Strategi Fund Manager PT.Prudential Life Assurance dalam mengelola produk unit link syariah

(1)

STRATEGI FUND MANAGER PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE

DALAM MENGELOLA PRODUK UNIT LINK SYARIAH

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi syarat-syarat mencapai gelar Sarjana Ekonomi Islam

Oleh :

FAIZI EL ABBASY 101046222421

PRODI ASURANSI SYARIAH JURUSAN MUAMALAT

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2008


(2)

STRATEGI FUND MANAGER PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE

DALAM MENGELOLA PRODUK UNIT LINK SYARIAH

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi syarat-syarat mencapai gelar Sarjana Ekonomi Islam

Oleh :

FAIZI EL ABBASY 101046222421

Di Bawah Bimibingan

Pembimbing I,

Pembimbing II

AM Hasan Ali, M.A Amalia, SE., MSM

NIP.150371226

PRODI ASURANSI SYARIAH JURUSAN MUAMALAT

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2008


(3)

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Sikripsi berjudul Strategi Fund Manager PT. Prudential Life Assurance dalam Mengelola Produk Unit Link Syariah telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada 10 Maret 2009. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelas Sarjana Ekonomi Islam (SEI) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam).

Jakarta, 11 Maret 2009 Mengesahkan,

Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

Prof. DR. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM

NIP. 150 210 422

PANITIAN UJIAN

1.Ketua : DR. Euis Amalia, M.Ag

(………

….. )

NIP. 150 289 264

2.Sekretaris : H.Ah Azharuddin Lathif, M.Ag

(………

….. )

NIP. 150 318 308

3.Pembimbing I : A. M. Hasan Ali MA

(………

….. )


(4)

4.Pembimbing II : Amalia, SE, MSM (………

….. )

5.Penguji I : Prof. DR. H. M. Amin Suma, SH, MA, MM (………

….. )

NIP 150 050 917

6.Penguji II : DR. Abdurahman Dahlan, MA

(………

….. )


(5)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Rabbi Izzah penulis panjatkan kehadirat-Nya, atas limpahan rahmat, hidayah, pertolongan serta kemudahan-kemudahan yang penulis dapatkan dari-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam selalu tercurah pada pahlawan revolusi Islam Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa dan mencerahkan alam semesta ini dengan bergelimang ilmu pengetahuan.

Penulis merasa bahagia dan bersyukur serta bangga dengan selesainya studi dan skripsi ini tetapi kebahagian dan kebanggaan itu tidak akan tercapai tanpa doa, dukungan dan ketulusan yang penuh dari semua pihak, oleh karena itu penulis menyampaikan banyak terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada :

1. Kedua orang tuaku tercinta, papa dan mama yang dengan tulus ikhlas mendoakan dan memberikan kasih sayang serta dorangan baik moril maupun materil guna keberhasilan dan kebahagiaan anak-anaknya, tanpa papa dan mama penulis tidak berarti apa-apa.

2. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, MA, SH, MM, Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta para pembantu dekannya.


(6)

3. Ibu Euis Amalia, M.Ag, Ketua Program Studi Muamalat dan Bapak Ah. Adzarudin Lathif, M.Ag, selaku Sekretaris Program Studi Muamalat yang telah banyak membantu dan meluangkan waktu hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak AM Hasan Ali, M.A, Dosen Pembimbing I, serta Ibu Amalia SE., MSM, selaku Dosen Pembimbing II, yang telah banyak meluangkan waktu, pikiran dan tenaga di tengah kesibukan beliau berdua serta sabar dalam memberikan bimbingan, pengarahan, nasehat, dan motifasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Lilly Herliana Nasution, Agency Manager PRU Ant Jakarta Yang terlah meluangkan waktunya selama peoses penelitian yang peneliti lakukan

6. Para dosen yang telah mendidik penulis hingga dapat menyelesaikan studi di Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Kepada kakaku tersayang Da Fajri, Da Faisal, Uni Faiziah dan Adikku tercinta Fadhila terimakasih atas dorongan dan bantuannya selama ini. Berkat cinta dan kasih sayang kalian, penulis akhirnya dapat juga menyelesaikan skripsi ini, terimakasih atas doanya.

8. Spesial untuk orang yang saya cintai Rahmi Jumaera, S.Psi, terima kasih sayang, yang telah setia menemani penulis selama ini. Terimakasih


(7)

sayang, telah mengorbankan waktu dan pikiran dalam membantu penulis untuk menyelesaikan tulisan ini. Kehadiranmu begitu berarti bagiku. 9. Susi imut terima kasih telah meluangkan waktu dan tenaganya untuk

membantu penulis dalam menyelasaikan tulisan ini. Yulia terimakasih, dengan laptopnya penulis dimudahkan untuk menyelesaikan tulisan ini. 10. Pak Ongah, yang telah mendidik dan mencurahkan tenaganya.

Terimakasih tak terhingga.

11. Seluruh rekan-rekan seperjuangan dan teman-teman Keluarga Mahasiswa Minangkabau yang tidak dapat disebut namanya satu persatu, trimakasih.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca umumnya.

Ciputat, 25 Februari 2009


(8)

Daftar Isi

Kata Pengantar... i

Daftar Isi... iv

Daftar gambar... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

D. Metode Penelitian... 7

E. Review Kajian Terdahulu ... 9

F. Sistematika Penulisan ... 11

BAB II KAJIAN TEORI A. Investasi Syariah... 13

B. Instrumen Investasi Syariah ... 29

C. Asuransi Jiwa ... 36

D. Manajemen Investasi Syariah ... 40

E. Dasar Hukum Asuransi Syariah ... 43

BAB III GAMBARAN UMUM PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE A. Sejarah dan Kekuatan Global Prudential plc ... 46


(9)

C. PT Prudential Life Assurance ... 49 D. Fund Manager PT. Prudential Life Assurance ... 51 E. Produk-prodeuk Unit Link PT. Prudential Life Assurance ... 53

BAB IV MANAJEMEN INVESTASI UNIT LINK SYARIAH PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE

A. Premi atau Kontribusi ... 54 B. Strategi Fund Manager PT. Prudential Life Assurance dalam

Mengelola Kontribusi Peserta ... 55 C. Strategi Pemilihan Saham yang akan Dibeli... 62 D. Analisis Hukum Islam terhadap Aplikasi Manajemen Investasi

Unit Link PT. Prudential Life Assurance ... 64

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 66 B. Saran ... 69

Daftar Pustaka Lampiran


(10)

Daftar Gambar

Gambar 3.1 Group Prudential ... 47 Gambar 3.2 Total Pendapatan Premi PT. Prudential Life Assurance

Dalam Lima Tahun Terakhir... 50 Gambar 3.3 Total Aset PT. Prudential Life Assurance Dalam Lima

Tahun Terakhir ... 48 Gambar 4.1 Syariah Equity Fund (SEF) Berdasarkan Jenis Aset... 56 Gambar 4.2 Syariah Equity Fund (SEF) Berdasarkan Alokasi Industri... 57 Gambar 4.3 Syariah Cash and Bond Fund (SCBF) Berdasarkan Jenis Aset.. 59 Gambar 4.4 Syariah Cash and Bond Fund (SCBF) Berdasarkan

Alokasi Industri ... 60 Gambar 4.5 Syariah Managed Fund (SMF) Berdasarkan Jenis Aset... 61 Gambar 4.6 Syariah Equty Fund (SEF) Berdasarkan Jenis Aset ... 62


(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sejak tahun 1997 hingga kini tahun 2008, negara kita Indonesia telah mengalami krisis selama 10 tahun lebih. Krisis multidimensi dan termasuk di dalamnya krisis moneter yang menjadi pelajaran amat berharga untuk kita petik. Krisis panjang ini menjadi pukulan telak bagi masyarakat Indonesia untuk menjalani perekonomiannya agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.

Kondisi ekonomi Indonesia memang telah terpuruk dan sulit untuk bangkit kembali. Kondisi ini diperparah saat puncak krisis moneter pertengahan tahun 1997 dengan terganggunya semua sektor perekonomian, mulai dari sektor riil, industri, perdagangan, usaha kecil dan menengah sampai kalangan atas pun terkena imbasnya, bahkan perbankan pun ikut mengalami guncangan dengan banyaknya bank yang dilikuidasi.

Dampak krisis berkepanjangan ini yang tidak boleh dipandang sebelah mata adalah kemiskinan. Ditambah lagi tingkat laju inflasi yang sangat tinggi dibandingan dengan tingkat suku bunga pada bank. Berdasarkan perhitungan inflasi tahunan yang dilakukan oleh BI sampai akhir April 2008 ini inflasi sampai pada tingkat 8.96 % sementara tingkat suku bunga bank masih


(12)

berkisaran 7 %. Dengan ini lengkap sudah penderitaan rakyat Indonesia, mereka makin pusing memikirkan untuk menghasilkan uang supaya dapat memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari.

Namun pusing memikirkan uang tidak hanya didominasi oleh mereka yang tidak mempunyai uang, tetapi mereka yang mempunyai uang juga tak kalah pusing. Mereka tidak tahu ke mana akan mengembangkan uang mereka mengingat tingkat inflasi di Indonesia yang sangat tinggi. Bila mereka menanamkan uang dalam bentuk aset seperti rumah apa daya ternyata untuk kondisi ekonomi yang tidak stabil seperti sekarang tidak akan cukup, hendak disimpan di bank dengan harapan bisa mendapatkan keuntungan yang berlipat tetapi ternyata tingkat suku bunga yang dijanjikan lebih rendah dibandingkan dengan laju inflasi. Akhirnya mereka malah jadi serba salah.

Untuk itu diperlukan sarana untuk pengelolaan uang, di mana tingkat keuntungannya lebih tinggi atau sama dengan laju inflasi. Dalam pengembangan atau pengelolaan uang ini biasa juga disebut berinvestasi. Investasi adalah menanamkan atau menempatkan aset baik berupa harta atau dana, pada sesuatu yang diharapkan akan memberikan hasil pendapatan atau akan meningkatkan nilainya di masa mendatang. Sedangkan investasi keuangan adalah menanamkan dana dalam suatu surat berharga yang diharapkan akan meningkatkan nilainya di masa mendatang.1 Investasi bisa berupa barang seperti

1

Iwan P. Pontjowinoto, Prinsip Syariah di Pasar Modal (Pandangan Praktisi), 2003, Modal Publication, Jakarta, h. 45


(13)

dalam bentuk pembelian kepemilikan atas tanah, emas, rumah dan lain-lain. Atau investasi juga bisa dilakukan dengan cara lain yaitu melalui lembaga keuangan non bank seperti reksadana.

Reksadana atau istilah asingnya mutual fund sebenarnya bukanlah produk baru dalam investasi. Di Amerika jenis investasi ini sudah berusia seabad. Tidak heran kalau di sana investasi reksadana menjadi primadona tak ubah seperti tabungan saja. Prinsipnya reksadana adalah wadah yang mengumpulkan dana dari masyarakat untuk dikelola oleh manajer investasi dan diinvestasikan kembali ke pasar modal, seperti efek ekuitas (saham), efek pendapatan tetap (obligasi) dengan tujuan memperoleh keuntungan lebih baik. Dana yang terkumpul tidak dipegang oleh manajer investasi, tetapi disimpan dan diasuransikan oleh bank yang memperoleh izin dari Bapepam sebagai bank penjamin (custodian).

