, sebab individu melakukan terhadap stimulus yang ada persesuaian atau yang menarik dirinya. Dengan demikian maka akan ditanggapi adalah individu selain bergantung pada stimulus juga bergantung pada keadaan individu itu sendiri.

Dengan kata lain, stimulus akan mendapatkan pemilihan dan individu akan bergantung pada 2 faktor, yaitu:

10

Dwi Lutfiana, Respon Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Terhadap Film Laskar Pelangi. Skripsi Sarjana Komunikasi Islam (Ciputat: PU UIN Syahid, 2009), hal. 17.


(27)

15 1. Faktor internal, yaitu faktor yang ada dalam diri individu manusia itu sendiri dari dua unsur yakni rohani dan jasmani. Maka seseorang yang mengadakan tanggapan terhadap sesuatu stimulus tetap dipengaruhi oleh eksistensi kedua unsur tersebut. Apabila terganggu salah satu unsur saja, maka akan melahirkan hasil tanggapan yang berbeda intensitasnya pada diri individu yang melakukan tanggapan atau akan berbeda tanggapannya tersebut antara 1 orang dengan yang lainnya.

Unsur jasmani atau fisiologi meliputi keberadaan, keutuhan dan cara kerja alat indera, urat syaraf dan bagian-bagian tertentu pada otak. Unsur-unsur rohani dan fisiologi yang meliputi keberadaan, perasaan (feeling), akal, fantasi, pandangan jiwa, mental, pikiran, motivasi, dan sebagainya.

2. Faktor eksternal, yaitu faktor yang ada pada lingkungan. B.Ruang Lingkup Film

1. Pengertian Film

Film dalam pengertian sempit adalah penyajian gambar lewat layar lebar, tetapi dalam pengertian lebih luas bisa juga termasuk yang disiarkan di televisi. Film dengan kemampuan daya visualnya yang didukung audio yang khas sangat efektif sebagai media hiburan dan juga sebagai media pendidikan dan penyuluhan.11

Film menggunakan unsur gambar sebagai sarana utama untuk menyampaikan informasi. Sebagaimana yang kita ketahui, dalam sejarahnya, film adalah kesinambungan dari fotografi. Pada mulanya film

11

Hafid Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2008), hal. 136-137.


(28)

16 masih bisu, baru kemudian unsur suara melengkapi unsur gambar. Gambar dan suara, keduanya secara bersama-sama menceritakan cerita pada penonton. Keduanya mengandung apa yang dinamakan ekspresi. Kita melihat gambar dan mendengar suara.12

Film atau gambar bergerak adalah bentuk dominan dari komunikasi massa visual di belahan dunia ini. Film lebih dulu menjadi dunia hiburan dibandingkan dengan siaran radio ataupun televisi. Seperti halnya siaran televisi, tujuan khalayak menonton film terutama untuk memperoleh hiburan. Akan tetapi dalam film dapat mengandung fungsi informatif maupun edukatif bahkan persuasif.13

Film (motion picture) adalah tekhnik audio-visual yang sangat efektif dalam mempengaruhi penonton-penontonnya. Ini merupakan kombinasi dari drama dengan paduan suara dan musik, serta drama dengan paduan dari tingkah laku serta emosi. Sehingga dapat dinikmati benar-benar oleh penontonnya dengan mata, telinga, dan di ruang yang remang-remang antara gelap dan terang.14

Selain itu, pengertian film yaitu, pertama selaput tipis yang dibuat dari bahan seluloid untuk tempat gambar negatif yang kemudian akan menjadi sebuah potret, atau utnuk gambar positif yang akan dimainkan di bioskop. Yang kedua, film adalah lakon (cerita) gambar hidup.

12

http://pelajarfilmmaker.multiply.com/journal/item/65, diakses pada tanggal 20 Juni 2011. 13

Elvinaro Ardianto, Lukiati Komala Erdijaya, Komunikasi Massa; Suatu Pengantar, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007), hal. 134.

14

H.A.W. Widjaja, Komunikasi: Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hal. 84.


(29)

17 2. Jenis-Jenis Film

Adapun jenis-jenis film yang dilihat dari isinya, film dibedakan menjadi jenis film fiksi dan non fiksi. Sebagai contoh untuk film non fiksi adalah film dokumenter yang menjelaskan tentang film dokumentasi sebuah kejadian alam, flora, fauna, maupun manusia. Adapun menurut Heinich dkk, film dokumenter adalah film yang dibuat berdasarkan fakta bukan fiksi dan bukan pula memfiksikan yang fakta.

Sedangkan untuk kelompok fiksi, dalam dunia perfilman kita mengenal jenis-jenis film yang berupa suspence atau action, science fiction, horror, dan film musikal. Selain itu, ada pula dokudrama, film drama dan semi drama. Dokudrama yakni film-film dokumenter yang membutuhkan pengadegan. Dengan demikian kisah yang ada dalam dokudrama adalah kisah-kisah yang diangkat dari kisah nyata dari kehidupan nyata, bisa diambil dari sejarah. Misalnya kisah teladan para Nabi dan Rasul, Wali Songo, Ulama, dan tokoh-tokoh terkenal.

Adapun film drama dan semi drama, keduanya melukiskan human relation. Tema-temanya bisa diambil dari kisah nyata dan bisa juga tidak yakni dari nilai-nilai kehidupan yang kemudian diramu menjadi sebuah cerita. Misalnya tentang penyesalan orang kafir, dihukum karena pelit, takut kepada Allah, bersabar, indahnya hidup damai, kejujuran, jangan menghina keimanan orang lain, dan lain-lain. Jenis film ini dikenal juga dengan nama film cerita (story film), yakni film sebuah dibuat dengan cerita yang diangkat menjadi topik film berupa cerita fiktif ataupun kisah


(30)

18 nyata yang dimodifikasi sehingga ada unsur menarik, baik dari jalan ceritanya maupun dari segi gambarnya.

Selain itu, ada pula film berita atau newsreal adalah film mengenai fakta yang benar-benar terjadi. Karena sifatnya berita, maka film yang disajikan kepada publik harus mengandung nilai berita (news value). Kriteria berita itu adalah penting atau menarik ataupun penting sekaligus menarik. Film berita dapat langsung terekam dengan suaranya, atau film beritanya bisu, pembaca berita yang membacakan narasinya. Bagi peristiwa-peristiwa tertentu, seperti perang, kerusuhan, pemberontakan, dan sejenisnya, film berita yang dihasilkan kurang baik.

Sebuah film memiliki struktur, diantaranya yaitu: 1. Pembagian cerita.

2. Pembagian adegan.

3. Jenis pengambilan gambar (shoot). 4. Pemilihan adegan pembuka (opening). 5. Alur cerita dan continuity.

6. Entrique, yang meliputi jealousy dan lain-lain.

7. Anti klimaks, yaitu penjelasan masalah, anti klimaks ini terjadi setelah klimaks.

8. Ending atau penutup, ending dalam film bisa bermacam-macam, bisa sedih dan senang.15

15

Abdul Hadi, Pengaruh Media Film Dokumenter Terhadap Hasil Belajar Fiqih (Kasus Pada Materi Manasik Haji dan Umroh) di MTS Al-Mursyidiyyah Pondik Benda Pamulang. Sarjana Pendidikan Agama Islam (Ciputat: PU UIN Syahid, 2009) hal. 14.


