2.2 Novel Samurai ‘Kastel Awan Burung Gereja’
Novel Samurai ‘Kastel Awan Burung Gereja’ ini merupakan novel pertama yang ditulis oleh Takashi Matsuoka. Novel ini pertama kali dierbitkan
oleh Bantam Dell Publishing Group di New York dan telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, salah satunya yaitu bahasa Indonesia. Setelah
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia diterbitkan oleh PT Mizan Pustaka pada Januari 2005.
2.2.1 Biografi Pengarang
Takashi Matsuoka tumbuh di Hawaii. Sejak kecil Takashi sudah bercita- cita menjadi penulis mengikuti jejak sang ayah, seorang reporter surat kabar di
Hawaii. Sebelum menjadi penulis fulltime, Takashi matsuoka sempat bekerja di kuil sekte Zen Buddha di Honololu. Hal inilah yang melatarbelakangi ia dapat
dengan fasih menggambarkan kehidupan spiritual penganut Zen dalam bukunya. Takashi juga belajar tenteng hukum di New York, meskipun kini ia hanya
menulis dan tinggal di Honolulu bersama anak perempuannya. 2.2.2 Setting Novel Samurai ‘Kastel Awan Burung Gereja’
Setiap karya sastra disusun atas unsur-unsur yang mejadikannya sebuah kesatuan. Salah satu unsur yang sangat mempengaruhi keberadaan karya sastra
adalah unsur instrinsik. Setting merupakan salah satu unsur intrinsik yang terdapat dalam karya sastra yang dalam hal ini adalah novel.
Setting atau latar yang disebut juga landasan tumpu, menyaran pada lingkungan tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya
peristiwa-peristiwa yang diceritakan Abrams dalam Nurgiyantoro, 1995:216 Unsur-unsuur latar dapat dibedakan ke dalam tiga unsur pokok, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. Latar tempat Latar tempat menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa yang
diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Unsur tempat yang digunakan mungkin berupa tempat-tempat dengan nama tertentu, inisial tertentu, mungkin lokasi
tertentu tanpa nama jelas. Dalam novel Samurai ‘Kastel Awan Burung Gereja’ mengambil latar tempat di beberapa tempat di Jepang, seperti Hiroshima, Edo,
Distrik Tsukiji dan lain sebagainya. Peristiwa-peristiwa tersebut terjadi di tempat- tempat seperti di hutan-hutan, gunung, pelabuhan, kuil dan lain-lain.
2. Latar waktu Latar waktu berhubungan dengan masalah kapan terjadinya peristiwa-
peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Masalah kapan tersebut biasanya dihubungkan dengan waktu factual, waktu yang ada kaitannya atau dapat
dikaitkan dengan peristiwa sejarah. Oleh sebab itu dalam kaitannya sebagai latar waktu maka dalam novel Samurai ‘Kastel Awan Burung Gereja’ karya Takashi
Matsuoka mengambil setting pada masa akhir Keshogunan Tokugawa sekitar tahun 1861-1867.
3. Latar Sosial Latar sosial menyaran kepada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku
kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi maupun nonfiksi. Tata cara kehidupan sosial masyarakat dapat berupa kebiasaan
hidup, adapt istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berfikir dan bersikap, dan lain-lain. Latar sosial juga berhubungan dengan status sosial tokoh
yang bersangkutan, misalnya rendah, menengah, atau atas.
Universitas Sumatera Utara
Demikian juga dalam novel Samurai ‘Kastel Awan Burung Gereja’ terdapat ruang lingkup tempat dan waktu sebagai wahana para tokohnya
mengalami berbagai pengalaman dalam hidupnya. Peristiwa-peristiwa yang terdapat dalamm novel Samurai ‘Kastel Awan Burung Gereja’ ini terjadi di
Jepang dan berlangsung pada akhir keshogunan Tokugawa sekitar tahun 1861- 1867.
Pada zaman ini Jepang mengalami sistem pengontrolan masyarakat oleh rezim penguasa secara sistematis mulai dari struktur pemerintahan, masyarakat,
pemikiran, ekonomi, budaya, seni, pendidikan, diplomasi, dan hukum. Pada saat itu Jepang di perintah dengan adanya sebuah keshogunan, yang
kemudian dipecah-pecah menjadi beberapa bagian yang kemudian masing-masing wilayah dipimpin oleh seorang daimyo.
Dalam kondisi yang seperti itu dibentuklah bushi atau samurai sebagai pengawas pertanian dan untuk memperluas wilayah kekuasaan. Novel ini
menggambarkan kisah kehidupan seorang Daimyo Akaoka, Genji Okumichi yang mampu melihat masa depan. Dimana pada pemerintahan saat itu menetapkan
masyarakat ke dalam kelas-kelas sosial. Genji selaku seorang daimyo yang berada pada kelas golongan atas merupakan seoarang yang baik hati, tampan, berpikir
terbuka dan berusaha melawan Kawakami yang ingin menumpas habis seluruh keturunan klan Okumichi. Klan Okomichi bermusuhan dengan penguasa pada
saat itu. Namun klan ini terkenal memiliki samurai yang sangat kuat dan dipercaya pada setaip generasi mempunyai kemampuan untuk meramal masa
depan. Dimulai dari kakek Genji, paman Genji yang bernama Shigeru, dan genji
sendiri pada generasinya.
Universitas Sumatera Utara
2.3 Sosiologi Sastra