Nina Karmila : Pengaruh Pemberian Warfarin Selama 7 Hari Terhadap Status Hiperkoagulasi Penderita Ulkus Kaki Diabetik, 2010.
BAB I PENDAHULUAN
Dari berbagai penelitian epidemiologi, terbukti bahwa insidensi Diabetes mellitus DM meningkat secara menyeluruh di dunia. Penelitian di Indonesia,
terutama di kota – kota besar di Indonesia juga menunjukkan kecenderungan yang sama.
1
Menurut perkiraan WHO, Indonesia akan menempati peringkat kelima dunia dengan jumlah pengidap diabetes sebanyak 12,4 juta orang pada tahun 2025, naik 2
tingkat dibanding tahun 1995.
2
Sekitar 80 kematian pada penderita DM disebabkan oleh trombosis. Dari jumlah ini, tiga perempatnya karena komplikasi kardiovaskular, berupa trombosis
yang terjadi pada pembuluh darah jantung, otak dan kaki yang bermanifestasi klinik sebagai infark miokard, stroke, ulkus dan gangren kaki diabetik. Komplikasi vaskular
pada diabetes berhubungan dengan perubahan hemostasis, dimana terjadi keadaan status hiperkoagulasi pada diabetisi.
3,4
Daerah yang sering mengalami trombosis pada penderita DM adalah pada pembuluh darah daerah ekstremitas bawah bagian distal. Terjadinya trombosis akan
menganggu suplai darah ke daerah luka sehingga akan menghambat proses penyembuhan luka dan menyebabkan terjadinya gangren.
5
Ulkus kaki, infeksi dan gangren adalah penyebab utama rawat inap penderita diabetes, sekitar 15-20 dari 16 juta penduduk Amerika Serikat.
6
Di Amerika Serikat, diperkirakan bahwa 15 dari penderita diabetes akan mengalami penyakit kaki
diabetes, dimana insiden pertahun ulkus kaki 2-3, dan 46 dari 162.000 penderita diabetes yang dirawat inap di rumah sakit disebabkan oleh ulkus kaki diabetik. Ulkus
kaki dan komplikasinya merupakan penyebab penting mortalitas dan morbiditas penderita diabetes, sehingga memberi dampak klinis dan ekonomi yang sangat besar.
7
Nina Karmila : Pengaruh Pemberian Warfarin Selama 7 Hari Terhadap Status Hiperkoagulasi Penderita Ulkus Kaki Diabetik, 2010.
Salah satu upaya untuk mengurangi kecacatan dan kematian akibat ulkus kaki diabetik dapat dilakukan dengan mencegah terjadinya trombosis pada pembuluh darah
yang memberikan suplai darah ke daerah luka. Keadaan hiperkoagulasi sebagai faktor resiko yang mempermudah dan memperberat trombosis dapat diketahui melalui
pemeriksaan laboratorium terhadap beberapa parameter fungsi hemostasis.
8
Dengan mengetahui adanya keadaan hiperkoagulasi maka dapat dilakukan upaya pencegahan
dan pengobatan terhadap kemungkinan terjadinya trombosis dengan pemberian antikoagulan dan anti agregasi trombosit.
9
Pada saat ini upaya untuk mencegah terjadinya trombosis dalam pengelolaan ulkus kaki diabetik dilakukan dengan pemberian anti agregasi trombosit seperti
Aspirin, Clopidogrel dan Cilostazol.
10
Sampai saat ini strategi untuk menangani keadaan hiperkoagulasi sebagai faktor resiko terhadap kejadian trombosis masih
belum mendapat perhatian dalam upaya pengelolaan ulkus kaki diabetik. Antikoagulan adalah obat yang dipakai untuk mencegah terjadinya trombosis,
yang kerjanya menghambat proses pembekuan darah. Yang termasuk antikoagulan adalah heparin dan antikoagulan oral yaitu warfarin. Mekanisme kerja antikoagulan
oral adalah di jalur ekstrinsik pada kaskade koagulasi dengan menghambat sintesa faktor – faktor pembekuan yang dipengaruhi vitamin K yaitu protrombin, VII,IX dan
X.
11,12
Pada penelitian – penelitian sebelumnya pemberian warfarin untuk profilaksis VTE Venous thromboembolism biasanya dimulai dengan pemberian heparin atau
LMWH low molecular weight heparin ,
11
sedang pemberian warfarin pada status hiperkoagulasi pada ulkus diabetik sampai saat ini sepengetahuan penulis belum ada.
Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pemberian warfarin pada kelompok ini.
Nina Karmila : Pengaruh Pemberian Warfarin Selama 7 Hari Terhadap Status Hiperkoagulasi Penderita Ulkus Kaki Diabetik, 2010.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA