Diagnosis banding Dermatitis Atopik

3. Sindrom Wiskott-Aldrich Merupakan penyakit x-linked yang jarang ditemukan dan hanya ditemukan pada anak laki-laki muda. Awitan sindrom ini adala sejak usia 4 bulan. Lesinya dapat berupa petikie, dermatitis purpurik atau episode berdarah yang biasanya pada 6-12 bulan pertama kehidupan, dan erupsi eksematoid yang menyerupai dermatitis atopik dan timbul pada kulit kepala, wajah, bokong, antekubital dan fosa poplitea. Juga disertai dengan splenomegali, hepatomegali dan servikal adenopati serta bayi menjadi peka terhadap infeksi bakteri, jamur dan virus serta paling sering ditemukan otitis media Hurwitz, 1983; Zulkarnain, 2009. 4. Skabies Pada bayi gejala klinis dermatitis atopik terutama mulai dari pipi dan tidak mengenai telapak tangan serta kaki. Tanda skabies pada bayi ditandai dengan papula yang relatif besar biasanya pada punggung atas, vesikel pada telapak tangan dan kaki, dan terdapat dennatilis pruritus pada anggota keluarga. Tungau dan telur dapat dengan mudah ditemukan dari scraping vesicle. Skabies memberi respons yang baik terhadap pengobatan dengan -benzen heksaklorida Zulkarnain, 2009; Santosa, 2010. 5. Dermatitis seboroik infantil Penyakit ini dibedakan dari dermatitis atopik dengan: 1 pruritus ringan, 2 onset invariabel pada daerah pantat halus, tidak bersisik, batas jelas, merah terang, dan 3 sisik kuning gelap pada pipi, badan dan lengan. Dermatitis seboroik infantil sering berhubungan dengan dermatitis atopik. Pada suatu penelitian, 37 bayi dengan dermatitis seboroik akan menjadi dermatitis atopik saat berusia 5-13 tahun Santosa, 2010. 6. Psoriasis Secara keseluruhan lesi psoriasis berwarna kemerahan dan skuamanya berwarna seperti perak micaceous seperti mika. Predileksinya biasanya pada permukaan ekstensor, terutama siku dan lutut, kulit kepala dan daerah genital. Suatu tanda penting untuk diagnosis psoriasis adalah adanya kerusakan kuku Zulkarnain, 2009.

2.1.9 Komplikasi

Pada anak penderita dermatitis atopik, 75 akan disertai penyakit alergi lain di kemudian hari. Penderita dermatitis atopik mempunyai kecenderungan untuk mudah mendapat infeksi virus maupun bakteri impetigo, folikulitis, abses, vaksinia, molluscum contagiosum dan herpes. Infeksi virus umumnya disebabkan oleh Herpes simplex atau vaksinia dan disebut eksema herpetikum atau eksema vaksinatum. Eksema vaksinatum ini sudah jarang dijumpai, biasanya terjadi pada pemberian vaksin varisela, baik pada keluarga maupun penderita. lnfeksi herpes simplek terjadi akibat tertular oleh salah seorang anggota keluarga. Terjadi vesikel pada daerah dermatitis, mudah pecah dan membentuk krusta, kemudian terjadi penyebaran ke daerah kulit normal. Penderita dermatitis atopik, mempunyai kecenderungan meningkatnya jumlah koloni Staphylococcus aureus Moreno, 2000; Santosa, 2010.

2.1.10 Pengobatan

Dermatitis atopik umumnya tidak dapat disembuhkan, tetapi dapat dikontrol. Sebagian penderita mengalami perbaikan sesuai dengan bertambahnya usia. Langkah yang penting adalah menjalin hubungan baik dengan orang tua penderita, menjelaskan mengenai penyakit tersebut secara rinci, termasuk perjalanan penyakit, dampak psikologis, prognosis, dan prinsip penatalaksanaan Santosa, 2010. 2.1.10.1 Penatalaksanaan umum Berbagai faktor dapat menjadi pencetus dermatitis atopik dan tidak sama untuk setiap individu, karena itu perlu diidentifikasi dan dieliminasi berbagai faktor tersebut, antara lain Moreno, 2000: 1. Menghindarkan pemakaian bahan-bahan iritan deterjen, alkohol, astringen, pemutih, dan lain-lain. 2. Menghindarkan suhu yang terlalu panas dan dingin, kelembaban tinggi. 3. Menghindarkan aktifitas yang akan mengeluarkan banyak keringat. 4. Menghindarkan makanan-makanan yang dicurigai dapat mencetuskan dermatitis atopik. 5. Melakukan hal-hal yang dapat mengurangi jumlah TDRagen infeksi, seperti menghindari penggunaan kapukkarpetmainan berbulu. 6. Menghindarkan stres emosi. 7. Mengobati rasa gatal.