Macam-Macam Poros Torsi Momen Kutub Inersia

4.4 Analisa Poros Turbin

Poros pada dasarnya bekerja pada putaran yang tinggi dan berlangsug secara kontiniu, dengan demikian porositas akan sangat berpengaruh terhadap performance dari mesin dalam mentransmisikan daya dan putaran. Poros pada dasarnya ditentukan sesuai dengan kondisi kerja pada keadaan tertentu, bekerjanya poros yang akan digunakan maka aka nada situasai kritis dimana pada kondisi kerja poros, poros berputar pada putaran penuh, atau pada kondisi maksimum atau kondisi puncak. Gambar 4.10 Porositas Dengan sistem 2 penumpu

4.4.1 Macam-Macam Poros

Poros berperan meneruskan daya bersama-sama dengan putaran. Umumnya poros meneruskan daya melalui sabuk, roda gigi dan rantai dengan, dengan demikian poros menerima beban puntir dan lentur. Putaran poros biasa ditumpu oleh satu atau lebih bantalan untuk meredam gesekan yang ditimbulkan. Ada beberapa jenis poros, diantaranya yaitu : Universitas Sumatera utara 1. Poros Transmisi Poros transmisi mendapat beban puntir murni atau beban puntir dan lentur. Poros transmisi berfungsi untuk meneruskan daya dari salah satu elemen ke elemen yang lain melalui kopling. 2. Spindel Spindel merupakan poros transmisi yang relatif pendek, seperti poros utama pada mesin perkakas dimana beban utamanya berupa puntiran. Syarat yang harus dipenuhi oleh poros ini adalah deformasinya harus kecil dan bentuk serta ukurannya harus teliti. 3. Poros Gandar Poros gandar dipasang pada roda-roda kereta api barang, sehingga tidak mendapat beban puntir, terkadang poros gandar juga tidak boleh berputar. Gandar hanya mendapat beban lentur, kecuali jika digerakkan oleh penggerak mula yang memungkinkan mengalami beban puntir.

4.4.2 Hal-Hal Penting Dalam Perencanaan Poros

Dalam merencanakan suatu sistem porositas yang baik agar terhindar dari tegangan geser yang berlebih yang dapat mengakibatkan terjadinya getaran yang tinggi akibat dari tingginya nilai tegangan geser sehingga mendekati nilai tegangan geser ijin dari bahan yang dipakai. Universitas Sumatera utara

1. Kekuatan Poros

Suatu poros transmisi dapat mengalami beban puntir dan lentur atau gabungan antara puntir dan lentur seperti yang terjadi biasa pada poros transmisi. Juga pada poros yang mengalami beban tarik dan tekan pada saat bekerja untuk putaran puncak, Kelelahan, tumbukan atau pengaruh konsentrasi tegangan bila diameter poros diperkecil atau bertangga atau bila poros mempunyai pasak

2. Kekakuan Poros

Meskipun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup tetapi jika lenturan atau defleksi puntiranya terlalu besar akan mengakibatkan ketidak telitian atau getaran dan suara, karena itu disamping kekuatan poros maka kekakuan merupakan bagian paling penting untuk menentukan untuk menghindari terjadinya getaran ataupun kebisingan atau noise.

3. Putaran Kritis

Bila putaran suatu mesin dinaikkan maka pada suatu harga putaran tertentu dapat terjadi getaran yang tinggi. Putaran ini disebut dengan putaran kritis, hal ini dapat terjadi pada turbin. Bila kecepatan putar suatu mesin dinaikan, maka pada harga putaran tertentu dapat terjadi getaran yang luar biasa besarnya. Putaran ini dinamakan putaran kritis. Hal semacam ini dapat terjadi pada turbin, motor torak, motor listrik yang dapat mengakibatkan kerusakan pada poros dan bagian-bagian lainnya.jika memungkinkan, maka poros harus direncanakan sedemikian rupa, sehingga kerjanya menjadi lebih rendah daripada putaran kritisnya. Universitas Sumatera utara

4. Korosi

Penggunaan poros propeler pada pompa harus memilih bahan-bahan yang tahan korosi termasuk plastik, karena akan terjadi kontak langsung dengan fluida yang bersifat korosif. Hal tersebut juga berlaku untuk poros-poros yang terancam kavitasi dan poros pada mesin-mesin yang berhenti lama. Usaha perlindungan dari korosi dapat pula dilakukan akan tetapi sampai batas-batas tertentu saja.

