16 kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan
dan menyampaikan hasilnya kepada para pemakaian yang berkepentingan”. Sukrisno Agoes 2004:3 mendefinisikan auditing yaitu sebagai berikut:
“Pemeriksaan Auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen terhadap laporan
keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat
memberikan pendapat mengenai kewaja ran laporan keuangan tersebut”.
Berdasarkan definisi di atas, pengertian auditing adalah suatu proses
sistematis dan kritis yang dilakukan oleh pihak yang independen untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai asersi-asersi
tentang berbagai dan kejadian ekonomi informasi dengan tujuan untuk menetapkan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi
informasi tersebut dengan kriteria yang ditetapkan, serta menyampaikan hasilnya kepada para pemakai yang berkepentingan.
2. Role Stress Tekanan Peran
Menurut Jagdip 1998 dalam Rapina 2008:45 role stress yaitu seberapa luas ekspetasi serangkaian peran anggota organisasi adalah tidak
jelas ambiguous atau tidak sesuai antara satu dengan lainnya bertentangan. Tuntutan peran berhubungan dengan tekanan yang diberikan
pada seseorang sebagai suatu fungsi dari peran tertentu yang dimainkan dalam organisasi itu Eko Sasono, 2004:123. Fogarty, Singh, Rhoads,
Moore 2000:32 mengemukakan bahwa tekanan peran role stress ada tiga, yaitu konflik peran, ketidakjelasan peran, dan kelebihan peran.
17 Role stress
merugikan karena karyawan merasa tidak pasti mengenai tujuan-tujuannya, harapan-harapan, serta bagaimana mereka akan
dievaluasi. Dengan memberikan kesempatan untuk bersuara dalam pengambilan keputusan-keputusan yang secara langsung mempengaruhi
kinerja mereka, manajemen dapat meningkatkan kendali karyawan dan mengurangi role stress yang ada. Jadi, manajer harus mempertimbangkan
peningkatan keterlibatan karyawan dalam pengambilan keputusan Jackson, 1983. Amilin dan Rosita Dewi 2008:15 menyatakan bahwa secara umum
orang berpendapat bahwa jika seseorang dihadapkan pada tuntutan pekerjaan yang melampaui kemampuan individu tersebut, maka dikatakan
individu tersebut mengalami stres kerja. Ada tiga kategori sumber potensial stres yaitu faktor lingkungan
ketidakpastian ekonomi, politik, teknologi, faktor organisasional tuntutan tugas, peran, dan hubungan antar pribadi; struktur, kepemimpinan, dan
tahap hidup organisasi, faktor individu masalah keluarga, ekonomi, dan kepribadian. Apakah faktor-faktor ini mengarah ke stres yang aktual
bergantung pada perbedaan individual seperti pengalaman kerja dan kepribadian. Bila stres dialami oleh seorang individu, gejalanya dapat
muncul sebagai keluaran fisiologis sakit kepala, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, psikologis kecemasan, murung, berkurangnya kepuasan
kerja, dan perilaku produktivitas, kemangkiran, tingkat keluarnya karyawan Eko Sasono, 2004:121.
18 Menurut Rahim 1996 dalam Yasmin 2005:96, karakteristik
pekerjaan yang menyebabkan stres kerja secara konseptual terdiri dari lima dimensi, antara lain; physical environment, role conflict, role ambiguity,
role overload, role insufficiency . Adapun penjelasannya adalah sebagai
berikut: a. Physical Environment
Lingkungan tempat bekerja yang tidak mendukung terselenggaranya proses bekerja yang baik.
b. Role Conflict Mengindikasikan
suatu tingkatan
dimana individu
mengalami ketidaksesuaian antara permintaan dan komitmen dari suatu peran.
c. Role Ambiguity Mengindikasikan suatu kondisi dimana kriteria prioritas, harapan
expectation, dan evaluasi tidak disampaikan secara jelas kepada pegawai.
d. Role Overload Mengindikasikan suatu tingkatan dimana permintaan kerja melebihi
kemampuan pegawai dan sumber daya lainnya, serta suatu keadaan dimana pegawai tidak mampu menyelesaikan beban kerja yang
direncanakan.
19 e. Role Insufficiency
Mengindikasikan suatu
kondisi dimana
pendidikan, training
, ketrampilan, dan pengalaman pegawai tidak sesuai dengan job
requirements .
Sopiah 2008:87-88 menjelaskan stress karena peran atau tugas role stress
termasuk kondisi dimana para pegawai mengalami kesulitan dalam memahami apa yang menjadi tugasnya, peran yang dia mainkan dirasakan
terlalu berat atau memainkan berbagai peran pada tempat mereka bekerja. Stressor
ini memiliki 4 penyebab utama, yaitu role conflict, role ambiguity, workload
, dan task characteristics, dimana penjelasannya adalah sebagai berikut:
a. Konflik Peran Role Conflict Konflik ini terjadi ketika orang-orang bersaing menghadapi berbagai
tuntutan. Terdapat beberapa tipe konflik peran dalam setting organisasional, antara lain: 1 inter-role conflict, 2 intra-role conflict,
dan 3 person-role conflict. Inter-role conflict terjadi ketika seseorang pegawai memiliki dua peran yang masing-masing berlawanan. Intra-role
conflict terjadi ketika individu menerima pesan berlawanan dari orang
yang berbeda. Sedangkan person-role conflict terjadi ketika kewajiban- kewajiban pekerjaan dan nilai-nilai organisasi tidak cocok dengan nilai-
nilai pribadi.
20 b. Peran Mendua Role Ambiguity
Muncul dan dirasakan ketika para pegawai merasa bimbang tentang tugas-tugas mereka, harapan kinerja, tingkat kewenangan, dan kondisi
kerja yang lain. Hal ini cenderung terjadi ketika orang masuk pada situasi yang baru, seperti menjadi anggota organisasi atau mengambil suatu
tugas pekerjaan yang asing karena bimbang dengan harapan sosial dan tugas-tugasnya.
c. Beban Kerja Beban kerja workload merupakan stressor hubungan peran atau tugas
lain yang terjadi karena para pegawai merasa beban kerjanya banyak. Hal ini dapat disebabkan karena perusahaan mengurangi tenaga kerjanya dan
melakukan restrukturisasi pekerjaan, meninggalkan sisa pegawai dengan lebih banyak tugas dan sedikit waktu serta sumber daya untuk
menyelesaikannya. d. Karakteristik Tugas Task Characteristics
Sebagian besar tugas penuh stress ketika mereka membuat keputusan masalah, monitoring perlengkapan atau saling bertukar informasi.
Kurang pengendalian, terlalu banyak aktivitas pekerjaan dan lingkungan kerja juga masuk dalam kategori ini.
Berdasarkan beberapa pernyataan yang ada, maka dapat disimpulkan bahwa role stress adalah suatu situasi yang memperlihatkan permintaan
yang sulit untuk dipenuhi oleh kemampuan seseorang sehingga mengakibatkan kekurangsesuaian antara individu dengan lingkungan
21 kerjanya, dimana individu dihadapkan pada tekanan yang berhubungan
dengan suatu fungsi dari peran tertentu yang dimainkan dalam organisasi tersebut. Bila stres dialami oleh seorang individu dapat mengakibatkan
timbulnya gejala fisiologis, psikologis, dan perilaku.
3. Role Conflict Konflik Peran