Faktor-faktor yang Memengaruhi Perilaku

practice kesehatan. Praktik atau tindakan dapat dibedakan menjadi tiga tingkatan menurut kwalitasnya, yakni : 1. Praktik terpimpin guided response Apabila suatu subjek atau seseorang telah melakukan sesuatu tapi masih tergantung pada tuntunan atau menggunakan panduan. 2. Praktik secara mekanisme mechanism Apabila subjek atau seseorang telah melakukan atau mempraktikan sesuatu hal secara otomatis, maka disebut praktik atau tindakan mekanis. 3. Adopsi adoption Adopsi adalah suatu tindakan atau praktik yang sudah berkembang. Artinya, apa yang dilakukan tidak sekedar rutinitas atau mekanisme saja, tetapi sudah dilakukan modifikasi, atau tindakan atau perilaku yang berkualitas. Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara tidak langsung, yaitu dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, hari,atau bulan yang lalu recall. Pengkuran juga dapat dilakukan secara langsung, yakni dengan mengobservasi tindakan atau kegiatan responden Notoatmodjo, 2003.

2.1.3. Faktor-faktor yang Memengaruhi Perilaku

Menurut Green bahwa faktor perilaku sendiri ditentukan oleh 3 faktor utama, yaitu : Universitas Sumatera Utara 1. Faktor-faktor predisposisi predisposing factors, adalah faktor yang mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai, tradisi, dan sebagainya. 2. Faktor-faktor pemungkin enabling factors, adalah faktor-faktor yang memungkinkan atau memfasilitasi perilaku atau tindakan. 3. Faktor-faktor penguat reinforcing factors, adalah faktor-faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku Teori WHO dalam Notoadmodjo 2003 menjelaskan 4 alasan pokok mengapa seseorang berperilaku, yaitu: 1. Pemikiran dan perasaan thoughts and feeling Hasil pemikiran dan perasaan seseorang, atau lebih tepat diartikan pertimbangan pribadi terhadap objek atau stimulus, merupakan modal awal untuk bertindak atau berperilaku. Seseorang yang merokok, akan mempertimbangkan untung rugi dan manfaatnya. 2. Adanya acuan atau referensi dari seseorang atau pribadi yang dipercayai personal references Di dalam masyarakat, dimana sikap paternalistik masih kuat, maka perubahan perilaku masyarakat tergantung dari perilaku acuan referensi yang pada umumnya adalah para tokoh masyarakat setempat. Pada keluarga biasanya ayah, ibu atau saudara kandung yang lebih tua. Seseorang yang merokok biasanya melihat orang dilikingkungannya merokok. Universitas Sumatera Utara 3. Sumberdaya recources Faktor ini merupakan pendukung terjadinya perilaku seseorang atau masyarakat. Jika dibandingkan dengan teori Green, sumber daya termasuk faktor enabling. Seseorang akan merokok bila memiliki dana untuk memperoleh rokok. 4. Sosiobudaya culture Perilaku normal, kebiasaan, nilai-nilai, dan penggunaan sumber-sumber di dalam suatu masyarakat akan menghasilkan suatu pola hidup way of life yang pada umumnya disebut kebudayaan. Kebudayaan ini terbentuk dalam waktu yang lama sebagai akibat dari kehidupan suatu masyarakat bersama. Sosio budaya setempat sangat berpengaruh terhadap terbentuknya perilaku seseorang. Hal ini sangat berpengaruh di dalam keluarga. Sebab keluarga merupakan ruang lingkup sosial budaya yang paling kecil. Teori Shenandu B Kar dalam Notoatmodjo 2010 menyatakan bahwa terdapat 5 determinan perilaku yaitu: 1. Adanya Niat intention seseorang untuk bertindak sehubungan dengan objek atau stimulus di luar dirinya. 2. Adanya dukungan dari masyarakat sekitarnya social support di dalam kehidupan seseorang di masyarakat, perilaku orang tersebut cenderung memerlukan legitimasi dari masyarakat sekitarnya. Apabila perilaku tersebut bertentangan atau tidak memperoleh dukungan dari masyarakat. Maka ia akan merasa kurang atau tidak nyaman dengan perilaku tersebut. Universitas Sumatera Utara 3. Terjangkaunya informasi accessibility of information adalah tersedianya informasi- informasi terkait dengan tindakn yang akan di ambil oleh seseorang 4. Adanya otonomi atas kebebasan pribadi personal outonomy untuk mengambil keputusan 5. Adanya kondisi dan situasi yang memungkinkan action situation artinya ada kondisi serta kemampuan yang memungkinkan untuk bertindak.

2.1.4. Teori Belajar Sosial

Dokumen yang terkait

Gambaran Karakteristik dan Sosial Budaya Keluarga Tentang PerilakuMerokok Siswa Laki-Laki SMA Negeri 1 Bukit Kabupaten Bener Meriah Aceh Pada Tahun 2015

0 61 131

Pengaruh Iklan Media Luar Ruang Terhadap Perilaku Merokok Siswa di SMA Negeri 2 Medan Tahun 2012

41 154 111

Gambaran Perilaku Merokok Siswa Laki-laki SMA Dharma Pancasila Medan Tahun 2011

3 30 86

Gambaran Sikap Dan Perilaku Seksual Pranikah Pada Remaja Di Smk Nusantara Ciputat Tangerang Selatan Tahun 2013

0 8 91

GAMBARAN PERILAKU MEROKOK DAN PERILAKU MENGKONSUMSI ALKOHOL PADA REMAJA Gambaran Perilaku Merokok Dan Perilaku Mengkonsumsi Alkohol Pada Remaja Di Sma Negeri 5 Surakarta.

0 6 23

GAMBARAN PERILAKU MEROKOK DAN PERILAKU MENGKONSUMSI ALKOHOL PADA REMAJA Gambaran Perilaku Merokok Dan Perilaku Mengkonsumsi Alkohol Pada Remaja Di Sma Negeri 5 Surakarta.

0 2 15

GAMBARAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWI Gambaran Perilaku Merokok Pada Siswi SMA Negeri 3 Sukoharjo.

0 6 17

KEMAMPUAN MENEMUKAN IDE POKOK PARAGRAF BERBAGAI JENIS WACANA DALAM NASKAH SOAL UN OLEH SISWA KELAS X SMA SATRIA NUSANTARA BINJAI TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

3 7 21

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perilaku 2.1.1. Pengertian Perilaku - Gambaran Karakteristik dan Sosial Budaya Keluarga Tentang PerilakuMerokok Siswa Laki-Laki SMA Negeri 1 Bukit Kabupaten Bener Meriah Aceh Pada Tahun 2015

0 0 32

GAMBARAN KARAKTERISTIK DAN SOSIAL BUDAYA KELUARGA TENTANG PERILAKU MEROKOK SISWA LAKI-LAKI SMA NEGERI 1 BUKIT KABUPATEN BENER MERIAH ACEH PADA TAHUN 2015 SKRIPSI

0 0 14