Konsep Kognitif TINJAUAN PUSTAKA

20

5. Konsep Kognitif

5.1.Pengertian Kognitif adalah kemampuan berpikir dan memberikan rasional,termasuk proses mengingat, menilai, orientasi, persepsi dan memperhatikan Ahmad, 2012 .Fungsi kognitif dimaksudkan untuk menunjukkan kemampuan seseorang dalam belajar, menerima, dan mengelola informasi dari lingkungan sekitarnya. Kerusakan otak merupakan faktor yang mempengaruhi fungsi kognitif, sehingga memunculkan manifestasi gangguan fungsi kognitif. Kerusakan hemisfer kiri dan kanan memberikan wujud gejala yang berbeda karena telah terjadi proses lateralisasi dari fungsi-fungsi tertentu ke salah satu hemisfer dominasi serebral. Kerusakan hemisfer kiri akan menimbulkan gangguan kemampuan berbahasa, membaca, menulis, menghitung, memori verbal dan gerakan motorik terampil. Kerusakan hemisfer kanan akan menimbulkan gangguan fungsi visuospasial persepsi, visuomotor, pengabaian neglect, memori visual, dan koordinasi motorik Harsono, 2007. 5.2. Aspek Kognitif Menurut Kemenkes 2010, aspek kognitif meliputi: a. Orientasi merupakan kemampuan untuk mengaitkan keadaan sekitar dengan pengalaman lampau. Orientasi terhadap waktu dan tempat dapat dianggap sebagai ukuran memori jangka pendek, yaitu kemampuan pasien memantau perubahan sekitar yang kontinue. Bila orientasi pasien terganggu, hal ini dapat merupakan pentunjuk bahwa memori jangka pendeknya mungkin terganggu. Universitas Sumatera Utara 21 b. Registrasi menggunakan perhatian untuk menduplikasi informasi, dan bagian dari kemampuan mengingat dengan mengulang kembali apa yang telah disebutkan. c. Atensi merupakan kemampuan untuk memfokuskan memusatkan perhatian pada masalah yang dihadapi. Konsentrasi merupakan hal yang penting dalam belajar. Hal ini memberikan kemampuan untuk memproses hal penting yang dipilih dan mengabaikan yang lainnya. Visuospasial merupakan fungsi kognitif yang kompleks mengenai kemampuan tata ruang, termasuk menggambar 2 maupun 3 dimensi. Pada gangguan visuospasial penderita mudah tersesat di lingkungannya. d. Memori menghubungkan masa lalu dengan masa kini. Memori membuat kita mampu menginterpretasi dan bereaksi terhadap persepsi yang baru dengan mengacu kepada pengalaman lampau. Evaluasi yang akurat dan tepat dari fungsi memori merupakan salah satu bidang yang paling penting dalam evaluasi fungsi kognitif. Mereka mungkin lupa tanggal, lupa rincian pekerjaan atau gagal mengingat janji di luar kegiatan rutin. e. Bahasa merupakan fungsi kognitif dasar bagi komunikasi pada manusia. Bila terdapat gangguan pada bahasa, penilaian faktor kognitif yang lain agak sulit untuk diperiksa. Kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa merupakan hal yang sangat penting. Bila terdapat gangguan, hal ini akan mengakibatkan hambatan yang berarti bagi seseorang. Universitas Sumatera Utara 22 5.3. Penurunan Fungsi Kognitif Pada Pasien Saraf Secara umum apabila terjadi gangguan pada otak, maka seseorang akan mengalami gejala yang berbeda, sesuai dengan yang terganggu yaitu Stuart and Sundeen, 1995: a. Gangguan pada lobus frontalis, akan ditemukan gejala-gejala kemampuan memecahkan masalah berkurang, hilang rasa sosial dan moral, impilsif, regresi. b. Gangguan pada lobus temporalis akan ditemukan gejala amnesia dan demensia. c. Gangguan pada lobus parietalis dan oksipitalis akan ditemukan gejala yang hampir sama, tapi secara umum akan terjadi disorientasi. d. Gangguan pada sistim limbik akan menimbulkan gejala yang bervariasi seperti gangguan daya ingat, memori, dan disorientasi. 5.4.Prinsip Dasar StimulasiRehabilitasi Kognitif Menurut Kemenkes 2010, prinsip dasar stimulasirehabilitasi kognitif adalah menilai gangguan yang berkaitan dengan fungsi dan struktur otak tertentu dengan cara menganalisis proses kognitif. Adapun prinsip dasar stimulasirehabilitasi kognitif adalah sebaggai berikut: a. Stimulasirehabilitasi kognitif berkaitan erat dengan proses belajar dengan penekanan pada penguatan fungsi-fungsi yang hilang, kemampuan diri, dan kontrol diri. Universitas Sumatera Utara 23 b. Stimulasirehabilitasi kognitif dilaksanakan dengan melakukan diagnostik medis dan diagnostik neuropsikologis, untuk melihat gangguan yang terjadi dan penyebabnya meliputi perspektif fisik, kognitif, emosi, dan sosial. c. Sesi stimulasirehabilitasi kognitif selalu terstruktur dan terencana dengan membangun aktivitas dengan referensi dari kedua pengukuran pengukuran gangguan kognitif dan gangguan aktivitas sosialsehari-hari dengan data yang ada dan merespon kebutuhan evaluasi objektif untuk menilai efektivitas terapi. d. Rehabilitasi kognitif bersifat fleksibel dan memberikan pemahaman penderita untuk lebih memahami kondisi saat ini sehingga dapat beradaptasi dengan memunculkan kemampuan-kemampuan baru yang adaptif serta memodifikasimerubah pemikiran, perasaan dan emosi negatif. e. Pendekatan stimulairehabilitasi sosial dilakukan dengan dukungan dari terapis, klien, dan anggota keluarga yang menyembuhkan. Pendekatan dilakukan dengan melalui partisipasi aktif dan berorientai pada tujuan yang terfokus untuk mengatasi problem pasien agar dapat membangun kepercayaan diri. 5.5. Instrumen pengukuran kognitif Mini Mental Status Examination MMSE Mini Mental Status Examination merupakana pemeriksaan status mental singkat dan mudah diaplikasikan yang telah dibuktikan sebagai instrumen yang dapat dipercaya serta valid untuk mendeteksi dan mengikut perkembangan gangguan kognitif yang berkaitan dengan penyakit neurodegeneratif. MMSE Universitas Sumatera Utara 24 menjadi suatu metode pemeriksaan status mental yang digunakan paling bnayak diduniaZulsita,2010. Mini Mental Status Examination MMSE merupakan skala terstruktur yang terdiri dari 30 poin yang dikelompokkan menjadi 7 kategori. Skor MMSE diberikan berdasarkan jumlah item yang sempurna; skor yang makin rendah mengindikasikan gangguan kognitif semakin parah. Skor 23-30 merupakan fungsi kognitif normal, 17-23 indikkasi mungkin terdapat gangguan kognitif probable gangguan kognitif, 0-16 indikasi mengalami gangguan kognitif definite gangguan kognitif. Universitas Sumatera Utara 25

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN