Belanja Daerah dan Pengalokasiannya.

Dewi Novika Arieyanti : Pengaruh Proses Penyusunan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Apbd Terhadap Pengalokasian Belanja Daerah Di Pemerintahan Kabupaten Deli Serdang, 2010.  Undang-Undang No 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional  Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah  Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan Pemerintah Daerah  Draft Revisi Kepmendagri Nomor 29 Tahun 2002 tentang Pedoman Penyusunan, Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah serta Tatacara Penyusunan APBD, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan APBD.  Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan  Pedoman penyusunan Anggaran Berbasis kinerja revisi

B. Belanja Daerah dan Pengalokasiannya.

1. Belanja Daerah

Merupakan semua pengeluaran kas umum daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam perode tahun anggaran yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh kembali pembayarannya oleh pemerintah daerah. Seperti disebutkan di atas bahwa sistem ini sifatnya fleksibel sesuai dengan kebutuhan pengguna maka belanja daerah dikelompokkan sebagai berikut: jenis belanja, sifat belanja, kelompok jenis belanja, dan bagian belanja. Dalam Peraturan Pemerintah 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah dalam Pasal 1 Point 13 merumuskan Belanja Daerah adalah semua pengeluaran kas daerah dalam periode tahun anggaran tertentu Dewi Novika Arieyanti : Pengaruh Proses Penyusunan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Apbd Terhadap Pengalokasian Belanja Daerah Di Pemerintahan Kabupaten Deli Serdang, 2010. yang menjadi beban daerah. Peraturan Pemerintah yang menjelaskan pedoman tentang pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan itu, dalam pelaksanaan desentralisasi telah memungkinkan munculnya Standar Analisa Belanja SAB atau Standard Spending Assessment SSA sebagai dasar penentuan besar alokasi dana untuk tiap kegiatan pemerintah daerah. Kemungkinan seperti ini merupakan langkah maju untuk meningkatkan kapabilitas dan efektivitas pemerintah daerah.

2. Pengalokasian Belanja Daerah

Pengalokasian Belanja Daerah disusun berdasarkan Standar Analisa Belanja SAB. Standar Analisa Belanja adalah perkiraan jumlah pengeluaran alokasi dana untuk setiap unit kerja pemerintah daerah, program kerja, dan atau unit kegiatan pemerintah daerah yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu tingkat pelayanan publik tertentu sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat. Dengan Standar Analisa Belanja tersebut, akan dimungkinkan munculnya identifikasi kebutuhan dana yang lebih akurat, baik untuk kegiatan rutin maupun pembangunan. Identifikasi input, teknik produksi pelayanan publik, dan tingkat kualitas minimal yang harus dihasilkan oleh suatu unit kerja menjadi syarat untuk menentukan alokasi dana yang optimal untuk setiap unit kerja pelaksana pelayanan publik. Dari identifikasi ketiga hal ini, akan diketahui jumlah kebutuhan riil setiap unit aktivitas pelayanan dan terukurnya standar kinerja, yang dapat dijadikan acuan untuk mempermudah langkah pengendalian dan evaluasi kebijakan pemerintah daerah. Dewi Novika Arieyanti : Pengaruh Proses Penyusunan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Apbd Terhadap Pengalokasian Belanja Daerah Di Pemerintahan Kabupaten Deli Serdang, 2010. Beberapa pertimbangan yang perlu diputuskan dalam menerapkan Standar Analisa Belanja : a. Pemulihan Biaya Cost recovery, b. Keputusan untuk membuat atau membeli. c. Keputusan-keputusan atas tingkat penyediaan jasa. d. Keputusan-keputusan berdasarkan asas biaya manfaat. e. Keputusan Investasi.

