124
a. Aktivitas guru
Piaget dalam Trianto 2007: 15, menjelaskan bahwa setiap individu pada saat tumbuh mengalami empat tingkat perkembangan
kognitif. Siswa kelas 2 merupakan siswa yang sebagian besar berumur 7 tahun. Sehingga siswa kelas 2 termasuk dalam tingkatan
preoperasional yaitu mempunyai tugas perkembangan kemampuan berpikir logis dan melakukan sesuatu secara bolak-balik, dengan ciri
berpikir yang tidak terpusat decentered, mulai kurang egosentrik, dan tidak dapat berpikir abstrak. Hal tersebut telah terbukti dalam penelitian
ini ketika peneliti menyelesaikan permasalahan di dalam kelas pada siswa kelas 2 menggunakan acuan dari tingkatan perkembangan
kognitif piaget tersebut. Sesuai dengan tingkat perkembangan siswa kelas 2, guru
menggunakan suatu metode yang inovatif, yaitu menggunakan metode demonstrasi berbasis ICT. Melalui metode itu siswa senang dan
aktivitas meningkat serta hasil belajar berubah sesuai tujuan yang diharapkan. Jadi, peneliti sejalan dengan piaget bahwa dalam mengajar
siswa, guru harus memperhatikan tingkat perkembangan dari piaget tersebut, karena hal tersebut dapat sebagai dasar keberhasilan dalam
mengajar. Sebab, tingkatan perkembangan itu memusatkan pada kebutuhan siswa dalam perkembangannya untuk mencapai kematangan.
Aktivitas guru meningkat ketika pembelajaran melalui media video kartun bahasa Jawa. Hal ini disebabkan oleh tambahan media ICT
125
yang ketika pelaksanaannya membutuhkan operasional yang lebih daripada sebelum siklus. Akan tetapi aktivitas guru mengalami
penurunan ketika pelaksanaan siklus 2. Rerata skor ketika siklus 1 mencapai 3,7 menurun pada siklus 2 menjadi 3,5. Bahkan ketika siklus
3 aktivitas guru masih stabil pada rerata skor 3,5. Walaupun mengalami penurunan ketika siklus 2, aktivitas guru sudah mencapai indikator
keberhasilan penelitian. Lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram di bawah ini,
Diagram 4.14. Rekapitulasi Skor Aktivitas Guru dari 3 Siklus b.
Aktivitas siswa
Aktivitas siswa ketika pembelajaran menggunakan video bahasa Jawa meningkat dibandingkan ketika prasiklus. Siswa yang ketika
dijelaskan bercanda sendiri berubah menjadi penuh perhatian. Siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru dari awal hingga
126
akhir pembelajaran. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor media video yang dipakai guru untuk mengajar. Siswa sangat senang ketika melihat
suatu video dengan bahasa yang dipakai adalah bahasa Jawa. Siswa tersenyum ketika melihat video kartun bahasa Jawa itu. Apalagi video
kartun itu merupakan film yang pernah dilihat siswa ketika melihat televise atau bisokop. Peningkatan aktivitas dapat dilihat pada diagram
dibawah ini,
Diagram 4.13. Perbandingan Hasil Pengamatan Siswa dari 3 Siklus
Peneliti sependapat dengan pandangan B. F. Skinner dalam Lapono, dkk 2008, bahwa belajar merupakan suatu proses atau
penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Skinner
127
berpendapat bahwa penguatan dalam belajar sangatlah penting. Penguatan tidak selalu berupa hal yang menggembirakan, tetapi dapat
terjadi sebaliknya. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan perubahan tingkah laku siswa ketika pembelajaran, yang mula-mula siswa lebih
banyak bercanda, ketika pembelajaran melalui metode demonstrasi berbasis ICT siswa lebih banyak diam dan memperhatikan video serta
penjelasan guru. Siswa termotivasi ketika guru memberikan penguatan secara verbal maupun non verbal. Sehingga siswa semangat dalam
pembelajaran.
c. Hasil belajar keterampilan menulis siswa