MINYAK BINTARO TINJAUAN PUSTAKA

4 berbentuk terompet dengan pangkal merah muda, dan benang sari berjumlah lima dan posisi bakal buah tinggi. Buah berbentuk telur dengan panjang 5 – 10 cm. buah bintaro yang masih muda berwarna hijau sementara buah yang sudah tua berwarna merah kehitaman. Biji bintaro berbentuk pipih, panjang, dan berwarna putih Chang et al. 2000. a b c d e Gambar 2. a akar, b batang, c daun, d bunga, dan e buah bintaro Pranowo 2010 Buah bintaro terdiri atas tiga lapisan Gambar 3, yaitu lapisan kulit terluar epikarp, lapisan serat seperti sabut kelapa mesokarp dan bagian biji yang dilapisi oleh kulit biji atau tista endokarp. Bagian mesokarp dapat diperas sebagai bahan biopestisida, sedangkan bijinya disamping untuk bahan biopestisida juga dapat diperah untuk menghasilkan minyak nabati sebagai bahan baku biodiesel Pranowo 2010. Gambar 3. a kulit epikarp b sabut mesokarp, dan c biji endokarp Pranowo 2010

2.2. MINYAK BINTARO

Lemak atau minyak merupakan trigliserida yang merupakan ester dari gliserol dan asam lemak rantai panjang. Minyak nabati terdapat dalam buah – buahan, kacang – kacangan, biji – bijian, akar tanaman, dan sayur – sayuran. Dalam jaringan hewan lemak terdapat di seluruh badan, tetapi jumlah terbanyak terdapat dalam jaringan adipose dan jaringan tulang sumsum. Sebagian besar minyak nabati berbentuk cair karena mengandung sejumlah asam lemak tidak jenuh yaitu asam oleat, linoleat, atau asam linolenat dengan titik cair rendah. Lemak dalam tanaman dibentuk dalam sel hidup, yang merupakan hasil serangkaian reaksi yang kompleks dalam proses metabolisme Ketaren 1986. Asam lemak bersama-sama dengan gliserol, merupakan penyusun utama minyak nabati atau lemak dan merupakan bahan baku untuk semua lipida pada makhluk hidup. Asam lemak tidak lain adalah asam alkanoat atau asam karboksilat berderajat tinggi rantai C lebih dari 6. Rumus molekulnya adalah : C n H 2n O 2 . 5 O R – C – OH atau R–COOH Gambar 4. Gugus fungsi asam lemak Ketaren 1986 Karena berguna dalam mengenal ciri-cirinya, asam lemak dibedakan menjadi asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh. Asam lemak jenuh hanya memiliki ikatan tunggal di antara atom-atom karbon penyusunnya, sementara asam lemak tak jenuh memiliki paling sedikit satu ikatan ganda di antara atom-atom karbon penyusunnya. Asam lemak merupakan asam lemah, dan dalam air terdisosiasi sebagian. Umumnya berfase cair atau padat pada suhu ruang 27 °C. Semakin panjang rantai C penyusunnya, semakin mudah membeku dan juga semakin sukar larut Anonim 2010. Asam lemak jenuh bersifat lebih stabil tidak mudah bereaksi daripada asam lemak tak jenuh. Ikatan ganda pada asam lemak tak jenuh mudah bereaksi dengan oksigen mudah teroksidasi. Keberadaan ikatan ganda pada asam lemak tak jenuh menjadikannya memiliki dua bentuk: cis dan trans. Semua asam lemak nabati alami hanya memiliki bentuk cis dilambangkan dengan Z. Asam lemak bentuk trans fatty acid, dilambangkan dengan E hanya diproduksi oleh sisa metabolisme hewan atau dibuat secara sintetis. Akibat polarisasi atom H, asam lemak cis memiliki rantai yang melengkung. Asam lemak trans karena atom H-nya berseberangan tidak mengalami efek polarisasi yang kuat dan rantainya tetap relatif lurus Anonim 2010. Menurut Edi 2011, biji Bintaro mengandung lemakminyak sebesar 46 - 64. Sementara itu, menurut Chang et al. 2000, biji bintaro mengandung minyak yang cukup banyak 54,33 dan berpotensi digunakan sebagai bahan baku biodiesel. Menurut Pranowo 2010, komposisi kulit, sabut, dan tista buah bintaro sebesar 94,76 persen dan komposisi biji adalah 5,24 persen biji basah atau hanya sebanyak 3,10 persen biji kering dari buah panen. Sementara itu, komposisi kimia minyak bintaro dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Komposisi asam lemak penyusun trigliserida minyak biji bintaro Asam Lemak Nama Sistematik Hasil Analisis Miristat Tetradekanoat 0,17 Palmitat Heksadekanoat 17,90 Stearat Oktadekanoat 4,38 Oleat cis-9-oktadekenoat 36,64 Linoleat cis-9,12-oktadekadienoat 23,44 Linolenat cis-9,12,15-oktadekatrienoat 2,37 Sumber : Endriana 2011 Minyak biji bintaro itu bisa memiliki daya bahan bakar selama 11,8 menit, sedangkan minyak tanah 5,6 menit dengan takaran 1 ml minyak biji bintaro dan minyak tanah. Itu menunjukkan bahwa minyak biji Bintaro memiliki daya bakar dua kali lebih lama dibandingkan minyak tanah. Ampas kering biji bintaro dapat diolah menjadi briket arang atau diolah menjadi kompos untuk pupuk tanaman sehingga, dalam proses ini tidak menghasilkan sampah zero waste Adrian 2009. Tingkat kematangan buah bintaro dapat dilihat dari warna buah bintaro dimana buah mudanya berwarna hijau pucat, tuanya berwarna merah cerah, dan setelah berkecambah berwarna coklat. Menurut Muchtadi 1992, selama proses pematangan buah akan terjadi degradasi klorofil sehingga kandungan klorofil menjadi rendah dan muncul warna dari pigmen lainnya, hal ini 6 menyebabkan buah berubah warnanya menjadi kuning, orange atau merah. Menurut Anonim 2010, minyak yang mula – mula terbentuk dalam buah adalah trigliserida yang mengandung asam lemak bebas jenuh, dan setelah mendekati masa pematangan buah terjadi pembentukan trigliserida yang mengandung asam lemak tidak jenuh. Minyak yang terbentuk dalam daging buah maupun dalam inti terbentuk emulsi pada kantong – kantong minyak, dan agar minyak tidak keluar dari buah dilapisi dengan kulit yang tebal dan berkilat. Untuk melindungi minyak dari oksidasi yang dirangsang maka tanaman tesebut membentuk senyawa kimia pelindung yaitu karotein. Setelah penyerbukan kelihatan buah berwarna hitam kehijau-hijauan. Pada saat pembentukan minyak terjadi yaitu trigliserida dengan asam lemak tidak jenuh, tanaman membentuk karotein dan phitol untuk melindungi dari oksidasi, sedangkan klorofil tidak mampu melakukannya sebagai antioksidasi.

2.3. EKSTRAKSI MINYAK