PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CORE (CONNECTING, ORGANIZING, REFLECTING, EXTENDING) BERBANTU MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA:Studi Kasus Di SMP Negri 29 Bandung No Panggil SKOM WIH p-2012.
Heri Wiharja, 2012
Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa
vi
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Perumumusan Masalah ... 5
1.3. Batasana masalah ... 5
1.4. Definisi Operasional ... 6
1.5. Tujuan ... 7
1.6. Manfaat Penelitian ... 8
1.7. Hipotesis ... 8
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Belajar Kontruktivisme ... 9
2.2. Model Pembelajaran Konvensional ... 10
2.3. Model Pembelajaran CORE ... 12
2.4. Hasil Belajar ... 16
2.5. Ranah Kognitif... 19
2.6. Multimedia Pembelajaran ... 23
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Pengembangan Multimedia Pembelajaran ... 28
(2)
Heri Wiharja, 2012
Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa
vii
3.3. Desain Penelitian ... 30
3.4. Populasi dan Sampel ... 31
3.5. Instrumen Penelitian ... 32
3.6. Prosedur Penelitian ... 38
3.7. Teknik Pengolahan Data ... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengembangan MultimediaInteraktif sebagai Alat Bantu pada Model Pembelajaran CORE ... 47
4.2. Analisis Data Hasil Uji Instrumen ... 55
4.3. Analisis Hasil Penelitian ... 57
4.4. Deskripsi Data Penilaian Observer ... 65
4.5. Pembahasan Hasil Penelitian ... 70
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 75
5.2. Saran ... 76
DAFTAR PUSTAKA ... 77
(3)
Heri Wiharja, 2012
Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Kriteria Validitas Butir Soal Menurut Guilford ... 34
Tabel 3.2. Kriteria Realibilitas Butir Soal Menurut Guilford ... 36
Tabel 3.3. Krietria Daya Pembeda Butir Soal Menurut Guilford ... 37
Tabel 3.4. Kriteria Indeks Kesukaran ... 38
Tabel 3.5. Interpretasi Nilai Normalized Gain ... 45
Tabel 3.6. Kategori persentase Observasi ... 45
Tabel 4.1. Analisis Data hasil Uji Coba Instrumen Soal Pretes ... 56
Tabel 4.2. Analisis Data hasil Uji Coba Instrumen Soal Postes ... 57
Tabel 4.3. Data Hasil Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 58
Tabel 4.4. Data Hasil Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 59
Tabel 4.5. Uji Normalitas Skor Prestes dan Postes ... 61
Tabel 4.6. Uji Homogenitas Skor Pretes ddan Postes ... 62
Tabel 4.7. Uji Perbedaan Dua Rata-rata... 63
Tabel 4.8. Statistik Deskriptif Indeks Gain ... 64
(4)
Heri Wiharja, 2012
Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Pendekatan Sistem Belajar ... 18
Gambar 2.2. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 19
Gambar 2.3. Daur Hidup Pengembangan Sistem Multimedia Dalam Pendidikan... 24
Gambar 4.1. Flow chart Multimedia Pembelajaran ... 49
Gambar 4.2. Storyboard Multimedia Pembelajaran ... 50
Gambar 4.3. Aantarmuka Utama ... 52
Gambar 4.4. Antarmuka Menu Utama ... 52
Gambar 4.5. Antarmuka Pilihan Materi ... 53
Gambar 4.6. Antarmuka Kuis ... 54
Skor Total Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 56
Gambar 4.4. Skor Total Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 57
Gambar 4.5. Rata-rata Nilai Gain Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 62
(5)
Heri Wiharja, 2012
Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A. Perangkat Pembelajaran... 77
Lampiran B. Instrumen Penelitian ... 98
Lampiran C. Hasil Uji Instrumen Pilihan Ganda ... 142
Lampiran D. Hasil Penelitian ... 153
(6)
Heri Wiharja, 2012
Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Teknologi informasi dan komunikasi tidak bisa dipungkiri telah menjadi bagian penting dalam kehidupan manusia saat ini, setiap hari kita bersentuhan, berinteraksi dan bergaul dengan teknologi informasi dan komunikasi ini. Mulai dari handphone, laptop, tv dan lain-lain. Seiring dengan perkembangan zaman semakin berkembang pula teknologi informasi dan komunikasi di dunia ini, namun apakah kita bisa mengimbangi perkembangan teknologi informasi yang begitu cepat itu. Tentu saja bisa, jika kita mau dan tekun dalam mempelajarinya. Oleh karena itu departemen pendidikan nasional telah memandatkan bahwa mata pelajaran TIK harus segera dipelajari dari usia dini. Dalam mempelajari TIK tidak hanya faktor siswa saja yang berpengaruh, akan tetapi guru dan model pembelajaran juga menjadi faktor penting dalam tercapainya hasil belajar yang dituju.
Menurut Ruseffendi (Maulana, 2002:2) bahwa ada sepuluh faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa antara lain : (1) kecerdasan siswa; (2) kesiapan belajar siswa; (3) bakat yang dimiliki siswa; (4) kemauan belajar siswa; (5) minat siswa; (6) cara penyajian materi; (7) pribadi dan sikap guru; (8) suasana pengajaran; (9) kompetensi guru; (10) kondisi masyaratkat luas.