(31)

19 3. Karakteristik Film

Faktor-faktor yang dapat menunjukkan karakteristik film yaitu antara lain:

a. Layar yang luas atau lebar

Film dan televise sama-sama menggunakan layar, namun kelebihan media film adalah layarnya yang berukuran luas. Saat ini ada layar televisi yang berukuran jumbo, yang bisa digunakan pada saat-saat khusus dan biasanya di ruangan terbuka, seperti dalam pertunjukkan musik dan sejenisnya.

Layar film yang luas telah memberikan keleluasan penontonnya untuk melihat adegan-adegan yang disajikan dalam film. Apalagi dengan adanya kemajuan tekhnologi, layar film dibioskop-bioskop pada umumnya sudah tiga dimensi. Sehingga penonton seolah-olah melihat kejadian nyata dan tidak berjarak. b. Pengambilan gambar

Sebagai konsekuensi layar lebar, maka pengambilan gambar atau shot dalam film bioskop memungkinkan dari jarak jauh atau extreme long shot dan panoramic shot, yakni pengambilan pemandangan menyeluruh. Shot tersebut dipakai untuk memberi kesan artistik dan suasana yang sesungguhnya, sehingga film akan lebih menarik.


(32)

20 Menonton film akan membuat penonton berkonsentrasi penuh karena situasi yang diciptakan dengan sangat kondusif, terbebas dari hiruk pikuk.

d. Identifikasi psikologis

Pengaruh film terhadap jiwa manusia (penonton) tidak hanya sewaktu atau selama ia duduk di gedung bioskop, tetapi terus sampai waktu yang cukup lama, misalnya peniruan terhadap cara berpakaian atau model rambut. Hal ini disebut imitasi.

Adapun tujuan khalayak menonton film terutama yaitu untuk hiburan. Akan tetapi dalam film terkandung fungsi informatif maupun edukatif, bahkan persuasif. Film nasional dapat digunakan sebagai media edukasi untuk pembinaan generasi muda dalam rangka nation and character building. Fungsi edukasi dapat tercapai apabila film nasional memproduksi film-film sejarah yang objektif atau film dokumenter dan film yang diangkat dari kehidupan sehari-hari secara berimbang.16

C.Pengertian Film Dokumenter

Dalam pengertian, film dokumenter adalah film yang mendokumentasikan kenyataan. Di Perancis, istilah dokumenter digunakan untuk semua film non fiksi, termasuk film tentang perjalanan dan film pendidikan. Berdasarkan definisi ini, film-film pertama adalah film dokumenter. Mereka merekam hal sehari-hari misalnya kereta api masuk stasiun. Pada dasarnya, film dokumenter

16

Dari Bentuk-Bentuk Media Massa oleh Olivia Dwi Ayu. Diakses pada tanggal 20 Juni 2011dari http://oliviadwiayu.wordpress.com/2006/11/03/bentuk2-media-massa/.


(33)

21 merepresentasikan kenyataan. Artinya film dokumenter, menampilkan kembali fakta yang ada dalam kehidupan.17

Adapun menurut Robert Flaherty, film dokumenter merupakan sebagai karya ciptaan mengenai kenyataan (creative treatment of actuality). Dimana film dokumenter merupakan hasil interpretasi pribadi (pembuatnya) mengenai kenyataan tersebut.18 Selain itu, terdapat definisi menurut beberapa ahli, yaitu diantaranya:

1. Paul Rotha

Definisi dokumenter bukan merujuk pada subjek atau sebuah gaya, namun dokumenter adalah sebuah pendekatan. Pendekatan dalam dokumenter dalam film berbeda dari film cerita. Bukan karena tidak dipedulikannya aspek kriya/kerajinan (craftsmanship) dalam pembuatannya. Tetapi dengan sengaja justru memperlihatkan bagaimana kriya tersebut digunakan.

2. Paul Wells

Teks Non-Fiksi yang menggunakan footage–footage yang aktual, di mana termasuk di dalamnya perekaman langsung dari peristiwa yang akan disajikan dan materi-materi riset yang berhubungan dengan peristiwa itu, misalnya hasil wawancara, statistik, dan lain sebagainya. Teks-teks seperti ini biasanya disuguhkan dari sudut pandang tertentu dan memusatkan perhatiannya pada sebuah isu-isu sosial tertentu yang sangat memungkinkan untuk dapat menarik perhatian penontonnya.

17

Dari Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas. Diakses pada 30 Desember 2010 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Film_dokumenter.

18

Elvinaro Ardianto, Lukiati Komala Erdijaya, Komunikasi Massa; Suatu Pengantar, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007), hal. 140.


(34)

22 3. Steve Blandford, Barry Keith Grant dan Jim Hillier

Pembuatan film yang subyeknya adalah masyarakat, peristiwa atau suatu situasi yang benar-benar terjadi di dunia realita dan di luar dunia sinema.

4. Frank Beaver

Sebuah film non-fiksi. Film Dokumenter biasanya di-shoot di sebuah lokasi nyata, tidak menggunakan actor dan temanya terfokus pada subyek–subyek seperti sejarah, ilmu pengetahuan, social atau lingkungan. Tujuan dasarnya adalah untuk memberi pencerahan, member informasi, pendidikan, melakukan persuasi dan memberikan wawasan tentang dunia yang kita tinggali.

5. Louis Giannetti

Tidak seperti kebanyakan film-film fiksi, dokumenter berurusan dengan fakta-fakta, seperti manusia, tempat dan peristiwa serta tidak dibuat. Para pembuat film dokumenter percaya mereka „menciptakan‟ dunia di dalam filmnya seperti apa adanya.

6. Timothy Corrigan

Sebuah film non-fiksi tentang masyarakat dan peristiwanya, seringkali mengabaikan struktur naratif yang tradisional.

7. Michael Rabinger

Dokumenter harusnya dibuat dengan hati dan bukan hanya dengan pikiran kita saja. Film dokumenter ada untuk mengubah cara kita merasakan sesuatu.


(35)

23 Film dari sebuah peristiwa yang aktual. Peristiwa-peristiwa tersebut didokumentasikan dengan menggunakan orang-orang biasa dan bukan aktor.

9. Edmund F. Penney

Suatu jenis film yang melakukan interpretasi terhadap subyek dan latar belakang yang nyata. Terkadang istilah ini digunakan secara luas untuk memperlihatkan aspek realistiknya dibandingkan pada film-film cerita konvensional. Namun istilah ini juga telah menjadi sempit karena seringkali hanya menyajikan rangkaian gambar dengan narasi dan soundtrack dari kehidupan nyata.

10. James Monaco

Istilah dengan makna yang sangat luas, secara mendasar digunakan untuk merujuk pada film atau program televisi yang tidak seluruhnya fiktif saat menyajikan alam.

11. Ira Konigsberg

Sebuah film yang berkaitan langsung dengan suatu fakta dan non-fiksi yang berusaha untuk menyampaikan kenyataan dan bukan sebuah kenyataan yang direkayasa. Film-film seperti ini peduli terhadap perilaku masyarakat, suatu tempat atau suatu aktivitas.

12. Gerald Mast dan Bruce F. Kawin

Sebuah film non-fiksi yang menata unsur-unsur faktual dan menyajikannya, dengan tujuan tertentu.


(36)

24 Justru yang menarik adalah apa yang dikatakan oleh David Bordwell dan Kristin Thompson dalam Film Art: An Introduction, Edisi Ke-5. Menurutnya bahwa inti dari film dokumenter adalah untuk menyajikan informasi yang faktual tentang dunia di luar film itu sendiri. Bedanya dengan fiksi adalah dalam pembuatannya tidak ada rekayasa baik dari tokohnya (manusia), ruang (tempat), waktu dan juga peristiwanya.