Namun dewasa ini perusahaan asuransi tak mau ketinggalan mereka mulai mengembangkan diri. Beberapa perusahaan asuransi jiwa tidak hanya sekedar memberikan pertanggungan kepada nasabahnya tetapi juga mengelola premi nasabah layaknya seperti perusahaan-perusahaan investasi lainnya dengan meluncurkan produk unit link. Produk asuransi yang ditawarkan bisa berbentuk asuransi kesehatan atau asuransi jiwa, tetapi biasanya dipasarkan dalam kemasan yang lebih menarik bagi masyarakat: misalnya tabungan masa depan atau asuransi pendidikan.


(14)

Menjadi nasabah investasi unit link dan reksadana sebenarnya tidak jauh berbeda. Dalam keduanya, nasabah diminta untuk memilih ke mana dana yang disetorkan akan diinvestasikan. Pilihan yang disediakan adalah ekuitas, fixed income, pasar uang atau kombinasi diantaranya. Keduanya sama-sama memiliki resiko yang kurang lebih sama, tergantung dari jenis investasi yang dipilih.

Pada produk unit link ini biasa juga disebut two in one. Nasabah diberi dua keuntungan sekaligus, selain mendapat pertanggungan nasabah juga sekaligus dapat berinvestasi. Salah satu perusahaan asuransi yang mengeluarkan produk

unit link adalah PT. Prudential Life Assurance.

Seperti halnya asuransi biasa, nasabah asuransi unit link membayar premi setiap jangka waktu tertentu, biasanya bulanan. Perbedaannya, nasabah unit link

membayar premi dalam dua porsi, porsi premi perlindungan dan porsi investasi. Premi perlindungan berfungsi sama dengan premi pada asuransi biasa. Sedangkan porsi investasi akan disetorkan oleh perusahaan asuransi kepada manajer investasi untuk dikelola. Pada produk-produk tertentu, jika nantinya

return dari investasi bisa menutupi biaya premi, maka nasabah memiliki pilihan untuk tidak membayar premi. Selain itu unit link dinilai lebih praktis bagi yang tidak ingin berhubungan dengan pihak yang berbeda untuk mengurusi investasi dan asuransi.

Dengan banyak inovasi produk-produk investasi di pasaran, tentunya perusahaan asuransi dituntut untuk mengelola premi nasabah agar para nasabah mendapatkan keuntungan yang sama bahkan lebih tinggi dari laju inflasi. Oleh


(15)

karena itu sudah menjadi tugasnya fund manager dalam perusahaan asuransi untuk senantiasa memantau fluktuasi perekonomian global agar perusahaan dapat memperoleh keuntungan sesuai dengan target dan memperkecil resiko kerugian yang mungkin akan timbul. Karena nasabah lebih cenderung kepada investasi yang menjanjikan tingkat bunga tinggi.

Aktivitas investasi unit link yang berkiblat ke dunia barat ini tidak pernah lepas dari keterlibatan variabel spekulasi dan bunga. Hal ini jelas sulit diterima oleh masyarakat di Indonesia yang mayoritas penduduknya memeluk agama Islam. Pengembangan model investasi unit link ini di kalangan umat Islam sendiri tentu memiliki kendala dengan penerapan spekulasi dan instrumen bunga tersebut. Karena dalam pelaksanaan ekonomi Islam sendiri telah secara jelas menyatakan bahwa instrumen bunga (riba) dan segala aktivitas spekulasi diharamkan. Dengan adanya ketentuan tersebut tidak lantas menutup atau membatasi sepak terjang aktivitas perekonomian Islam. Islam lebih mengetengahkan sistem bagi hasil (profit - loss sharing system) sebagai alternatif yang lebih baik dalam aktivitas perekonomian.

Sistem bagi hasil dengan instrumen mudharabah dan musyarakah dalam perekonomian, mendukung nilai-nilai keadilan yang menjadi prinsip dalam perekonomian Islam. Hal ini sesuai dengan fitrah usaha yaitu kondisi untung dan kondisi rugi. Sehingga apapun hasil dalam usaha baik untung maupun rugi sistem bagi hasil memastikan tidak ada kedua belah pihak yang terlibat di


(16)

dalamnya yang merasa dirugikan. Mereka yang berusaha di dalamnya mendapatkan hasil yang sesuai dengan porsinya masing-masing.2

Melihat kecenderungan tersebut maka PT. Prudential Life Assurance membuat terobosan dengan menghadirkan model investasi berupa unit link

syariah yang sesuai dengan aturan syariah yang berlaku. Sehingga masyarakat dapat leluasa dan merasa tenang karena dana investasi mereka dikelola murni sesuai syariah.

PT. Prudential Life Assurance di Indonesia berdiri sejak tahun 1995. Dan pertama kali launching produk syariah pada tanggal 5 September 2007, dengan nama produk Prulink Syariah. Meskipun produk ini baru, namun akhir Desember 2007 Fund Manager PT. Prudential Life Assurance berhasil mengelola kontribusi peserta dengan tingkat pertumbuhan sampai dengan 25%. Dari uraian di atas peneliti tertarik untuk menggali lebih dalam lagi mengenai “Strategi Fund Manager PT. Prudential Life Assurance Dalam Mengelola Produk Unit Link Syariah”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, agar pembahasan masalah tidak meluas maka peneliti hanya akan membahas mengenai investasi, instrumen investasi dan manajemen investasi produk unit link pada PT. Prudential Life Assurance.

2

Ali Sakti, Ekonomi Islam: Jawaban Atas Kekacauan Ekonomi Moderen, 2007, Paradigma dan Aqsha Publising, Jakarta, h.94


(17)

Sedangkan perumusan masalah dari penelitian ini adalah:

1. Apa perbedaan asuransi unit link syariah dengan asuransi unit link konvensional pada PT. Prudential Life Assurance?

2. Bagaimana dan strategi apa yang digunakan oleh Fund Manager PT. Prudential Life Assurance dalam mengelola investasi produk unit link syariah?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian

a. Untuk mengetahui perbedaan unit link syariah dengan unit link konvensional pada PT. Prudential Life Assurance.

b. Untuk mengetahui Strategi apa yang diterapkan oleh Fund Manager PT. Prudential Life Assurance

2. Manfaat penelitian

a. Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi khazanah pengetahuan dalam pengembangan dunia asuransi syariah.

b. Melengkapi literatur tentang manajemen investasi produk unit link pada PT. Prudential Life Assurance.

D. Metode Penelitian

Metode pada penelitian ini adalah deskriptif analisis dimana penelitian ini didasarkan pada informasi-informasi dan data-data yang akurat. Data-data tersebut di peroleh peneliti dengan melakukan penelitian kepustakaan (library research) dan penelitian lapangan (field research).


(18)

1. Penelitian Kepustakaan (library research)

Dalam penulisan skripsi ini peneliti menggunakan metode penelitian kepustakaan. Yaitu suatu teknik penelitian untuk memperoleh data dari buku, jurnal, artikel, atau majalah dan internet yang berhubungan dengan masalah yang dibahas.

2. Penelitian Lapangan (field research)

Penelitian lapangan ini dimaksudkan untuk mendapatkan data primer yang dilakukan dengan cara:

a. Wawancara (interview) adalah suatu bentuk komunikasi verbal untuk memperoleh informasi, baik dilakukan secara struktural maupun non struktural.

b. Dokumentasi, teknik ini peneliti gunakan untuk melengkapi data yang peneliti perlukan, yaitu dengan cara melihat dokumen dan arsip-arsip yang ada kaitannya dengan objek penelitian pada PT. Prudential Life Assurance.

Selanjutnya dalam pengolahan data peneliti mengklasifikasikan data yang telah diperoleh untuk kemudian diolah dan dilengkapi dengan interpretasi data-data yang telah diperoleh tersebut berdasarkan metode berikut.

1. Metode induktif, yaitu suatu cara dalam menganalisa data yang bertitik tolak dari data yang bersifat khusus, kemudian ditarik atau diambil kesimpulan yang bersifat umum.


(19)

2. Metode deduktif, penarikan suatu logika yang bertitik tolak dari pengetahuan yang bersifat umum, kemudian dijadikan titik tolak dalam menilai suatu fakta yang bersifat konkrit.

Adapun pedoman penulisan skripsi ini mengacu pada buku pedoman penulisan skripsi, tesis dan disertasi yang disusun oleh tim UNI Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007, dengan menggunakan EYD (Ejaan yang Disempurnakan).

E. Review Kajian Terdahulu

Diantara karya-karya yang terdahulu yang sudah ada dalam bentuk skripsi adalah:

1. Strategi pembiayaan Bank Syariah dalam membantu peningkatan UKM skripsi Rahmat Sunandar Soleh. Skripsi ini membahas tentang strategi pembiayaan UKM dan retail yang di landasi sikap proaktif perbankan syariah kepada wirausahawan yang juga adalah nasabah pembiayaan. Disamping strategi pemberdayaan UKM bank syariah juga melaksanakan strategi peningkatan efektivitas dan efesiensi jariangan distribusi dengan penambahan jaringan ATM dan sentra pembiayaan.

Sedangkan skripsi ini membahas tentang strategi apa yang diterapkan oleh Fund Manager PT. Prudential Life Assurance serta bagai pelaksanaan unit links syariah dan system manajemen infestasi di perusahaan ini. Jadi berbeda sekali dengan skripsi yang ditulis oleh Rahmat Sunandar Soleh.


(20)

2. Skripsi yang berjudul Analisa Strategi Koperasi Pondok pesantren Al Ikhlas Subang Jabar (2006), membahas upaya yang telah dilakukan Kopantren Al Ikhlas dalam pemberdayaan ekonomi umat. Kesimpulannya adalah Kopantren telah mengajak masyarakat untuk bekerja sama dalam bidang ekonomi yang sesuai dengan syariat dengan jalan melakukan penyuluhan bagai mana cara berusaha yang benar, membantu permodalan masyarakat di sekitar Kopantren al ikhlas. Jadi berbeda sekali dengan apa yang penulis lakukan.

3. Sikripsi yang berjudul Strategi Lembaga nir laba dalam upaya pemberdayaan UKM (Cecep Suyudi M-2008). Sikripsi ini mempermasalahkan strategi yang diterapkan masyarakat mandiri dalam pemberdayaan UKM terutama terhadap nasabah binaan lembaga nir laba masyarakat mandiri Parung. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa strategi yang diterapkan pada program masyarakat mandiri dalam melakukan pemberdayaan khususnya pada economic development meliputi: strategi utama yang terdiri dari pembentukan kelompok secara partisipatif, penguatan kapasitas SDM secara Komunal, menciptakan dan mengembangkan usaha produktif serta mengembangkan kelembagaannya. Sedangkan strategi pendukung berupa pembinaan keagamaan, pendampingan dan perluasan wawasan kelompok masyarakat binaan.

Jadi berbeda sekali dengan apa yang penulis lakukan, memang sama-sama meneliti tentang strategi, yang pertama meneliti Strategi pembiayaan


(21)

Bank Syariah dalam membantu peningkatan UKM, yang kedua Strategi Koperasi Pondok pesantren Al Ikhlas dalam pemberdayaan ekonomi umat, yang ketiga strategi nir laba dalam pemberdayaan UKM sedangkan penulis berbicara tentang strategi Fund Manager dalam mengelola Produk Unit link syariah.

F. Sistematika Penulisan

Dalam memudahkan penulisan, maka penulis menyusun penulisan skripsi ini menjadi lima bab, yang terangkum sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan, menguraikan latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian dan teknik penulisan serta sistematika penulisan.

BAB II Kajian teori, meliputi teori-teori yang berhubungan dengan unit link syariah, investasi syariah, instrumen investasi dan manajemen investasi.

BAB III Pada bab ini menggambarkan tentang sejarah berdiri, visi dan misi struktur organisasi dan produk-produk PT. Prudential Life Assurance.

BAB IV Analisis Data, meliputi hasil wawancara dan data-data yang di peroleh dari lapangan atau narasumber kemudian data-data mentah yang telah diperoleh tersebut di analisa.


(22)

BAB V Kesimpulan dan Saran, meliputi kesimpulan dari hasil penelitian dan saran-saran atas penelitian yang telah di lakukan dan untuk penelitian lanjutan.


(23)

BAB II KAJIAN TEORI

A. Investasi Syariah

Banyak bisnis yang dapat dilakukan baik dalam jangka pendek maupun jangak panjang, tentu semuanya bertujuan untuk mendapatkan nilai tambah atau keuntungan di kemudian hari. Orang membeli sebidang tanah dengan harapan nantinya harga tanah tersebut menjadi lebih mahal. Orang menyimpan uangnya di bank dengan harapan mendapatkan bunga dari simpanannya itu.

Secara umum, semua tindakan di atas dapat dikategorikan sebagai tindakann investasi. Definisi yang lebih lengkap diberikan oleh Reilly dan Brown, yang mengatakan bahwa investasi adalah komitmen mengikatkan aset saat ini untuk beberapa periode waktu ke masa depan guna mendapatkan penghasilan yang mampu mengkompensasi pengorbanan investor berupa:

(1) keterikatan aset pada waktu tertentu, (2) tingkat inflasi, dan

(3) ketidaktentuan penghasilan pada masa men datang

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia Edisi Keempat, investasi diberi arti ’penanaman uang atau modal untuk tujuan memperoleh keuntungan.3 Jika investasi diambil dari investment dalam bahasa Inggris, definisinya di dalam KBBI itu

3


(24)

sudahlah tepat sebab menurut The New Oxford Dictionary of English (1999), investment berarti ’the action or process of investing money for profit or material result’, tindakan atau proses menginvestasikan uang demi keuntungan atau hasil material.4

Investasi berperan penting dalam pembiayaan pertumbuhan dan pengembangan ekonomi di suatu negara. Produk asuransi merupakan salah satu perangkat investasi yang unik dibanding bentuk investasi lainnya. Dalam hal ini investasi dapat diartikan sebagai sebuah cara atau alat untuk meningkatkan nilai atas dana yang kita simpan di sebuah instrumen investasi tertentu untuk mendapatkan pengembalian dana yang positif (positif return)5.

Menurut paham ekonomi, asuransi, merupakan suatu lembaga keuangan karena melalui asuransi dapat dihimpun dana dalam jumlah besar, yang dapat digunakan untuk membiayai pembangunan selain bermanfaat bagi masyarakat yang berpartisipasi dalam bisnis asuransi karena sesungguhnya asuransi bertujuan memberikan perlindungan atas keuangan, yang ditimbulkan oleh peristiwa yang tidak diduga sebelumnya.

Dari sisi bahasa, asuransi berasal dari bahasa Belanda, assurantie yang artinya pertanggungan dan dari istilah tersebut lalu timbul istilah assuradeur yang ditujukan

4

Oxford University Press, The New Oxford Dictionary of English, 1999, Oxford University Press, hal. 179

5

Ketut Sendra, Konsep Penerapan Asuransi Jiwa Unit Link Proteksi Sekaligus Investasi, 2004, Penerbit PPM, hal. 131-132


(25)

bagi penanggung, sedangkan geassureerde yang ditujukan untuk tertanggung.6 Menurut Mehr asuransi adalah “suatu alat untuk mengurangi resiko dengan menggabungkan jumlah unit-unit yang beresiko agar kerugian individu secara kolektif dapat di prediksi. Kerugian yang dapat diprediksi tersebut kemudian dibagi dan didistribusikan secara proporsional di antara semua unit dalam gabungan tersebut.7 Sementara itu, menurut Mark R. Greene, asuransi adalah institusi ekonomi yang mengurangi resiko dengan menggabungkan di bawah satu manajemen dan kelompok objek dalam suatu kondisi sehingga kerugian besar yang di derita oleh suatu kelompok yang tadi dapat di prediksi dalam lingkup yang lebih kecil.8 Belum atau tidak adanya batasan mengenai pengertian tentang asuransi yang dapat diterima secara umum. Oleh karena itu, pengertiannya tergantung pada latar belakang yang memandangnya.

Dengan demikian, pengertian asuransi sesungguhnya dapat di lihat dari berbagai sudut pandang, yaitu dari sudut pandang seorang ekonom, hukum, bisnis, maupun sosial. Artinya tidak ada definisi yang dapat memenuhi berbagai pihak secara sempurna, dan untuk keseragaman pengertian di Indonesia, dituangkan dalam UU No. 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian: asuransi adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian

6 KH. Ali Yafie, Sauransi dalam Pandangan Syariat Islam, Menggagas Fiqih Sosial,1994, Penerbit Mizan, hal. 205-206

7

Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life and General), Konsep dan Sistem Operasional, 2004, Gema Insani Press, hal. 26

8


(26)

kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang di harapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.9

Sementara itu, menurut Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) pasal 246 dijelaskan bahwa pengertian asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi untuk memberikan suatu premi untuk memberi pengertian kepadanya untuk suatu kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin terjadi karena suatu peristiwa tidak tertentu.10

Dari beberapa pengertian asuransi konvensional di atas dapat kita lihat manfaat yang ditawarkan oleh suatu produk asuransi. Di sisi lain asuransi syariah hadir dengan menawarkan nuansa yang berbeda dari asuransi konvensional. Bila dilihat dari pengertiannya asuransi syariah adalah saling menanggung resiko di antara sesama manusia sehingga di antara satu dengan yang lainnya menjadi penanggung atas resiko masing-masing.11 Dengan kata lain tanggung-menanggung resiko tersebut

9

Dewan Asuransi Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1992 dan Pertauran Pelaksanaan Tentang Usaha Perasuransian, 2003, DAI, hal. 2-3

10

AM, Hasan Ali, Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam, Suatu Tinjanuan Analisis Historis, Teoritis dan Praktis, 2004, Percetakan Fajar Interpratama Offset, hal. 59

11

Gemala Dewi, Aspek-Aspek Hukumdalan Perbankan dan Perasuransian Syariah di Indonesia,2004, Prenada Media, hal. 122


(27)

dilakukan atas dasar saling tolong menolong dalam kebaikan dengan cara masing-masing mengeluarkan dana yang ditujukan untuk menanggung resiko tersebut.

Hal inilah salah satu yang membedakan antara asuransi syariah dan asuransi konvensional. Selain itu dalam asuransi konvensional, asuransi merupakan transfer of risk yaitu pemindahan risiko dari peserta atau tertanggung ke perusahaan atau penanggung sehingga terjadi pula transfer of fund yaitu pemindahan dana dari tertanggung kepada penanggung. Sebagai konsekwensi maka kepemilikan dana pun berpindah, dana peserta menjadi milik perusahaan asuransi.

Beberapa perbedaan asuransi syariah dengan asuransi konvensional, di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Akad(Perjanjian)

Setiap perjanjian transaksi bisnis di antara pihak-pihak yang melakukannya harus jelas secara hukum ataupun non-hukum untuk mempermudah jalannya kegiatan bisnis tersebut saat ini dan masa mendatang.

Akad dalam praktek muamalah menjadi dasar yang menentukan sah atau tidaknya suatu kegiatan transaksi secara syariah. Hal tersebut menjadi sangat menentukan di dalam praktek asuransi syariah. Akad antara perusahaan dengan peserta harus jelas, menggunakan akad jual beli (tadabuli) atau tolong menolong (takaful).

Akad pada asuransi konvensional didasarkan pada akad tadabuli atau perjanjian jual beli. Syarat sahnya suatu perjanjian jual beli didasarkan atas adanya penjual, pembeli, harga, dan barang yang diperjual-belikan. Sementara


(28)

itu di dalam perjanjian yang diterapkan dalam asuransi konvensional hanya memenuhi persyaratan adanya penjual, pembeli dan barang yang diperjual-belikan. Sedangkan untuk harga tidak dapat dijelaskan secara kuantitas, berapa besar premi yang harus dibayarkan oleh peserta asuransi untuk mendapatkan sejumlah uang pertanggungan. Karena hanya Allah yang tahu kapan kita meninggal. Perusahaan akan membayarkan uang pertanggungan sesuai dengan perjanjian, akan tetapi jumlah premi yang akan disetorkan oleh peserta tidak jelas tergantung usia. Jika peserta dipanjangkan usia maka perusahaan akan untung namun apabila peserta baru sekali membayar ditakdirkan meninggal maka perusahaan akan rugi. Dengan demikian menurut pandangan syariah terjadi cacat karena ketidakjelasan (gharar) dalam hal berapa besar yang akan dibayarkan oleh pemegang polis (pada produk saving) atau berapa besar yang akan diterima pemegang polis (pada produk non

-saving).

Akad dalam Islam dibangun atas dasar mewujudkan keadilan dan menjauhkan penganiayaan. Harta seorang muslim yang lain tidak halal, kecuali dipindahkan haknya kepada yang disukainya. Keadilan dapat diketahui dengan akalnya, seperti pembeli wajib menyatakan harganya dan penjual menyerahkan barang jualannya kepada pembeli. Dilarang menipu, berkhianat, dan jika berhutang harus dilunasi. Jika kita mengadakan suatu perjanjian dalam suatu transaksi bisnis secara tidak tunai maka kita wajib melakukan hal-hal berikut: Menuliskan bentuk perjanjian (seperti adanya SP


(29)

dan polis). Bentuk perjanjian harus jelas dimengerti oleh pihak-pihak yang bertransaksi. Adanya saksi dari kedua belah pihak. Para saksi harus cakap dan bersedia secara hukum jika suatu saat diminta kewajibannya.

2. Gharar(Ketidakjelasan)

Definisi gharar menurut Madzhab Syafii adalah apa-apa yang akibatnya tersembunyi dalam pandangan kita dan akibat yang paling kita takuti.