(7)
Heri Wiharja, 2012
Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa
menyajikan bahan pelajaran agar tersampaikan dan bisa dikuasai oleh siswa. Dalam penyajian bahan pelajaran ini, biasanya guru harus melibatkan berbagai model, pendekatan serta strategi pengajaran. Di samping itu, pada praktek penyajiannya, guru pun harus memperhitungkan beberapa hal yang berkaitan dengan teknik penyajian yang harus dikuasai guru sebagai keterampilan pengajaran.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan, seorang guru dituntut untuk memiliki model mengajar yang sesuai dengan kondisi dan materi pembelajaran yang akan disampaikan, dimana model mengajar merupakan strategi pengajaran yang berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Model pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Menurut Taufiq (2008 : 1) menyatakan rendahnya hasil belajar salah satunya dikarenakan oleh model mengajar yang biasa dilakukan oleh guru dalam mengajar, serta kurang terbiasanya siswa belajar mandiri. Oleh karena itu diperlukan cara pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar mandiri. Tidak hanya itu, proses pembelajaran adalah proses yang menyeluruh dan saling berhubungan antara materi yang satu dengan lainnya. Konsep awal yang diterima siswa menjadi syarat untuk penguasaan konsep berikutnya. Pengetahuan awal siswa pada setiap pengalaman belajarnya akan berpengaruh terhadap bagaimana mereka belajar dan apa yang dipelajari selanjutnya (Triyanto 2007:21). Dengan demikian diperlukan model pembelajaran
(8)
Heri Wiharja, 2012
Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa
dan cara penyampaian materi yang tepat, yang dapat memberdayakan siswa baik dari segi akademik maupun kecakapan sosial, dapat memecahkan masalah dengan cara berdiskusi secara terbuka dalam proses pembelajaran yang lebih tepat dan menarik
Salah satu pembelajaran yang dapat memfasilitasi tercapainya tujuan tersebut adalah pembelajaran diskusi secara berkelompok. Dengan pembelajaran diskusi berkelompok ini diharapkan semua kemampuan siswa tergali dengan baik. Hanya saja pengembangan pembelajaran diskusi berkelompok ini dapat dirasakan manfaatnya jika hubungan kerja sama antar siswa terjalin dengan baik, komunikasi tercipta secara dialogis, kolaboratif dan partisipasi dapat terbentuk dan terbina secara efektif serta hubungan persahabatan yang saling percaya dapat terjalin dengan baik dan dinamis. Penerapan pembelajaran diskusi berkelompok memberikan kesempatan kepada siswa untuk membahas suatu masalah, menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan meningkatkan kualitas interaksi dan komunikasi antar siswa, sehingga tercipta hubungan yang lebih positif dan diharapkan berimbas pada peningkatan hasil belajar siswa. Salah satu alternatif yang dapat digunakan adalah model pembelajaran CORE. Model ini adalah model diskusi yang digunakan untuk membantu siswa menghubungkan pengetahuan dan pengalaman sebelumnya dengan materi yang akan mereka pelajari, mengorgainisir pengetahuan dan memperluas pengetahuan mereka.
Model CORE merupakan model diskusi yang mencakup empat proses yaitu Connecting, Organizing, Reflecting dan Extending (Jacob, 2005: 13). Model CORE bisa diterapkan dalam pembelajaran untuk menghubungkan,
(9)
Heri Wiharja, 2012
Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa
mengorganisasikan, mendalami dan menyampaikan pengetahuan yang ada dalam pikiran siswa serta memperluas pengetahuan mereka dengan melakukan diskusi pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Dengan Connecting, siswa diajak untuk dapat menghubungkan pengetahuan baru yang akan dipelajari dengan pengetahuannya terdahulu. Organizing membawa siswa untuk dapat mengorganisasikan pengetahuannya. Kemudian dengan Reflecting, siswa dilatih untuk dapat menjelaskan kembali informasi yang telah mereka peroleh dan
Extending, siswa dapat memperluas pengetahuan mereka pada saat diskusi
berlangsung.
Dalam model CORE siswa berdiskusi untuk menghubungkan pengetahuan yang baru dengan apa yang telah mereka ketahui, mengkonstruksi pengetahuan, meningkatkan kemampuan berpikir dan membantu memperluas pengetahuan mereka. Sejalan dengan hal tersebut, Calfee et al., (dalam Jacob, 2005) mengatakan bahwa ada empat hal yang dibahas dalam pembelajaran dengan model CORE yaitu: Pertama, diskusi menentukan koneksi untuk belajar. Kedua, diskusi membantu mengorganisasikan pengetahuan. Ketiga, diskusi yang baik dapat meningkatkan berpikir reflektif dan Keempat, diskusi membantu memperluas pengetahuan siswa. Hal ini, akan menimbulkan motivasi dan pengetahuan yang akan menghasilkan pemaknaan dan pemahaman dalam pembelajaran. Dengan demikian pembelajaran dengan model CORE juga dapat bermanfaat bagi usaha-usaha perbaikan proses pembelajaran dalam upaya meningkatkan kemampuan pengetahuan dan pemahaman siswa.
(10)
Heri Wiharja, 2012
Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa
Berdasarkan paparan diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran CORE (Connecting, Organizing,
Reflecting, Extending ) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Kognitif Siswa”.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah pengembangan multimedia interaktif sebagai alat bantu model pembelajaran CORE ?
2. Apakah hasil belajar kognitif siswa yang mengikuti mata pelajaranTIK menggunakan model pembelajaran CORE lebih baik dari siswa yang mengikuti mata pelajaran TIK secara Konvensional ?
3. Apakah penerapan model pembelajaran CORE dapat meningkatkan hasil belajar kognitif siswa pada mata pelajaran TIK ?
4. Bagaimana respon siswa terhadap mata pelajaran TIK dengan menggunakan model pembelajaran CORE ?
1.3. Batasan Masalah
Untuk menghindari luasnya permasalahan yang dikaji, maka masalah yang akan dibatasi dalam penelitina ini adalah :
1. Penelitian ini dilakukan hanya terbatas pada penguasaan pokok bahasan program aplikasi pengolah kata MS.Word.
(11)
Heri Wiharja, 2012
Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa
2. Penelitian ini hanya meneliti pengaruh pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dengan model pembelajaran CORE terhadap hasil belajar kognitif siswa ranah pengetahuan (C1) pemahaman (C2) dan penerapan (C3).