14. Misbach Yusabiran

Misbach Yusabiran melalui seorang penulis skenario, Armantono pernah mengatakan bahwa dokumenter adalah suatu dokumentasi yang diolah secara kreatif dan bertujuan untuk mempengaruhi (mem-persuasi) penontonnya. Dengan definisi ini, film dokumenter seringkali menjadi sangat dekat dengan film-film yang bernuansa propaganda.19

Sementara menurut Undang-Undang no. 8 tahun 1992 pasal 1 ayat (1), disebutkan bahwa yang dimaksud dengan film dokumenter adalah film dokumenter yang tidak termasuk untuk diserahkan atau disimpan di arsip Nasional berdasarkan Undang-Undang Kearsipan, dalam arti informasinya tidak berkaitan dengan penyelanggaraan pemerintah dan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Dalam bukunya, Oemar Hamalik menjelaskan bahwa film dokumenter bermaksud memberikan gambaran yang sebenarnya tentang suatu cerita. Film ini bukan merupakan pengulangan suatu kejadian atau dibuat seperti halnya film-film

19

Dari Definisi Film Dokumenter oleh Kusen Dony Herm. Diakses pada 30 Desember 2010 dari http://filmpelajar.com/tutorial/definisi-film-dokumenter.


(37)

25 yang diproduksi, tetapi menggunakan masyarakat nyata dan dalam situasi yang nyata pula.20

Dokumenter sering dianggap sebagai rekaman „aktualitas‟, potongan rekaman sewaktu kejadian sebenarnya berlangsung, saat orang yang terlibat di dalamnya berbicara, kehidupan nyata seperti apa adanya, spontan dan tanpa media perantara.

Walaupun kadang menjadi materi dalam pembuatan dokumenter, faktor ini jarang menjadi bagian dari keseluruhan film dokumenter itu sendiri. Karena materi-materi tersebut harus diatur, diolah kembali, dan diatur strukturnya. Terkadang bahkan dalam pengambilan gambar sebelumnya, berbagai pilihan harus diambil oleh para pembuat film dokumenter untuk menentukan sudut pandang, ukuran shot (type of shot), pencahayaan dan lain-lain agar dapat mencapai hasil akhir yang diinginkan.21

Sedangkan menurut penulis, film dokumenter adalah film yang menampilkan suatu kejadian atau peristiwa tanpa adanya campur tangan yang dominan dari pembuatnya atau tanpa berdasarkan aturan main pembuat film.

Perkembangan dokumenter dan genre-nya saat ini sudah sangat pesat dan beragam. Akan tetapi ada beberapa unsur yang tetap dan penggunaannya, yakni unsur visual dan verbal yang biasa digunakan dalam dokumenter.

a. Unsur Visual

1. Observasionalisme Reaktif

Pembuatan film dokumenter dengan bahan yang sebisa mungkin diambil langsung dari subyek yang difilmkan. Hal ini

20

Oemar Hamalik, Media Pendidikan, (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 1994), hal. 92. 21

http://www.scribd.com/doc/9810056/Apa-Itu-Dokumenter, diakses pada tanggal 20 juni 2011.


(38)

26 berhubungan dengan ketepatan observasi oleh operator kamera/sutradara.

2. Observasionalisme Proaktif

Pembuatan film dokumenter dengan memilih materi film secara khusus sehubungan dengan observasi terdahulu oleh operator kamera/sutradara.

3. Mode Ilustratif

Pendekatan terhadap dokumenter yang berusaha menggambarkan secara langsung tentang apa yang dikatakan oleh narator/voice over.

4. Mode Asosiatif

Pendekatan dalam dunia dokumenter yang berusaha menggunakan potongan-potongan gambar dengan berbagai cara. Dengan demikian, diharapkan arti metafora dan simbolis yang ada pada informasi harafiah dalam film, dapat terwakili. 22

b. Unsur Verbal

1. Overheard Exchange

Rekaman pembicaraan antaradua sumber atau lebih yang terkesan direkam secara tidak sengaja dan secara langsung.

2. Kesaksian

Rekaman observasi, opini atau informasi, yang diungkapkan secara jujur oleh saksi mata, pakar dan sumber lain

22

Dari Apa Itu Dokumenter. Diakses pada tanggal 20 Juni 2011 dari http://www.scribd.com/doc/9810056/Apa-Itu-Dokumenter.


(39)

27 yang berhubungan dengan subyek dokumenter. Hal ini merupakan tujuan utama dari wawancara.

3. Eksposisi

Penggunaan voice over atau orang yang langsung berhadapan dengan kamera, secara khusus mengarahkan penonton yang menerima informasi dan argumen.23

23


(40)

28

BAB III

GAMBARAN UMUM

A.Lembaga Voice Of Palestine

1. Sejarah dan Tujuan Berdirinya Lembaga Voice Of Palestine

Berdirinya lembaga Voice Of Palestine bermula dari perkumpulan para alumni yang berasal dari Timur Tengah seperti Syiria, Mesir, dan juga Iran. Selain itu juga ada yang berasal dari alumni yang berasal dari perguruan tinggi di Indonesia, sehingga berdirilah lembaga ini pada bulan November tahun 2007. akan tetapi peresmian berdirinya lembaga ini yaitu pada tanggal 15 Mei 2008, bertepatan dengan 60 tahun peristiwa pengusiran masyarakat Palestina dari tanah mereka yang dikenal dengan istilah nakhbah atau lebih tepatnya pada saat deklarasi berdirinya Negara Israel.

Berdasarkan isi Undang-Undang Dasar negara Indonesia yaitu "Dengan kemerdekaan menjadi hak setiap bangsa, penjajahan harus dihapuskan dari muka bumi karena bertentangan dengan ketetapan dari sifat manusia dan keadilan." (UUD 1945 Bahasa Indonesia).

Penduduk asli Palestina adalah orang yang dikeluarkan dan direbut tanah rumah-rumah mereka secara paksa. Sejak 100 tahun gerakan Zionis ultranationalist dengan dukungan dari beberapa kekuatan kolonial telah melakukan pembersihan etnis secara brutal di Palestina. Tindakan ini


(41)

29 tanpa diragukan adalah ilegal karena melanggar prinsip-prinsip hak asasi manusia dan hukum internasional.24

Kondisi menyedihkan dari Palestina di bawah pendudukan Zionis Israel yang tak henti-hentinya merusak kemampuan mereka untuk bertahan hidup serta penyangkalan hak-hak dasar mereka sebagai manusia mungkin mirip penderitaan yang telah dibayar oleh masyarakat Indonesia selama lebih dari 350 tahun selama periode kolonial. Oleh karena itu, ada tanggung jawab moral dan konstitusional bagi Indonesia untuk memastikan bahwa orang Palestina akan mendapatkan kembali hak mereka dan mencapai kebebasan mereka sesegera mungkin.

Dalam konteks konflik dengan rezim Zionis di Israel, Palestina dan status masyarakat Palestina di bawah hukum internasional dan opini publik internasional sangat jelas. Resolusi PBB 194 menegaskan apa yang telah diabadikan dalam berbagai badan hukum internasional bahwa Palestina memiliki hak mutlak untuk kembali ke tanah asal mereka. Ini adalah hak mutlak bagi mereka yang tidak dapat dihentikan oleh setiap perjanjian atau persetujuan politik. Resolusi PBB 181 juga telah menjamin negara yang berdaulat untuk Palestina.

Tapi tragis, semua kejelasan tersebut telah didiskreditkan oleh arogansi rezim Zionis-Israel dan pemerintah Amerika Serikat. Selama 60 tahun, hak tak terpisahkan dari pengembalian Palestina telah ditolak oleh Israel dan pemerintah AS dengan alasan yang tidak realistis. Sebuah

24


(42)

30 negara yang diusulkan Palestina, selama 40 tahun, telah terhambat oleh banyak prasyarat praktis.

Akibatnya, ini harus dikatakan dengan jelas dan tanpa ambiguitas bahwa Israel dan pemerintah AS tidak benar-benar memiliki kemauan politik yang kuat untuk mematuhi prinsip-prinsip hak asasi manusia dan perintah hukum internasional. Sebagaimana yang banyak disebut "proses perdamaian" hanyalah kebijakan manipulatif dengan tujuan yang jelas mereka untuk memberdayakan pendudukan Israel dan memperpanjang penderitaan Palestina.

Tidak ada damai bisa diharapkan tanpa keadilan. Tidak ada akhir bagi kekerasan selama kita tidak menyelesaikan pendudukan Israel yang disponsori Amerika Serikat sesegera mungkin. Oleh karena itu, maka dibangunlah Suara Palestina atau Voice Of Palestine (VOP), sebuah organisasi yang merupakan bentukan masyarakat Indonesia yang didedikasikan untuk kebebasan Palestina dan kembalinya rakyat Palestina melalui agenda keberlanjutan.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka berdirinya lembaga ini dengan visi-misi yang utama yaitu untuk mempromosikan kebebasan setiap bangsa dari segala bentuk penjajahan, imperialisme, dan kolonialisme. Untuk memperjuangkan kebebasan Palestina dan untuk membela hak asasi manusia mereka. Yang mana hak-hak tersebut, yang pertama adalah Right of Return atau hak untuk kembali. Yang mana hal ini


(43)

31 telah disepakati dalam konfrensi Genewa, dimana seluruh rakyat Palestina berhak untuk kembali ke negaranya.25

Kedua, Right of Resistance atau hak untuk melawan. Dalam media massa nasional sering didapati pemberitaan jika perlawanan masyarakat Palestina dianggap sebagai teroris, atau penyerangan Israel dibungkus dengan kata-kata “Israel membalas”. Dengan adanya pemberitaan ini memberi kesan bahwa Israel memiliki hak untuk membalas perlawanan rakyat Palestina. Serta yang ketiga yakni hak untuk menentukan nasib bangsa Palestina.

Selain latar belakang diatas, berdirinya lembaga Voice Of Palestine memiliki beberapa tujuan dari berdirinya lembaga ini, diantaranya:

1. Untuk menyatakan kebenaran dan keadilan bagi penyebab Palestina dan untuk mendukung kebebasan dan hak azasi kembali.

2. Untuk mengembangkan perspektif lurus tentang akar konflik atas Palestina bersejarah bagi rakyat Indonesia.

3. Untuk mempromosikan-negara satu solusi melalui referendum oleh asli Palestina terlepas dari ras, etnis, sekte, dan agama. 4. Untuk membangun kerjasama dengan organisasi lain, secara

internasional maupun nasional, mereka berkomitmen untuk kebebasan Palestina dan hak azasi mereka kembali.

25


(44)

32 2. Struktur Keorganisasian Voice Of Palestine

a. Dewan Pendiri:

Mujtahid Hashem, Ammar Fauzi, Ridho Al-Habsyi, Muchtar Lutfi, Nasir Dimyati, Saleh Lapadi, Ridwan Muhammadi, dan juga Fahmi

.

b. Dewan Penasehat:

Hasan Alaydrus, Abdullah Assegaf, Ammar Fauzi, Muchtar Lutfi, Mujtahid Hashem, Abdulah Beik, Hisam Sulaiman, Ibrahim Muharram.

c. Dewan Eksekutif:

Mujtahid Hashem, Irman Abdurrahman, Hisam Sulaiman, Subhi Ibrahim, Anwar Aris, Fahmi al-Jufri, Husain Nahrawi, Rudi Suharto, Fahmi, Imam, Muhammad Maruf, Bimo, Rozak.26

3. Program dan Kerjasama

Adapun program yang dimiliki oleh Voice Of Palestine, antara lain yaitu diskusi, talk show, pelatihan, lokakarya, seminar, konferensi, dan kampanye. Buletin, jurnal, majalah, dan penerbitan buku, film dokumenter, digital produksi audio visual dan situs web yang terbit setiap harinya.

Sedangkan bentuk kerjasama yang dibina yakni dengan organisasi-organisasi kemanusiaan nasional maupun internasional, universitas-universitas, pemerintah, parlemen, dan media massa.27

26

Ibid 27


(45)

33 4. Kegiatan Voice Of Palestine

Berikut adalah agenda seluruh kegiatan Voice Of Palestine selama kurun waktu satu tahun (2010-2011). The First Anniversary of the Victory of Palestinian Resistance against Zionist Aggression (January 2010), The “Viva Palestina” Caravan (February 2010) dengan mengadakan konvoi dari Jakarta menuju Bandung yang berjarak 180 km, The Freedom Flotilla Campaign (February 2010) dengan mengadakan pertemuan bersama Huwaida Arraf selaku director of the Gaza Movement serta mengadakan pertemuan dengan mantan Wakil Presiden Indonesia yakni Jusuf Kalla serta Sayuti Assyatri.

The Movies Screening (February-March 2010) yang diadakan di tiga kota yaitu Jakarta, Bogor dan Bekasi. The 62nd Commemoration of Palestinian Nakba (May 2010) The events were held at Syahid auditorium of Jakarta Islamic State University. The Mass Rally against the Brutal Zionist Attack on the Humanitarian Sea Convoy Freedom Flotilla (May 2010) melakukan demonstrasi di depan gedung kedutaan Amerika sebagai aksi protes terhadap penyerangan tentara Zionis terhadap kapal para relawan untuk Palestina pada tanggal 31 Mei 2010.

“Imam Khomeini and Palestine”, the Commemoration of the Anniversary of the Death of Imam Khomeini (4 June 2010) seminar ini dilaksanakan Universitas Islam Walisongo Semarang Jawa Tengah. The Open Discussion on Indonesian Foreign Policies toward the Palestinian issues (August 2010) dan Sayuti Assyatri sebagai pembicara. The International Day of Al-Qods (September 2010), seminar ini berlangsung di Universitas Islam Negeri Jakarta, yang dihadiri oleh Marzuki Ali sebagai pembicara. Hari


(46)

al-34 Quds tepatnya pada tanggal 4 September berlangsung aksi demonstrasi di depan gedung kedutaan Amerika untuk menyuarakan pembebasan Tanah Palestina.

The Public Campaign in the Islamic Student Association National Convention (November 2010), The “GO BACK OBAMA” Mass Rally against the Obama‟s Visit to Indonesia (November 2010), Participating in the Seminar on “The Danger of Zionism” at Purwokerto University, Central Java (December 2010), The Press Gathering on the Second Anniversary of Gaza Massacre (December 2010), The First Asia to Gaza Solidarity Caravan (December 2010-January 2011) VOP tergabung dalam Asian People‟s Solidarity for Palestine (APSP) melakukan perjalanan ke Gaza sebagai bentuk solidaritas dengan menempuh jarak 8000 km. aksi ini dimulai pada tanggal 8 Desember 2010 dan rute perjalanannya melewati India, Pakistan, Iran, Turki, Syiria, dan Mesir. Berhasil memasuki daerah Gaza pada tanggal 2 Januari 2011. The Prime Minister of Palestine H.E Ismail Haniya, menyambut kedatangan mereka.

