8. Bearing bantalan
Bantalan merupakan salah satu bagian dari elemen mesin yang memegang peranan penting karena fungsi dari bantalan yaitu untuk
menumpu sebuah poros, agar poros dapat berputar tanpa mengalami gesekan yang berlebihan. Bantalan harus kuat untuk
memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya bekerja dengan baik.
3.6 Proses Pengolahan Pulp
Proses produksi dilakukan melalui beberapa tahapan pengolahan pengolahan, seperti yang diuraikan berikut ini.
1. Wood storage
Wood storage ini merupakan tempat penyimpanan gelondongan kayu di tempat terbuka dan berlokasi diunit persiapan kayu.
2. Loading deck
Loading deck merupakan alat digunakan sebagai material handling menuju slasher deck, dengan tujuan supaya gelondongan kayu tidak
mengalami over load. 3.
Slasher deck
Universitas Sumatera utara
Slasher deck juga merupakan material handling dari loading deck menuju chain inti drum, dengan tujuan memisahkan gelondongan kayu
dari lumpur dan tanah.
4. Chain inti drum
Chain inti drum disini hanya berfungsi senagai tempat berkumpulnya kayu yang bergerak dari slasher deck .
5. Debarking drum
Debarking drum merupakan alat yang berfungsi untuk memisahkan serat kayu dn kulitnya, karena akan mempersulit dalam proses
pembuatan pulp. 6.
Washing station Melalui drum orbit chain yang terus bergerak, kayu dicuci dengan
cara menyemprotkan air dari atas . 7.
Infeed chute infeed belt Infeed chute merupakan material handling kayu dari debarking drum
menuju mesin chipper. Pada infeed chute terdapat metal detector yang berfungsi untuk mengetahui benda-benda yang terikut pada kayu.
8. Chipping
Tahap selanjutnya kayu akan bergerak ke bagian pemotongan melalui chain conveyor. Penyerpihan dilakukan untuk menhasilkan spesifikasi
untuk ukuran kayu yang nantinya dapat mempermudah proses
Universitas Sumatera utara
pemasakan pulp dan penyerapan bahan kimia pada kayu dapat terjadi secara merata. Alat penyerpihan ini disebut chipper, dimana jumlah
mata pisau 10 buah, ukuran pisau panjang 1000mm dan lebar 152mm, dengan kecepatan potong 2500rpm.
9. Schreening
Pada bagian schreening serpihan kayu atau chip tersebut disaring, dimana saringan disini memiliki tiga tingkatan lapisan penyaringan,
yaitu : A.
Lapisan 1 : Untuk memisahkan chip yang oversize ukuran lebih besar 35mm
B. Lapisan 2 : Untuk bagian chip yang memenuhi syarat ukuran
5mm-35mm C.
Lapisan 3 : Untuk memisahkan abu chip yang berukuran dibawah 5mm
10. Timbangan chip
Chip yang berada di belt conveyor akan melewati timbangan chip, untuk menimbang dan mengukur ketebalan chip yang lewat. Alat
untuk mengukur berat dan tebal chip adalah wheigtometer dan gamma ray yang telah dipasang pada belt conveyor.
11. Bark storage
Merupakan tempat penimbunan kulit kayu, debu kayu, atau serbuk kayu yang akan digunakan sebagai bahan bakar boiler.
Universitas Sumatera utara
12. Chip filling pengisian chip
Proses pengisian dimulai dengan pengangkutan serpihan kayu dari storage dengan menggunakan long arm ke tunnel. Kemudian dari
tunnel chip dibawa oleh belt conveyor dan dimasukkan ke digester oleh shutthel conveyor.
13. Liquor filling
Tahapan ini merupakan tahap pemasukan cairan pemasak yaitu white liquor dan black liquor.
14. Kraft ramping
Merupakan proses yang bertujuan untuk menaikkan temperatur di dalam digester dengan menggunakan panas yang berasal dari black
liquor, temperatur yang harus dicapai dalam proses ini adalah minimum 165
ͦ C, proses ini berjalan selama ± 105 menit. 15.
Kraft cook Disebut juga sebagai masa pemasakan chip-chip kayu. Proses ini
biasanya berlangsung selama ±90 menit, temperatur yang sudah mencapai ketentuan akan menghasilkan uap panas. Uap panas ini yang
akan meratakan pemasakan chip-chip tersebut menjadi bubur kayu pulp.
16. Blowing
Setelah bubur pulp masak secara merata, maka bubur pulp dialirkan ke dalam blow tank yang berjumlah 2 buah dengan kapasitas 600m³.
17. Washing dan Schreening
Universitas Sumatera utara
Proses pencucian dilakukan sebanyak 4 x tahapan dengan menggunakan empat buah drum pencuci
18. Bleaching
Tahap pemutihan bleaching merupakan proses selanjutnya dari tahapan pembuatan pulp. Setelah melewati proses pencucian sebanyak
empat tahap bubur pulp masih berwarna coklat. 19.
Pulp machine Pulp machine merupakan merupakan proses produksi tahap akhir dari
proses pembuatan pulp. Fungsi utamanya adalah untuk mengurangi kadar air sebanyak dan seefisien mungkin tanpa merusak struktur
serat.
Universitas Sumatera utara
BAB IV TEMUAN MASALAH PADA ROTATING EQUIPMENT
4.1 Data Kerusakan
Rotating Equipment
Data kerusakan yang terjadi pada rotating equipment ini didapat dari hasil wawancara terhadap operator dan bagian maintenance PT. Toba Pulp Lestari,
Tbk. Adapun kerusakan yang sering timbul pada alat-alat rotating equipment adalah sebagai berikut :
1. Debarking drum
Debarking drum merupakan alat yang berfungsi untuk memisahkan kayu serat dari kulitnya, karena akan mempersulit pembuatan pulp dan
menyebabkan bintik hitam pada pulp yang dihasilkan. Adapun temuan masalah yang pernah terjadi pada debarking drum, terjadinya
penipisan pada dinding-dinding debarking drum yang diakibatkan oleh gesekan yang terjadi sewaktu memutar kayu atau mengupas kulit kayu.
Dengan spesifikasi debarking drum sebagai berikut : Drum cylinder : θ
5,6 x 33m Inklinasi
: 0,570 Kapasitas
: 22 m³jam Motor power drive unit : 500kW
Motor sliding gate :2,45kW ;n=2995 rpm
Cos φ : 0,8
Universitas Sumatera utara