Metode Penelitian Desain Penelitian Populasi dan Sampel

30 Heri Wiharja, 2012 Penerapan Model Pembelajaran Core Connecting, Organizing, Reflecting, Extending Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa dalam penyampaian materi pada penelirian yaitu setelah pretes dan sebelum postes. 5. Tahap Penilaian Tahap penilaian merupakan tahap yang memperlihatkan hasil tentang kesesuian software multimedia tersebut dengan program pembelajaran. Pendekatan penilaian ditentukan seperti penilaian dalam kemampuan literasi komputer, literasi materi pembelajaran dan tahap motivasi peserta didik.

3.2. Metode Penelitian

Metode yang akan peneliti pakai dalam penelitian ini adalah metode quasi experiment. Penelitian quasi experiment dengan pertimbangan bahwa metode kuasi eksperimen adalah metode yang dalam pelaksanaannya tidak menggunakan penugasan random random assignment melainkan dengan menggunakan kelompok yang sudah ada. Dengan metode ini diharapkan dalam pelaksanaan penelitian pembelajaran berlangsung secara alami yang memberikan kontribusi terhadap tingkat kevalidan penelitian.

3.3. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nonequivalent Control Group Design yang disajikan sebagai berikut: 31 Heri Wiharja, 2012 Penerapan Model Pembelajaran Core Connecting, Organizing, Reflecting, Extending Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa Group Pretest Treatment Posttest E K O 1 O 1 X 1 O 2 O 2 Sumber : Sugiyono 2010 : 116 Keterangan: E : Group Eksperimen K : Group Kontrol O 1 : Soal Pre Test O 2 : Soal Post Test X 1 : Perlakuan Dengan Menggunakan Model Pembelajaran CORE. X2 : Perlakuan dengan menggunakan Pembelajaran Konvensional. Oleh karena itu, dalam penelitian ini sampel didesain menjadi dua kelompok penelitian yaitu kelompok yang diberi perlakuan model pembelajaran CORE sebagai kelompok eksperimen dan kelompok yang diberi perlakuan model pembelajaran konvensional yang dilakukan di sekolah sebagai kelas kontrol.

3.4. Populasi dan Sampel

Populasi dalam suatu kegiatan penelitian berkenaan dengan sumber data yang digunakan. Sugiyono 2010 : 117 menjelaskan bahwa: “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objeksubyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII di SMP Negeri 29 Bandung yang berada di Jalan Geger Arum Bandung. Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas VIII-J 32 Heri Wiharja, 2012 Penerapan Model Pembelajaran Core Connecting, Organizing, Reflecting, Extending Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa dan VIII-I SMPN 29 Bandung. Pengambilan sampel berdasarkan teknik Purposive Sampling. Menurut Sugiyono 2010: 123, purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu untuk mencapai suatu tujuan tertentu dikarenakan keterbatasan populasi. Bila ada populasi yang besar dan peneliti tidak mampu mempelajari semuanya dikarenakan keterbatasan waktu, tenaga, biaya dan lainnya, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut. Peneliti menetapkan kelas J sebagai sampel dalam penelitian. Pemilihan sampel ini tidak lepas dari rekomendasi guru TIK disekolah bersangkutan yang menyatakan bahwa kelas tersebut dianggap mewakili populasi. Selanjutnya kelas pertama dijadikan kelas eksperimen yang akan diberikan pembelajaran dengan model CORE dan kelas kedua dijadikan kelas kontrol dan akan diberikan pembelajaran konvensional.

3.5. Instrumen Penelitian

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CORE (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) PADA MATERI SISTEM GERAK UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

5 40 100

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CORE (CONNECTING, ORGANIZING, REFLECTING AND EXTENDING) TERHADAP HASIL BELAJAR KOSMETIKA SISWA TATA KECANTIKAN SMK NEGERI 10 MEDAN.

1 5 24

EKSPERIMEN MODEL PEMBELAJARAN CORE (CONNECTING Eksperimen Model Pembelajaran Core (Connecting Organizing Reflecting Extending) Dan Konvensional Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Sawit Semester

0 2 16

RANCANG BANGUN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS GAME DENGAN MODEL CORE (CONNECTING, ORGANIZING, REFLECTING, EXTENDING) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN BASIS DATA.

0 2 53

MODÉL CONNECTING, ORGANIZING, REFLECTING, EXTENDING (CORE) DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA CERITA BABAD SUMEDANG.

1 16 42

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONNECTING, ORGANIZING, REFLECTING, EXTENDING (CORE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA SMP.

2 14 39

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CORE (Connecting, Upaya Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis Siswa Melalui Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) (PTK Pembelajaran M

0 3 17

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CORE (CONNECTING, ORGANIZING, REFLECTING, EXTENDING) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA.

1 7 45

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONNECTING, ORGANIZING, REFLECTING, EXTENDING (CORE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA SMP - repository UPI S MTK 0902192 Title

0 0 3

1. Model Pembelajaran CORE (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) - PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CORE (CONNECTING, ORGANIZING, REFLECTING, EXTENDING) DAN OEL (OPEN ENDED LEARNING) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR ANALITIS SISWA PADA MATA PELA

2 6 37