1.4. Definisi Operasional
1. Pengembangan multimedia pembelajaran pada model pembelajaran CORE adalah sebagai alat bantu dalam menyampaikan materi pelajaran TIK. Multimedia juga membantu guru dalam menerapkan langkah-langkah model pembelajaran CORE. Penerapan model pembelajaran CORE berbantu multimedia interaktif dilaksanakan pada kelas eksperimen.
2. Model pembelajaran CORE adalah model pembelajaran yang mencakup 4 proses, yaitu Connecting (menghubungkan informasi lama dengan informasi baru), Organizing (mengorganisasikan pengetahuan),
Reflecting (menjelaskan kembali informasi yang diperoleh), dan Extending (memperluas pengetahuan).
3. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Bloom dalam Winkel menggolongkan tiga tipe hasil belajar yang berkaitan dan saling melengkapi. Ketiga kategori ini disebut ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik
(12)
Heri Wiharja, 2012
Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa
4. Ranah Kognitif adalah ranah berfikir hirarkis yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan hasil belajar intelektual yang mencakup kegiatan mental (otak). Segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan berfikir, termasuk didalamnya kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis, dan kemampuan mengevaluasi.
1.5. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk megetahui bagaimana pengembangan multimedia interaktif sebagai alat bantu dalam model pembelajaran CORE.
2. Untuk mengetahui hasil belajar kognitif siswa yang mengikuti mata pelajaranTIK menggunakan model pembelajaran CORE lebih baik dari siswa yang mengikuti mata pelajaran TIK secara Konvensional.
3. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar kognitif siswa terhadap mata pelajaran TIK dengan menggunakan model pembelajaran CORE. 4. Untuk mengetahui respon siswa terhadap mata pelajaran TIK dengan
(13)
Heri Wiharja, 2012
Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa
1.6. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan antara lain:
1. Bagi guru, temuan penelitian ini dapat menjadi masukan sebagai bahan pertimbangan model pembelajaran pada materi-materi pembelajaran lainnya.
2. Bagi siswa, sebagai masukan yang memberi kesempatan untuk lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran.
3. Bagi peneliti, temuan penelitian ini dapat menjadi salah satu dasar dan masukan dalam mengembangkan penelitian selanjutnya.
1.7. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu permasalahan penelitian. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
“Penerapan model pembelajaran CORE dapat meningkatkan hasil belajar kognitif siswa yang lebih baik dari pada pembelajaran konvensional”.
(14)
Heri Wiharja, 2012
Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metode Pengembangan Multimedia Pembelajaran
Pengembangan multimedia didasarkan pada metode pengembangan multimedia yang diadopsi dari Munir (2008:195) sebagaimana telah dipaparkan pada bab sebelumnya. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam pengembangan multimedia pembelajaran adalah sebagai berikut :
1. Tahap Analisis
Menurut Munir (2008: 196) Pada tahap ini diterapkan tujuan pengembangan software, baik bagi pelajar, guru maupun bagi lingkungan. Untuk keperluan tersebut maka analisis dilakukan berkerjasama dengan guru dalam mempelajari kurikulum TIK disekolah. Penulis melakukan pengkajian untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi disekolah dalam penyampaian materi. Permasalahan yang didapat dianalisis untuk mencari beberapa solusi alternatif
2. Tahap Desain
Dalam menerapkan model pembelajaran, guru membutuhkan alat bantu dalam penyampaian materi. Maka dari itu, penulis memilih multimedia sebagai alat bantu model pembelajaran CORE dalam penyampaian materi. Pada tahap ini dilakukan persiapan pokok bahasan untuk materi pembelajaran yang akan disajikan didalam program multimedia sesuai dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD).
(15)
Heri Wiharja, 2012
Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa
Adapun SK dan KD dari mata pelajaran TIK SMP Kelas VIII yang diambil adalah SK No.1 yaitu Menggunakan perangkat lunak pengolah kata untuk menyajikan informasi dengan KD No.1.4 Menjelaskan fungsi dan menggunakan menu dan ikon pada program pengolah kata.
3. Tahap Pengembangan
Tahap pengembangan software meliputi langkah-langkah : penyediaan papan cerita, carata alir, aturcara, memperhatikan grafis, media (suara dan video) dan pengintegrasian sistem Munir (2008:199). Setelah menentukan desain multimedia, pada tahap pengembangan penulis membuat alur cerita (flowchart) dan papan cerita (storyboard) yang akan diaplikasikan pada multimedia pembelajaran. Setelah tahap merancang flowchart dan
storyboard, tahap selanjutnya adalah proses produksi program, proses
produksi program dilakukan dengan menggunakan program aplikasi Adobe Flash 5.5 Proses produksi tersebut menggunakan berbagai tools yang telah disediakan, kombinasi actionscript dan berbagai komponen yang ada pada program aplikasi tersebut.
4. Tahap Implementasi
Setelah melalui tahap analisis, desain dan pengembangan, multimedia yang dibuat diimplementasikan dikelas eksperimen sebagai alat bantu pada model pembelajaran CORE. Siswa dapat menggunakan software multimedia di dalam kelas secara kreatif dan interaktif melalui pendekatan individu atau kelompok Munir (2008:200). Pengimplementasian multimedia dilakukan pada saat pemberian perlakuan sebagai alat bantu
(16)
Heri Wiharja, 2012
Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa
dalam penyampaian materi pada penelirian yaitu setelah pretes dan sebelum postes.
5. Tahap Penilaian
Tahap penilaian merupakan tahap yang memperlihatkan hasil tentang kesesuian software multimedia tersebut dengan program pembelajaran. Pendekatan penilaian ditentukan seperti penilaian dalam kemampuan literasi komputer, literasi materi pembelajaran dan tahap motivasi peserta didik.