Gharar atau ketidakjelasan itu terjadi pada asuransi konvensional, dikarenakan tidak adanya batas waktu pembayaran premi yang didasarkan atas usia tertanggung, sementara kita sepakat bahwa usia seseorang berada di tangan Yang Maha Kuasa. Jika baru sekali seorang tertanggung membayar premi ditakdirkan meninggal, perusahaan akan rugi sementara pihak tertanggung merasa untung secara materi. Jika tertanggung dipanjangkan usianya, perusahaan akan untung dan tertanggung merasa rugi secara

financial. Dengan kata lain kedua belah pihak tidak mengetahui seberapa lama masing-masing pihak menjalankan transaksi tersebut. Ketidakjelasan jangka waktu pembayaran dan jumlah pembayaran mengakibatkan ketidaklengkapan suatu rukun akad, yang kita kenal sebagai gharar. Para ulama berpendapat bahwa perjanjian jual beli atau akad tadabuli tersebut cacat secara hukum.

Pada asuransi syariah akad tadabuli diganti dengan akad takafuli, yaitu suatu niat tolong-menolong sesama peserta apabila ada yang ditakdirkan


(30)

mendapat musibah. Mekanisme ini oleh para ulama dianggap paling selamat, karena kita menghindari larangan Allah dalam praktik muamalah yang

gharar.

Pada akad asuransi konvensional dana peserta menjadi milik perusahaan asuransi (transfer of fund). Sedangkan dalam asuransi syariah, dana yang terkumpul adalah milik peserta (shahibul mal) dan perusahaan

asuransi syariah (mudharib) tidak bisa mengklaim menjadi milik perusahaan. 3. Tabarru dan Tabungan

Tabarru berasal dari kata tabarraa-yatabarra-tabarrawan, yang artinya sumbangan atau derma. Orang yang menyumbang disebut mutabarri

(dermawan). Niat bertabbaru bermaksud memberikan dana kebajikan secara ikhlas untuk tujuan saling membantu satu sama lain sesama peserta asuransi syariah, ketika di antaranya ada yang mendapat musibah. Oleh karena itu dana

tabarru disimpan dalam rekening khusus. Apabila ada yang tertimpa musibah, dana klaim yang diberikan adalah dari rekening tabarru yang sudah diniatkan oleh sesama peserta untuk saling menolong.

Menyisihkan harta untuk tujuan membantu orang yang terkena musibah sangat dianjurkan dalam agama Islam, dan akan mendapat balasan yang sangat besar di hadapan Allah, sebagaimana digambarkan dalam hadist Nabi SAW,"Barang siapa memenuhi hajat saudaranya maka Allah akan memenuhi hajatnya."(HR Bukhari Muslim dan Abu Daud).


(31)

Untuk produk asuransi jiwa syariah yang mengandung unsur saving

maka dana yang dititipkan oleh peserta (premi) selain terdiri dari unsur dana

tabarru terdapat pula unsur dana tabungan yang digunakan sebagai dana investasi oleh perusahaan. Sementara investasi pada asuransi kerugian syariah menggunakan dana tabarru karena tidak ada unsur saving. Hasil dari investasi akan dibagikan kepada peserta sesuai dengan akad awal. Jika peserta mengundurkan diri maka dana tabungan beserta hasilnya akan dikembalikan kepada peserta secara penuh.

4. Maisir (Judi)

Prof. Mustafa Ahmad Zarqa berkata bahwa dalam asuransi konvensional terdapat unsur gharar yang pada gilirannya menimbulkan

qimar. Sedangkan al qimar sama dengan al maisir. Muhammad Fadli Yusuf menjelaskan unsur maisir dalam asuransi konvensional karena adanya unsur

gharar, terutama dalam kasus asuransi jiwa. Apabila pemegang polis asuransi jiwa meninggal dunia sebelum periode akhir polis asuransinya dan telah membayar preminya sebagian, maka ahli waris akan menerima sejumlah uang tertentu. Pemegang polis tidak mengetahui dari mana dan bagaimana cara perusahaan asuransi konvensional membayarkan uang pertanggungannya. Hal ini dipandang karena keuntungan yang diperoleh berasal dari keberanian mengambil resiko oleh perusahaan yang bersangkutan. Muhammad Fadli Yusuf mengatakan, tetapi apabila pemegang polis mengambil asuransi itu tidak dapat disebut judi. Yang boleh disebut judi jika perusahaan asuransi


(32)

mengandalkan banyak atau sedikitnya klaim yang dibayar. Sebab keuntungan perusahaan asuransi sangat dipengaruhi oleh banyak atau sedikitnya klaim yang dibayarkannya. 12

5. Riba

Dalam hal riba, semua asuransi konvensional menginvestasikan dananya dengan bunga, yang berarti selalu melibatkan diri dalam riba. Hal demikian juga dilakukan saat perhitungan kepada peserta, dilakukan dengan menghitung keuntungan di depan. Investasi asuransi konvensional mengacu pada peraturan pemerintah yaitu investasi wajib dilakukan pada jenis investasi yang aman dan menguntungkan serta memiliki likuiditas yang sesuai dengan kewajiban yang harus dipenuhi. Begitu pula dengan Keputusan Menteri Keuangan No. 424/KMK.6/2003 Tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi. Semua jenis investasi yang diatur dalam peraturan pemerintah dan KMK dilakukan berdasarkan sistem bunga.

Asuransi syariah menyimpan dananya di bank yang berdasarkan syariat Islam dengan sistem mudharabah. Untuk berbagai bentuk investasi lainnya didasarkan atas petunjuk Dewan Pengawas Syariah.

6. Dana Hangus

Ketidakadilan yang terjadi pada asuransi konvensional ketika seorang peserta karena suatu sebab tertentu terpaksa mengundurkan diri sebelum masa

12

Hendry Risjawan, Bedanya Asuransi Syariah dengan Konvensional, Selasa, 06-03-2007 18:10:30, http://www.wikimu.com/News/DisplayNews


(33)

reversing period. Sementara ia telah beberapa kali membayar premi atau telah membayar sejumlah uang premi. Karena kondisi tersebut maka dana yang telah dibayarkan tersebut menjadi hangus. Demikian juga pada asuransi

non-saving atau asuransi kerugian jika habis masa kontrak dan tidak terjadi klaim, maka premi yang dibayarkan akan hangus dan menjadi milik perusahaan.

Kebijakan dana hangus yang diterapkan oleh asuransi konvensional akan menimbulkan ketidakadilan dan merugikan peserta asuransi terutama bagi mereka yang tidak mampu melanjutkan karena suatu hal. Di satu sisi peserta tidak punya dana untuk melanjutkan, sedangkan jika ia tidak melanjutkan dana yang sudah masuk akan hangus. Kondisi ini mengakibatkan posisi yang dizalimi. Prinsip muamalah melarang kita saling menzalimi, laa dharaa wala dhirara (tidak ada yang merugikan dan dirugikan).

Asuransi syariah dalam mekanismenya tidak mengenal dana hangus, karena nilai tunai telah diberlakukan sejak awal peserta masuk asuransi. Bagi peserta yang baru masuk karena satu dan lain hal mengundurkan diri maka dana/premi yang sebelumnya dimasukkan dapat diambil kembali kecuali sebagian kecil dana yang diniatkan sebagai dana tabarru (dana kebajikan). Hal yang sama berlaku pula pada asuransi kerugian. Jika selama dan selesai masa kontrak tidak terjadi klaim, maka asuransi syariah akan membagikan sebagian dana/premi tersebut dengan pola bagi hasil 60:40 atau 70:30 sesuai kesepakatan si awal perjanjian (akad). Jadi premi yang dibayarkan pada awal


(34)

tahun masih dapat dikembalikan sebagian ke peserta (tidak hangus). Jumlahnya sangat tergantung dari hasil investasinya.

Itulah beberapa hal yang membedakan asuransi syariah dengan asuransi konvensional

Dari sudut pandang ekonomi, asuransi adalah mengurangi ketidakpastian dengan pengalihan dan penggabungan (penghimpunan dana dari pihak-pihak yang mempunyai kepentingan yang sama. Tujuan dari sudut pandang ekonomi, adalah mengurangi ketidakpastian dari hasil usaha yang dilakukan oleh seorang atau perusahaan asuransi dalam rangka memenuhi kebutuhan atau mencapai tujuan. Dari sudut pandang hukum, asuransi adalah usaha pengalihan resiko melalui pembayaran premi oleh tertanggung kepada penanggung melalui suatu kontrak ganti rugi. Tujuan dari sudut pandang hukum adalah memindahkan resiko yang dihadapi oleh suatu objek atau suatu kegiatan bisnis kepada pihak lain.

Dari sisi perusahaan, asuransi adalah upaya membagi resiko dengan pengalihan perorangan atau perusahaan kepada lembaga jasa keuangan yang mengkhususkan diri dalam pengelolaan resiko. Tujuan dari sisi perusahaan adalah membagi resiko yang dihadapi kepada semua peserta program asuransi. Dari sisi sosial asuransi adalah upaya menanggung suatu resiko secara bersama oleh anggota suatu kelompok anggota masyarakat melalui iuran guna membayar kerugian yang diterima oleh salah seorang anggotanya yang mengalami musibah. Tujuan dari sudut pandang sosial adalah menanggung kerugian secara bersama-sama semua peserta program asuransi.


(35)

Dari pengertian di atas terlihat dengan jelas bahwa terdapat empat pihak yang terlibat dalam asuransi, yaitu:

1. Pihak tertanggung (insured) yang berjanji akan membayar uang premi kepada pihak penanggung, sekaligus atau mengangsur;

2. Pihak penanggung (insurer) yang berjanji akan memberikan proteksi tertanggung (insured) yang menerima proteksi;

3. Peristiwa (accident) yang tidak diduga atau tidak diketahui sebelumnya, peristiwa yang memungkinkan terjadinya kerugian;

4. Kepentingan (interest), yang mungkin dapat mengalami kerugian yang di sebabkan oleh peristiwa yang terjadi.

Keempat pihak di atas merupakan unsur pokok dalam asuransi. Asuransi kerugian meliputi asuransi pengangkutan laut, asuransi pengangkutan darat, asuransi kendaraan bermotor, asuransi kebakaran dan sebagainya. Disebut sebagai asuransi kerugian karena dalam batas pengertian kerugian, penanggung hanya membayar ganti rugi kepada tertanggung sesuai dengan kerugian yang diderita kepada tertanggung.

Dengan kata lain investasi dapat disebut sebagai salah satu upaya untuk menanamkan atau menempatkan aset, baik berupa harta maupun dana, pada sesuatu yang diharapkan akan memberikan hasil pendapatan atau akan meningkatkan nilainya di masa yang akan datang. Sedangkan investasi keuangan adalah menanamkan dana


(36)

pada suatu surat berharga yang diharapkan akan meningkat nilainya di masa yang akan datang13. Berdasarkan hal di atas maka bentuk investasi dapat dibagi menjadi: 1. Investasi langsung (direct investment), yaitu investasi di mana investor bisa

mendapatkan haknya secara langsung dalam sebuah sekuritas atau property. Contoh investasi langsung adalah ketika investor membeli saham, obligasi, logam murni, atau real estate dalam rangka menjaga nilai investasi atau untuk mendapatkan keuntungan.