5. Bahan Poros

Poros pada mesin umumnya terbuat dari baja batang yang ditarik dingin dan difinis. Meskipun demikian, bahan tersebut kelurusannya agak kurang tetap dan dapat mengalami deformasi karena tegangan yang kurang seimbang misalnya jika diberi alur pasak, karena ada tegangan sisa dalam terasnya. Akan tetapi, penarikan dingin juga dapat membuat permukaannya menjadi keras dan kekuatannya bertambah besar. Poros-poros yang dipakai untuk meneruskan putaran tinggi dan beban berat umumnya dibuat dari baja paduan dengan pengerasan kulit yang sangat tahan terhadap keausan. Beberapa bahan yang dimaksud di antaranya adalah baja khrom, nikel, baja khrom nikel molibdem, dan lain-lain. Sekalipun demikian, pemakaian baja paduan khusus tidak selalu dianjurkan jika alasanya hanya untuk putaran tinggi dan beban berat saja. Hal ini perlu dipertimbangkan dalam penggunaan baja karbon yang diberi perlakuan panas secara tepat untuk memperoleh kekuatan yang diperlukan. Universitas Sumatera utara

4.5 Rumus Perhitungan Poros

Perencanaan poros harus menggunakan perhitungan sesuai dengan yang telah ditetapkan. Perhitungan tersebut antara lain mengenai; daya rencana, tegangan geser, dan tegangan geser maksimum. Berikut ini adalah perhitungan dalam perencanaan poros Sularso, 2004. 1. Daya rencana : P fc P d . = Dengan : d P = Daya rencana HP fc = Faktor koreksi P = Daya nominal output dari motor penggerak HP T = 9,74.10 5 1 n Pd Dengan : T = Momen puntir N.mm n 1 = putaran motor penggerak rpm 2. Tegangan Geser : 2 1 S f S f B a + = σ τ Maka diameter poros untuk beban puntir dan lentur : d 3 1 2 2 . . 1 , 5       + ≥ T K t M k a m s τ Universitas Sumatera utara Dengan : d s = Diameter poros mm a τ = Tegangan geser kgmm 3 k m = Faktor korelasi k t = Faktor koreksi 3. Tegangan Geser Maksimum : 2 3 max . . 1 , 5 T K M k d t m s + = τ Dimana : Ʈ max = tegangan geser maksimun d s = diameter poros k m = factor korelasi M = momen K t = factor koreksi T = Torsi Universitas Sumatera utara Tabel 4.10 Baja Paduan Untuk Bahan Porositas Standar Poros Simbol Kekuatan Tarik kgmm 2 Baja khrom nikel JIS G 4102 SNC 2 SNC 3 SNC 21 SNC 22 85 95 80 100 Baja khrom nikel molibden JIS G 4103 SNCM 1 SNCM 2 SNCM 7 SNCM 8 SNCM 22 SNCM 23 SNCM 2 85 95 100 105 90 100 120 Baja khrom JIS G 4104 SCr 3 SCr 4 SCr 5 SCr 21 SCr 22 90 95 100 80 85 Universitas Sumatera utara Baja Khrom Molibden JIS G 4105 SCM 2 SCm 3 SCM 4 SCM 5 SCM 21 SCm 22 SCM 23 85 95 100 105 85 95 100 Sumber ; Dasar Perencanaan Dan Pemilihan Elemen Mesin, by Ir.Sularso, MSME Pada table diatas terdapat nilai nilai dari kekuatan tarik dari material yang digunakan untuk poros pada kondisi tertentu yaitu pada material dimana dapat ditentukan nilai putaran maksimum sehingga dengan demikian diameter minimum untuk putaran tersebut pada material tertentu dapat ditentukan, dengan demikian untuk hal yang berlainan pada putaran kritis dapat ditentukan nilai getaran yang terjadi dan kebisinganya, secara garis besar analisa yang dilakukan ini meliputi perhitungan nilai. Pada analisa ini dilakukan perhitungan nilai tegangan geser pada putaran puncak yang akan disesuaikan dengan batas nilai tegangan geser ijin dari bahan tersebut. Untuk melakukan analisa maka akan beperlukan nilai dari factor koreksi yang akan digunakan pada sistem porositas. Universitas Sumatera utara Table 4.11 Faktor Koreksi Porositas Daya Yang Ditransmisikan Fc Faktor Koreksi Daya Rata Rata Daya Maksimum Daya Normal 1,2-2,0 0,8-1,2 1,0-1,5 Sumber ; Dasar Perencanaan Dan Pemilihan Elemen Mesin, by Ir.Sularso, MSME Dengan demikian akan diperoleh nilai dari tegangan geser maksimum untuk variasi nilai daya yang digunakan dalam perhitungan nilai getaran dalam menganalisa terhadap titik dimana nilai tersebut kritis dalam hubunganya terhadap geratan yang dapat dilihat pada nilai yang mendekati dengan nilai getaran ijin bahan untuk bahan yang digunakan.