3.2. Metode Penelitian
Metode yang akan peneliti pakai dalam penelitian ini adalah metode quasi
experiment. Penelitian quasi experiment dengan pertimbangan bahwa metode
kuasi eksperimen adalah metode yang dalam pelaksanaannya tidak menggunakan penugasan random (random assignment) melainkan dengan menggunakan kelompok yang sudah ada. Dengan metode ini diharapkan dalam pelaksanaan penelitian pembelajaran berlangsung secara alami yang memberikan kontribusi terhadap tingkat kevalidan penelitian.
3.3. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
(17)
Heri Wiharja, 2012
Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa
Group Pretest Treatment Posttest
E K
O1
O1
X1 O2
O2
Sumber : Sugiyono (2010 : 116) Keterangan:
E : Group Eksperimen K : Group Kontrol O1 : Soal Pre Test
O2 : Soal Post Test
X1: Perlakuan Dengan Menggunakan Model Pembelajaran CORE.
X2 : Perlakuan dengan menggunakan Pembelajaran Konvensional.
Oleh karena itu, dalam penelitian ini sampel didesain menjadi dua kelompok penelitian yaitu kelompok yang diberi perlakuan model pembelajaran CORE sebagai kelompok eksperimen dan kelompok yang diberi perlakuan model pembelajaran konvensional yang dilakukan di sekolah sebagai kelas kontrol.
3.4. Populasi dan Sampel
Populasi dalam suatu kegiatan penelitian berkenaan dengan sumber data yang digunakan. Sugiyono (2010 : 117) menjelaskan bahwa:
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII di SMP Negeri 29 Bandung yang berada di Jalan Geger Arum Bandung. Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas VIII-J
(18)
Heri Wiharja, 2012
Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa
dan VIII-I SMPN 29 Bandung. Pengambilan sampel berdasarkan teknik
Purposive Sampling. Menurut Sugiyono (2010: 123), purposive sampling adalah
teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu untuk mencapai suatu tujuan tertentu dikarenakan keterbatasan populasi. Bila ada populasi yang besar dan peneliti tidak mampu mempelajari semuanya dikarenakan keterbatasan waktu, tenaga, biaya dan lainnya, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut. Peneliti menetapkan kelas J sebagai sampel dalam penelitian. Pemilihan sampel ini tidak lepas dari rekomendasi guru TIK disekolah bersangkutan yang menyatakan bahwa kelas tersebut dianggap mewakili populasi.
Selanjutnya kelas pertama dijadikan kelas eksperimen yang akan diberikan pembelajaran dengan model CORE dan kelas kedua dijadikan kelas kontrol dan akan diberikan pembelajaran konvensional.
3.5. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 1998: 151).
Instrumen Penelitian yang akan digunakan untuk mendapatkan data adalah : 1. Tes
Menurut Arikunto (2009:53) tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Tes yang digunakan dalam penelitian ini
(19)
Heri Wiharja, 2012
Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa
adalah tes objektif pilihan ganda yang terdiri dari soal-soal tentang beberapa topik yang diujicobakan.
Instrumen tes digunakan untuk mengukur peningkatan kemampuan kognitif yang berujung pada perolehan ketuntasan belajar siswa. Sehingga dari data tersebut diperoleh informasi tentang seberapa jauh peningkatan ketuntasan belajar siswa antara siswa kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol.
Sebelum digunakan dalam penelitian, soal tes dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dosen pembimbing. Selanjutnya soal tes diujicobakan kepada kelas non sampel untuk mengetahui validitas, reabilitas, daya pembeda dan indeks kesukaran soal. Uji coba tes ini dilaksanakan di salah satu sekolah dengan cluster sekolah yang sama dengan sampel penelitian dan siswa sekolah tersebut sudah mendapatkan materi yang digunakan dalam penelitian ini. Dengan demikian, instrument yang digunakan diharapkan dapat mengukur subjek penelitian dengan baik.
Berikut ini adalah perhitungan uji instrument yaitu : a. Uji Validitas
Menurut Suherman (2003:102) suatu alat uji disebut absaha atau shahih apabila alat tersebut mengevaluasi apa yang harus dievaluasi. Uji validitas ini berfungsi untuk mengukur ketepatan alat evaluasi dalam melaksanakan fungsinya. Untuk menentukan validitas soal secara keseluruhan digunakan rumus kolerasi product moment dengan angka kasar Pearson, yaitu :
(20)
Heri Wiharja, 2012
Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa
rxy =
√ –
Keterangan :
Rxy = Koefisiean kolerasi antara variable X dan Y
N = Banyaknya subjek (peserta tes) X = Nilai hasil uji coba
Y = Kriterium (nilai rata-rata harian peserta tes)
Selanjutnya koefisien kolerasi yang diperoleh diinterprestasikan ke dalam klasifikasi koefisien validitas menurut Guilford dalam Suherman (2003:113), yang terdapat dalam Tabel 3.1)
Tabel 3.1 Kriteria Validitas Butir Soal Menurut Guilford
Koefisien Kolerasi Interpretasi
0,90 <rxy 1,00 Validitas sangat tinggi
0,70 < rxy Validitas tinggi
0,40 < rxy 0,70 Validitas sedang
0,20 < rxy 0,40 Validitas rendah
0,00 < rxy 0,20 Validitas sangat rendah rxy 0,00 Tidak Valid
Sumber : Suherman (2003:113)
Sedangkan validitas untuk tiap soal dihitung dengan menggunakan sumus yang sama, tetapi dengan variable yang berbeda, yaitu :
rxy =
√ –
Keterangan :
Rxy = Koefisien kelrelasi antara variable X dan Y
(21)
Heri Wiharja, 2012
Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa
X = Skor tiap butir soal Y = Skor total
b. Uji Reliabilitas
Menurut Suherman (2003: 131) realibilitas adalah suatu alat ukur atau alat evaluasi yang dimaksud sebagai alat yang memberikan hasil yang tetap sama (konsisten, ajeg). Hasil pengukuran itu harus tetap sama (relatif sama) jika pengukurannya diberikan pada subjek yang sama meskipun dilakukan oleh orang yang berbeda, waktu yang berbeda dan tempat yang berbeda. Hal tersebut tidak dipengaruhi oleh pelaku, situasi dan kondisi.
Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan Kuder dan Richardson atau yang biasa dikenal dengan KR-20, yaitu :
r
11 =
Keterangan :
n = Banyaknya butir soal
Pi = Proporsi banyak subjek yang menjawab benar pada butir soal ke-i
qi = proporsi banyak subjek yang menjawab salah pada butir soal ke-i,
jadi qi = 1- pi
St2 = varians skor total
Setelah koefisien reliabilitas diperoleh kemudian di interpretasikan dengan menggunakan derajat reliabilitas alat evaluasi menurut Guilford
(22)
Heri Wiharja, 2012
Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa
(Suherman, 2003: 139) yang diinterpretasikan dalam Tabel 3. 2 kriterium berikut:
Tabel 3.2 Kriteria Reliabilitas Butir Soal Menurut Guilford
Koefisien Kolerasi Interpretasi
0,90 <rxy 1,00 Realibilitas sangat tinggi 0,70 < rxy Realibilitas tinggi
0,40 < rxy 0,70 Realibilitas sedang
0,20 < rxy 0,40 Realibilitas rendah
0,00 < rxy 0,20 Realibilitas sangat rendah rxy 0,00 Tidak Realibilitas
c. Uji Daya Pembeda
Menurut Suherman (2003:159), daya pembeda dari sebuah butir soal menyatakan seberapa jauh kemampuan butir soal tersebut mampu membedakan antara siswa yang memiliki kemampuan tinggi, siswa yang memiliki kemampuan sedang dan siswa yang memiliki kemampuan rendah. Untuk mengetahui daya pembeda tiap butir soal, digunakan rumus sebagai berikut :
DP =
Keterangan :
JBA = Jumlah siswa kelompok atas menjawab soal itu dengan benar
atau jumlah untuk kelompok atas.
JBB = Jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab soal itu
dengan benar atau jumlah benar untuk kelompok bawah. JSA = Jumlah siswa kelompok atas
(23)
Heri Wiharja, 2012
Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa
JSB = Jumlah siswa kelompok bawah
Selanjutnya koefisien daya pembeda yang diperoleh dari perhitungan diinterpretasikan dengan table 3.3 kriteria berikut (Suherman : 161)
Tabel 3.3 Kriteria Daya Pembeda Butir Soal Menurut Guilford
Daya Pembeda Interpretasi
DP < 0,00 Sangat Jelek
0,00 < DP 0,20 Jelek
0,20 < DP 0,40 Cukup
0,40 < DP 0,70 Baik
0,70 < DP 1,00 Sangat Baik
Sumber : Suherman, 2003:161 d. Uji Indeks Kesukaran Soal
Untuk mengetahui tingkat/indeks kesukaran dari tiap butir soal, digunakan rumus sebagai berikut :
IK =
Keterangan :
JBA = jumlah siswa kelompok atas yang menjawab soal itu dengan
benar atau jumlah benar untuk kelompok atas.
JBB = jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab soal itu
dengan benar atau jumlah benar untuk kelompok bawah. JSA = jumlah siswa kelompok atas.
JSB = jumlah siswa kelompok bawah.
Selanjutnya indeks kesukaran yang diperoleh dari perhitungan diinterpretasikan dengan menggunakan kriteria tabel 3.4 berikut
(24)
Heri Wiharja, 2012
Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa
Tabel 3.4 Kriteria Indeks Kesukaran
Indeks Kesukaran Interpretasi
IK = 0 Terlalu Sukar
0,00 < IK ≤ 0,30 Sukar
0,30 < IK ≤ 0,70 Sedang
0,70 < IK ≤ 1,00 Mudah
IK = 1,00 Terlalu mudah
2. Lembar Observasi
Lembar observasi merupakan kontrol yang digunakan untuk mendapatkan data mengenai gambaran proses pembelajaran yang dilaksanakan. Data ini menjadi acuan mengenai keterlaksanaan proses pembelajaran dikelas sampel yang diberi perlakuan model Pembelajaran CORE. Keterlaksanaan proses pembelajaran ini dinilai oleh dua orang observer yang mengamati seluruh tingkah laku guru dan siswa. Sesuai dengan pendapat Sugiyono (2010 : 203) yang menyatakan bahwa teknik pengumpulan data observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam.
3.6. Prosedur Penelitian
Penelitian ini terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksaan tindakan, tahap penyusunan laporan. Secara lebih jelas dapat lihat dari rincian berikut :
1. Tahap Persiapan Penelitian
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap persiapan ini meliputi : a. Melakukan observasi ke lokasi penelitian/sekolah
(25)
Heri Wiharja, 2012
Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa
b. Mengidentifikasi masalah yang akan diteliti yang berkenaan dengan pembelajaran TIK di sekolah.
c. Pembuatan proposal penelitian, yang selanjutnya diseminarkan d. Menetapkan pokok bahasan yang akan digunakan dalam penelitian e. Menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol
f. Penyusunan instrumen yang akan digunakan dalam penelitian
g. Melakukan studi pembuatan multimedia interaktif menggunakan Adobe Flash 5.5
h. Uji instrumen tes.
i. Revisi instrumen tes beradasarkan hasil uji coba yang telah dilakukan sekaligus validasi istrumen.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap pelaksanaan ini meliputi a. Melakukan pretes pada kelas kontrol dan kelas eksperimen.
b. Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model CORE pada kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol. c. Memberikan postes atau tes akhir pada kelas eksperimen dan kelas kontrol d. Memberikan angket kepada siswa kelas eksperimen.
3. Tahap Analisis Data
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap analisis data ini meliputi
a. Mengumpulkan hasil data kuantitatif dan data kualitatif dari kedua kelas. b. Mengolah data kuantitatif berupa hasil pretes dan postes.
(26)
Heri Wiharja, 2012
Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa
4. Tahap Penyusunan Data Hasil Penelitian
Kesimpulan diambil dari hasil pengolahan dan analisis data, serta pembahasan yang telah dilaksanakan. Hasil tersebut, selanjutnya dihubungkan dengan rumusan masalah dan hipotesis yang telah dirumuskan dalam BAB I.
3.7. Teknik Pengolahan Data
Data yang diperoleh kemudian dikategorikan dalam jenis data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari hasil ujian siswa siswa (pretes dan postes) sedangkan data data kualitatif meliputi data hasil pengisian angket, data hasil observasi dan data hasil pengisian jurnal harian siswa. Data-data yang diperoleh kemudian diolah dengan langkah-langkah yang akan diuraikan berikut ini.
1. Pengolahan Data Kuantitatif a) Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui sebaran distribusi data yang diperoleh, hal ini berkaitan dengan sampel yang diambil. Melalui Uji Normalitas peneliti bisa mengetahui apakah sampel yang diambil mewakili populasi ataukah tidak. Uji normalitas dilakukan pada data skor pretes dan postes. Pengujian ini dimaksud untuk menentukan uji statistic yang akan digunakan selanjutnya.
Menurut Panggabean (2001, 132), langkah-langkah penyelidikan distribusi normal adalah :
(27)
Heri Wiharja, 2012
Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa
1) Hitung men skor kelompok eksperimen dan kelompok control 2) Hitung standar deviasi
3) Buat daftar frekuensi observasi (Oi) dan frekuensi (Ei) sebagai berikut :
a. Tentukan banyaknya kelas (k) dengan rumus : k = 1 + 3,3 log n
n = jumlah siswa
b. Tentukan panjang kelas (p) dengan rumus :
p =
r = Rentang (skor terbesar – skor terkecil)
k = banyak kelas
c. Menghitung rata-rata dan standar deviasi dari data yang akan diuji normalitasnya. Untuk menghitung nilai rata-rata (mean) dari gaon digunakan persamaan :
Sedangkan untuk menghitung besarnya standar deviasi dari gain digunakan persamaan :
= nilai rata-rata gain
i = nilai gain yang diperoleh siswa
n = jumlah siswa
(28)
Heri Wiharja, 2012
Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa
d. Menetukan nilai baku z dengan menggunakan persamaan :
Z =
s x bk
bk = batas kelas
e. Mencari frekuensi observasi (Oi) dengan menghitung banyaknya
respon yang termasuk pada interval yang telah ditentukan. f. Mencari frekuensi harapan Ei dengan persamaan berikut :
Ei = nl
g. Menghitung Chi Square dengan persamaan berikut :
Oi = frekuensi observasi
Ei = Frekuensi yang diharapkan
h. Menetukan derajat kebebasan dengan rumus :
v = k - 3
4) Menentukan nilai dari daftar chi kuadrat (nilai table) 5) Menentukan nilai normalitas
- Bila hitung < tabel, maka disimpulkan bahwa data sampel berdistribusi normal
- Bila hitung > tabel, maka disimpulkan bahwa data sampel tidak berdistribusi normal
Setelah dilakukan uji normalitas, jika diketaui datanya berdistribusi normal maka digunakan uji statistik parametrik. Untuk menggunakan uji
(29)
Heri Wiharja, 2012
Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa
statistik parametrik yang tepat untuk digunakan, kita memerlukan satu uji lagi yaitu uji homogenitas.
b) Uji Homogenitas
Tingkat homogenitas dapat ditentukan menggunakan distribusi F. Menurut Panggabean (2001:132) untuk menguji homogenitas variansi
digunakan persamaan: F =
= variansi yang lebih besar = variansi yang lebih kecil
F = koefisien homogenitas kedua kelompok
Dan derajat kebebasan : v1 = (ni – 1) dan v2 = (n2 – 1) ; n1 =
jumlah anggota sampel yang memiliki varians lebih besar; n2 = jumlah
anggota sampel yang memiliki varians lebih kecil. Criteria yang digunakan untuk menentukan apakah variansi homogen atau tidak adalah F hitung < F table ,maka variansi homogen
c. Uji T
Menurut Panggabean (2001:151), untuk mengetahui ada perbedaan
mean (M) anta dua kelompok dengan sampel besar ( n ≤ 30 ) digunakan
persamaan : t = 2 2 2 1 2 1 2 1
n
s
n
s
M
M
(30)
Heri Wiharja, 2012
Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa
M1 = Mean sampel kelompok eksperimen
M2 = Mean sampel kelompok control
N1 = Jumlah anggota sampel kelompok eksperimen
N2 = Jumlah anggota sampel kelompok control
S12 = Variansi sampel kelompok eksperimen
S12 = Variansi sampel kelompok control
Setelah t hitung diperoleh, kemudian dibandingkan dengan t table. a. Jika t hitung > t table, maka H0 ditolak dan H1 diterima.
b. Jika t hitung ≤ t table, maka H1 ditolak dan H0 diterima.
d. Analisa Data Indeks Gain
Teknik anlisis data untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dalam penelitian ini menggunakan normalized gain, sebagaimana yang diungkapkan oleh Hake (1998:2) bahwa dengan mendapatkan nilai rata-rata gain yang ternormalisir maka secara kasar akan dapat mengukur efektifitas suatu pembelajaran dalam pemahaman konseptual. Nilai g dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
< g > =
Keterangan :
< g > = Nilai normalized gain.
Postscore = Persentase nilai postes.