2. Investasi tidak langsung (indirect investment), yaitu sebuah investasi yang disimpan dalam bentuk sebuah portfolio investasi dan kelompok sekuritas yang dikeluarkan oleh beberapa perusahaan. Contoh investasi tidak langsung adalah reksadana (mutual fund) yang merupakan bentuk investasi yang portfolionya terdiversifikasi ke berbagai instrument investasi yang ada.

Investasi keuangan menurut syariah dapat berkaitan dengan kegiatan perdagangan atau kegiatan usaha, di mana kegiatan usaha dapat berbentuk usaha yang berkaitan dengan suatu produk atau aset maupun usaha jasa. Namun, investasi keuangan menurut syariah harus terkait secara langsung dengan suatu aset atau kegiatan usaha yang spesifik dan menghasilkan manfaat, karena hanya atas manfaat tersebut dapat dilakukan suatu bagi hasil.

Dilihat dari sisi manfaatnya maka investasi yang ada di pasaran saat ini pada umumnya menawarkan berbagai bentuk perlindungan antara lain:

13

Iwan P.Pontjowinoto, Prinsip Syari’ah di Pasar Modal (Pandangan Praktisi), 2003, Modal Publications, Jakarta, hlm.45.


(37)

1. Memberikan rasa aman dan perlindungan.

Artinya, bila memiliki polis asuransi, tertanggung akan terhindar dari kemungkinan timbul resiko kerugian di kemudian hari dan menjadi tenang jiwanya karena objek yang diasuransikan ini diberikan jaminan oleh penanggung.

2. Pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil (the equitable assetment of cost). Artinya, semakin besar kemungkinan terjadinya resiko kerugian timbul, semakin besar pula premi pertanggungannya.

3. Memberi kepastian.

Artinya, merupakan manfaat utama asuransi karena pada dasarnya asuransi berusaha untuk mengurangi konsekuensi yang tidak pasti dari suatu keadaan yang merugikan (peril), yang sudah diperkirakan sebelumnya sehingga biaya atau akibat financial dari kerugian tersebut menjadi pasti atau relatif pasti.

4. Sarana menabung.

Artinya, selama masa asuransi tidak terjadi klaim, uang yang diasuransikan dikembalikan, yang biasanya untuk jenis asuransi tertentu. Contoh: asuransi jiwa, saat ini kita mengeluarkan uang sedangkan penggunaannya di kemudian hari.

5. Instrumen pengalihan dan penyebaran resiko.

Artinya, melalui asuransi, kemungkinan timbul resiko dapat dialihkan dan disebarkan kepada pihak penanggung.


(38)

6. Membantu meningkatkan kegiatan usaha tertanggung.

Artinya, tertanggung yang akan berinvestasi pada suatu bidang usaha bila investasi (usaha pertanggungan) tersebut dapat ditutup oleh asuransi untuk mengurangi resiko.

7. Menjadikan hidup lebih tenang, terhindar dari stress

Artinya, karena merasa bahwa segala resiko yang dapat diasuransikan telah ada yang meng-cover, akan memberikan ketenangan dalam hidup dan hidup penuh semangat

8. Jaminan kredit

Artinya polis asuransi dapat dijadikan sebagai jaminan kredit (insurance server as a basis of credit) (biasanya hanya untuk asuransi jiwa dan sangat selektif pada jenis kredit dan bank tertentu)

9. Sebagai media perencanaan keuangan a. Keunggulan pribadi

Perencanaan keuangan pribadi di sini dimaksudkan adalah lebih ditekankan pada pendekatan individual sesuai dengan siklus kehidupan manusia sejak dilahirkan hingga meninggal kelak. Dalam kehidupan tidak semuanya dapat berjalan secara normal sehingga pada suatu ketika akan menghadapi adanya ketidakpastian, seperti: berapa lama masa lajang, kapan akan menikah, bagaimana mempersiapkan masa tua, bagaimana mempersiapkan masa pensiun dan jika meninggal kelak bagaimana dengan pembagian harta warisan, dan sebagainya.


(39)

b. Keuangan perusahaan.

Perencanaan keuangan perusahaan di sini dimaksudkan adalah lebih ditekankan pada antisipasi agar kelak aktivitas perusahaan tidak terganggu bila menghadapi kemungkinan resiko yang berakibat rugi atau jatuhnya perusahaan serta memberikan kepastian dalam berusaha dan mempermudah dalam perencanaan keuangan perusahaan.

B. Instrumen Investasi Syariah

Unsur penerimaan yang penting dalam asuransi jiwa adalah penerimaan dari premi dan dari investasi atau pengembalian lainnya yang maksimal. Investasi dalam asuransi jiwa dapat dilakukan pada instrument investasi. Tujuan investasi dari perusahaan asuransi ini adalah untuk memanfaatkan dan mengembangkan dana yang diterima perusahaan (uang premi) secara optimal. Alasan perlunya investasi oleh perusahaan asuransi adalah semata-mata untuk pemenuhan kewajiban kepada pemegang polis dan dapat memberikan kontribusi yang baik bagi pendapatan perusahaan asuransi itu sendiri.

Tingkat pengembalian dari investasi yang dilakukan perusahaan asuransi sangat bergantung pada karakteristik internal perusahaan, yaitu jenis investasi yang dipilih, cara investasi yang dilakukan dan manajemen perusahaan, serta kekuatan dan pengaruh dari luar perusahaan seperti situasi politik, regulasi dan juga inflasi.

Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam berinvestasi oleh perusahaan asuransi diantaranya adalah: penempatan investasi dengan tepat (menetapkan tujuan


(40)

portofolio sebelum berinvestasi) agar memperoleh hasil optimal, dana yang ditempatkan harus sesuai dengan batasan-batasan yang ditetapkan pemerintah dalam hal jumlah nominalnya dan faktor resiko yang ada dari setiap instrumen.

Beberapa instrument investasi syariah atau Islami yang sudah ada saat ini dan menjadi outlet investasi bagi asuransi syariah adalah sebagai berikut:

- Investasi ke bank-bank umum syariah, seperti BMI (Bank Muamalat Indonesia) dan BSM (Bank Syariah Mandiri).

- Investasi ke bank umum yang memiliki cabang syariah, seperti BNI syariah, BRI syariah, BII syariah, Danamon syariah, Bank IFI syariah, Bukopin syariah dan sebagainya.

- Investasi ke Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) dan Baitul Mal wat Tamwil (BMT).

- Investasi langsung ke perusahaan-perusahaan yang tidak menjual barang-barang haram atau maksiat dengan sistem mudharabah, wakalah, wadiah, dan sebagainya.

- Investasi ke lembaga keuangan syariah lainnya, seperti reksadana syariah, modal ventura syariah, leasing syariah, pegadaian syariah, obligasi syariah di BEJ, koperasi syariah, dan sebagainya.

Beberapa jenis Investasi Syariah yang saat ini diimplementasikan di perusahaan asuransi syariah di Indonesia di antaranya sebagai berikut14:

14

Nurmansyah Lubis, Akuntansi dan Investasi Dalam Asuransi Syariah Suatu Pengantar, Materi training Certified Islamic Insurance Specialist (CIIS), BPPK-AASI, 2004


(41)

1. Deposito Mudharabah

a. Investasi yang dilakukan pada bank syariah dengan menanamkan dalam bentuk dana tunai untuk jangka waktu 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan dengan nisbah tertentu.

b. Investasi Deposito Mudharabah dapat dilakukan pada BMI, BSM, IFI Syariah, Jabar Syariah, BRIS, Bukopin Syariah, BIIS.

Tabel 2.1

Perbandingan bagi hasil antara bank syariah (Agustus 2003) Deposito bank syariah

jangka waktu 1 tahun

Nisbah Equivalent Rate

BMI 75 11,05%

BSM 65 10,18%

IFI 57 13,22%

JABAR SYARIAH 55 7,08%

BRIS 62 8,94%

BUKOPIN SYARIAH 68 9%

BIIS 61 10,11%

Sumber: Muhamad Syakir Sula, Asuransi Syariah 2004


(42)

a. Investasi yang dilakukan dengan membeli obligasi syariah yang diterbitkan oleh bank syariah dengan nisbah tertentu, misalnya membeli obligasi syariah subordinasi.

b. Obligasi Syariah Subordinasi merupakan kontrak obligasi di tuangkan dalam perjanjian perwaliamanatan dengan rasio bagi hasil dengan

nisbah tetap.

c. Investasi Obligasi Syariah dapat dilakukan atas obligasi syariah yang di keluarkan oleh:

i. Obligasi Bank Muamalat Syariah Subordinasi tahun 2003 (BBB Minus).

ii. Obligasi Bank Mandiri Syariah Mudharabah tahun 2003 (BBB). iii. Berlian Laju Tanker Syariah Mudharabah tahun 2003 (A Minus). iv. Indosat Syariah Mudharabah tahun 2002 (AA Plus).

3. Reksadana Syariah

a. Reksadana syariah adalah reksadana yang beroperasi menurut ketentuan dan prinsip syariah Islam, baik dalam bentuk akad antara pemodal sebagai shohibul mal dengan manejer investasi sebagai wakil

shohibul mal, maupun antara manajer investasi sebagai shohibul mal

dengan pengguna investasi.

b. Reksadana campuran dengan NAB memperoleh pertumbuhan nilai investasi optimal dalam jangka panjang dengan melakukan investasi pada efek ekuitas, efek utang, dan instrument pasar uang dari


(43)

perusahaan perusahaan yang kegiatan usaha dan hasil usahanya sesuai dengan syariah Islam.

i. Reksadana PNM syariah Rp.1.218,65 (hasil investasi 1 tahun 12,42%).

ii. Danareksa syariah berimbang Rp.1.396,88 (hasil investasi 1 tahun 44,64%).

iii. Batas syariah Rp. 1.062,54 (data belum tersedia karena baru

launching).

4. Saham

Investasi yang dilakukan dengan membeli saham-saham blue chip di bursa efek Jakarta. Sementara untuk saham-saham syariah terdapat pada Jakarta Islamic Index (JII)

5. Penyertaan Langsung

Investasi yang dilakukan dengan melakukan penyertaan langsung pada perusahaan yang secara analisis studi kelayakan menguntungkan.

6. Bangunan

Investasi yang dilakukan dengan cara membeli aktiva tetap berupa gedung kemudian menyewakan dengan maksud akan mendapatkan yield yang menguntungkan.

7. Pembiayaan Mudharabah

Investasi yang dilakukan dengan akad kerja sama usaha antara shohibul mal dan mudharib dengan nisbah bagi hasil menurut kesepakatan di muka.


(44)

8. Pembiayaan Bai Bithaman Ajil

Investasi yang dilakukan akad jual-beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli.

9. Hipotik

Investasi yang dilakukan dengan memberikan pinjaman dalam bentuk hipotik untuk pembiayaan kendaraan bermotor dan rumah.

Dalam kaitan dengan instrument investasi untuk asuransi syariah, departemen keuangan sebagai pihak regulator telah mengeluarkan peraturan untuk mengatur tempat-tempat investasi bagi asuransi syariah sebagai berikut15. - Deportasi dan sertifikat deposito syariah.

- Deposito dan sertifikat deposito pada BPRS (10%). - Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (20%).

- Saham syariah yang tercatat di BEJ (20%). - Obligasi syariah yang tercatat di BEJ (20%).

- Saham syariah yang tercatat di Bursa Efek luar negeri (10%). - Obligasi syariah yang tercatat di Bursa Efek luar negeri (10%).

- Surat berharga syariah yang diterbitkan atau dijamin pemerintah (20%). - Reksadana Syariah (20%).

- Investasi langsung (10%).

- Pembiayaan modal kerja dengan skema mudharabah (10%). - Pembangunan atau tanah dengan bangunan untuk investasi (20%).

15


(45)

- Hipotik atau mudharabah (30%). - Pinjaman polis.

Dalam Keputusan Menteri Keuangan (KMK) terbaru, investasi yang di perkenankan untuk asuransi syariah adalah sebagai berikut16.

1. Deposito berjangka. 2. Saham pada BEJ.

3. Obligasi dengan rating terendah A.

4. Surat berharga yang diterbitkan oleh pemerintah atau BI. 5. Unit penyertaan reksadana.

6. Penyertaan langsung.

7. Bangunan dengan strata title. 8. Pinjaman polis.

9. Pembiayaan tanah dan atau bangunan, kendaraan dan barang modal dengan skema murabahah.

10.Pembiayaan modal kerja dengan skema mudharabah.

C. Asuransi Jiwa

16


(46)

Dari hal di atas dapat diketahui bahwa bentuk atau instrument investasi sangat banyak, di mana masing-masing memiliki karakteristik tersendiri. Bila diperhatikan bahwa kebanyakan orang membeli produk asuransi jiwa adalah untuk memenuhi kebutuhan masa depan keluarganya, misalnya istri atau suami, anak dan orang tuanya. Secara berangsur-angsur asuransi jiwa sudah mulai dibeli orang sebagai bagian dari perencanaan keuangan keluarga yang efektif.

Dari pertimbangan ini maka muncullah berbagai produk asuransi jiwa dengan berbagai variasinya, secara umum produk asuransi jiwa tersebut dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) jenis yaitu permanent (whole life) dan jangka warsa (term life), akan tetapi secara secara umum dibagi menjadi tiga jenis, yaitu: 1. Asuransi jiwa permanent atau seumur hidup (whole life).

Sesuai dengan namanya, dalam asuransi seumur hidup tertanggung akan membayar premi asuransi seumur hidupnya tanpa mengharapkan suatu kelak akan manfaat atau santunan asuransi. Santunan asuransi hanya akan di terima atau dibayarkan kepada termaslahat atau penerima manfaat atau seseorang yang ditunjuk jika tertanggung meninggal dunia. Artinya dalam polis asuransi jiwa seumur hidup, uang pertanggungan baru akan dibayarkan jika tertanggung meninggal dunia. Pemegang polis membayar premi asuransi dalam jumlah yang tetap secara bulanan ataupun tahunan, sedangkan penerima manfaat atau termaslahat akan menerima santunan meninggal dunia dengan jumlah tetap atau sebesar uang pertanggungan.


(47)

Premi yang dibayarkan pada polis asuransi jiwa seumur hidup dipergunakan untuk membiayai proteksi atas jiwa tertanggung dan juga untuk investasi, sehingga dalam polis ini dapat membentuk atau memiliki nilai tebus atau nilai tunai. Jika polis ini menghasilkan investasi berupa bunga, maka akan membentuk nilai tunai yang dapat di ambil atau di pinjam. Nilai tunai polis asuransi jiwa seumur hidup dapat di tarik kapan saja oleh pemegang polis apabila dilakukan pembatalan atau pentunaian. Sebaliknya jika pemegang polis tidak membatalkan polisnya, maka masih memiliki akses terhadap akumulasi tabungan polis tersebut. Umumnya pemegang polis dapat meminjam sejumlah tertentu dari perusahaan asuransi atas nilai tunai yang dibentuk. Jenis asuransi ini kurang begitu banyak peminatnya di Indonesia dan umumnya produk ini laris terjual di negara Jepang.

2. Asuransi jangka warsa (term life insurance).

Suatu jenis asuransi jiwa di mana jumlah uang pertanggungan (JUP) hanya akan dibayarkan jika tertanggung meninggal pada masa pertanggungan (kontrak), sebaliknya jika hidup sampai akhir masa pertanggungan tidak ada suatu pembayaran apapun dari penanggung atau perusahaan asuransi.

Uang pertanggungan dari polis ini tidak bervariasi selama jangka waktu tersebut dan jika polis kadaluarsa, polis tidak memiliki nilai apapun. Oleh karena itu tidak ada penebusan polis atau nilai tunai jika berhenti sebelum waktunya. Premi yang dibayarkan di polis asuransi jiwa berjangka semata-mata dipergunakan sebagai biaya untuk membayar proteksi jiwa tertanggung.


(48)

3. Asuransi jiwa dwi guna (endowment).

Jenis asuransi jiwa yang memberikan jaminan ganda yaitu: membayar santunan sebesar Nilai pertanggungan kepada tertanggung, jika tertanggung masih hidup sampai akhir masa kontrak asuransinya. Dan membayar santunan kepada penerima manfaat yang ditunjuk sebesar nilai pertanggungan, jika tertanggung meninggal sebelum berakhir masa kontrak asuransinya.

Polis asuransi whole life dan endowment merupakan suatu alat investasi efektif yang dapat dibayarkan di kemudian hari, apakah bagi penerima manfaat jika tertanggung meninggal dunia atau dinikmati jika tertanggung masih hidup. Kedua jenis polis ini dapat mengandung unsur investasi yang dijamin. Maka dengan demikian polis ini lebih di kenal dengan sebutan polis tanpa partisipasi bonus

(non-profit policy, atau non-participating policy).

Sebagai alternatif lain, polis ini juga dapat dikaitkan atau dihubungkan dengan kinerja investasi perusahaan asuransi jiwa, baik berupa polis dengan bonus (with profit policy) artinya secara tidak langsung berkaitan dengan kinerja investasi perusahaan maupun melalui polis unit-link yang secara langsung di kaitkan dengan kinerja investasi perusahaan. Dengan demikian polis asuransi whole life dan

endowment dapat berbentuk polis dengan bonus ataupun dalam bentuk polis unit-link. 1. Polis dengan bonus (with profit policy).setiap tahun, perusahaan asuransi jiwa

pada umumnya melakukan perhitungan asset dan hutang atau piutang life fund

perusahaannya. Umumnya untuk mengetahui surplus di mana sebagian surplus akan dialokasikan kepada pemegang polis dengan bonus dalam bentuk


(49)

penambahan uang pertanggungan. Penambahan ini disebut bonus atau keuntungan yang biasanya berbentuk reversionary. Maksudnya, bahwa bonus ini hanya akan dibayarkan bersamaan dengan pembayaran uang pertanggungan, baik pada saat tertanggung meninggal dunia ataupun pada saat polis jatuh tempo.

Dalam polis dengan bonus, hubungan antara manfaat polis dengan kinerja investasi perusahaan asuransi jiwa adalah tidak langsung dan sangat tergantung pada perhitungan asset serta hutang atau piutang dana perusahaan, di mana banyak factor yang perlu dipertimbangkan dan juga sangat tergantung kepada keputusan direktur perusahaan untuk menetapkan bagaimana kinerja prestasi yang dimiliki dapat dialokasikannya. Oleh karena itu, bonus yang ditambahkan ke polis dengan mengikuti kinerja investasi hanya merupakan salah satu fasilitas saja. Sejumlah uang harus disisihkan untuk menjamin uang pertanggungan dasar. Sistem bonus tidak dapat secara langsung mewakili nilai aset dana asuransi jiwa yang terkait. Selain itu, bonus hanya diumumkan setahun sekali dan kemungkinan tidak dapat menyamai fluktuasi harian nilai aset investasi bersangkutan.

2. Polis unit-link. Polis asuransi jiwa unit-link menawarkan kepada investor suatu nilai langsung yang di kaitkan dengan kinerja investasi perusahaan asuransi jiwa. Biasanya, hal ini dilakukan dengan cara mengkonversikan nilai polis menjadi unit dari suatu dana yang dikelola oleh perusahaan asuransi jiwa. Dan biasanya dana tersebut terdiri dari saham (equity fund), dana campuran (managed fund), pendapatan tetap (fixed income), obligasi (bond) serta berbagai jenis dana lainnya. Elemen investasi dari polis unit-link bervariasi sesuai dengan portofolio aset yang


(50)

bersangkutan dan berfluktuasi setiap hari ataupun setiap bulan sesuai dengan kinerja investasi aset yang bersangkutan.

D. Manajemen Investasi syariah

Sudah menjadi suatu kewajaran jika setiap orang yang dihadapkan pada pilihan untuk berinvestasi mengalami mental block di awal perkenalannya dengan dunia investasi. Padahal seperti yang telah diketahui bahwa investasi merupakan cara dalam mengatur sumber-sumber yang dimiliki seseorang untuk disimpan dan dikembangkan agar bisa menghasilkan pendapatan kembali. Hal ini berarti bahwa pada saat seseorang memutuskan untuk berinvestasi maka orang tersebut telah berhadapan dengan begitu banyak pilihan. Dan agar investasi dapat menjadi lebih optimal dibutuhkan sebuah prosedur atau suatu cara pengelolaan yang tepat dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Dalam memanajemen investasi diperlukan beberapa langkah atau strategi. Strategi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus17. Jadi strategi investasi adalah rencana yang cermat untuk mendapat keuntungan yang maksimal dan meminimalisasi kerugian atau resiko yang ditanggung investor.

Strategi investasi umumnya ada dua macam, yaitu strategi aktif (active strategy) dan strategi pasif (passive strategy), yaitu sebagai berikut.

17


(51)

1. Strategi Aktif

Sebelum membeli suatu saham sebaiknya dilakukan seleksi terhadap saham-saham yang ada di bursa pasar modal. Anda dapat mencari berbagai informasi langsung yang ada dan cukup dari sumber-sumber yang dapat dipercaya atau dapat menyerahkan sepenuhnya pada perusahaan sekuritas. Cara lainnya adalah dengan meramalkan atau memprediksi kondisi suatu saham perusahaan di masa depan, melakukan evaluasi suatu kondisi saham yang telah lalu serta menghitung keuntungan yang kira-kira akan didapat dari saham yang akan kita miliki.

