BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
2.1 Pendidikan Sains SD
Dahar dalam Widiasih 2007 menjelaskan bahwa perbaikan pendidikan dimulai dari tingkat dasar yaitu dari sekolah dasar. Hal ini dimaksudkan agar lebih
banyak orang yang dapat menikmati kegunaannya. Bagi mereka yang akan melanjutkan ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi merasa diuntungkan karena
memperoleh ilmu dan pengetahuan yang lebih baik untuk dasar selanjutnya di tingkat SMP sampai perguruan tinggi.
Tujuan pembelajaran IPA khususnya di SD adalah agar siswa memahami konsep-konsep IPA dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Selain itu,
pembelajaran IPA juga bertujuan agar siswa mampu menerapkan berbagai konsep IPA untuk menjelaskan gejala alam dan memecahkan masalah dalam kehidupan
sehari-hari Depdiknas, 2004. Lawson dalam Wiyanto 2008 menjelaskan tahapan umur anak dan pola
berpikirnya. Perkembangan anak usia 7-11 tahun pola berpikir “jika .... maka ...” digunakan dengan bahasa verbal untuk menamai, meggambarkan, dan
menggolongkan obyek, peristiwa, dan situasi di lingkungannya.
2.2 Media Pembelajaran
Penjelasan materi pelajaran terkadang tidak cukup hanya dengan ceramah. Guru terkadang kesulitan menjelaskan suatu materi kepada siswa. Sutjiono 2005
9
menjelaskan bahwa guru dapat mengatasi hal tersebut dengan tiga metode, yaitu pertama menjelaskan secara detail mengenai sebuah obyek atau peristiwa, kedua
membawa siswa langsung untuk melihat obyek atau peristiwa tersebut, dan yang ketiga adalah menggunakan media untuk memvisualisasikan obyek atau peristiwa.
Metode pertama kurang efektif karena subjektifitas guru sangat dominan dan pemahaman murid berbeda sesuai dengan pengetahuan mereka sebelumnya,
bahkan mungkin akan menimbulkan kesalahan persepsi. Metode kedua sangat bagus untuk memberikan pengalaman langsung kepada siswa tetapi terhambat
oleh biaya, waktu, dan jarak. Metode yang paling bijak dilakukan oleh guru adalah metode ketiga yaitu menggunakan media pembelajaran. Media selain dapat
menghemat kata-kata, menghemat waktu, penjelasan guru pun akan lebih mudah dimengerti oleh murid, menarik, membangkitkan motivasi belajar, menghilangkan
kesalahanpemahaman, serta informasi yang disampaikan menjadi konsisten.
2.3 Puzzle