a. Penyusunan Standar Analisis Belanja SAB

Langkah langkah yang diperlukan dalam penyusunan SAB adalah sebagai berikut : 1 Menetapkan dasar biaya Bagian akuntansi merumuskan dasar biaya yang relevan dalam perhitungan biaya output untuk suatu aktivitas antara lain : Belanja langsung, Belanja tidak langsung, Belanja Non Investasi, Belanja Investasi. Sedangkan bagian perencanaan mengidentifikasi jenis belanja yang sesuai untuk setiap output dan mendefinisikan relevansi dari biaya tersebut. Seluruh dasar biaya tersebut aktivitasnya dialokasikan dalam biaya langsung dan biaya tidak langsung. 2 Menetapkan proses alokasi Langkah berikutnya adalah mendefinisikan proses alokasi apa yang diperlukan untuk mengalokasikan sumber dana ke unit-unit kerja dimana biaya tersebut diperlukan. BiroBagian Perencanaan menetapkan proses pengalokasian dana terutama atas metode yang digunakan untuk mengalokasikan biaya-biaya ke outputoutcome. 3 Menyeleksi Dasar-dasar alokasi Dewi Novika Arieyanti : Pengaruh Proses Penyusunan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Apbd Terhadap Pengalokasian Belanja Daerah Di Pemerintahan Kabupaten Deli Serdang, 2010. Definisikan dasar-dasar yang mewakili hubungan antara biaya yang sedang dialokasikan dengan kegiatan yang menghasilkan output. Bagian Keuangan dengan berkonsultasi dengan staf program bertanggungjawab menyeleksi dasar- dasar alokasi untuk dapat mengidentifikasi faktor pemicu pengalokasian biaya- biaya. Kegiatannya adalah: - Mengalokasikan belanja administrasi umum di tingkat masingmasing unit kerja dengan cara menetapkan kebijakan pemicu biaya untuk biaya tidak langsung, mengidentifikasikan tingkat materialitas komponen biaya tidak langsung, menentukan dasar alokasi biaya tidak langsung yang berbeda pada setiap kegiatan kenali karakteristik indikator input dan mengguna kan metode perhitungan antara biaya dengan manfaatnya untuk memilih dasar alokasi yang sesuai. Mengalokasikan belanja administrasi umum pemerintah daerah secara umum ke kegiatan dengan cara mendapatkan anggaran langsung pada setiap kegiatan di mana alokasi biaya tidak langsungnya diperlukan dan menetapkan indikator input atas biaya variabel jika biaya langsungnya sangat bervariasi mungkin pendekatan total anggaran operasional atau anggaran kapital lebih baik. - Mengalokasikan biaya aktivitas ke output dengan cara menetapkan indikator output, apakah keluaran satu aktivitas atau lebih. Jika lebih dari satu aktivitas maka indikator efisiensi menggunakan perbandingan input ke output, atau sebaliknya output ke input. 4 Formulasi Standar Analisis Belanja SAB Dewi Novika Arieyanti : Pengaruh Proses Penyusunan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Apbd Terhadap Pengalokasian Belanja Daerah Di Pemerintahan Kabupaten Deli Serdang, 2010. Untuk melakukan perhitungan SAB, unit kerja terkait perlu terlebih dahulu mengidentifikasi belanja yang terdiri dari Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung. Belanja langsung adalah belanja yang dipegaruhi secara langsung oleh adanya program atau kegiatan yang direncanakan. Input alokasi belanja yang ditetapkan dapat diukur dan diperbandingkan dengan output yang dihasilkan. Sedangkan belanja tidak langsung adalah belanja yang tidak dipengaruhi secara langsung oleh adanya programkegiatan digunakan secara bersama-sama common cost untuk melaksanakan seluruh program atau kegiatan unit kerja. Oleh karena itu dalam penghitungan SAB, anggaran belanja tidak langsung dalam satu tahun anggaran harus dialokasikan ke setiap program atau kegiatan yang akan dilaksanakan dalam tahun anggaran yang bersangkutan. Jenis belanja belanja langsung dan tidak langsung dapat berupa belanja pegawai, belanja barangjasa, belanja pemeliharaan dan belanja perjalanan dinas. Pengalokasian belanja tidak langsung dapat dilakukan dengan dua cara yaitu: a. Alokasi rata-rata sederhana adalah metode alokasi anggaran belanja tidak langsung ke setiap kegiatan non investasi dengan cara membagi jumlah anggaran yang dialokasikan dengan jumlah kegiatan non investasi. b. Alokasi bobot belanja langsung adalah metode alokasi anggaran belanja tidak langsung ke setiap kegiatan non investasi berdasarkan besarnya bobot nilai relatif belanja langsung dari kegiatan non investasi yang bersangkutan. Dewi Novika Arieyanti : Pengaruh Proses Penyusunan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Apbd Terhadap Pengalokasian Belanja Daerah Di Pemerintahan Kabupaten Deli Serdang, 2010. Metode i: Jumlah Belanja Tidak Langsung Jumlah Kegiatan Metode ii: Jumlah Anggaran Belanja Langsung Kegiatan Non Investasi = Y Jumlah Anggaran Belanja Langsung Seluruh Kegiatan Non Investasi Alokasi Belanja Tidak Langsung Ke Setiap Kegiatan Non Investasi = Y X Jumlah Anggaran Belanja Tidak Langsung Program atau kegiatan yang memperoleh alokasi belanja tidak langsung adalah program atau kegiatan Non Investasi. Program atau kegiatan investasi yang menambah aset daerah tidak menerima alokasi anggaran tahunan belanja tidak langsung, karena output program atau kegiatan investasi adalah berupa aset daerah yang dimanfaatkan lebih dari satu tahun anggaran. SAB merupakan hasil penjumlahan belanja langsung setiap program atau kegiatan dengan belanja tidak langsung yang dialokasikan pada program atau kegiatan yang bersangkutan. Belanja Langsung Setiap ProgramKegiatan + Alokasi = Belanja Belanja Tidak Langsung ke Setiap ProgramKegiatan Rata-rata Output dari ProgramKegiatan Bersangkutan per output Dewi Novika Arieyanti : Pengaruh Proses Penyusunan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Apbd Terhadap Pengalokasian Belanja Daerah Di Pemerintahan Kabupaten Deli Serdang, 2010. Dalam kondisi yang ideal seharusnya hasil perhitungan SAB tersebut dapat langsung digunakan sebagai jumlah dana yang dibutuhkan untuk melaksanakan suatu kegiatan ataupun untuk pembanding sebagai alat evaluasi. Dalam kenyataannya kebanyakan pemerintah daerah belum menetapkan SAB ini sehingga untuk menentukan kebutuhan dana per kegiatan masih beragam tergantung kebijakan masing-masing pemerintah daerah.