Dalam memilih saham yang akan dipilih, dapat melakukan cara atau teknik analisis dan analisis fundamental :

a. Teknik Analisis

Teknik analisis adalah teknik yang memperhatikan dan menganalisa fluktuasi harga saham yang membentuk trend dengan melihatnya secara individu dan keseluruhan saham pada pasar modal. Cara ini memang tidak dapat menebak pergerakan harga dengan tepat, namun cukup membantu dalam mengambil keputusan.

b. Analisis Fundamental

Analisa fundamental adalah menganalisis berbagai faktor yang berhubungan dengan saham yang akan kita pilih melalui analisis perusahaan, analisis industri dan analisis ekonomi dan pasar makro mikro serta metode-metode analisis lain untuk mendukung analisa saham


(52)

yang akan dipilih. Info analisis fundamental bisa didapat melalui media massa, media cetak, media elektronik, perusahaan sekuritas, pakar pasar modal, dan lain sebagainya.

2. Strategi Pasif

a. Strategi Beli Dan Tahan

Jika anda yakin suatu saat suatu saham akan memiliki peningkatan nilai makan anda bisa membeli saham tersebut dan menyimpannya hingga saat yang tepat sehingga anda dapat melepasnya / menjualnya. Terkadang ada saham dari perusahaan yang saat ini kondisinya biasa-biasa saja, namun anda yakin suatu saat perusahaan tersebut akan maju pesat. Jika anda sangat yakin anda bisa menginestasikan uang anda pada saham perusahaan tersebut lalu menyimpannya hingga saat yang tepat untuk melakukan aksi jual.

b. Index Funds / Dana Indeks

- Indeks merupakan gabungan dari beberapa dana segar dan dana pensiun yang merupakan duplikasi dari indeks pada pasar modal. Dari indeks yang ada, anda bisa memilih portfolio investasi mana yang di masa mendatang dapat memberikan gain / keuntungan pada anda serta menghindari loss / kerugian yang mungkin dapat terjadi pada investasi anda.


(53)

E. Dasar Hukum Asuransi Syariah

Dalam lima tahun terakhir, produk unit-link atau yang juga dikenal sebagai

investment- linked mengalami pertumbuhan yang cukup menggembirakan di Indonesia. Sukses pasar yang dituai oleh asuransi unit-link tak bisa dilepaskan dari dukungan agama. Sebagai salah satu negara dengan jumlah pemeluk agama Islam terbesar di dunia agama memegang andil besar dalam proses yang mendasari pendirian, praktek serta sosialisasi asuransi syariah. Salah satu dalil syar’i yang mendasari pendirian dan praktek asuransi syariah terdapat dalam Qur’an surat Al-Hasyr ayat 18 yang berisi perintah Allah untuk mempersiapkan hari depan.

! "# $

%&

% '( ') *+,

-.

/0

1

23

4

56

7

Artinya:

”Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah dibuat untuk hari esok (masa depan). Dan bertaqwalah kepada Allah sesungguhnya Allah Maha Mengetahui yang kamu kerjakan.” (Al-Hasyr/59:18)

Setiap umat diperintahkan untuk senantiasa melakukan persiapan untuk menghadapi hari esok. Hal ini berarti bahwa setiap umat Islam dianjurkan untuk senantiasa berusaha untuk menabung atau berasuransi. Menabung merupakan salah satu bentuk upaya mengumpulkan dana untuk mengantisipasi kepentingan yang mendesak atau keperluan yang lebih besar di masa yang akan datang. Sedangkan berasuransi juga merupakan salah satu upaya antisipasi atas datangnya musibah atau


(54)

masa inproduktif yang tidak dapat diprediksi kedatangannya. Hal ini merupakan bentuk perencanaan dan kecermatan dalam menghadapi hari esok.

Sebagaimana semua kegiatan manusia, landasan seseorang menginvestasikan dananya haruslah sebagai ibadah untuk mencari keridhaan Allah. Kesadaran seorang muslim bahwa kehidupan di dunia ini merupakan bekal bagi kehidupan selanjutnya, akan memagarinya dari tindakan-tindakan yang akan merugikan tujuan jangka panjangnya. Etika bisnis bagi yang bersangkutan bukan sekedar norma sosial belaka, melainkan suatu standar perilaku yang akan dipertanggungjawabkannya di akhirat kelak18.

Pada dasarnya, segala bentuk muamalah boleh dilakukan sepanjang tidak ada dalil yang mengharamkannya. Investasi sendiri bagi umat Islam berarti menanamkan sejumlah dana pada sektor tertentu (sektor keuangan maupun sektor ril) pada periode waktu tertentu untuk mendapatkan keuntungan yang diharapkan (expected return). Keuntungan dalam pandangan Islam mencakup beberapa aspek yakni:

1. Aspek material atau finansial; artinya suatu bentuk investasi hendaknya menghasilkan manfaat finansial yang kompetitif dibandingkan dengan bentuk investasi lainnya.

2. Aspek kehalalan; artinya suatu bentuk investasi harus terhindar dari bidang manapun maupun prosedur yang syubhat dan haram. Suatu bentuk investasi

18

Endy Muhammad Astiwara, Investasi Islami Di Pasar Modal, 1999, (Tesis) Program Pasca Sarjana Program Magister Studi Islam Uhamka, hal.103.


(55)

yang tidak halal hanya akan membawa pelakunya kepada kesesatan serta sikap dan perilaku yang destruktif secara individu maupun sosial.

3. Aspek sosial dan lingkungan; artinya suatu bentuk investasi hendaknya memberikan kontribusi positif bagi masyarakat banyak dan lingkungan sekitar, baik untuk generasi saat ini maupun yang akan datang.

4. Aspek pengharapan kepada ridha Allah; artinya suatu bentuk investasi tertentu itu dipilih adalah dalam rangka mencapai ridha Allah. Kesadaran adanya kehidupan yang abadi, menjadi panduan bagi ketiga aspek di atas. Dengan demikian, portabilitas usaha harus dipandang sebagai sesuatu yang berkesinambungan sampai dengan kehidupan di alam baqa.


(56)

BAB III

GAMBARAN UMUM PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE

A. Sejarah dan Kekuatan Global Prudential plc

Prudential pertama kali didirikan di kota London, Inggris, pada tahun 1848 dengan nama Prudential plc. Prudential plc adalah grup perusahaan jasa keuangan terkemuka yang menyediakan jasa keuangan dan pengelolaan dana pasar-pasar terpilih, seperti Inggris Raya, Amerika Serikat, Asia dan Eropa. Di Inggris telah menyediakan perlindungan asuransi jiwa selama 10 tahun dan memiliki dana jangka panjang terbesar di Inggris selama lebih dari satu abad. Per 31 Desember 2007 Prudential mengelola dana lebih dari US$ 530 milyar (Rp 4.870 triliun). Pengelola dana (manajer investasi) Prudential di Inggris dan di Eropah adalah M&G, yang saat ini mengelola dana lebih dari US$ 330 milyar.

Jackson National Life, yang di akuisisi prudential pada tahun 1986, adalah salah satu perusahaan asuransi jiwa terbesar di Amerika Serikat dengan lebih dari tiga juta polis yang berlaku.

Di Asia, Prudential adalah grup perusahaan asuransi jiwa yang berbasis di Eropa, yang terdepan dengan jangkauan bisnis di 12 negara. Yaitu, Cina, Hong Kong, India, Indonesia, Jepang, Korea, Malaysia, Filipina, Singapura, Taiwan,


(57)

Thailand dan Vietnam, dengan kantor pusat regional Prudential Corporation Asia (PCA), yang berbasis di Hong Kong.

Gambar 3.1 Group Prudential

Sumber: Laporan Tahunan Prulink 2007 Prudential

Akhir Desember 2007 penjualan Prudential plc berdasarkan Annualized Premium Equivalent (APE) grup prudential adalah lebih dari US$ 5,7 milyar. Mempekerjakan lebih dari 26.000 karyawan yang melayani lebih dari 20 juta nasabah di seluruh dunia.

B. Prudential Corporation Asia

Prudential Corporation Asia (PCA) yang menjalankan bisnis asuransi jiwa dan mengelola dana, merupakan bagian dari Prudential plc. Prudential adalah

Inggris & Eropa Amerika Serikat Asia

INVESTMENTS


(58)

grup asuransi jiwa berbasis di Eropa yang terdepan di wilayah Asia baik dari segi cakupan pasar (market coverage) maupun jumlah pasar/negara di mana Prudential merupakan perusahaan asuransi jiwa yang masuk peringkat lima besar.

Bisnis pengelolaan dana Prudential di Asia telah menjadi salah satu yang terbesar dan paling sukses di wilayah ini, dengan dana yang dikelola lebih dari US$ 86 milyar per 31 Desember 2007. Bisnis tersebut saat ini mengelola aset dari para investor perorangan maupun kelembagaan secara independen, dan juga merupakan pengelola dana produk-produk asuransi jiwa dan dana pensiun yang dijual oleh Prudential plc dan Prudential Corporation Asia. Bisnis pengelolaan dana Prudential Asia mencakup di 10 pasar; Cina, Hong Kong, India, Jepang, Korea, Malaysia, Singapura, Taiwan, Vietnam dan Uni Emirat Arab.

Dalam mengelola dananya di Asia, Grup Prudential didukung oleh tim pengelola investasi yang profesional yang tergabung dalam Prudential Asset Management (PAM) Asia, yang menawarkan keahlian dalam mengelola saham, obligasi, properti dan penyertaan langsung (direct investment). PAM Asia sendiri hingga 31 Desember 2007 mengelola dana sebesar US$ 47,8 milyar atau sekitar Rp 440 triliun.

Saat ini berdasarkan data per 31 Desember 2007, total penjualan berdasarkan APE adalah sebesar US$ 2,6 milyar. Melayani lebih dari 9,9 juta


(59)

nasabah dan mempekerjakan lebih dari 430.000 tenaga pemasaran dan staf di Asia.

C. PT. Prudential Life Assurance

PT. Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) didirikan pada tahun 1995 dengan berkantor pusat di Jakarta. Prudential Indonesia merupakan bagian dari Prudential plc London, Inggris, dan merupakan bagian dari grup Prudential Corporation Asia (PCA). Dengan menggabungkan pengalaman internasional Prudential di bidang asuransi jiwa dan dengan tata cara bisnis lokal, Prudential Indonesia memiliki komitmen untuk terus mengembangkan bisnisnya di Indonesia.

Prudential telah menjadi pemimpin dalam penjualan produk asuransi jiwa yang dikaitkan dengan investasi (unit link) sejak pertama kali meluncurkan produk ini di tahun 1999. Sebagai pemimpin pasar, Prudential Indonesia selalu berusaha untuk menyediakan produk unit link yang dirancang untuk memenuhi dan melengkapi kebutuhan nasabahnya.