4.6 Data-Data Poros Turbin

Gambar 4.11 Turbin Uap Reaksi Universitas Sumatera utara Tabel 4.12 Data Poros Turbin Diameter 280 mm Panjang 3700 mm Putaran 3000 rpm Daya 53800 kW Material Baja khrom nikel molibdden 105 kgmm 2 Pada langkah pengerjaan analisa ini dilakukan dengan menghitung nilai torsi atau momen puntiran pada kondisi puncak atau maksimum, Kemudian melakukan perhitungan terhadap nilai tegangan geser dari nilai diameter pada poros, selanjutnya menghitung tegangan geser ijin dari nilai tegangan tarik bahan yang digunakan, dan menghitung perbandingan terhadap hasil tegangan atas putaran kritis dan batas ijin yang digunakan pada material poros. 1. Menentukan momen torsi 2. Menentukan factor koreksi dan keamanan 3. Menghitung nilai tegangan geser 4. Membandingkan tegangan geser yang terjadi dengan tegangan geser ijin dari bahan. Dengan demikian maka akan diperoleh hasil yang dapat dijadikan sebagai acuan bahwa akan terjadi getaran yang tinggi pada saat kondisi putaran puncak atau pada saat putaran maksimum yang akan berakibat terjadinya geseran yang membahayakan bagi porositas dan kinerjanya. Universitas Sumatera utara

4.6.1 Torsi

Suatu batang dijepit dengan kuat pada salah satu ujungnya dan ujung yang lainnya diputar dengan suatu torsi momen puntir, twisting moment T = Fd yang bekerja pada bidang tegak lurus sumbu batang seperti terlihat pada Gb. 4-12. Batang tersebut dikatakan dalam kondisi torsi. T adalah torsi Nm, F adalah gaya N dan d adalah diameter lengan putar m. Alternatif lain untuk menyatakan adanya torsi adalah dengan dua tanda vektor dengan arah sejajar sumbu batang. Gambar 4.12 Momen Torsi

4.6.2 Momen Kutub Inersia

Untuk suatu batang bulat berlobang pipa dengan diameter luar D o dan diameter dalam D i , momen kutub inersia polar moment of inertia penampang melintang luasnya, biasanya dinotasikan dengan J, diberikan dengan: 32 4 4 i o D D J − = π Momen kutub inersia untuk batang bulat tanpa lubang batang pejal dapat diperoleh dengan memberi nilai D i = 0. Kuantitas dari J merupakan sifat matematis dari geometri penampang melintang yang muncul dalam kajian tegangan pada batang atau poros bulat yang dikenai torsi. d T F F Universitas Sumatera utara

4.6.3 Torsi Tegangan Geser