D. Kerangka Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penerimaan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Anggaran Belanja Daerah Kubupaten Serang Periode 2001-2007

2 14 83

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD) PADA PEMERINTAHAN KABUPATEN KOTA DI SUMATERA UTARA.

0 7 16

NASKAH PUBLIKASI Partisipasi Masyarakat Dalam Proses Penyusunan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD) Di Kabupaten Pati.

0 3 23

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD) DI Partisipasi Masyarakat Dalam Proses Penyusunan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD) Di Kabupaten Pati.

3 7 12

PENDAHULUAN Partisipasi Masyarakat Dalam Proses Penyusunan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD) Di Kabupaten Pati.

0 3 6

PENGALOKASIAN DANA ALOKASI UMUM DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DALAM BELANJA PADA PEMERINTAH KABUPATEN DELI SERDANG.

0 2 26

KONTRIBUSI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD) PEMERINTAHAN KOTA TEBING TINGGI.

1 7 22

PENGARUH ANGGARAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP PENGALOKASIAN ANGGARAN BELANJA Pengaruh Anggaran Pendapatan Asli Daerah Dan Dana Alokasi Umum Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal.

0 1 15

Proses Penyusunan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (Apbd) Dan Arah Kebijakan Umum.

0 0 22

CARA PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH, PELAKSANAAN TATAUSAHA KEUANGAN DAERAH, DAN PENYUSUNAN PERHITUNGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH DAERAH

0 0 23