“The Imam Husain Viva Palestina” Convoy (January 2011), The Indonesia – Palestine Gathering (January 2011), The Indonesia Solidarity for People Power Movement in Egypt (January 2011) menyuarakan pembebasan masyarakat Mesir dari rezim Husni Mubarak, yang mana Husni Mubarak telah menjadi penyokong bantuan untuk Amerika dan Israel untuk menindas masyarakat Palestina. The Post Asia Caravan Campaign (February 2011).28

28


(47)

35 B.Film Dokumenter Penindasan Palestina Karya Voice Of Palestine

Lembaga Voice Of Palestine (VOP) berhasil membuat karya film dokumenter penindasan Palestina sebanyak tujuh film, akan tetapi dalam penelitian ini, hanya 5 film dokumenter yang akan diteliti. Yakni film-film yang sering diputar oleh lembaga Voice Of Palestine (VOP) di setiap kesempatan, diantaranya ialah berjudul Nakbah, Sejarah, Imam Khomaeni dan Palestina, Graffiti, dan Kembang Jiwa.

1. Nakbah

Dalam film berdurasi 20 menit ini, berkisah tentang sejarah awal mula berdirinya kelompok Zionis, yang secara terus menerus berupaya mengusir Komunitas Arab dari Tanah Palestina. Sehingga peristiwa inilah yang merupakan awal mula timbulnya konflik di kawasan tersebut.

Pada Tahun 1917, Lord Arthur Belfour yang merupakan sekretaris kantor asing Inggris mengumumkan dukungan atas berdirinya Negara Yahudi di Tanah Palestina. Kemudian keputusan tersebut menimbulkan perlawanan keras oleh masyarakat sipil Palestina. Akan tetapi perlawanan masyarakat sipil Palestina tersebut mendapatkan respon keras dari Israel dengan melakukan 57 pembantaian dengan 5000 orang Palestina terbunuh. Hingga pada akhirnya keluarlah resolusi PBB untuk membagi Palestina menjadi dua negara yaitu Negara Yahudi dan Arab pada tanggal 29 November 1948 dengan 53% wilayah Palestina menjadi bagian Bangsa Israel. Akan tetapi, hal tersebut tidak diterima oleh masyarakat sipil Palestina yang merupakan penduduk mayoritas Tanah Palestina. Dengan


(48)

36 melakukan berbagai pengusiran dan pembantaian, Israel berhasil menguasai lebih luas lagi Tanah Palestina.

15 Mei 1948, Amerika Serikat di bawah keputusan Harry S. Truman menjadi pemerintah pertama yang mengakui negara Israel, setelah negara tersebut dideklarasikan oleh Inggris.

Selain itu, dalam video ini juga memperlihatkan kekejaman genjatan senjata yang dilakukan oleh Israel hingga sekarang yang telah menelah banyak korban dimana yang paling banyak yaitu anak-anak dan wanita. Pesan dari film ini adalah menyampaikan pesan bahwa yang terjadi di Palestina merupakan perampasan hak-hak Rakyat Palestina untuk hidup sejahtera di tanah mereka sendiri. Perebutan tanah masyarakat Palestinanyang telah terjadi berpuluh-puluh tahun adalah perbuatan illegal.

2. Sejarah

Dalam film dengan judul Sejarah ini, tidak jauh berbeda dengan dengan film berjudul Nakbah yang bercerita tentang awal mula berdirinya Negara Yahudi. Akan tetapi, dalam film ini juga terdapat gambar awal mula datangnya Bangsa Yahudi yang berasal dari Eropa.

Sehingga dari sinilah bermula pembersihan etnis Arab dari Tanah Israel dan akan digantikan oleh etnis Yahudi-Zionis. Sehingga perebutan wilayah yang terus dilakukan dan pada akhirnya, kini wilayah kekuasaan Israel mencapai 80% dari seluruh wilayah Palestina. Film ini menampilkan pesan bahwa yang terjadi di Palestina merupakan penjajahan (occupation), perang antara yang tertindas dan sang penindas.


(49)

37 3. Imam Khomaeni dan Palestina

Film ini berdurasi 25 menit, berisi tentang seorang tokoh besar Negara Republik Islam Iran yang bernama Ayatullah Khomaeni yang menolak berdirinya Negara Israel dengan mengajak masyaraka Iran dan seluruh kaum Muslim bahkan masayarakat dunia untuk bersatu melawan kolonialisme Amerika dan juga Israel.

Di bawah pimpinan Syah Pahlevi, Iran merupakan negara yang menjalin hubungan yang erat dengan Amerika dan Israel. Bahkan Iran menjadi salah satu negara yang menjadi pemasok senjata untuk Israel.

Selain itu, film ini menampilkan gambar Imam Khomaeni yang memberikan dukungan terhadap PLO yang dipimpin oleh Yasser Arafat dalam perjuangannya membebaskan Palestina. Serta menyatakan bahwa hari Jumat terakhir dibulan Ramadhan merupakan Hari Al-Quds, yang dijadikan sebagai hari untuk menyuarakan pembebasan Tanah Palestina dari pendudukan Israel.

4. Graffiti

Dalam film ini hanya menampilkan gambar-gambar yang ada di tembok perbatasan di Jalur Gaza, yang mana gambar-gambar tersebut merupakan suara hati masyarakat Palestina yang merasa terkungkung dengan keberadaan tembok tersebut. Film ini hanya berdurasi selama 10 menit.

5. Kembang Jiwa

Film ini berdurasi selama 30 menit, dalam film yang berjudul Kembang Jiwa ini memperlihatkan cuplikan pidato presiden Amerika


(50)

38 Barack Obama yang menyatakan untuk menjamin keselamatan dan mendukung genjatan senjata oleh Israel ke Palestina.

Selain itu memperlihatkan keberanian salah seorang aktivis perempuan yang berusaha menghalangi tentara Israel yang akan menembaki sekelompok masyarakat Palestina. Akan tetapi tidak membuahkan hasil, tentara Israel tetap saja menembaki mereka sehingga masyarakat tersebut berlarian untuk melindungi diri. Selain itu, juga memperlihatkan kesaksian salah seorang anak laki-laki yang menjadi korban penembakan dan serangan uranium oleh Israel.

Semua pesan yang ingin disampaikan oleh lembaga Voice Of Palestine melalui film dokumenter ini ialah memperlihatkan kekejaman Israel yang menindas masyarakat Palestina melalui genjatan senjata dan pembantaian. Serta memperlihatkan bahwa berdirinya Negara Israel ialah perbuatan ilegal karena didasari oleh perebutan wilayah dengan melakukan pengusiran bangsa Palestina dari tanah mereka yang sah.

C.Majelis Ta’lim Mawwar Al-Husnayain

1. Latar Belakang Berdirinya Majelis Ta’lim Mawwar Al-Husnayain Berdiri pada tanggal 25 Maret 2008 atau 17 Rabiul Awwal 1429 Hijriah. Berdirinya majelis ta‟lim ini berdasarkan suatu tujuan untuk Agar para Remaja mempunyai suatu wadah atau perkumpulan yang bermanfaat yang tidak hanya berkumpul sekedar untuk bersenang-senang ria akan tetapi juga mampu menjadikan area perkumpulan sebagai kesempatan utnuk menimbah ilmu pengetahuan akan agama. Untuk Mengenal, Cinta,


(51)

39 Taat dan Rela Berkorban kepada Allah SWT, Rasulullah SAWW dan Ahlul Bait AS.

Memperbaiki, memperdalam dan meningkatkan Akhlak dan Ilmu Pengetahuan, sebagai anak-anak bangsa dan penerus para pemimpin baik untuk agama, nusa dan bangsa dalam mengisi kemerdekaan. Serta mendapat kebahagiaan di dunia karena cinta, taat dan rela berkorban kepada Allah SWT, Rasulullah SAWW dan Ahlul Bait AS.

Dengan lahirnya majelis ta‟lim Mawwar Al-Husnayain, diharapkan mampu menampung keingintahuan para remaja masa kini akan agama, agar mereka tidak semakin menjauh dari ajaran agama dan mudah terjerumus ke dalam pergaulan bebas yang sedang marak menghampiri para kaula muda.

2. Visi dan Misi

Mawwar Al-Husnayain bertujuan membentuk generasi muda di Indonesia yang beragama Islam untuk menjadi manusia yang memiliki wawasan tinggi, kemandirian, kepedulian, keterampilan politik, dan berguna bagi agama, bangsa, dan Negara. Menggalang Generasi Muda Indonesia melalui kegiatan- kegiatan sosial, kemanusian, dan kemasyarakatan. Menciptakan kader-kader remaja Mawwar Al-Husnayain yang berkualitas melalui pelatihan-pelatihan dan kajian-kajian baik keagamaan maupun umum.29

Membangun jaringan Institusional dan Personal serta kekuatan-kekuatan pemuda. Remaja yang memiliki satu visi dan menjalin hubungan


(52)

40 kerjasama dan bersifat terbuka untuk mencapai tujuan nasional. Mengembangkan kemampuan kreatif dan keilmuan dalam rangka mengaktualisasikan keahlian dan profesionalisme generasi muda dalam berbagai bidang kehidupan. Melakukan dialog, seminar, konfrensi pers, dan aksi massa dalam merespons kebijakan pemerintah yang tidak berkepentingan kepada rakyat dan peristiwa lainnya.

3. Kegiatan Majelis Ta’lim Mawwar Al-Husnayain

Kegiatan majelis ta‟lim ini diadakan setiap minggunya, yakni setiap hari Sabtu dimulai pukul 15.00-18.00 WIB. Adapun tempat berlangsungnya setiap kajian yaitu di Jl. Condet Raya no. 14 kantor Blueberry, Condet Jakarta Timur, akan tetapi terkadang kegiatannya juga berlangsung di rumah-rumah para anggota. Adapun materi yang menjadi pembahasan pokok dalam majelis ta‟lim ini yaitu:30

1. Tafsir Al-Qur‟an : Ahmad Muhajir Almuhdhor 2. Aqidah : Abdullah Al Hinduan 3. Kristologi : Musadiq Marhaban

4. Fiqih : Abdullah Beik

5. Akhlaq : Husein Shahab

6. Ilmu Hadist :Umar Shahab

7. Epistemologi : Muhsin Labib Assegaf 8. Filsafat : Musa Al Kadhim

9. Tasawuf : Zen Al Hadi

10. Menggali Puncak Kefasihan Nahjul Balaghah : Husein Al Kaff dan Ali Bafaqih

11. Irfan : Khalid Al Walid

12. Sejarah : Hasan Daliel Alaydrus

30 Ibid.


(53)

41

13. Mantik : Ibrahim Al Habsyi

14. 40 Hadist Imam Khomeini : Haidar Bagir dan Rusli Malik Selain itu, kegiatan majelis ta‟lim Mawwar Al-Husnayain juga melakukan aksi sosial setiap bulannya. Aksi sosila tersebut sudah tercatat menjadi suatu agenda kegiatan majelis ta‟lim ini, yang mana program kegiatannya yaitu:

1. Bulan Muharram : Santunan Korban Bencana Alam

2. Bulan Rajab : Santunan ke Panti Rehabilitasi Pecandu Narkoba

3. Bulan Sya‟ban : Pengobatan Gratis dan Santunan ke Rumah Sakit Jiwa

4. Bulan Ramadhan : Sahur bersama anak-anak jalanan

5. Bulan Dzulqo‟dah : Santunan untuk janda-janda, Panti Jompo dan Lembaga Pemasyarakatan.

6. Bulan Dzulhijjah : Pembagian Qur‟ban.

4. Struktur Organisasi Majelis Ta’lim Mawwar Al-Husnayain Pembina :

1. Ustad Ahmad Muhajir Almuhdhor 2. Ustad Abdullah Beik, MA

Penasehat :

1. Syarifah Hanna As-Syatri 2. Syarifah Syifa Al-Haddad 3. Syarifah Surayya Al-Attas 4. Bunda Fatimah Citra Pengawas :


(54)

42 1. Aluyah Ali Alaydrus S.ag

2. Husein Abu Thalib Almuhdhor 3. Fatimah Abu Thalib Almuhdhor Pengurus :

Ketua : Husein Haidar Abdullah Almuhdhor Wkl. Ketua : Iqbal Ibnoe Hazar

Sekretaris : Fatimah Amira Idrus Alaydrus Bendahara : Dhian‟ul Ulya Lathifa

1. Divisi Pendidikan:

i. M. Fachry Husein Assegaf ii. Durra Alwi Alkaff

iii. Husein Salim Alaydrus 2. Divisi Sosial :

i. Ibrahim Alaydrus

ii. Inaz Farwah Abdurrahman Alaydrus ii. Rosyidah

3. Divisi Publikasi :

i. Fadel Achmad Hatz ii. Haidar Amrizal

iii. Maruli Surya Siagian31 D.Sejarah Peristiwa Palestina-Israel

Konflik Palestina-Israel adalah konflik yang paling lama berlangsung di wilayah Timur Tengah (dengan mengenyampingkan Perang Salib), yang

31


(55)

43 menyebabkannya menjadi perhatian utama masyarakat internasional. Sebagai contoh, konflik antara keduanya menjadi agenda pertama dalam Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ketika PBB baru terbentuk dan sampai saat ini belum terselesaikan meski ratusan resolusi telah dikeluarkan.

Kedua entitas politik ini telah “bertarung” di kawasan Timur Tengah semenjak berdirinya negara Israel pada tahun 1948. Dalam beberapa waktu belakangan, telah terjadi serangkaian peristiwa penting yang menandai proses perdamaian antara kedua entitas ini.32 Oleh karena itu, akan dibahas sekilas sejarah awal penyebab terjadinya konflik Palestina.

Sejarah mencatat pada 2000-1500 SM, Nabi Ibrahim memiliki dua orang Istri yaitu Siti Hajar dan Siti Sarah, dimana Siti Hajar memiliki anak Nabi Ismail dan siti Sarah mempunyai anak Nabi Ishaq yang kemudian mempunyai anak Nabi Ya‟qub. Yang mana keturunan Nabi Ya‟qub kemudian disebut sebagai Bani Israel, berjumlah sebanyak 12 orang dan salah satunya bernama Nabi Yusuf.

Nabi Yusuf kemudian dibuang oleh saudara-saudaranya, hingga pada akhirnya Nabi Yusuf masuk ke Tanah Mesir dan kemudian menjadi bendahara kerajaan Mesir. Ketika masa paceklik, Nabi ya‟qub dibawa masuk ke Mesir, hingga di sanalah berkembang populasi anak keturunan Israel.

Akan tetapi pemerintah Fir‟aun menurunkan status Bangsa Israel menjadi budak, karena banyak dari bangsa Israel yang lebih pintar dan menguasai perekonomian dan hal ini dianggap masalah bagi penguasa Mesir. Hingga pada akhirnya Nabi Musa memimpin bangsa Israel meninggalkan Mesir, mengembara ke Gunung Sinai menuju Tanah Yang Dijanjikan. Nabi Musa pun memerintahkan

32

http://pirhot-nababan.blogspot.com/2008/04/sejarah-konflik-palestina-israel.html, diakses pada 7 Sepetember 2011.


(56)

44 kepada Bani Israel untuk memasuki Tanah Filistin (Palestina), akan tetapi mereka membandel dan berkata: “Hai, Musa, kami sekali-kali tidak akan memasukinya selama-lamanya, selagi ada orang yang gagah perkasa di dalamnya, karena itu pergilah kamu bersama Rabbmu (Tuhanmu), dan berperanglah kamu berdua, sesungguhnya kami hanya duduk menanti di sini saja.” -(QS 5:24)-

Sepeninggal Nabi Musa, Bani Israel berhasil dibawa masuk ke Filistin oleh Nabi Daud setelah mengalahkan Goliath dan berhasil menjadi raja menggantikan raja Thalut. Wilayah kekuasaannya membentang dari sungai Nil hingga sungai Efrat Iraq. Setelah itu, kepemimpinan diteruskan oleh Nabi Sulaiman as dengan melakukan kuil di Yerusalem. Akan tetapi sepeninggal Sulaiman, Bani Israel mengalami perang saudara yang menyebabkan terbaginya kerajaan menjadi dua yakni bagian Utara bernama Israel beribukota Samaria dan Selatan bernama Yehuda beribukota Yerusalem. Akan tetapi pada 721 SM, kerajaan Israel ditaklukkan bangsa Assyiria, dan pada 586 SM Kerajaan Yehuda ditaklukkan bangsa Babylon dibawah Nebukhadnezzar.

Setelah terjadinya perang Salib, pada tahun 1187 yakni ketika Sholahuddin Al-Ayyubi mengalahkan tentara Salib di Hittin, Utara Palestina dan mengambil alih Yerusalem. Hingga pada akhirnya Palestina digabungkan ke dalam Imperium Turki Utsmani dengan ibukotanya di Istambul. Hingga pada tahun 1896, Theodore Herzl, seorang Yahudi Austria-Hungaria mendirikan Der Judenstaat yang mendorong pendirian sebuah Negara Yahudi di Palestina atau tempat lain. Asosiasi Kolonisasi Yahudi yang didirikan pada 1891 di London oleh Baron


(57)

45 Maurice de Hirsch asal Jerman, mempelopori bantuan bagi pemukiman-pemukiman Zionis di Palestina.33

Pada Tahun 1897 kongres pertama Kaum Zionis di Swiss melahirkan Program Basle, yang menyerukan pendirian “Tanah Air bagi Yahudi di Palestina.” Kongres itu juga mendirikan World Zionist Organization (WZO) yang bekerja demi merealisasi tujuan tersebut. April 1939 hingga Desember 1945 berlangsung imigrasi massal yang mencapai lebih dari 60.000 Zionis, hal ini meningkatkan populasi Yahudi di Palestina hingga 31 persen dari total populasi dan juga kepemilikan tanah yang meningkat hingga 6 persen dari total wilayah Palestina. Dari sinilah dimulai pembersihan masyarakat Palestina, pada tanggal 6 hingga 15 April 1948 dalam operasi pertama Plan Dalet, Haganah berhasil merampas desa-desa di sepanjang Tel Aviv hingga Yerusalem Barat dari tangan orang-orang Palestina.34

1 Mei Milisi Zionis menduduki dan membantai lebih dari 70 warga sipil Palestina di „Ayn Al-Zaitun (Safad), dan menyebabkan 175 ribu hingga 200 ribu penduduk asli Palestina mengungsi. Operasi penyerangan dilanjutkan ke bagian selatan dan barat Ramlah. Pada 14 Mei 1948 pukul 16.00, sekelompok Yahudi memproklamasikan berdirinya Negara Israel di Tel Aviv. Mereka telah berhasil melaksanakan amanat pemimpin pendiri gerakan Zionis (The Founding Father of Zionism) yaitu Theodore Herlz sejak tahun 1896. Kaum Yahudi memilih Palestina sebagai tempat bermukim karena merasa ada keterikatan sejarah.35

33

Majalah Suara Palestina terbitan tahun 2008. Hal. 24-25 34

Ibid, hal. 36 35

Haris Priyatna. Kebiadaban Zionisme Israel; Kesaksian Orang-Orang Yahudi. Bandung; PT Mizan Pustaka. 2009. Hal. 21-22


(58)

46 BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN A.Karakteristik Responden

Untuk mengidentifikasi responden, penulis akan menguraikan data identitas responden yang diajukan ke dalam pertanyaan yang terdiri dari jenis kelamin, pendidikan, usia, mengetahui lembaga Voice of Palestine, serta yang pernah mengikuti kegiatan Voice of Palestine.

Yang mana jenis kelamin di bagi menjadi dua bagian yakni perempuan dan laki-laki. Data selengkapnya mengenai responden dilihat dari jenis kelamin dalam penelitian ini, dapat dilihat pada tabel 1 sebagai berikut:

1. Jenis Kelamin

Tabel 1 Jenis Kelamin

Dari data di atas reponden dengan jenis kelamin perempuan sebesar 56%, sedangkan laki-laki sebesar 44%. Hal ini menunjukkan bahwa responden yang paling banyak berjenis kelamin perempuan, hal ini terjadi karena jamaah majelis ta‟lim Mawwar Alhusnayain yang hadir lebih banyak dari kalangan perempuan.

Jenis Kelamin Jumlah Prosentase

Perempuan 14 56%

Laki-laki 11 44%


(59)

47 Sedangkan mengenai latar pendidikan responden, peneliti bertujuan untuk mengetahui bekal responden yang memperhatikan masalah sosial yang menjadi pembicaraan dunia masa kini.

2. Pendidikan

Tabel 2 Status pendidikan

Menurut tabel di atas, pendidikan responden yang berasal dari Sekolah Menengah Pertama sebanyak 8%, Sekolah Menengah Atas 28%, dan paling banyak responden yang juga mahasiswa yakni sebesar 64%.

Mayoritas dari responden ini berstatus pendidikan sebagai mahasiswa, yang mana mahasiswa akan lebih sering berkutat dengan ruang diskusi membahas masalah sosial yang terjadi di dunia. Sehingga dapat disimpulkan jika permasalahan Palestina bukanlah hal yang baru bagi mereka.

Pendidikan Jumlah Prosentase

SMP 2 8%

SMA 7 28%

MAHASISWA 16 64%


(60)

48 3. Usia

Tabel 3 Rentang Usia

Dari tabel di atas dapat dilihat paling banyak responden yang berusia diatas 20 tahun sebesar 56%, sedangkan responden yang berusia di bwah 20 tahun sebesar 44%. Jama‟ah yang menjadi responden rata-rata berusia di atas 20 tahun, ini menunjukkan bahwa usia tersebut merupakan usia yang sudah mampu memgambil sikap dalam menanggapi sesuatu hal.

Mengenai responden yang mengetahui akan keberadaan lembaga Voice Of Palestine, peneliti membagi menjadi dua kelompok yakni, yang mengetahui dan tidak mengetahui. Hal ini dilakukan agar mempermudah peneliti dalam mengetahui persepsi mereka akan film dokumenter karya VOP ini, sehingga jawaban yang didapat pun lebih akurat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4 di bawah ini:

Usia Jumlah Prosentase

<20 tahun 11 44%

>20 tahun 14 56%


(61)

49 4. Yang Mengetahui Lembaga VOP Secara Detail

Tabel 4

Mengetahui Jumlah Prosentase

Ya 23 92%

Tidak 2 8%

Total 25 100%

Dari tabel di atas, menunjukkan jumlah responden yang mengetahui akan keberadaan lembaga VOP ternyata hampir seluruh jamaah yang menjadi responden, yaitu sebesar 92%, sedangkan yang tidak mengetahui VOP dengan detail hanya sebesar 8%.