Sampai dengan 31 Desember 2007, Prudential Indonesia memiliki 6 kantor pemasaran yaitu di Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Denpasar dan Medan, Serta 120 kantor keagenan (termasuk di Jakarta, Bandung,


(60)

Yogyakarta, Surabaya, Bali, Batam dan Medan). Prudential Indonesia didukung lebih dari 49.000 tenaga pemasaran dan melayani lebih dari 470.000 nasabah. 19

Gambar 3.2

Total Pendapatan Premi PT. Prudential Life Assurance Dalam Lima Tahun Terakhir

5.507

2.679

2.146

1.561

1.019

0 1000 2000 3000 4000 5000 6000

2003

2004

2005

2006

2007

Sumber: Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia

Di tahun 2007 Prudential juga berhasil mengukir prestasi gemilang dengan total pendapatan premi Rp 5,5 triliun (new bisnis Rp 3,5 triliun) naik 112% dari

19

Prudential, Laporan tahunan Prulink 2007, 2008, Prudential MKTX, h. 5 Dalam Milyar Rupiah


(61)

total pendapat premi 2006 Rp 2,6 triliun. Untuk new bisnis naik 138% dari total pendapatan new bisnis 2006 Rp 1,5 triliun. Dengan pencapaian ini Prudential merupakan perusahaan asuransi jiwa terbaik di Indonesia.

Tidak hanya itu prudential peningkatan juga terjadi pada total kekayaan atau aset, di mana kenaikan terjadi sekitar 70 % dari total kekayaan 2006 Rp 6,25 triliun menjadi Rp 10,62 triliun pada tahun 2007. Jumlah klaim yang terjadi pada tahun 2007 adalah Rp 253,4 milyar rupiah dengan jumlah polis klaim 21.540 polis. Untuk komisi pada tahun 2007 prudential membayarkan kepada tenaga pemasarannya sebesar Rp 1,07 triliun.

Gambar 3.3

Total Aset PT. Prudential Life Assurance Dalam Lima Tahun Terakhir


(62)

10.621

6.250

4.100

2.804

1.576

0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 10000 11000

2003

2004

2005

2006

2007

Sumber: Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia

D. Fund Manager PT. Prudential Life Assurance

Dalam mengelola dananya sebuah perusahaan asuransi harus mempunyai pengelola investasi, biasanya disebut dengan Fund manager. Untuk di Asia, Prudential didukung oleh tim pengelola investasi yang profesional yang tergabung dalam Prudential Asset Management (PAM) Asia, yang menawarkan keahlian dalam mengelola saham, obligasi, properti, dan penyertaan langsung (direct investment). Tim pengelola investasi ini terdiri atas 160 orang tenaga ahli dari negara-negara di Asia dan dari berbagai disiplin ilmu yang nantinya akan menentukan keputusan kelayakan suatu saham untuk dijual atau dibeli


(63)

oleh Prudential. PAM Asia sendiri hingga 31 Desember 2007 mengelola dana sebesar US$ 47,8 milyar atau Rp 440 triliun.

PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) fund managernya bekerja sama dengan PAM Asia yang berkedudukan di Hong Kong dan Singapura dalam mengelola dana-dana prulink. Hubungan kerja sama ini telah memungkinkan Prudential Indondesia untuk memanfaatkan pengalaman, sumberdaya dan pendekatan manajemen PAM di Asia dan grup Prudential di seluruh dunia. Dengan Menggabungkan keahlian investasi PAM Asia dan pengetahuan akan pasar Indonesia.

Untuk pengelolaan dana investasi syariah Prudential Indonesia dikelola oleh Prudential Fund Management Berhad (PFMB). PFMB merupakan bagian dari Prudential plc dan didirikan di Malaysia pada tahun 2000. Selama 7 tahun usianya, PFMB telah memiliki track record pengelolaan dana keuangan yang sangat baik. Dan saat ini mengelola reksadana dengan nilai RM 3,7 milyar (US$ 1,1 milyar).

E. Produk-Produk Unit Link PT Prudential Life Assurance

Prudential Pertama kali mengeluarkan produk unit link pada tahun 1999. produk yang pertama kali keluar adalah Prulink Investor Account (PIA) dan Prulink Assurance Account (PAA). PIA adalah salah satu produk unit link dimana produk ini lebih mengutamakan investasi dari pada asuransinya. Sedangkan PAA suatu produk unit link dimana asuransi dan investasi


(64)

sama-sama di utamakan, produk ini juga biasa disebut two in one. Karena kebutuhan pasar pada September 2007 Prudential Life Assurance mengembangkan Produk ke Produk syariah Prulink Syariah Investor Account (PSIA) dan Prulink Syariah Assurance Account (PSAA).

Selain Produk unit link Prudential juga mempunyai produk-produk tradisional seperti Pru Accident Death, Pru Hospital Care, dan Pru Protector Plan. Pru Accident Death adalah produk non unit link asuransi untuk kecelakaan perorangan, Pru Hospital Care adalah produk non unit link untuk rawat inap di rumah sakit perorangan, dan Pru Protector Plan adalah produk

non unit link namun mengandung unsur tabungan, produk ini selain untuk perorangan juga bisa satu polis untuk satu keluarga.


(1)

4. Untuk pengambilan keputusan pembelian atau penjualan kembali suatu saham, Prudential tidak terpengaruh oleh trend yang terjadi di pasar uang, tetapi membutuhkan pertimbangan dari berbagai ahli dari berbagai disiplin ilmu.

5. Untuk memaksimalkan keuntungan dan meminimalisasi kerugian, Prudential mempunyai strategi pembelian banyak atau berbagai saham-saham blue chip Besar kecilnya manfaat dan hasil investasi yang diinginkan peserta bergantung kepada besar kecilnya kontribusi yang di setorkan. Semakin besar kontribusi yang disetorkan maka semakin besar manfaat dan hasil yang akan diperoleh.

6. Besar kecilnya keuntungan yang di peroleh dalam berinvestasi sesuai dengan jangka waktu dan resiko yang akan di tanggung. Semakin lama kita berinvestasi dan semakin tinggi resikonya maka semakin besar keuntungan yang kita peroleh. Sebaliknya semakin singkat jangka waktu kita berinvestasi dan semakin kecil resikonya maka semakin kecil keuntungan yang kita peroleh.

F. Saran

Setelah Menyimpulkan hasil dari pembahasan skripsi ini, maka penulis memberi saran atau masukan-masukan sebagai berikut:

1. Mengingat prestasi PT. Prudential Life Assurance konvensional selama ini, disarankan untuk diikuti oleh kesuksesan produk syariahnya.


(2)

2. PT. Prudential Life Assurance untuk lebih meningkatkan SDM tenaga pemasarannya, agar ketika menawarkan produk syariah tidak terjadi kesalahan dalam menjelaskan kepada calon peserta.

3. PT. Prudential Life Assurance agar tetap konsisten dalam pengelolaan investasi dan selalu mengikuti fatwa Dewan Syariah Nasional (DNS) 4. PT. Prudential Life Assurance agar melakukan promosi yang lebih agar

masyarakat luas mengenal dan mengetahui asuransi syariah.

5. Khusus mengenai asuransi syariah maka sebaiknya PT. Prudential Life Assurance memberikan kesempatan kepada mahasiswa khususnya asuransi syariah untuk magang bahkan bekerja di perusahaan tersebut. 6. Kepada Pemerintah untuk lebih memperbanyak instrumen investasi

yang berbasis syariah

Demikian Kesimpulan dan saran yang dapat penulis utarakan, semoga dapat bermanfaat dan dapat dijadikan bahan renungan bagi kalangan apapun.


(3)

Daftar Pustaka

Ali, Hasan, Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam (Suatu Tinjauan Analisis Historis, Teoritis & Praktis), Jakarta: Prenada Media, 2004

Bukhary, Imam, Al-Jami' al-Shahih al-Mukhtashar, Beirut, Dar Ibn Katsir, 1987 C. Van Horne, James & M. Machowicz JR., John, Prinsip-Prinsip Manajemen

Keuangan (Edisi Indonesia), Indonesia: Salemba Empat, 1997

Departemen Agama RI, Al Qur'an dan Terjemahanya, Tanpa Tahun, Cetakan Saudi Arabia

Dewi, Gemala, Aspek-Aspek Hukum dalam Perbankan dan Perasuransian Syariah di Indonesia, Jakarta: Prenada Media, 2004

Djojosoedarso, Sutisno, Prinsip-Prinsip Manajemen Risiko dan Asuransi, Jakarta: Salemba Empat, 1999

Dewan Asuransi Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1992 dan Pertauran Pelaksanaan Tentang Usaha Perasuransian, DAI, 2003 Fardiansyah, Tedy, Refleksi dan Strategi Penerapan Manajemen Risiko Perbankan

Indonesia, Jakarta: Gramedia, 2006

Kertonegoro, Santanoe, Analisa dan Manajemen Investasi, Jakarta: Widya Press, 1992

Lubis, Nurmansyah, Akuntansi dan Investasi Dalam Asuransi Syariah Suatu Pengantar, Materi training Certified Islamic Insurance Specialist (CIIS), BPPK-AASI, 2004

Margaretha, Farah, Manajemen Keuangan Bagi Industri Jasa, Jakarta: PT. Gramedia, 2007

Oxford University Press, The New Oxford Dictionary of English, Oxford University Press, 1999

Poerwadarminta, W. J. S., Kamus Umum Bahasa Indonesia, PN Balai Pustaka, 1966 Prudential, Laporan Tahunan Prulink 2007, Prudential MKTX 2008


(4)

Riyanto, Bambang, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2001

Rivai, Veithzal, dkk., Bank and Financial Institution Management, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007

Risjawan, Hendry, Bedanya Asuransi Syariah dengan Konvensional, Selasa, 06-03-2007 18:10:30, http://www.wikimu.com/News/DisplayNews

Sendara, Ketut, Konsep dan Penerapan Asuransi Jiwa Unit-Link, Jakarta: Penerbit PPM, 2004.

Sula, Muhammad Syakir, Asuransi Syariah (Life and General): Konsep dan Sistem Operational, Jakarta: Gema Insani Press, 2004

Yafie, KH. Ali, Sauransi dalam Pandangan Syariat Islam, Menggagas Fiqih Sosial, Penerbit Mizan, 1994


(5)

Lampiran

PEDOMAN WAWANCARA

E. Produk unit link syariah

a. Apa yang mendasari diluncurkannya produk unit link syariah? b. Produk apa saja yang ditawarkan oleh unit link syariah? c. Bagaimana respon pasar?

d. Apa tantangan atau kendala yang dihadapi dalam memasarkan produk?

F. Mekanisme dan Prosedur Pegumpulan Iuran atau kontribusi Peserta a. Bagaimana status dana iuran atau kontribusi dari tiap peserta?

b. Apakah Prudential memberikan batasan pemisah antara iuran peserta yang konvensional dengan syariah?

c. Bagaimana makanisme pengelolaan dan prosedur pengumpulan dari dana iuran peserta?

G. Strategi Fund Manager PT. Prudential Life Assurance dalam Mengelola Kontribusi Peserta

a. Apa saja jenis alokasi investasi unit link syariah yang saat ini ditawarkan oleh PT. Prudential Life Assurance?


(6)

c. Dalam bidang apa masing-masing saham tersebut difokuskan? d. Kenapa investasi tersebut difokuskan pada hal yang berbeda-beda? e. Kendala yang dihadapi?

H. Strategi Pemilihan Saham Perusahaan

a. Saham apa saja yang sekarang ini PT. Prudential pegang? b. Bagai mana cara menentukan saham-saham yang debeli c. Faktor apa saja yang