LANDASAN TEORI ANALISIS DAN PEMBAHASAN

commit to user Penulis memperoleh informasi mengenai BPHTB dengan jalan langsung bertatap muka dengan pihak yang terkait.

BAB II ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. LANDASAN TEORI

a. Pengertian Pajak commit to user Pengertian pajak menurut Soemitro dalam bukunya Dasar-dasar Hukum Pajak dan Pajak Pendapatan 1990 adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang- undang yang dapat dipaksakan dengan tiada mendapat jasa timbal kontra prestasi, yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Pajak adalah iuran kepada Negara yang dapat dipaksakan yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung dengan tugas Negara yang menyelenggarakan pemerintahan Brotodiharjo, 1991. Pajak menurut Prof S.I Djajadiningrat adalah pajak sebagai suatu kewajiban menyerahkan sebagian daripada kekayaan kepada Negara disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman. Menurut peraturan-peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dipaksakan, tetapi tidak ada jasa balik dari Negara secara langsung, untuk memlihara kesejahteraan umum Munawir, 2003 A. Fungsi Pajak menurut Suandy dalam bukunya Hukum Pajak 2008: 1. Fungsi BudgeteirFinansial Memasukkan uang sebanyak-banyaknya ke kas Negara, dengan tujuan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran Negara. 2. Fungsi RegulerendMengatur Pajak digunakan sebagai alat untuk baik masyarakat baik dibidang ekonomi, sosial, maupun politik dengan tujuan tertentu. commit to user B. Penggolongan Pajak menurut Ilyas dan Burton dalam Hukum Pajak 2010 dibagi menjadi 3 golongan: 1. Menurut Sifatnya: a Pajak Langsung: pajak-pajak yang bebannya harus dipikul sendiri oleh Wajib Pajak WP dan tidak dapat dilimpahkan kepada orang lain serta dikenakan secata berulang-ulang pada waktu-waktu tertentu, misalnya PPh. b Pajak Tidak Langsung: pajak yang bebannya dapat dilimpahkan kepada orang lain dan hanya dikenakan pada hal-hal tertentu atau peristiwa-peristiwa tertentu saja, misalnya Pajak Pertambahan Nilai. 2. Menurut SasaranObjeknya: a Pajak Subjektif: jenis pajak yang dikenakan dengan pertama-tam memperhatikan keadaan pribadi WP subjeknya. Setelah diketahui keadaan subjeknya barulah diperhatikan keadaan objektifnya sesuai gaya pikul, apakah dapat dikenakan pajak atau tidak, misalnya PPh. b Pajak Objektif: jenis pajak yang dikenakan dengan pertama-tama memperhatikan melihat objeknya, baik berupa keadaan perbuatan atau peristiwa yang menyebabkan timbulnya kewajiban membayar pajak. Setelah diketahui objeknya, barulah dicari subjeknya yang mempunyai hubungan hokum dengan objek yang telah diketahui, misalnya Pajak Pertambahan Nilai. 3. Menurut Lembaga Pemungutannya a Pajak Pusat: jenis pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat yang dalam pelaksanaannya dilakukan oleh Departemen Keuangan cq. Direktorat Jenderal Pajak. Hasil dari pemungutan pajak pusat dikumpulkan dan dimasukkan commit to user sebagai bagian dari penerimaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN. b Pajak Daerah: jenis pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah yang dalam pelaksanaannya sehari-hari dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah DIPENDA. Hasil dari pemungutan pajak daerah dikumpulkan dan dimasukkan sebagai bagian dari penerimaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD. C. System Pemungutan Pajak menurut wirawan B Ilyas dan Richard Burton dalam bukunya Hukum Pajak 2010 1. Official assessment system Suatu system pemungutan pajak yang member wewenang kepada pemungut pajak fiskus untuk menentukan besarnya pajak yang harus dibayar pajak yang terutang oleh seseorang. 2. Semiself assessment system Suatu system pemungutan pajak yang member wewenang pada fiskus dan WP untuk menentukan besarnya pajak seseorang yang terutang. 3. Self assessment system Suatu system pemungutan pajak yang member wewenang penuh kepada WP untuk menghitung, memperhitungkan, menyetorkan dan melaporkan sendiri besarnya utang pajak. 4. Withholding system commit to user Suatu system pemungutan pajak yang memberi wewenang pada pihak ketiga untuk memotongmemungut besarnya pajak yang terutang. Pihak ketiga yang telah ditentukan tersebut selanjutnya menyetorkan dan melaporkannya kepada fiskus. Pada system ini, fiskus dan WP tidak aktif. Fiskus hanya bertugas mengawasi saja pelaksanaan pemotonganpemungutan yang dilakukan oleh pihak ketiga. D. Teori yang mendukung pemungutan pajak: Beberapa teori yang mendukung hak Negara untuk memungut pajak dari rakyatnya adalah: 1. Teori asuransi Termasuk dalam tugas Negara untuk melindungi rakyat dan segala kepentingannya keselamatan dan keamanan jiwa, dan juga harta bendanya. 2. Teori kepentingan Pembagian beban harus didasarkan atas kepentingan orang masing-masing dalam tugas-tugas pemerintah, termasuk perlindungan atas jiwa orang-orang itu beserta harta bendanya. 3. Teori gaya pikul Teori ini menekankan pada asas keadilan, bahwa pajak harus sama beratnya untuk setiap orang. Pajak harus dibayar menurut daya pikul seseorang. 4. Teori kewajiban pajak mutlak atau teori bakti commit to user Teori ini mendasarkan pada paham Organische Staatsleer. Paham ini mengajarkan bahwa karena sifat suatu Negara, maka timbullah hak mutlak untuk memungut pajak. 5. Teori asas daya beli Menurut teori ini, fungsi pemungutan pajak disamakan dengan pompa. Yaitu mengambil daya beli dari rumah tangga dalam masyarakat untuk rumah tangga Negara, dan kemudian menyalurkannya kembali ke masyarakat dengan maksud untuk memelihara hidup masyarakat dan untuk membawanya kearah tertentu. E. Asas pemungutan pajak: Terdapat tiga asas pemungutan pajak: 1. Asas domisili asas tempat tinggal Asas ini menyatakan bahwa Negara berhak mengenakan pajak atas seluruh penghasilan wajib pajak yang bertempat tinggal di wilayahnya, baik penghasilan yang berasal dari dalam negeri maupun penghasilan yang berasal dari luar negeri. 2. Asas sumber Asas ini menyatakan bahwa Negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang bersumber di wilayahnya tanpa memerhatikan tempat tinggal wajib pajak. 3. Asas kebangsaan Asas ini menyatakan bahwa pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan suatu Negara Resmi, 2005 commit to user b. Pengertian Pajak Daerah Pajak daerah adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah.Waluyo, dan Ilyas, 2003 Menurut Undang-Undang No 34 Tahun 2000, Pajak Daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang. Pajak daerah dapat dipaksakan berdasar peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang mana hasilnya dipergunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pembangunan daerah Syafiqurrahman, dan Haryani, 2007. c. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan BPHTB Pengertian BPHTB menurut Suandy dalam bukunya Hukum Pajak 2008 a. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan adalah pajak yang dikenakan atas perolehan hak atas tanah dan bangunan yang selanjutnya disebut pajak. b. Perolehan hak atas tanah danatau bangunan adalah perbuatan atau peristiwa hukum yang mengakubatkan diperolehnya hak atas tanah danatau bangunan orang pribadi atau badan. c. Hak atas tanah adalah hak atas tanah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang No 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dasar hukum yang mengatur pengenaan BPHTB adalah UU No 202000 tentang perubahan atas UU No 211997 tentang BPHTB. commit to user BPHTB adalah pajak yang dibayar dalam rangka dan merupakan bagian dari biaya pengeluaran untuk memperoleh hak atas tanah danatau bangunan. Widyastuti, 2010 Besarnya pokok BPHTB yang terutang: Tariff x Dasar Pengenaan BPHTB-Nilai Perolehan Obyek Pajak Tidak Kena Pajak Nilai perolehan obyek pajak tidak kena pajak NPOPTKP: a. Besarnya NPOPTKP ditetapkan paling rendah sebesar Rp 60.000.000 untuk setiap wajib pajak. b. Besarnya NPOPTKP dalam hal perolehan hak karena waris atau hibah wasiat yang diterima orang pribadi yang masih dalam hubungan keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat ke atas atau satu derajat ke bawah dengan pemberi hibah wasiat, termasuk suamiistri, NPOPTKP ditetapkan paling rendah Rp 300.000.000 c. NPOPTKP ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Menurut aturan mengenai BPHTB dalam Undang-Undang No 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang menjadi obyek pajak BPHTB adalah perolehan hak atas tanah danatau bangunan. A. Pemindahan hak atas tanah danatau bangunan meliputi: a. Pemindahan hak karena: 1. Jual beli 2. Tukar menukar 3. Hibah commit to user 4. Hibah wasiat 5. Waris 6. Pemasukan dalan perseroan atau badan hukum lainnya 7. Pemisahan hak yang mengakibatkan peralihan 8. Penunjukkan pembeli dalam lelang 9. Pelaksanaan putusan hakim yang mempunyai kekuatan hukum tetap 10. Penggabungan usaha 11. Peleburan usaha 12. Pemekaran usaha 13. Hadiah b. Pemberian hak baru karena: 1. Kelanjutan pelepasan hak 2. Diluar pelepasan hak Hak guna atas tanah adalah hak milik, hak guna usaha, hak guna bangunan, hak pakai, hak milik atas satuan rumah susun dan hak pengelolaan. B. Obyek pajak yang dikecualikan dalan BPHTB: 1. Perwakilan diplomatik dan konsulat berdasarkan asas perlakuan timbal balik 2. Negara untuk penyelenggaraan pemerintah dan atau unyuk pelaksanaan pembangunan guna kepentingan umum 3. Badan atau perwakilan lembaga internasional yang ditetapkan dengan Peraturan Menteri Keuangan dengan syarat tidak menjalankan usaha atau kegiatan lain diluar fungsi dan tugas badan atau perwakilan organisasi tersebut commit to user 4. Orang pribadi atau badan karena konversi hak atau karene perbuatan hukum lain dengan tidak adanya perubahan nama 5. Orang pribadi atau badan karena wakaf 6. Orang pribadi atau badan yang digunakan untuk kepentingan ibadah 7. Yang menjadi subjek pajak BPHTB adalah orang pribadi atau badan yang memperoleh Hak Atas Tanah danatau Bangunan. Wajib Pajak BPHTB adalah orang pribadi atau badan yang yang memperoleh Hak atas Tanah danatau Bangunan. Undang-Undang No 28 tahun 2009

B. PEMBAHASAN