Hal ini membuat peneliti lebih mudah, sebab tidak perlu lagi menjelaskan tentang lembaga VOP kepada responden, sehingga mereka bisa secara langsung menjawab pertanyaan yang berkenaan dengan VOP, baik lembaganya maupun tentang film dokumenter karya VOP.

Lebih lanjut, dari data responden yang mengetahui keberadaan lembaga VOP diatas, peneliti akan mengetahui apakah responden pernah atau tidak mengikuti kegiatan yang diselenggarakan VOP. Sehingga dapat dilihat pada tabel di bawah ini:


(62)

50 5. Pernah Mengikuti Kegiatan VOP

Tabel 5

Mengikuti Jumlah Prosentase

Ya 15 60%

Tidak 10 40%

Total 25 100%

Dari data tabel di atas, menunjukkan jumlah responden yang pernah mengikuti kegiatan VOP sebesar 60%, sedangkan yang tidak pernah mengikuti sebesar 40%.

Hal ini memberikan bukti bahwa banyaknya responden yang mengetahui keberadaan lembaga VOP, tidak membuktikan bahwa responden juga pernah mengikuti kegiatan yang diselenggarakan oleh lembaga VOP. Akan tetapi, mayoritas responden pernah mengikuti kegiatan VOP, sehingga film dokumenter ini bukanlah lagi tontonan yang baru bagi mereka, sebab film dokumenter ini selalu ditayangkan pada setiap VOP mengadakan kegiatan.

B.Respon Jamaah Majelis Ta’lim Mawwar Al-Husnayain Terhadap Film Dokumenter Penindasan Palestina Karya Voice Of Palestine (VOP)

1. Respon Kognitif

Respon kognitif yakni berkaitan erat dengan pengetahuan, kecerdasan, dan informasi seseorang mengenai suatu hal. Respon ini akan timbul jika ada stimulus terhadap apa yang dipahami atau yang dipresepsikan oleh orang banyak.


(1)

75 Dari Bentuk-Bentuk Media Massa oleh Olivia Dwi Ayu. Diakses pada tanggal 20 Juni 2011 dari http://oliviadwiayu.wordpress.com/2006/11/03/bentuk2-media-massa/.

Sejarah Palestina. diakses pada 7 Sepetember 2011. http://pirhot-nababan.blogspot.com/2008/04/sejarah-konflik-palestina-israel.html, SKRIPSI

Effendi, Topan. Bingkai Harian Umum Kompas Sebagai Jurnalisme Damai Atas Pemberitaan Konflik Israel-Palestina. Skripsi Sarjana Komunikasi Islam, (Ciputat: PU UIN Syahid, 2010).

Hadi, Abdul. Pengaruh Media Film Dokumenter Terhadap Hasil Belajar Fiqih (Kasus Pada Materi Manasik Haji dan Umroh) di MTS Al-Mursyidiyyah Pondik Benda Pamulang. Sarjana Pendidikan Agama Islam, (Ciputat: PU UIN Syahid, 2009).

Dwi Lutfiana, Respon Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Terhadap Film Laskar Pelangi. Skripsi Sarjana Komunikasi Islam (Ciputat: PU UIN Syahid, 2009).

Nur‟aini, Syarifah. Pengaruh Penggunaan Media Internet Pada Situs WWW.FACEBOOK.COM Terhadap Perilaku Asertif Remaja (Studi Kasus di RW. 05 Kelurahan Semanan Kecamatan Kalideres Jakarta Barat). Sarjana Komunikasi Islam, (Ciputat: PU UIN Syahid, 2010).


(2)

76 LAMPIRAN


(3)

(4)

78 Logo Voice Of Palestine


(5)

79 Angket Respon Jamaah Majelis Ta’lim Mawwar Alhusnayain Terhadap Film Dokumenter Penindasan Palestina Karya Voice Of Palestine (VOP) Petunjuk Pengisian!

1. Pada saat ini anda dipersilahkan berpartisipasi pada pengisian angket ini, yang tujuannya adalah untuk pembuatan skripsi dan kerahasiaan terjamin. 2. Pengisian cukup memberikan tanda silang (X) pada tempat yang telah

disediakan ataupun mengisi titik-titik. 3. Terima kasih atas partisipasinya. Ket. : SS = Sangat Setuju

S = Setuju N = Netral

TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju Pertanyaan

Jenis Kelamin : Pendidikan :

Usia :

I. Alat kontrol angket.

1. Apakah responden mengetahui lembaga Voice Of Palestine?

a. Ya b. Tidak

2. apakah responden pernah mengikuti kegiatan Voice Of Palestine?

a. Ya b. Tidak

II.Respon Kognitif Film Dokumenter Karya Voice Of Palestine (VOP)

1. Film dokumenter ini merupakan sumber informasi yang paling sering anda gunakan untuk melihat penindasan Israel.

a. SS b. S c. TS d. STS e. N

2. Film dokumenter karya VOP lebih menarik dibandingkan media lainnya untuk mengetahui peristiwa yang terjadi di Palestina.

a. SS b. S c. TS d. STS e. N

3. Film dokumenter karya VOP ini merupakan media persuasif yang lebih efektif untuk mengubah sikap dan menambah pengetahuan anda dibandingkan instrumen lainnya.

a. SS b. S c. TS d. STS e. N

4. Film dokumenter ini memberikan informasi yang jelas tentang gambaran penindasan Israel di Palestina.


(6)

80 5. Pesan yang disampaikan melalui film dokumenter ini sangat jelas untuk mengajak serta melihat permasalahan palestina merupakan suatu agresi penindasan atau pun penjajahan (Occupation).

a. SS b. S c. TS d.STS e. N

III. Respon Afektif

6. Film dokumenter karya VOP mampu membangkitkan emosi responden.

a. SS b. S c. TS d. STS e. N

7. Film dokumenter ini memberikan informasi yang jelas akan kekejaman Israel terhadap palestina.

a. SS b. S c. TS d. STS e. N

8. Kepedulian anda bertambah setelah menonton film dokumenter karya Voice Of Palestine ini.

a. SS b. S c. TS d. STS e. N

9. Rakyat Palestina yang melakukan perlawanan terhadap Israel pantas disebut sebagai teroris.

a. SS b. S c. TS d. STS e. N

10. Israel memiliki hak untuk mendirikan Negara di atas tanah Palestina.

a. SS b. S c. TS d. STS e. N

IV. Respon Konatif

11. Setelah menonton film dokumenter ini , saya akan mendukung aksi demonstrasi untuk Palestina yang laksanakan setiap tahunnya.

a. SS b. S c. TS d. STS e. N

12. Anda akan mendukung setiap kegiatan VOP dalam menyuarakan pembebasan Palestina.

a. SS b. S c. TS d. STS e. N

13. Pembebasan tanah Palestina perlu disuarakan secara terus menerus.

a. SS b. S c. TS d. STS e. N

14. Setelah menonton film dokumenter VOP, responden merasa bahwa kepedulian terhadap Palestina perlu ditanamkan pada setiap masyarakat.

a. SS b. S c. TS d. STS e. N

15. Pemerintah Indonesia harus memberikan perhatiannya terhadap Palestina.