BAB II MULTIPLEXING
2.1 Umum
Komunikasi jarak jauh merupakan suatu jaringan yang mahal. Seringkali terminal-terminal dipergunakan secara maksimum untuk berkomunikasi, sehingga
diperlukan suatu cara untuk mengefektifkan pengguanaan jaringan. Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan multiplexing.
Multiplexing adalah proses untuk mengkombinasikan aliran-aliran data dari sejumlah kanal untuk ditransmisikan pada satu jalur transmisi yang sama
[3]
. Konsep dasar multiplexing diilustrasikan pada Gambar 2.1
[7]
. Terdapat sejumlah n buah kanal data yang berbeda dihubungkan ke sebuah multiplexer. Multiplexer akan
mengkombinasikan data dari n kanal dan mengirimkannya melalui satu saluran transmisi yang sama. Pada sisi penerima, demultiplexer akan memisahkan data yang
diterima sesuai dengan kanal pengirimnya dan mengirimkannya ke kanal yang sesuai.
Gambar 2.1 Konsep Dasar Multiplexing
6
Ipengadohar Ezra Pangaribuan : Simulasi Sistem Antrian Pada Statistical Time Division Multiplexing Dengan Bahasa Pemrograman Visual C++ 6.0, 2007.
USU Repository © 2009
Pada bab ini hanya akan dibahas tiga teknik multiplexing, yaitu frequency division multiplexing FDM dan time division multiplexing TDM, yang terbagi
menjadi synchronous TDM dan statistical TDM.
2.2 Frequency Division Multiplexing
Pada sistem FDM sejumlah sinyal secara simultan dibawa menuju media yang sama dengan cara mengalokasikan band frekwensi yang berbeda ke masing-
masing sinyal
[7]
. FDM dimungkinkan bila bandwith dari media transmisi yang digunakan lebih besar dari bandwith kombinasi sinyal-sinyal yang ditransmisikan.
Kasus umum dari FDM ditunjukkan pada Gambar 2.2 dimana enam sumber sinyal dimasukkan ke dalam multiplexer yang memodulasi setiap sinyal ke dalam
frekwensi yang berbeda f
1,
f
2
, f
3
, f
4
, f
5
, f
6 [7]
.
Gambar 2.2 Konsep Dasar FDM
7
Ipengadohar Ezra Pangaribuan : Simulasi Sistem Antrian Pada Statistical Time Division Multiplexing Dengan Bahasa Pemrograman Visual C++ 6.0, 2007.
USU Repository © 2009
Masing-masing sinyal yang dimodulasi memerlukan lebar pita tertentu yang dipusatkan di sekitar frekwensi pembawa, yang disebut channel. Untuk mencegah
munculnya interferensi, channel dipisahkan oleh band pelindung guard band, yang merupakan bagian dari spektrum yang tidak digunakan.
Gambaran umum dari kinerja sistem FDM ditunjukkan pada Gambar 2.3
[7]
. Sejumlah sinyal dimultiplex ke satu media transmisi yang sama. Masing-masing
sinyal m
n
t dimodulasi ke frekwensi subpembawa f
n
. Sinyal-sinyal analog termodulasi yang dihasilkan kemudian ditambahkan sehingga menghasilkan sinyal
baseband campuran m
b
t. Istilah baseband dipergunakan untuk menunjukkan band frekwensi dari sinyal yang dikirim oleh sumber dan potensial untuk dipergunakan
sebagai sinyal pemodulasi
[7]
. Gambar 2.3.b menunjukkan hasilnya. Biasanya spektrum sinyal baseband berada pada band yang terjangkau. Spektrum sinyal m
n
t kemudian digeser ke tengah dari frekwensi f
n
. Agar proses ini bekerja, harga f
i
harus dipilih sehingga lebar pita dari sinyal-sinyal yang lain tidak saling tumpang tindih
secara signifikan. Sinyal FDM st memiliki total bandwith B, dimana
i n
1 i
B B
∑
=
[7]
. Pada ujung penerima, sinyal FDM kemudian didemodulasi sehingga memperoleh kembali m
b
t, yang kemudian disalurkan melalui bandpass filter n, dimana masing-masing filter
dipusatkan di f
n
dan memiliki bandwith B
i
, dimana
n i
1 ≤
≤
. Dengan cara ini, maka sinyal dapat dipisahkan kembali menjadi komponen-komponen. Setiap komponen ini
kemudian didemodulasi lagi untuk memperoleh sinyal yang asli sesuai dengan kanal pengirimnya.
8
Ipengadohar Ezra Pangaribuan : Simulasi Sistem Antrian Pada Statistical Time Division Multiplexing Dengan Bahasa Pemrograman Visual C++ 6.0, 2007.
USU Repository © 2009
. .
.
∑
. .
.
Gambar 2.3 Skema Kinerja FDM
9
Ipengadohar Ezra Pangaribuan : Simulasi Sistem Antrian Pada Statistical Time Division Multiplexing Dengan Bahasa Pemrograman Visual C++ 6.0, 2007.
USU Repository © 2009
2.3 Synchronous Time Division Multiplexing