(31)
Heri Wiharja, 2012
Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa
Setelah nilai <g> telah didapat dan dirata-ratakan, langkah selanjutnya adalah menginterpretasikan nilai tersebut kedalam kriteria berikut :
Tabel 3.5 Interpretasi Nilai Normalized Gain
Nilai < g > Interpretasi
g > 0,7 Tinggi
0,3 < g ≤ 0,70 Sedang
g ≤ 0,3 Rendah
Hake (1998:2)
2. Pengolahan Data Kualitatif
Pengolah data kualitatif ini mengolah beberapa hasil data sebagai berikut : a. Pengolahan Data Hasil Observasi
Format isian pada lembar observasi berupa pilihan “ya” dan “tidak”. “Ya” jika objek pengamatan tampak selama proses mengajar, “tidak” jika objek pengamatan tidak tampak. “Ya” diinterpretasikan
dengan angka 1 dan “tidak” dengan angka 0. Rumus yang digunakan untuk mencari persentase keterlaksanaan aktivitas tiap pertemuan adalah: Persentase =
x 100%
Interpretasi mengenai persentase hasil observasi dikelompokkan berdasarkan skala lima menurut Suherman (dalam Firdaus, 2009:47) seperti pada tabel berikut:
Tabel 3.6 Kategori Persentase Observasi
Persentase Kategori
(32)
Heri Wiharja, 2012
Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa
75% - 90% Baik
55% - 75% Cukup
40% - 55% Kurang
<40% Sangat Kurang
b. Pengolaha Data Hasil Angket
Untuk mengolah data hasil angket dilakukan dengan skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Skala Likert disusun dalam bentuk suatu pernyataan dan diikuti oleh beberapa respon yang menunjukkan tingkatan seperti :
SS = Sangat Setuju S = Setuju
TS = Tidak Setuju
(33)
Heri Wiharja, 2012
Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara
Bachtiar, Harsa w. (2008). Media Pendidikan. Jakarta: Pustekom Dikbud Budiningsih, Asri. (2005). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:Rineka Cipta Dimyati dan Mudjiono. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Dimyati dan Mudjiono. (2005). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Ismihyani (2000). Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Pendekatan Pembelajaran
Teknik Jigsaw. Bandung: UPI
Jacob, C., Sumiaty, E., Puspita, E., Deddy, E. (2005). Pengembangan Model
CORE dalam Pembelajaran Logika dengan Pendekatan Reciprocal Teaching Bagi Siswa SMA Negeri9 Bandung dan SMA Negeri 1 Lembang.
Laporan Piloting. FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan
Lismayanti, Siska. (2008).Perbandingan Kompetensi Strategis Antara Siswa SMP
yang Memperoleh Pembelajaran Matematika Melalui Model ‘CORE’.
Marselia, Maya (2012). Pembuatan Media Pembelajaran Berbasis Film Animasi
Kartun Pada Pengenalan Perangkat Keras Komputer Dalam
Pembelajaran Tik Di Kelas VII. Skripsi FPMIPA UPI Bandung: tidak
diterbitkan.
Maulana. (2002). Alternatif Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan
Media Komik untuk Meningkatkan Motivasi Belajardan Prestasi Belajar.
Skripsi FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.
(34)
Heri Wiharja, 2012
Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa
Novianti, Rindu Rinjani. (2009). Pengaruh Model Pembelajaran Core Pada Mata
Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Terhadap Ketuntasan Belajar Siswa :Suatu Penelitian Eksperimen Terhadap Siswa Kelas Viii Smp Negeri 3 Bandung. Skripsi FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Panggabean, Luhut P. (2001). Statistika Dasar. Bandung : Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI
Sagala, S. (2005). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta
Sax, G (1980). Principles of Educational and Psychological Measurement and
Evaluation. Second Editing. California: University of Washington
Sherwood, Arthur Lloyd. (2004). Problem-Based Learning in Management Education: A Framework for Designing Context. Indiana State
University: Sagepub.com
Sudjana, Nana.(2005). Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung : Rosda Karya
Sudjana, Nana. (2009). Media Pengajaran. Bandung :Sinar Baru Aglesindo
Sugiyono. (2010). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
Suherman, Eman. (2003). Evaluasi Pembelajaran Matematika. Bandung: Jurusan Pendidikan Matematika UPI
Taufiq (2008). The Aplication Of Reciprocal Learning On Physics To Improve
Self_Regulated Learning Of The 11th Grade Students Of Sma Negeri 11.
PROCEEDING The Second International Seminar on Science Education Tresnawati, Yuyun. (2006). Penerapan Model CORE dengan Pendekatan
Keterampilan Meta kognitif pada Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis SMA. Skripsi FPMIPA UPI
(35)
Heri Wiharja, 2012
Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa
Triyanto. (2007). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher
_______________(2002) Tersedia [Online]
http://www.geocities.com/guruvalah/psikologibelajar.pdf (20 Maret 2012) _______________(2008) Tersedia [Online]
http://surimansmansa.wordpress.com/2008/05/08/pemanfaatan-teknologi-informasi-untuk-meningkatkan-mutu-pembelajaran.html (20 Juli 2012) _______________(2010) Tersedia [Online]
http://robby01343.wordpress.com/2010/04/14/formulasi-excel-standar-deviasi/ (5 September 2012)
_______________(2010) Tersedia [Online]
http://komunitasarie.blogspot.com/2010/02/uji-normalitas-dengan-kai-kuadrat.html (5 September 2012)
(1)
Heri Wiharja, 2012
Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa
M1 = Mean sampel kelompok eksperimen
M2 = Mean sampel kelompok control
N1 = Jumlah anggota sampel kelompok eksperimen
N2 = Jumlah anggota sampel kelompok control
S12 = Variansi sampel kelompok eksperimen
S12 = Variansi sampel kelompok control
Setelah t hitung diperoleh, kemudian dibandingkan dengan t table.
a. Jika t hitung > t table, maka H0 ditolak dan H1 diterima.
b. Jika t hitung ≤ t table, maka H1 ditolak dan H0 diterima.
d. Analisa Data Indeks Gain
Teknik anlisis data untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
dalam penelitian ini menggunakan normalized gain, sebagaimana yang
diungkapkan oleh Hake (1998:2) bahwa dengan mendapatkan nilai
rata-rata gain yang ternormalisir maka secara kasar akan dapat mengukur
efektifitas suatu pembelajaran dalam pemahaman konseptual. Nilai g dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut :
< g > =
Keterangan :
< g > = Nilai normalized gain.
Postscore = Persentase nilai postes. Prescore = Persentase nilai pretes.
(2)
Heri Wiharja, 2012
Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa
Setelah nilai <g> telah didapat dan dirata-ratakan, langkah
selanjutnya adalah menginterpretasikan nilai tersebut kedalam kriteria
berikut :
Tabel 3.5 Interpretasi Nilai Normalized Gain
Nilai < g > Interpretasi
g > 0,7 Tinggi
0,3 < g ≤ 0,70 Sedang
g ≤ 0,3 Rendah
Hake (1998:2)
2. Pengolahan Data Kualitatif
Pengolah data kualitatif ini mengolah beberapa hasil data sebagai berikut :
a. Pengolahan Data Hasil Observasi
Format isian pada lembar observasi berupa pilihan “ya” dan “tidak”. “Ya” jika objek pengamatan tampak selama proses mengajar, “tidak” jika objek pengamatan tidak tampak. “Ya” diinterpretasikan dengan angka 1 dan “tidak” dengan angka 0. Rumus yang digunakan untuk mencari persentase keterlaksanaan aktivitas tiap pertemuan adalah:
Persentase =
x 100%
Interpretasi mengenai persentase hasil observasi dikelompokkan
berdasarkan skala lima menurut Suherman (dalam Firdaus, 2009:47)
seperti pada tabel berikut:
Tabel 3.6 Kategori Persentase Observasi
Persentase Kategori
(3)
Heri Wiharja, 2012
Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa
75% - 90% Baik
55% - 75% Cukup
40% - 55% Kurang
<40% Sangat Kurang
b. Pengolaha Data Hasil Angket
Untuk mengolah data hasil angket dilakukan dengan skala Likert.
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam
penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan telah ditetapkan secara
spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian.
Skala Likert disusun dalam bentuk suatu pernyataan dan diikuti
oleh beberapa respon yang menunjukkan tingkatan seperti :
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
TS = Tidak Setuju
(4)
Heri Wiharja, 2012
Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara
Bachtiar, Harsa w. (2008). Media Pendidikan. Jakarta: Pustekom Dikbud
Budiningsih, Asri. (2005). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:Rineka Cipta
Dimyati dan Mudjiono. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Dimyati dan Mudjiono. (2005). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Ismihyani (2000). Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Pendekatan Pembelajaran Teknik Jigsaw. Bandung: UPI
Jacob, C., Sumiaty, E., Puspita, E., Deddy, E. (2005). Pengembangan Model CORE dalam Pembelajaran Logika dengan Pendekatan Reciprocal Teaching Bagi Siswa SMA Negeri9 Bandung dan SMA Negeri 1 Lembang. Laporan Piloting. FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan
Lismayanti, Siska. (2008).Perbandingan Kompetensi Strategis Antara Siswa SMP
yang Memperoleh Pembelajaran Matematika Melalui Model ‘CORE’.
Marselia, Maya (2012). Pembuatan Media Pembelajaran Berbasis Film Animasi Kartun Pada Pengenalan Perangkat Keras Komputer Dalam Pembelajaran Tik Di Kelas VII. Skripsi FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Maulana. (2002). Alternatif Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Media Komik untuk Meningkatkan Motivasi Belajardan Prestasi Belajar. Skripsi FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.
(5)
Heri Wiharja, 2012
Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa
Novianti, Rindu Rinjani. (2009). Pengaruh Model Pembelajaran Core Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Terhadap Ketuntasan Belajar Siswa :Suatu Penelitian Eksperimen Terhadap Siswa Kelas Viii Smp Negeri 3 Bandung. Skripsi FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan. Panggabean, Luhut P. (2001). Statistika Dasar. Bandung : Jurusan Pendidikan
Fisika FPMIPA UPI
Sagala, S. (2005). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta
Sax, G (1980). Principles of Educational and Psychological Measurement and Evaluation. Second Editing. California: University of Washington
Sherwood, Arthur Lloyd. (2004). Problem-Based Learning in Management Education: A Framework for Designing Context. Indiana State University: Sagepub.com
Sudjana, Nana.(2005). Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung : Rosda Karya
Sudjana, Nana. (2009). Media Pengajaran. Bandung :Sinar Baru Aglesindo
Sugiyono. (2010). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
Suherman, Eman. (2003). Evaluasi Pembelajaran Matematika. Bandung: Jurusan Pendidikan Matematika UPI
Taufiq (2008). The Aplication Of Reciprocal Learning On Physics To Improve Self_Regulated Learning Of The 11th Grade Students Of Sma Negeri 11. PROCEEDING The Second International Seminar on Science Education
Tresnawati, Yuyun. (2006). Penerapan Model CORE dengan Pendekatan Keterampilan Meta kognitif pada Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis SMA. Skripsi FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan
(6)
Heri Wiharja, 2012
Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa
Triyanto. (2007). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher
_______________(2002) Tersedia [Online]
http://www.geocities.com/guruvalah/psikologibelajar.pdf (20 Maret 2012)
_______________(2008) Tersedia [Online]
http://surimansmansa.wordpress.com/2008/05/08/pemanfaatan-teknologi-informasi-untuk-meningkatkan-mutu-pembelajaran.html (20 Juli 2012)
_______________(2010) Tersedia [Online]
http://robby01343.wordpress.com/2010/04/14/formulasi-excel-standar-deviasi/ (5 September 2012)
_______________(2010) Tersedia [Online]
http://komunitasarie.blogspot.com/2010/02/uji-normalitas-dengan-kai-kuadrat.html (5 September 2012)