daya beli yang memungkinkan maka timbullah permitaan terhadap suatu produk. Produk yang dikonsumsi tersebut akan memiliki nilai tertentu dan diyakini akan
memberikan kepuasan tersendiri pada konsumen. Sehingga dengan sumber daya yang dimilik, konsumen tidak akan ragu melakukan pertukaran sumber daya yang
dimilikinya dengan produk yang diinginkannya. Pertukaran tersebut akhirnya menciptakan sebuah komunikasi antar konsumen dan pedagang lewat sebuah
transaksi jual beli. Hubungan dan transaksi yang tercipta mewujudkan suatu bentuk pasar, yaitu sebagai sarana berlangsungnya transaksi jual beli.
Pemasaran adalah suatu proses kegiatan yang dipengaruhi oleh faktor sosial, budaya, politik, ekonomi, dan manajerial. Akibat dari pengaruh berbagai
faktor tersebut sehingga masing-masing individu maupun kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan dengan menciptakan, menawarkan, dan menukarkan
produk yang memiliki nilai komoditas Rangkuti, 2005. Selain itu, pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial sehingga dengan proses tersebut
manusia, individu, atau kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan mereka inginkan dengan cara menciptakan serta mempertukarkan produk dan nilai
dengan pihak lain Kotler dan Armstrong, 1995. Sementara itu menurut Kotler dan Armstrong 1995, manajemen
pemasaran adalah analisis, perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian program yang dirancang untuk menciptakan, membangun dan mempertahankan pertukaran
yang menguntungkan dengan pembeli sasaran dengan maksud untuk mencapai sasaran organisasi.
2.6. Strategi Pemasaran
Perencanaan strategis yang berorientasi pasar adalah proses manajerial
untuk mengembangkan dan menjaga agar tujuan, keahlian, dan sumber daya organisasi sesuai dengan peluang pasar yang terus berubah. Tujuan perencanan
strategis adalah untuk membentuk serta menyempurnakan usaha bisnis dan produk perusahaan sehingga memenuhi target laba dan pertumbuhan.
Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Strategi didefinisikan sebagai tujuan jangka panjang dari suatu perusahaan, serta pendayagunaan dan
alokasi sumber daya yang penting untuk mencapai tujuan tersebut Chandler dalam Rangkuti, 2001. Agar tujuannya tercapai, perusahaan harus merancang dan
menerapkan strategi pemasaran bagi produknya. Menurut Kartajaya 2002, ada sembilan elemen pemasaran yang berada di komponen-komponen strategi, taktik,
value. Komponen-komponen strategi terdiri dari segmentation, targeting, dan positioning.
Smith dalam Angipora 2002 mengemukakan bahwa segmentasi pasar merupakan pembagian dari pasar secara keseluruhan dalam kelompok-kelompok
sesuai dengan kebutuhan dan ciri-ciri konsumen. Segmentasi adalah melihat pasar secara kreatif, segmentasi merupakan seni mengidentifikasi dan memanfaatkan
peluang-peluang yang muncul di pasar. Variabel –variabel yang dapat digunakan
untuk mensegmentasikan pasar menurut Kotler 2004 terdiri dari segmentasi geografis, demografis, psikografis, dan perilaku.
Targeting merupakan kegiatan yang berisi dan menilai serta memilih satu dari segmen pasar yang akan dimasuki oleh suatu perusahaan. Dalam memilih
segmen mana yang dijadikan sasaran, perusahaan dapat memilih untuk memusatkan perhatian pada satu segmen, beberapa segmen, produk yang spesifik,
pasar yang spesifik, atau seluruh pasar Kotler, 2004. Perlu diperhatikan bahwa perusahaan dalam memilih pasar sasaran tidak lepas dari tanggung jawab sosial
karena penetapan pasar sasaran tidak hanya semata-mata untuk kepentingan perusahaan tetapi juga kepentingan mereka yang dijadikan sasaran.
Positioning adalah tindakan merancang tawaran dan citra perusahaan sehingga menempati suatu posisi yang terbedakan di antara pesaing dibenak
pelanggan sasarannya Kotler, 2004. Perusahaan membedakan dirinya dengan mengubah karakteristik umum mempunyai karakteristik tertentu yang beda dan
unik industrinya, sehingga perbedaan itu menjadi keunggulan kompetitif. Hasil akhir dari positioning adalah keberhasilan penciptaan suatu usulan nilai yang
terfokus pada pasar, suatu pernyataan sederhana yang jelas mengapa pasar sasaran harus membeli produk itu. Ries Trout dalam Kotler 2004 berpendapat bahwa
produk terkenal pada umumnya memiliki suatu posisi tersendiri di benak konsumen.
2.7. Bauran Pemasaran